Anda di halaman 1dari 2

Dutasteride

Indikasi :

Pengobatan dan pencegahan perkembangan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)


dengan mengurangi gejala yang muncul, mengurangi ukuran prostat (volume), meningkatkan
kecepatan aliran urin, mengurangi risiko retensi urin akut dan mengurangi pembedahan akibat
BPH. Dalam kombinasi dengan alfa bloker tamsulosin, diindikasikan untuk pengobatan
simtomatik BPH moderat sampai berat pada pria dengan pembesaran prostat (Pionas, 2015).

Mekanisme :

Obat ini merupakan inhibitor 5 alfa-reduktase. Dutasteride memiliki mekanisme yang


sedikit berbeda dari finasteride dimana dutasteride bekerja dengan cara menghambat
pembentukan dihidrotestosteron (DHT) dari testosteron yang dikatalisis oleh enzim 5 alfa
reduktase pada tipe 1 dan tipe 2.
Testosteron bebas bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat melewati membran
sel langsung masuk kedalam sitoplasma. Di dalam sel, testosteron direduksi oleh enzim 5-
reductase menjadi 5-dihidrotestosteron, yang kemudian bertemu dengan reseptor yang ada di
dalam sitoplasma sel prostat menjadi kompleks DHT-reseptor. Kemudian DHT-reseptor ini
mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear receptor yang masuk kedalam inti yang
kemudian melekat pada kromatin dan menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini akan
menyebabkan sintesis protein menyebabkan terjadinya proliferasi sel kelenjar prostat.
5-reduktase, enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah testosteron menjadi
dihidrotestosteron, tersedia dalam 2 bentuk: Tipe 1 dan Tipe 2 dimana tipe 1 diekspresikan
terutama pada kulit dan liver sedangkan tipe 2 diekspresikan terutama pada sel prostat. Obat
yang bekerja menghambat pada jenis reseptor 5 alfa-reduktase tipe 1 dan 2 adalah dutasteride
sedangkan finasteride lebih spesifik bekerja pada 5ARI tipe 2.
Inhibisi yang dilakukan oleh dutasteride pada kedua tipe 5alfa reduktase dapat secara
signifikan menurunkan volume prostat dan mengurangi risiko retensi urin akut. Penghambatan
yang dilakukan oleh dutasteride mencapai nilai 90% dibandingkan finsteride yang hanya
bernilai 70% (Nickel, 2004).
Efek samping :

Efek samping yang sering terjadi adalah impotensi, penurunan libido, dan gangguan
ejakulasi. Gangguan ejakulasi terjadi lebih banyak pada pasien yang menenima terapi
kombinasi antara dutasteride dan tamsulosin dibandingkan dengan pasien yang menerima
dutasteride dan tamsulosin sebagai monoterapi (Drugs.com, 2016)

Dosis :

Sekali sehari satu kapsul sebanyak 0,5 mg, dapat diberikan bersama atau tidak bersama
dengan makanan. Meskipun perbaikan mungkin sudah terlihat pada awal pengobatan,
pengobatan selama kurang lebih 6 bulan diperlukan untuk
menilai secara obyektif apakah dapat diperoleh respon yang memuaskan terhadap pengobatan
(Pionas, 2015).

Daftar pustaka

Drugs.com. Avodart side effect. Tersedia online di https://www.drugs.com/sfx/avodart-side-


effects.html. [Diakses pada 12 November 2017]

Nickel, JC. 2004. Comparison of Clinical Trials With Finasteride and Dutasteride. Journal
urology. Vol 6 (9). 31- 39.

Pionas. 2015. Dutasteride. Tersedia online di http://pionas.pom.go.id/monografi/dutasterid.


[Diakses pada 12 November 2017]

Anda mungkin juga menyukai