PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, dunia otomotif mengalami
perkembangan yang begitu cepat, dan hal yang paling terlihat perkembangannya
adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan dan sensor, akan tetapi
selain itu juga ada yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang kinerja mesin
yaitu sebuah sistem pendingin. Hal ini terjadi karena bagian ini merupakan bagian
yang membantu menstabilkan suhu kerja mesin supaya tetap bisa didapatkan daya
kerja mesin yang maksimal. Setiap mesin kendaraan memerlukan bagian sistem
ini, oleh karena itu bagian ini perlu untuk kita kembangkan sebagai media
pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan.
Dalam hal ini selain sistem pelumasan, sistem yang sangat penting dalam
sebuah mobil adalah sistem pendingin. Sistem pendingin ini merupakan sistem
terdapat pada mobil maupun motor yang dimana berguna untuk dapat
mendinginkan sebuah mesin, atau dapat juga dikatakan untuk
menjaga/menstabilkan suhu mesin agar selalu pada temperatur kerja.
Bila dalam keadaan dingin, maka sistem pendingin belum bekerja. Dalam
hal ini air pendingin masih tetap di dalam radiator dan belum bersirkulasi untuk
melakukan pendinginan akan tetapi yang bersirkulasi hanya fluida yang ada di
sekitar water jacket, baru setelah mesin mencapai temperatur yang ditentukan air
pendingin akan mulai bersirkulasi untuk mendinginkan sebuah mesin, yang dapat
mengatur fungsi ini adalah thermostat, thermostat akan membuka ketika mesin
sudah panas, dan akan menutup ketika suhu mesin rendah atau dibawah
spesifikasi. Dapat diketahui bahwa yang merupakan salah satu sitem pendingin
adalah fungsi utamanya menstabilkan suhu kerja mesin.
Mobil maupun motor dalam hal ini termasuk golongan motor bakar, yang
mana pasti menghasilkan panas dari proses pembakarannya. Disamping
menghasilkan panas, komponen yang bergerak umumnya juga akan menimbulkan
panas, apabila terlalu mendapat panas yang berlebihan maka akan sangat
merugikan, bisa menyebabkan kerusakan yang serius. Kita tahu bahwa sebagian
besar mesin mobil terbuat dari bahan dasar besi atau alumunium, dan dengan
bahan dasar ini dalam hal ini membuatnya dapat memuai. Pemuaian ini juga tidak
1
baik, misal saja dapat membuat kepala silinder melengkung yang disebabkan oleh
pemuaian yang diakibatkan oleh panas yang terlalu berlebihan. Apabila panasnya
yang terlalu berlebihan pemuainnya pun juga berlebihan yang dalam hal ini dapat
membuat sebuah gesekan yang sangat berlebihan dan kerusakan yang lebih cepat.
Selain itu juga, banyak kasus telah terjadi yaitu pada komponen kepala silinder
yang menjadi melengkung karena mesin mengalami over heating, yang dimana
merupakan salah satunya bisa disebabkan oleh sistem pendingin yang tidak
bekerja dengan baik. Perlu diketahui bahwa terlalu dingin atau terlalu panas itu
tidak baik. Oleh sebab itu diperlukan alat untuk menjaga suhu kerja mesin berupa
sebuah sistem pendingin.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam perancangan mesin otomotif ini maka
penulis memilih dengan mengajukan judul PERANCANGAN SISTEM
PENDINGIN PADA ENGINE TRAINER ELECTRONIC FUEL INJECTION
(EFI) TOYOTA AVANZA TIPE K3-FE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM MATAKULIAH MOTOR BENSIN.
B. Rumusan Masalah
Maksud dalam penulisan perancangan ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah perancangan mesin otomotif pendidikan S1
Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang,
antaralain:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendingin pada mesin mobil
avanza?
2. Apa saja komponen sistem pendingin pada mesin mobil avanza?
3. Bagaimana cara kerja sistem pendingin pada mesin mobil avanza?
4. Apa kelebihan dari sistem pendingin yang akan di rencanakan ini?
C. Kegunaan Perancangan
Adapun kegunaan dari perancangan sistem pendingin pada mesin mobil
avanza untuk membantu mahasiswa teknik mesin khususnya S1 Pendidikan
Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang adalah sebagai berikut:
2
1. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang sistem pendingin
pada mesin avanza bagi mahasiswa program S1 Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Negeri Malang.
2. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang sistem pendingin
bagi mahasiswa Progam Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Malang.
3. Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi bagi
mahasiswa Progam Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Malang.
4. Sebagai bahan penunjang praktek untuk mengetahui proses kerja
sensor pada mesin avanza bagi mahasiswa Progam Studi S1
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
3
4) Memilih komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi
mesin yang akan dibuat.
