Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, dunia otomotif mengalami
perkembangan yang begitu cepat, dan hal yang paling terlihat perkembangannya
adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan dan sensor, akan tetapi
selain itu juga ada yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang kinerja mesin
yaitu sebuah sistem pendingin. Hal ini terjadi karena bagian ini merupakan bagian
yang membantu menstabilkan suhu kerja mesin supaya tetap bisa didapatkan daya
kerja mesin yang maksimal. Setiap mesin kendaraan memerlukan bagian sistem
ini, oleh karena itu bagian ini perlu untuk kita kembangkan sebagai media
pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan.
Dalam hal ini selain sistem pelumasan, sistem yang sangat penting dalam
sebuah mobil adalah sistem pendingin. Sistem pendingin ini merupakan sistem
terdapat pada mobil maupun motor yang dimana berguna untuk dapat
mendinginkan sebuah mesin, atau dapat juga dikatakan untuk
menjaga/menstabilkan suhu mesin agar selalu pada temperatur kerja.
Bila dalam keadaan dingin, maka sistem pendingin belum bekerja. Dalam
hal ini air pendingin masih tetap di dalam radiator dan belum bersirkulasi untuk
melakukan pendinginan akan tetapi yang bersirkulasi hanya fluida yang ada di
sekitar water jacket, baru setelah mesin mencapai temperatur yang ditentukan air
pendingin akan mulai bersirkulasi untuk mendinginkan sebuah mesin, yang dapat
mengatur fungsi ini adalah thermostat, thermostat akan membuka ketika mesin
sudah panas, dan akan menutup ketika suhu mesin rendah atau dibawah
spesifikasi. Dapat diketahui bahwa yang merupakan salah satu sitem pendingin
adalah fungsi utamanya menstabilkan suhu kerja mesin.
Mobil maupun motor dalam hal ini termasuk golongan motor bakar, yang
mana pasti menghasilkan panas dari proses pembakarannya. Disamping
menghasilkan panas, komponen yang bergerak umumnya juga akan menimbulkan
panas, apabila terlalu mendapat panas yang berlebihan maka akan sangat
merugikan, bisa menyebabkan kerusakan yang serius. Kita tahu bahwa sebagian
besar mesin mobil terbuat dari bahan dasar besi atau alumunium, dan dengan
bahan dasar ini dalam hal ini membuatnya dapat memuai. Pemuaian ini juga tidak

1
baik, misal saja dapat membuat kepala silinder melengkung yang disebabkan oleh
pemuaian yang diakibatkan oleh panas yang terlalu berlebihan. Apabila panasnya
yang terlalu berlebihan pemuainnya pun juga berlebihan yang dalam hal ini dapat
membuat sebuah gesekan yang sangat berlebihan dan kerusakan yang lebih cepat.
Selain itu juga, banyak kasus telah terjadi yaitu pada komponen kepala silinder
yang menjadi melengkung karena mesin mengalami over heating, yang dimana
merupakan salah satunya bisa disebabkan oleh sistem pendingin yang tidak
bekerja dengan baik. Perlu diketahui bahwa terlalu dingin atau terlalu panas itu
tidak baik. Oleh sebab itu diperlukan alat untuk menjaga suhu kerja mesin berupa
sebuah sistem pendingin.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam perancangan mesin otomotif ini maka
penulis memilih dengan mengajukan judul PERANCANGAN SISTEM
PENDINGIN PADA ENGINE TRAINER ELECTRONIC FUEL INJECTION
(EFI) TOYOTA AVANZA TIPE K3-FE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM MATAKULIAH MOTOR BENSIN.

B. Rumusan Masalah
Maksud dalam penulisan perancangan ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah perancangan mesin otomotif pendidikan S1
Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang,
antaralain:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendingin pada mesin mobil
avanza?
2. Apa saja komponen sistem pendingin pada mesin mobil avanza?
3. Bagaimana cara kerja sistem pendingin pada mesin mobil avanza?
4. Apa kelebihan dari sistem pendingin yang akan di rencanakan ini?

C. Kegunaan Perancangan
Adapun kegunaan dari perancangan sistem pendingin pada mesin mobil
avanza untuk membantu mahasiswa teknik mesin khususnya S1 Pendidikan
Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang adalah sebagai berikut:

2
1. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang sistem pendingin
pada mesin avanza bagi mahasiswa program S1 Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Negeri Malang.
2. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang sistem pendingin
bagi mahasiswa Progam Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Malang.
3. Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi bagi
mahasiswa Progam Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Malang.
4. Sebagai bahan penunjang praktek untuk mengetahui proses kerja
sensor pada mesin avanza bagi mahasiswa Progam Studi S1
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.

