Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
click to download
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan berkembangnya kegiatan industri dapat membawa dampak
positif maupun dampak negatif. Salah satu contohnya adalah industri pelapisan logam.
Beberapa komponen logam memerlukan pelapisan logam yang dapat melindungi komponen
logam agar lebih menarik penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan.
Dampak negatif dari kegiatan industri pelapisan logam akan menghasilkan limbah berbahaya
yang dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah
industri yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan (Noor Anis Kundari dkk, 2009:694). Limbah cair yang dibuang ke perairan akan
mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota
air. Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air tanah.
Industri pelapisan logam dalam proses produksinya menggunakan bahanbahan kimia.
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam industri pelapisan logam adalah bahan beracun
sehingga limbah yang dihasilkan berbahaya bagi kesehatan manusia baik yang terlibat
langsung dengan kegiatan industri maupun yang di sekitar perusahaan. Limbah cair industri
pelapisan logam umumnya banyak mengandung logam-logam berat sehingga limbah cair ini
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang melalui aliran sungai agar kandungan logam-
logam didalamnya berkurang.
Industri yang mengolah limbah cairnya sendiri dapat menghasilkan limbah padat yang
umumnya berbentuk endapan. Endapan ini biasanya bersifat racun, sehingga pengumpulan
dan pembuangannya perlu mendapat perhatian yang khusus. Sumber utama limbah padat
suatu industri dibagi dalam tiga kategori yaitu limbah padat proses industri, limbah padat
hasil pengolahan limbah cair, dan limbah padat hasil pengolahan emisi udara (Surna, 1989).
Limbah padat hasil pengolahan limbah cair industri pelapisan logam (sludge) masih banyak
mengandung logam-logam berharga antara lain seperti nikel, krom, tembaga, besi, seng,
aluminium, disamping itu logam-logam tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan hidup.
Sampai saat ini sludge belum dimanfaatkan dan masih menjadi masalah bagi industri
pelapisan logam, tidak hanya karena kandungan logamlogam yang tinggi tetapi juga kuantitas
sludge cukup besar (Edi H dan Sumantri S, 1996:228).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan logam ?
2. Dari manakah logam dihasilkan ?
3. Bagaimana proses pengolahan pelapisan logam ?
4. Limbah apa yang dominan dihasilkan dari pengolahan pelapisan logam ?
5. Bagaimana mengolah limbah hasil pelapisan logam ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui pengertian logam dan sumber logam
2. Untuk mengetahui proses pelapisan logam
3. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari pelapisan logam dan cara mengolah limbah hasil
pelapisan logam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Sumber Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik
dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi.
Bijih logam ditemukan dengan cara penambanganyang terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur. Bijih logam yang ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina, dan
ada yang bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti
tanah liat, pasir, dan tanah.
Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu dilakukan
proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara dipecah
sebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci dengan air
untuk mengeluarkan kotoran, dan terakhir dikeringkan dengan cara dipanggang
untuk mengeluarkan uap yang mengandung air.
B. Proses Pelapisan Logam
Pelapisan logam merupakan pengendapan satu lapisan tipis pada suatu permukaan logam
atau plastik yang biasanya dilakukan secara elektrolit, tetapi dapat juga hanya menggunakan
reaksi kimia.
a) Bahan Baku dan Penunjang
Bahan baku : logam yang akan mengalami proses pelapisan logam
Bahan penunjang :
Air
Pelarut (benzena, trikloroetilen, metil klorida, toluene, karbon tetra klorida/CCl4, Natrium
karbonat, kostik, sianida, boraks, sabun,asam sulfat,asam hidroklorida, dsb.
b) Proses Pengolahan
Adapun proses pengolahan pelapisan logam dapat ditunjukkan oleh diagram balok
berikut :
Gambar.1 skema pelapisan logam