Setelah penulis membuat rancangan awal (draft design)
mesin yang akan dibuat. Selanjutnya penulis memilih dan mencari
komponen-komponen yang mendukung dalam pembuatan engine
stand mesin bensin. Spesifikasi dari komponen- komponen yang
dibutuhkan harus sesuai dengan rancangan awal pembuatan dan
perhitungan yang telah dibuat.
b. Merakit komponen-komponen Mesin EFI.
Setelah memilih komponen-komponen yang sesuai dengan
spesifikasi mesin yang akan dibuat. Maka tahap berikutnya adalah
merakit komponen-komponen tersebut menjadi sebuah engine stand
yang sesuai dengan rancangan awal (draft design). Disini skill
mempunyai peranan yang sangat penting, karena dibutuhkan
pemahaman yang dalam di bidang otomotif.
c. Membuat tempat atau wadah untuk meletakkan mesin
Setelah mesin terakit sempurna maka tahap berikutnya adalah
pembuatan tempat untuk meletakkan mesin tersebut.
d. Pengujian engine stand.
Pada tahap terakhir adalah pengujian dari engine stand yang telah
dirakit, apakah dapat berfungsi seperti yang telah direncanakan atau
tidak.
E. Perancangan Awal
Mesin Bensin ini merupakan suatu alat peraga yang cara kerjanya sama
persis dengan yang berada pada mobil aslinya. Komponen Mesin Bensin dipasang
pada kerangka yang dirancang khusus dari pipa besi dan dudukan-dudukannya
sehingga menjadi sebuah engine stand yang dapat digunakan untuk praktek Motor
Bensin.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendingin
Sistem pendingin ini merupakan sistem terdapat pada mobil maupun
motor yang dimana berguna untuk dapat mendinginkan sebuah mesin, atau dapat
juga dikatakan untuk menjaga atau menstabilkan suhu mesin agar selalu pada
temperatur kerja. Seperti contohnya sebuah kendaraan 4 atau 3 silinder jelajah
yang khas di sepanjang jalan raya dengan kecepatan sekitar 80 km per jam, akan
menghasilkan pembakaran yang dikontrol 4000 rpm di dalam mesin seperti busi
membakar bahan bakar dalam silinder masing-masing untuk menggerakkan
kendaraan di jalan. Sehingga, ini menghasilkan sejumlah besar panas dan jika
tidak dikendalikan, akan merusak mesin dalam jangka waktu yang singkat.
Mengontrol suhu tinggi adalah tugas dari sistem pendingin. Sistem pendingin
modern tidak banyak berubah dari sistem pendingin yang lama. Akan tetapi, telah
menjadi jauh lebih handal dan efisien dalam melakukan pekerjaan itu, namun
sistem pendingin dasar masih terdiri dari cairan pendingin yang beredar melalui
mesin, lalu keluar ke radiator untuk didinginkan oleh aliran udara yang datang
melalui grill depan dari kendaraan. Sistem pendingin saat ini harus
mempertahankan mesin pada suhu konstan. Jika suhu mesin terlalu rendah,
tingkat ekonomi bahan bakar akan boros dan emisi akan meningkat. Jika suhu
mesin dibiarkan panas terlalu lama, maka mesin akan merusak diri sendiri.
5
C. Komponen Sistem Pendingin
1. Radiator
6
2. Kipas Radiator (Radiator Fan)
Fungsi dari pompa air atau pump pada sistem pendingin adalah
untuk mensirkulasikan air pendingin ke seluruh sistem pendingin.
Pompa air ini biasanya juga digerakkan oleh v belt bersama-sama
dengan kipas pendingin, akan tetapi ada pula sebagian yang
menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
7
4. Thermostat
5. Tutup Radiator
8
radiator tersebut akan terjadi kevakuman dan katup ini akan
membuka dan menghisap air yanga ada pada reservoir tank.
6. Reservoir Tank
9
Gambar 2.2. Cara Kerja Sistem Pendingin Ketika Mesin Dingin
10
BAB III
PERANCANGAN PRODUK
Keterangan:
ta = kenaikan udara saat melalui radiator = 30C
30
= 30 + = 45C
2
Keterangan:
Qdes = panas yang diserap oleh sistem pendingin
Qdes = Q = 88361,28
= 30C
Cp = panas jenis udara pada tekanan konstan
Vudara . Pudara = Massa Velocity udara dipermukaan radiator 102
Maka:
Q
des
A = 3600....
88361,28
A = = 340,9m2
3600.30C.0.24 .102
11
Qrad
A = C
h.
Keterangan:
a. Qrad = 1,1.88361,28
= 97197,408
Keterangan:
c. Temperatur air dan udara rata-rata pada radiator dihitung dengan rumus:
in+ out in+ out
twa = +
2 2
Keterangan:
90+ 82 45+ 30
twa = + = 45C
2 2
12
5. Volumetrik coeficient of compactness dihitung dengan rumus:
Atotal
=
A.