D. Metode yang Digunakan


Metode diperlukan sebagai dasar untuk perancangan mesin. Adapun
beberapa metode yang digunakan untuk perancangan sistem pendingin pada mesin
avanaza.
a. Mencari referensi yang terkait dengan mesin yang akan di rancang
Referensi diperlukan sebagai teori untuk membuat perancangan mesin
tersebut, terutama referensi yang berhubungan dengan alat yang akan
dirancang. Beberapa materi yang terkait dengan perencanaan Mesin
EFI secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman terhadap komponen-komponen Mesin EFI yang akan
dibuat.
2) Pemahaman terhadap cara kerja Mesin Bensin yang akan dibuat.
3) Pemahaman terhadap komponenkomponen mesin bensin yang
akan dibuat membuat perancangan awal (draft design).
Dalam hal ini, penulis merancang desain awal engine stand.
Pada rancangan awal (draft design) tersebut terdapat bentuk
rancangannya, dimensi, serta keterangan komponen-komponen
yang menyusun mesin tersebut.

3
4) Memilih komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi
mesin yang akan dibuat.
Setelah penulis membuat rancangan awal (draft design)
mesin yang akan dibuat. Selanjutnya penulis memilih dan mencari
komponen-komponen yang mendukung dalam pembuatan engine
stand mesin bensin. Spesifikasi dari komponen- komponen yang
dibutuhkan harus sesuai dengan rancangan awal pembuatan dan
perhitungan yang telah dibuat.
b. Merakit komponen-komponen Mesin EFI.
Setelah memilih komponen-komponen yang sesuai dengan
spesifikasi mesin yang akan dibuat. Maka tahap berikutnya adalah
merakit komponen-komponen tersebut menjadi sebuah engine stand
yang sesuai dengan rancangan awal (draft design). Disini skill
mempunyai peranan yang sangat penting, karena dibutuhkan
pemahaman yang dalam di bidang otomotif.
c. Membuat tempat atau wadah untuk meletakkan mesin
Setelah mesin terakit sempurna maka tahap berikutnya adalah
pembuatan tempat untuk meletakkan mesin tersebut.
d. Pengujian engine stand.
Pada tahap terakhir adalah pengujian dari engine stand yang telah
dirakit, apakah dapat berfungsi seperti yang telah direncanakan atau
tidak.

E. Perancangan Awal
Mesin Bensin ini merupakan suatu alat peraga yang cara kerjanya sama
persis dengan yang berada pada mobil aslinya. Komponen Mesin Bensin dipasang
pada kerangka yang dirancang khusus dari pipa besi dan dudukan-dudukannya
sehingga menjadi sebuah engine stand yang dapat digunakan untuk praktek Motor
Bensin.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendingin
Sistem pendingin ini merupakan sistem terdapat pada mobil maupun
motor yang dimana berguna untuk dapat mendinginkan sebuah mesin, atau dapat
juga dikatakan untuk menjaga atau menstabilkan suhu mesin agar selalu pada
temperatur kerja. Seperti contohnya sebuah kendaraan 4 atau 3 silinder jelajah
yang khas di sepanjang jalan raya dengan kecepatan sekitar 80 km per jam, akan
menghasilkan pembakaran yang dikontrol 4000 rpm di dalam mesin seperti busi
membakar bahan bakar dalam silinder masing-masing untuk menggerakkan
kendaraan di jalan. Sehingga, ini menghasilkan sejumlah besar panas dan jika
tidak dikendalikan, akan merusak mesin dalam jangka waktu yang singkat.
Mengontrol suhu tinggi adalah tugas dari sistem pendingin. Sistem pendingin
modern tidak banyak berubah dari sistem pendingin yang lama. Akan tetapi, telah
menjadi jauh lebih handal dan efisien dalam melakukan pekerjaan itu, namun
sistem pendingin dasar masih terdiri dari cairan pendingin yang beredar melalui
mesin, lalu keluar ke radiator untuk didinginkan oleh aliran udara yang datang
melalui grill depan dari kendaraan. Sistem pendingin saat ini harus
mempertahankan mesin pada suhu konstan. Jika suhu mesin terlalu rendah,
tingkat ekonomi bahan bakar akan boros dan emisi akan meningkat. Jika suhu
mesin dibiarkan panas terlalu lama, maka mesin akan merusak diri sendiri.