1) Pada tahap awal operasi pelapisan logam, logam di bersihkan dari lemak dengan menggunakan
pelarut anatara lain : benzena, trikloroetilen, metil klorida, toluene dan carbon tetraklorida.
Kemudian logam selanjutnya dibilas dengan air untuk menghilangkan lemak dan pelarut yang
tersisa
2) Untuk pembersihan logam lebih lanjut, logam dapat dibersihkan menggunakan larutan basa
misalnya : natrium karbonat, kostik, sianida, boraks atau sabun. Kemudian logam selanjutnya
di bilas.
3) Logam yang telah bersih kemudian di bawa ke proses pengasaman atau pengupasan untuk
menghilangkan kerak atau karat dari logam. Pengasaman menggunakan larutan asam sulfat
atau asam klorida. Proses pengupasan yang terbaru adalah menggunakan pembersih elektrik
yang dilakukan dengan penangas alkali
4) Dalam proses pelapisan terbagi dua yaitu :
Pelapisan tanpa listrik, suatu lapisan dilekatkan pada plastik atau logam dengan daya katalis
atau pemindahan.
Dalam pelapisan elektrik, logam berfungsi sebagai katoda dalam sel elektrolisis sementara ion
logam diberikan oleh anoda atau garam logam. Garam logam yang umunya digunakan adalah
: tembaga, nikel, kromium, seng, asam, alkali, sianida, kadmium, timbal, timah, emas, perak,
platina.
Pada proses pelapisan inilah terjadi pengendapan satu lapisan tipis oksida (dalam hal ini
adalah garam logam) pada permukaan logam. Kemudian setelah tahap ini selesai, logam dibilas
dapat dengan menggunakan penangas tetap, penangas mengalir, atau pembilasan semprot.

C. Limbah Hasil Pelapisan Logam


Beberapa zat berbahaya dari metal finishing wastewater adalah :
Metals : Aluminium, cadmium, chromium, cobalt, copper, iron, lead, nickel, silbver, tin dan
zinc.
Ions ( anion dan cations ) : Ammonium, chromate, cyanide, fluorid, nitrite, hypophosphites,
phosphites and phosphates, sulphide.
Elements dan senyawa-senyawa organic : Chlorine, senyawa hydrocarbon y ang mengandung
halogen dan hydrocarbon seperti mineral oil, petroleum, benzene dan benzol, senyawa organik
dan anorganik yang membutuhkan oxygen ( COD ).

Adapun sumber lmbah dari industri pelapisan logam antara lain :


1. Pembuangan lemak dengan pelarut membuat pelarut itu sendiri menjadi limbah. Kebanyakan
pelarut ini berbahaya bagi lingkungan.
2. Larutan alkali pembersih mengandung padatan tersuspensi, lemak sabun dengan tingkat pH
yang tinggi.
3. Pengasaman menghasilkan pembuangan larutan asam secara berkala, larutan asam buanan,
dan air bilasan dengan pH rendah.
4. Pelapisan logam biasanya mengandung sianida dan logam yang dilapisi
5. Air bilasan yang biasnya mengandung pelarut-pelarut dan logam-logam yang digunakan.
Sember utama air limbah adalah larutan pembilasan yang agak encer dan sering mengandung
5mg/l 50mg/l ion logam beracun.
6. Limbah padat dari hasil pengolahan air buangan berbentuk lumpur. Hasil lain adalah dari
perolehan kembali larutan, logam dan endapan saringan.

D. Proses pengolahan limbah pelapisan logam


a. Pengolahan Limbah padat
Setelah presipitasi dari logam-logam maka air limbah mengandung lumpur
metalhydroxides atau metalsulphides dan senyawa-senyawa lainnya yang tidak larut yang
terbentuk selama pengolahan berlangsung. Lumpur ini harus dipisahkan oleh peralatan
pemisah lumpur, biasanya yang digunakan adalah filter press. Kekeringan yang diperoleh dari
filter cake dapat mencapa 30 40 % DS dan 60 70 % air.
Limbah padat mengandung semua logam berat beracun yang berasal dari operasi
pelapisan, dan harus ditangani dengan hati-hati. Endapan hidroksa logam dapat larut kembali
jika terkena air hujan pada pH 5,5 sampai 6,5. lumpur harus dihilangkan airnya dengan
menggunakan saringan bertekanan, saringan sabuk, atau unggun pasir pengering. Lumpur yang
sudah dihilangkan airnya disimpan pada tempat tertutup sampai ditemukan tanah yang aman
dan dapat mencegah penyebaran logam karena kebocoran.