Keterangan:
Lrad = tebal radiator = (60-130) mm 70 mm
Maka:
28,59 m2
= = 94,3439m
0,30304m2 . 0,07m
6. Volume radiator dihitung dengan rumus:
= .
Keterangan:
= luas permukaan radiator = 340,92
= tebal radiator = 0,07m
Maka
=340,92 .0,07=23,8632
7. Jumlah air pendingin yang diperlukan dihitung dengan rumus:
Vw=..
= =78547,52
= masa jenis air = 4,19 C diubah dalam satuan C
13
c. Plate = lebar plate = 2a + X + 2k = 2(17) + 8 + 2(14) = 70mm
d. Ttw (thicness of tube wall) = 0,13-0,20 direncanakan 17 mm
e. Tf (tube pitch) = 10mm 15 mm
= b + Lf = 3 + 10,26 = 13,26mm
f. Td (tube depth) = 16 mm 25 mm
Bahan tube adalah brass strip dengan luas penampang setiap tube
=a.b
= 0,017m . 0,003m
= 0,0000512
9. Jumlah tube yang diperlukan dihitung dangan rumus:
=
0,002416
= 0,000051 = 47,37 tube direncanakan menjadi 47 tube
Jika disusun dalam dua baris, maka akan terdapat 47:2= 24 tube
10. Tinggi radiator
=
keterangan:
Ar = luas permukaan radiator = 340,9 2
Br = lebar radiator = 0,7 m (700 mm)
Maka:
340,9
= = 487
0,7
11. Fin (sirip)
Tfin = jarak fin = 3,5 mm
Tf = tube pitch = 13,26 mm
Ttf = thicness of the fin = (0,08-0,12) mm direncanakan 0,10 mm
Luas permukaan setiap fin:
= x 2Lf
= 17 x 2(10x26) = 348,84 2
Jumlah lipatan fin = .2
14
487
= 3,5 2 = 69,57 lipatan
Alat bantu radiator yang dihitung dalam perancangan ini adalah pompa
air pendingin, kipas/van dan tutup radiator sedangkan penyesuaian alat
pendukung tidak dihitung dalam perancangan alat bantu ini.
a. Pompa antara langkah hisap dan buang dilakukan dalam satu kali gerakan
b. Tidak menimbulkan bunyi yang berisik
c. Konstruksi sederhana, ringan dan mudah perawatannya
1
= ............................................................(petrovasky,-482)
Dimana = 35919,64
= 10
35919,64
C= 10
= 3591,964 1
Tekanan pompa delivery pressure yang diijinkan adalah 1-2 atm (petrovasky,-
482)
.
Np = 27000. ..............................................................(petrovasky,-482)
15
Dimana
C = 359,9641
Maka
395919,64.1,5
=
10
= 0,3325 HP
0,3325
Prosentase daya 100% = 0,395%
85
Prosentase daya pompa terhdap daya mesin yang dijinkan yaitu 0,5% - 15%
(Kovakh, 1979:574).
Kipas yang direncanakan adalah jenis axial dengan jumlah sudu yang
direncanakan 5 buah. Keuntungan menggunakan pompa aksial adala aliran
udara yang dihisap akan langsung diteruskan secara paralel keporos dan akan
menghembuskan udara secara sentrifugal sehingga permukaan radiator akan
teraliri udara secara rata.
2
Dbl = .........................................................................(khovakh,1979:574)
Dimana
AF = luas permukaan
= 483 2
16
Maka:
2 340
Dbl = 3,24
= (7-12) diambil 10
Maka
Vfan = 0,1385 . 10
= 1,385 3
60 .
Nfan =
Dimana:
Maka
60 .85
=
3,14 . 0,206
= 7894,73 rpm
.
Nfan = ................................................(Khovakh,1979:574)
Dimana:
17
= (600 - 1000) 2 direncanakan 800 2
Maka
1,38 .750
Nfan = 0,40
= 2596,8 watt
= 3,4797 Hp
3,4797
Presentase daya fan terhadap daya mesin = . 100% = 4,09%
85
Ada dua katup yang terdapat pada tutup radiator, yaitu katup tekan (relief
valve) dan katup vakum (vacuum valve). Bahan pegas direncanakan dari baja
pegas (SUP4) dengan G = 8. 103 diberikan perlakuan panas tempiring,
sifat mekanis bahan (Soelarso,1980:340).
Batas mulur = 90 2
Kekuatan tarik = 115 2
Kekerasan = 352 415 HB
Tegangan maksimum = 65 2
18
Katup vakumbekerja pada saat suhu radiator menurun dan tekanan juga
menurun (dibawah suhu lingkungan) maka katup isap/vakum akan membukan dan
air dalam recervoir mengalir kedalam radiator. Keuntungan dipasang katup ini
adalah :a) sebagai batas kevakuman dalam radiator. Kevakuman dalam radiator
tidak akan sampai merusak komponen karena kevakuman akan dibatasi pada nilai
tertentu. b) selain itu dengan adanya katup isap maka apabila radiator menurun
volumenya, melalui ini akan dihisap dari botol cadangan (recervoir tank).