B. Fungsi Sistem Pendingin


Sistem pendingin (cooling system) pada sebuah mobil berfungsi untuk
dapat mendinginkan sebuah mesin, mencegah panas yang terlalu berlebihan (over
heating), dan juga menjaga supaya mesin tetap pada temperatur kerja. Pada
umumnya sistem pendinginan pada sebuah mobil menggunakan sistem pendingin
air (fluida), yang mana air merupakan komponen yang akan menyerap panas dari
mesin kemudian air tersebut akan didinginkan di radiator. Dalam hal ini selain
menggunakan air, pendinginan sebuah mesin juga dibantu dengan kipas yang
menghembuskan udara ke arah mesin dan hembusan angin pada saat ketika mobil
tersebut berjalan.

5
C. Komponen Sistem Pendingin

Gambar 2.1. Komponen Sistem Pendingin

1. Radiator

Gambar 2.2. Radiator

Fungsi radiator pada sistem pendingin adalah untuk dapat


mendinginkan cairan pendingin setelah menyerap panas dari mesin
dengan cara membuangnya yang dalam hal melalui bagian seperti
sirip-sirip pendingin. Radiator sebagian besarnya terdiri dari upper
tank, inti radiator, serta lower tank.

6
2. Kipas Radiator (Radiator Fan)

Gambar 2.3. Kipas Radiator

Dalam hal kipas radiator sendiri berfungsi untuk menghembuskan


udara ke arah mesin, yang sehingga hal ini terjadi pendinginan.
Banyak yang menganggap bahwa, kipas radiator ini
menghembusnya ke arah radiator, tetapi yang sebenarnya adalah
untuk menghembuskan ke arah sebuah mesin dan menghisap udara
dari radiator.

3. Pompa Fluida (Water Pump)

Gambar 2.4. Pompa Fluida

Fungsi dari pompa air atau pump pada sistem pendingin adalah
untuk mensirkulasikan air pendingin ke seluruh sistem pendingin.
Pompa air ini biasanya juga digerakkan oleh v belt bersama-sama
dengan kipas pendingin, akan tetapi ada pula sebagian yang
menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.

7
4. Thermostat

Gambar 2.5. Thermostat

Fungsi dari thermostat pada sistem pendingin ialah untuk


mempercepat sebuah agar mesin tersebut mencapai temperatur
kerja dengan cara menahan zat pendingin agar tidak bersirkulasi ke
radiator. Dan juga berfungsi untuk membuka saluran pada saat
sebuah mesin tersebut panas (air bersirkulasi ke radiator).

5. Tutup Radiator

Gambar 2.6. Tutup Radiator

Fungsi dari tutup radiator atau radiator cup adalah untuk


menaikkan titik didih air dan menjaganya supaya tidak mendidih
pada saat suhu 100 derajat celcius. Pada tutup radiator dikenal dua
macam katup, ada katup tekan dan juga katup vacuum. Katup tekan
bekerja ketika mesin panas, yang dimana katup ini akan membuka
ketika saat tekanan didalam radiator naik sehingga uap air bisa
keluar menuju reservoir tank. Sedangkan katup vakum akan
bekerja apabila suhu mesin sudah kembali menjadi dingin, didalam

8
radiator tersebut akan terjadi kevakuman dan katup ini akan
membuka dan menghisap air yanga ada pada reservoir tank.

6. Reservoir Tank

Gambar 2.7. Recervoir Tank

Gunanya adalah untuk menampung sementara uap air pada saat


mesin panas atau sebagai tangki cadangan.

7. Water Jacket, Upper Hose, dan Lower Hose

Komponen ini merupakan saluran-saluran air pendingin di dalam


sebuah mesin sebagai jalan air dalam mendinginkan sebuah mesin.
Sedangkan Upper Hose adalah selang tekanan serta untuk suhu
tinggi, dan Lower Hose adalah selang tekanan serta suhu rendah.

D. Cara Kerja Sistem Pendingin


A) Pada Waktu Mesin Dingin

9
Gambar 2.2. Cara Kerja Sistem Pendingin Ketika Mesin Dingin

Ketika mesin dalam keadaan dingin, air pendingin juga masih


dingin dan termostat masih tertutup, sehingga aliran air pendingin
adalah water pump ke water jacket ke by pass hose kembali ke water
pump.

