Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Meskipun begitu, saat ini angka kejadiannya sudah jauh berkurang.Banyaknya pasien
yang datang ke instalasi gawat darurat karena masalah perdarahan tersebut, Secara
umum, kita mengenal dua jenis perdarahan berdasarkan waktunya, yaitu perdarahan
persalinan. Perdarahan anterpartum dapat terjadi pada kondisi plasenta previa maupun
abrupsio plasenta. Sementara itu, perdarahan postpartum dapat terjadi pada kondisi
Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan post partum dalam waktu kurang
dari satu jam. Antonia uteri menjadi sebab lebih dari 90% perdarahan post partum
yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999). sebagian
besar kematian akibat perdarahan post partum terjadi pada jam pertama setelah
kelahiran bayi karna alasan perdarahan post partum tersebut (Rohani, 2011).
Yang paling di kenal sebagai tiga penyebab klasik kematian ibu di samping
infeksi dan preeklamsia adalah perdarahan. Perdarahan Post Partum atau Perdarahan
Pasca Persalinan (PPP) adalah perdarahan yang berasal dari tempat implantasi
plasenta, robekan jalan lahir, dan jaringan sekitarnya yang merupakan salah satu
penyebab kematian ibu disamping karena perdarahan karena hamil ektopik dan
1
2
Defenisi Perdarahan post partum adalah perdarahan yang lebih dari 500 ml setelah
bayi lahir. Berdasarkan saat terjadinya Perdarahan post partum dapat di bagi menjadi
Perdarahan pasca persalinan primer yaitu perdarahan yang terjadi 24 jam pertama dan
biasanya terjadi karena antonia uteri, robekan jalan lahir dan sisa sebagian plasenta. Dalam
kasus yang jarang, bisa karena inversio uteri. Perdarahan pasca persalinan sekunder adalah
perdarahan yang terjadi setalah 24 jam persalinan, biasanya disebabkan karena sisa plasenta.
(Sarwono,2010).
1) Atonia uteri.
2) Retensio plasenta.
3) Sisa plasenta.
5) Inversio uteri.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan
100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, Singapur 6 per
100.000 per kelahiran hidup. Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa tahun
terakhir akan tetapi penurunan nya masih sangat lambat (Wilopo, 2010).
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obsetri
penyebab tidak langsung adalah trauma obsetri 5% dan lain-lain 11% ( WHO, 2007).
3
kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan. Target Global
MDGs ke-5 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
pada tahun 2012 sebanyak 300 orang dari 10.310 persalinan, pada tahun 2013
sebanyak 250 orang proporsi perdarahan dari 11.425 persalinan, meskipun telah
namun jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Aceh hingga saat ini masih
Data dari Dinas Kabupaten Aceh Barat tahun 2016 jumlah kematian ibu adalah 1
jiwa,dan yang mengalami perdarahan adalah 7 jiwa (Dinkes Aceh Barat 2016). Data
yang diperoleh dari hasil pengambilan data awal di UPTD Puskesmas Pante
plasenta 3 orang, sisa plasenta 2 orang ,atonia uteri 2 orang dan meninggal 1 orang
yang mengalami perdarahan yaitu atonia uteri, atonia uteri itu pun terjadi karena pada
saat kehamilan si ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan sekali pun pada hal pada
saat itu usia ibu yang mengalami perdarahan itu sudah tidak pas dengan batas usia
untuk mengandung. Dan juga ada beberapa bidan juga mengalami hal tersebut tetapi
4
lain kasus nya yaitu kasus robekan pada jalan lahir yang disebab kan oleh terjadinya
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, menunjukkan bahwa masih ada
kejadian tentang perdarahan. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
menyusun Karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang
1.2.Rumusan Masalah
2017
1.3.2.Tujuan khusus
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan bidan tentang perdarahan
Bagi ibu hamil untuk data dijadikan bahan pengetahuan tentang pentingnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan perpustakaan dan daat