Perbedaan tekan dengan tekanan udara luar yang di ijinkan adalah 0,75
1,05 2 (Toyota, 1981:5) dengan 0,2 2 sehingga P = 0,8
2 diameter rata-rata direncanakan D = 14 mm, luas penampang pegas dapat
dihitung dengan rumus:
A = 4 2 ............................................................................(Soelarso,1980:315)
3,14
= 1,42
4
= 1,257 2
W1 =P.A
= 0,8 2 . 1,257 2
= 1,0056 kg
T = (D/2).W1 ...............................................................(Soelarso,1980:318)
1.8..3
............................................................................(Soelarso.1980:318)
.
Dimana:
19
W1 = beban maksimum = 0,452 kg
D = diameter rata-rata = 17 mm
= lendutan direncanakan = 4 mm
Maka:
1,0056 . 8 . 6 . 14000
4= 4 . 8000
132449,25
4= 32000
4= 4,1390
d =1,426 mm
C = D/d ......................................................................(Soelarso,1980:315)
Dimana:
Maka:
c = 14/1,426
= 9,81
41 0,615
44 + .......................................................................(Soelarso,1980:316)
4,9811 0,615
4,9814 + 9,81
20
38,24
35,24 + 0,0627
K = 1,148
= . 3 ................................................................(Soelarso,1980:316)
16
3,14
= . 2,3413
16
= 2,51 3
65,144
= = 25,86 2
2,52
Ti = 0,8 .
= 0,8 . 65 2
= 52 2
.4
= .......................................................................(Soelarso,1980:318)
8 . .3
Dimana:
21
d = diameter pegas vakum = 2,341 mm
Maka:
8000 .2,341
= 8 .6 .24000
K = 0,543
25
=
24
= 1,0417
Syarat tidak terjadi lengkungan < 5, jadi perancangan aman.
= Hf Hs ....................................................................(Soelarso,1980:320)
= 25 20
= 5 mm
= k ......................................................................(Soelarso,1980:320)
= 5 . 0,543
= 2,715 kg
()
1 = .................................................................(Soelarso,1980:323)
(5,429 . 2,715
= 20 1,141
22
= 17,621
= ....................................................................(Soelarso,1980:320)
= 10 5 = 5mm
Hc = (n+1,5) d .................................................................(Soelarso,1980:320)
= (4+1,5)2,341 mm
= 12,8755 mm
Kelonnggaran antara kawat pada awal terpasang dapat dihitung dengan rumus:
(1)
1 = .................................................................(Soelarso,1980:320)
(+1,5)
(2012,8755)
=
(4+1,5)
= 1,295 mm
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
23
A. Prosedur Penggunaan Perancangan
Menghidupkan mesin
a. Untuk menghidupkan mesin yaitu degnan cara memtar kunci kontak
ke posisi ON.
24
Untuk mengetahui kondisi mesin dalam keadaan normal atau tidak normal,
dapat dilakukan denganalat diagnosis yang tersedia.
Menggunakan scantool
Socket yang digunakan pada engine TOYOTA Avanza tipe K3-FE menggunakan
socket OBD II. Sehingga untuk melakukan prosedur diagnosis pada engine ini
dilakukan dengan cara menghubungkan socket scanner dengan socket diagnosis
pada mesin.
BAB V
25
PEMELIHARAAN
26
2. Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan
pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.
2. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan
periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada
kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin.
Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin,
radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada
komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.
27
Gamabr 5.4. bagian pompa air
D. Pemeliharaan/servis Termostat
Untuk menservis termostat dilakukan dengan cara:
(a) membuka termostat dari sistem pendinginan,
(b) memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat pada tempat yang
berisi air. Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan jalan manikkan
suhu air sedikit demi sedikit. Termostat harus diganti bila ternyata terdapat
kerusakan,
(c) mamasang kembali termostat pada sistem
28
E. Pemeriksaan sensor temperatur dan ECM
Prosedur Pemeriksaan:
29
Tabel spesifikasi pengukuran tahanan sensor
30
Tabel Tahanan Standar (Closed Circuit)
31
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
32
Ukuran alat bantu radiator
SARAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Holman,J.P.1984.Perpindahan Kalor.terjemahan oleh Jasfi.Jakarta;Erlangga
Yudiono,Heri.1991
Universitas Negeri Malang.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian.Edisi Kelima. Malang Biro
Administrasi Akademik Perencanaandan Sistem Informasi Bekerjasama Dengan
Penerbit Universitas Negeri Malang
34