B) Pada Waktu Mesin Panas

Gambar 2.3. Cara Kerja Sistem Pendingin Ketika Mesin Panas

Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka sehingga


aliran air pendingin adalah radiator ke lower hose ke water pump ke
water jacket ke upper hose kembali ke radiator.

10
BAB III
PERANCANGAN PRODUK

A. Perhitungan ukuran utama radiator


1. Temperatur udara masuk radiator dihitung dengan rumus
Tain = tamb + Tf
Keterangan:
tamb = Temperatur udara luar =27C
Tf = kenaikan temperatur yang disebabkan oleh adanya udara yang
melalui celah sirip radiator = 3-5C
Tain = 27C + 3C
2. Temperatur udara keluar radiator dihitung dengan rumus:

= + 2

Keterangan:
ta = kenaikan udara saat melalui radiator = 30C
30
= 30 + = 45C
2

3. Luas permukaan radiator dihitung dengan rumus:


des Q
= 3600.A...
Q
des
A = 3600....

Keterangan:
Qdes = panas yang diserap oleh sistem pendingin

Qdes = Q = 88361,28

= 30C
Cp = panas jenis udara pada tekanan konstan
Vudara . Pudara = Massa Velocity udara dipermukaan radiator 102
Maka:
Q
des
A = 3600....

88361,28

A = = 340,9m2
3600.30C.0.24 .102

4. Luas permukaan radiator yang menyerap panas dihitung dengan rumus:

11
Qrad
A = C
h.

Keterangan:

a. Qrad = 1,1.88361,28

= 97197,408

b. Koefisien perpindahan panas menyeluruh


1
Ch = 1 1
+ +
2

Keterangan:

a = koefisien perpindahan panas daripendingin ke metal pada pipa (2500-


5000) 2 C
= fining coeficient = (7,5-10) 8,5
= heat conductivity coeficient = 330 2
= thicness of the tube walls = 0,00020 m
2 = koefisien perpindahan panas dari dinding pipa ke udara = 100
2 C
Maka:
1
Ch = 1 0,00020 1
8,5 + 8,5 + 100
3750 330
1
Ch =
0,00226666 + 0,000005151 + 0,01
Ch = 81,4875 2 C

c. Temperatur air dan udara rata-rata pada radiator dihitung dengan rumus:
in+ out in+ out
twa = +
2 2

Keterangan:
90+ 82 45+ 30
twa = + = 45C
2 2

Maka nilai sebagai berikut:



97197,408

= = 28,5960m2
70,082 .48,5

12
5. Volumetrik coeficient of compactness dihitung dengan rumus:
Atotal
=
A.
Keterangan:
Lrad = tebal radiator = (60-130) mm 70 mm
Maka:
28,59 m2
= = 94,3439m
0,30304m2 . 0,07m
6. Volume radiator dihitung dengan rumus:
= .
Keterangan:
= luas permukaan radiator = 340,92
= tebal radiator = 0,07m
Maka
=340,92 .0,07=23,8632
7. Jumlah air pendingin yang diperlukan dihitung dengan rumus:


Vw=..

= =78547,52


= masa jenis air = 4,19 C diubah dalam satuan C

1 joule = 0,329 cal


100
= berat jenis air = 3

tw = selisih temperatur air masuk dan keluar = 7 8 C


Maka:
88361,280 3 3
Vw = 1,378.7,5.1000 = 8,5497 = 0,14290
3
Kecepatan air = 0,4
8. Tube
Khovakhn(1979-556), memberikan batasan dalam merencanakan tube
sebagai berikut:
a. Lebar tube: (13-20) mm direncanakan17mm
b. Tebal tube: (2-4) mm direncanakan 3mm

13
c. Plate = lebar plate = 2a + X + 2k = 2(17) + 8 + 2(14) = 70mm
d. Ttw (thicness of tube wall) = 0,13-0,20 direncanakan 17 mm
e. Tf (tube pitch) = 10mm 15 mm
= b + Lf = 3 + 10,26 = 13,26mm
f. Td (tube depth) = 16 mm 25 mm
Bahan tube adalah brass strip dengan luas penampang setiap tube
=a.b
= 0,017m . 0,003m
= 0,0000512
9. Jumlah tube yang diperlukan dihitung dangan rumus:

=

0,002416
= 0,000051 = 47,37 tube direncanakan menjadi 47 tube

Jika disusun dalam dua baris, maka akan terdapat 47:2= 24 tube
10. Tinggi radiator

=

keterangan:
Ar = luas permukaan radiator = 340,9 2
Br = lebar radiator = 0,7 m (700 mm)

Maka:
340,9
= = 487
0,7
11. Fin (sirip)
Tfin = jarak fin = 3,5 mm
Tf = tube pitch = 13,26 mm
Ttf = thicness of the fin = (0,08-0,12) mm direncanakan 0,10 mm
Luas permukaan setiap fin:
= x 2Lf
= 17 x 2(10x26) = 348,84 2

Jumlah lipatan fin = .2

14
487
= 3,5 2 = 69,57 lipatan

Luas total penampang fin = luas tiap fin X jumlah lipatan


= 348,84 x 60,57 = 24268,79 2
B. Perencanaan Alat Bantu Radiator

Alat bantu radiator yang dihitung dalam perancangan ini adalah pompa
air pendingin, kipas/van dan tutup radiator sedangkan penyesuaian alat
pendukung tidak dihitung dalam perancangan alat bantu ini.

1. Perhitungan Kapasitas Pompa Air Pendingin

Direncanakan pompa yang dipakai adalah pompa sentrifugal, pemilihan


jenis pompa ini adalah.

a. Pompa antara langkah hisap dan buang dilakukan dalam satu kali gerakan
b. Tidak menimbulkan bunyi yang berisik
c. Konstruksi sederhana, ringan dan mudah perawatannya

Kapasitas pompa yang diperlukan dihitung dengan rumus:

1
= ............................................................(petrovasky,-482)

Dimana = 35919,64

= 10

35919,64
C= 10

= 3591,964 1

Tekanan pompa delivery pressure yang diijinkan adalah 1-2 atm (petrovasky,-
482)

Daya pompa air pendingi dihitung dengan rumus:

.
Np = 27000. ..............................................................(petrovasky,-482)

15
Dimana

C = 359,9641

Pdel = delivery pressure (1-2) atm diambil 1,5 atm

= 0,5-0,7 direncanakan 0,7

Maka

395919,64.1,5
=
10

= 0,3325 HP

Prosentase daya pompa terhadap daya mesin

0,3325
Prosentase daya 100% = 0,395%
85

Prosentase daya pompa terhdap daya mesin yang dijinkan yaitu 0,5% - 15%
(Kovakh, 1979:574).

2. Perhitungan kipas (fan)

Kipas yang direncanakan adalah jenis axial dengan jumlah sudu yang
direncanakan 5 buah. Keuntungan menggunakan pompa aksial adala aliran
udara yang dihisap akan langsung diteruskan secara paralel keporos dan akan
menghembuskan udara secara sentrifugal sehingga permukaan radiator akan
teraliri udara secara rata.

Diameter fan dapat dihitung dengan rumus:

2
Dbl = .........................................................................(khovakh,1979:574)

Dimana

AF = luas permukaan

= 483 2

16
Maka:

2 340
Dbl = 3,24

Batasan yang di ijinkan 250 mm 650 mm...................(Khovakh,1979:574)

Laju aliran udara kipas

Vfan = kecepatan aliran udara

= (7-12) diambil 10

Maka

Vfan = 0,1385 . 10

= 1,385 3

Kecepatan kipas dihitung dengan rumus

60 .
Nfan =

Dimana:

= kecepaan keliling kipas = 70 100 direncanakan 85

Maka

60 .85
=
3,14 . 0,206

= 7894,73 rpm

Daya untuk menggerakkan kipas dihitung dengan rumus:

.
Nfan = ................................................(Khovakh,1979:574)

Dimana:

Ppart = hambatan aliran udara

17
= (600 - 1000) 2 direncanakan 800 2

fan = efisiensi kipas

= 0,32 - 0,40 direncanakan 0,35

Maka

1,38 .750
Nfan = 0,40

= 2596,8 watt

= 3,4797 Hp

3,4797
Presentase daya fan terhadap daya mesin = . 100% = 4,09%
85

Batasan yang di ijinkan 5% - 8% (Khovakh,1979:575)

3. Perencanaan Tutup Radiator

Ada dua katup yang terdapat pada tutup radiator, yaitu katup tekan (relief
valve) dan katup vakum (vacuum valve). Bahan pegas direncanakan dari baja
pegas (SUP4) dengan G = 8. 103 diberikan perlakuan panas tempiring,
sifat mekanis bahan (Soelarso,1980:340).