b. Pengolahan limbah cair


Pengolahan limbah dalam industri pelapisan diutamakan pada penghilangan logam,
asam, alkali, sianida dan kadang-kadang pelarut yang membahayakan lingkungan. Biasanya
limbah dipisahkan antara : limbah yang mengandung sianida, limbah mengandung krom dan
limbah lainnya (logam, asam dan alkali)
1) Sianida dihancurkan dengan oksidasi. Klorinasi basa dengan menggunakan kostik dan
kemudian klor(gas clor atau hipoklorit) adalah cara efektif dengan penambahan tiosulfat untuk
penghilangan klor. Ozonisasi biasanya juga digunakan dimana penghancuran lami dengan
menggunakan oksigen dari uadara di dalam kolam-kolam yang tersedia.
2) Krom dapat dihilangkan setelah direduksi menjadi bentuk bermartabat tiga yang kurang
beracun. Pada pH rendah belerang dioksida, natrim bisulfit, ferosulfat atau metabisulfat dapat
digunakan untuk mereduksi krom bermartabat enam. Larutan krom ini biasanya dicampur
dengan larutan sianida yang telah diolah dan limbah pelapisan lainnya untuk diolah
3) Logam diendapkan pada pH tinggi dengan penambahan kapur dan/atau kostik. Logam yang
berbeda mengendap pada pH yang berbeda antara 8-11, sehingga agar pengolahan berlangsung
efektif, perlu dilakukan dalam beberapa tahap. Masing-masing satu tahap pada pH tertentu
dengan penambahan lumpur pada akhir setiap tahap. Zat Bantu penggumpal seperti feriklorida,
tawas dan polielektrolit sering digunakan untuk pemisahan zat padat-cair. Penjernihan perlu
dirancang dengan benar agar lumpur hidrolisa logam dapat dipisahkan dengan tuntas.

Pada pengolahan limbah cair ini, pengolahan untuk skala kecil biasanya secara
batch.Dulu pengolahan limbah electroplating sangat banyak menggunakan sistem kontinyu,
dimana air limbah diolah tahap demi tahap pada proses yang berbeda. Selain pH dan Redox
maka pemeriksaan terhadap parameter lainnya hanya dapat dilakukan secara sesaat yang tidak
memberikan gamberan keseluruhan mengenai karakter air limbah. Sehingga kontol terhadap
parameter tidak memberikan keadaan yang sebenarnya.
Maka dengan sistem batch akan tercapai kontrol yang sangat mewakili.. Air limbah
diolah secara btch dalam satu tangki, reaksi kimia yang diperlukan dilakukan tahap demi tahap.
Pada akhir proses maka hasil pengolahan dapat diperiksa, hanya bila harga parameter sudah
dibawah ambang batas maka air limbah dapat dibuang ke badan penerima dan lumpur dapat
diolah ke filter press. Sehingga setiap tetes air dapat diperiksa dan semua kegagalan dapat
diatasi dengan cepat. Tetapi kebnyakan sistem ini digunakan hingga kapasita 10 20 m3/hari.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,dapat diketahui bahwa Logam adalah unsur kimia yang mempunyai
sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih
logam ditemukan dengan cara penambanganyang terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur.
Pelapisan logam merupakan pengendapan satu lapisan tipis pada suatu permukaan logam
atau plastik yang biasanya dilakukan secara elektrolit, tetapi dapat juga hanya menggunakan
reaksi kimia.dari pelapisan logam ini limbah dominan yang dihasilkan adalah limbah cair yang
dapat diatasi dengan metode batch.

B. Saran
Penulis berharap agar setiap sektor industri dapat mengatasi limbah insudtri yang dihasilkan
agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan menggangu aktivitas masyarakat sekiar
sektor industri yang bersangkuta.

DAFTAR PUSTAKA

http//.penanganan-air-limbah-dari-industri.html
http//.Industri dan Limbah Pelapisan Logam _ fatysahinknowledge.htm
http//.penanganan-limbah-industri-yang.html

Anda mungkin juga menyukai