Batas mulur = 90 2
Kekuatan tarik = 115 2
Kekerasan = 352 415 HB
Tegangan maksimum = 65 2

Kandungan unsur kimia menurut (Soelarso,1980:340)

Karbon : 0,90% - 1,10%


Silicon : 0,15% - 0,35%
Mangan : 0,3% - 0,60%
Pospor : 0,035%
Sulfur : 0,035%
a. Perencanaan pegas katup hisap (vakum)

18
Katup vakumbekerja pada saat suhu radiator menurun dan tekanan juga
menurun (dibawah suhu lingkungan) maka katup isap/vakum akan membukan dan
air dalam recervoir mengalir kedalam radiator. Keuntungan dipasang katup ini
adalah :a) sebagai batas kevakuman dalam radiator. Kevakuman dalam radiator
tidak akan sampai merusak komponen karena kevakuman akan dibatasi pada nilai
tertentu. b) selain itu dengan adanya katup isap maka apabila radiator menurun
volumenya, melalui ini akan dihisap dari botol cadangan (recervoir tank).

Perbedaan tekan dengan tekanan udara luar yang di ijinkan adalah 0,75
1,05 2 (Toyota, 1981:5) dengan 0,2 2 sehingga P = 0,8
2 diameter rata-rata direncanakan D = 14 mm, luas penampang pegas dapat
dihitung dengan rumus:


A = 4 2 ............................................................................(Soelarso,1980:315)

3,14
= 1,42
4

= 1,257 2

Beban maksimum dapat dihitung dengan rumus:

W1 =P.A

= 0,8 2 . 1,257 2

= 1,0056 kg

Momen punter dapat dihitung dengan rumus:

T = (D/2).W1 ...............................................................(Soelarso,1980:318)

= (14/2) . 1,0056 = 7,0392 kg

Diameter pegas isap/vakum:

1.8..3
............................................................................(Soelarso.1980:318)
.

Dimana:

19
W1 = beban maksimum = 0,452 kg

n = jumlah lilitan yang bekerja direncanakan ada 6 buah

D = diameter rata-rata = 17 mm

= lendutan direncanakan = 4 mm

G = modulus geser = 8.103 2

Maka:

1,0056 . 8 . 6 . 14000
4= 4 . 8000

132449,25
4= 32000

4= 4,1390

d =1,426 mm

indeks pegasdapat dihitung dengan rumus:

C = D/d ......................................................................(Soelarso,1980:315)

Dimana:

D = diameter lilitan rata-rata = 14 mm

d = diameter pegas vakum = 1,426 mm

Maka:

c = 14/1,426

= 9,81

Faktor tegangan wohl dapat dihitung dengan rumus:

41 0,615
44 + .......................................................................(Soelarso,1980:316)

4,9811 0,615
4,9814 + 9,81

20
38,24
35,24 + 0,0627

K = 1,148

Momen tahanan punter dapat dihitung dengan rumus:


= . 3 ................................................................(Soelarso,1980:316)
16

3,14
= . 2,3413
16

= 2,51 3

Tegangan geser dapat dihitung dengan rumus:

65,144
= = 25,86 2
2,52

Tegangan maksimum yang diijinkan untuk bahan SUP 4 adalah 65


2 dan tegangan yang diijinkan dalam perencanaan maksimal adalah
80%dari tegangan maksimum bahan (Soelarso,1980:318).

Ti = 0,8 .

= 0,8 . 65 2

= 52 2

Syarat t<ti, 25,86 2 < 52 2 (perencanaan aman)

Konstanta pegas dapat dihitung dengan rumus:

.4
= .......................................................................(Soelarso,1980:318)
8 . .3

Dimana:

G = modulus geser = 8 . 103 2

D = diameter lilitan rata-rata = 24 mm

21
d = diameter pegas vakum = 2,341 mm

n = jumlah lilitan yang ada = 4 lilitan

Maka:

8000 .2,341
= 8 .6 .24000

K = 0,543

Tinggi bebas Hf direncanakan 25 mm

25
=
24

= 1,0417


Syarat tidak terjadi lengkungan < 5, jadi perancangan aman.

Tinggi awal terpasang (Hs) direncanakan 15 mm.

Lendutan awal terpasang dapat dihitung dengan rumus:

= Hf Hs ....................................................................(Soelarso,1980:320)

= 25 20

= 5 mm

Bahan awal terpasang dapat dihitung dengan rumus:

= k ......................................................................(Soelarso,1980:320)

= 5 . 0,543

= 2,715 kg

Tinggi pada lendutan maksimum dapat dihitung denganmenggunakan rumus:

()
1 = .................................................................(Soelarso,1980:323)

(5,429 . 2,715
= 20 1,141

22
= 17,621

Lendutan efektif dapat dihitung menggunakan rumus:

= ....................................................................(Soelarso,1980:320)

= 10 5 = 5mm

Jumlah lilitan mati pada setiap ujung diambil satu lilitan

Tinggi mampat dapat dihitung dengan rumus:

Hc = (n+1,5) d .................................................................(Soelarso,1980:320)

= (4+1,5)2,341 mm

= 12,8755 mm

Syarat 1 > Hc ..................................................................(Soelarso,1980:314)

17,621 > 12,8755 jadi memenuhi

Kelonnggaran antara kawat pada awal terpasang dapat dihitung dengan rumus:

(1)
1 = .................................................................(Soelarso,1980:320)
(+1,5)

(2012,8755)
=
(4+1,5)

= 1,295 mm

BAB IV

HASIL PERANCANGAN

23
A. Prosedur Penggunaan Perancangan
Menghidupkan mesin
a. Untuk menghidupkan mesin yaitu degnan cara memtar kunci kontak
ke posisi ON.

Gambar 4.1. Kunci Kontak


b. Ketika posisi kontak ON, periksa dan pastikan bahwa instrumen dan
indikator pada dashboard menyala dan berfungsi.

Gambar 4.2. Indikator Dashboard


c. Setelah memeriksa intrumen dan indikator kemudian putar kunci
kontak searah dengan arah ON yaitu kearah kanan ssampai batas
tertentu, tahan hingga mesin hidup.
d. Ketika awal mesin hidup, mesin dalam keadaan idle atau langsam,
maka untuk menaikkan putaran mesin yaitu dengan cara memutar
throttle body valve atau biaasa disebut gas.
B. Prosedur Menggunakan Panel Diagnosis Mesin
Menggunakan alat diagnosis

24
Untuk mengetahui kondisi mesin dalam keadaan normal atau tidak normal,
dapat dilakukan denganalat diagnosis yang tersedia.

Menggunakan scantool

Socket yang digunakan pada engine TOYOTA Avanza tipe K3-FE menggunakan
socket OBD II. Sehingga untuk melakukan prosedur diagnosis pada engine ini
dilakukan dengan cara menghubungkan socket scanner dengan socket diagnosis
pada mesin.

BAB V

25
PEMELIHARAAN

A. Pemeliharaan sistem radiator


Pemeliharaan radiator dilakukan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan
bawah dari kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti.
b. Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran
air dengan menggunakan obeng pipih.

Gambar 5.1. perbaikan kisi-kisi radiator


c. Bila yang tersumbat dari intinya melebihi 20 persen radiator harus diganti
d. Periksalah slang radiator dan jika ternya rusak atau keras harus diganti

B. Pemeriksaan tutup radiator


Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap
tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas,
tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih
panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar.

26
2. Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan
pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.

Tekanan pembukaan standar :

0,75 1,05 kg/cm2 (10,7 14,9 psi)

Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi)

Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan


maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari
minimum, maka tutup radiator perlu diganti. Pemeriksaan kebocoran sistem
pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap


tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator.

2. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan
periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada
kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin.
Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin,
radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada
komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.

C. Pemeliharaan/servis Pompa air

27
Gamabr 5.4. bagian pompa air

Untuk servis pompa air dilakukan dengan membongkar, membersihkan,


mengganti seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit kembali.
Untuk memahami pompa air dapat dilihat bagian-bagian pompa air.

D. Pemeliharaan/servis Termostat
Untuk menservis termostat dilakukan dengan cara:
(a) membuka termostat dari sistem pendinginan,
(b) memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat pada tempat yang
berisi air. Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan jalan manikkan
suhu air sedikit demi sedikit. Termostat harus diganti bila ternyata terdapat
kerusakan,
(c) mamasang kembali termostat pada sistem

28
E. Pemeriksaan sensor temperatur dan ECM

Prosedur Pemeriksaan:

1. Pemeriksaan ECM (voltage THW)

Tabel Spesifikasi Normal

a. Panaskan mesin sampai pada temperatur kerja normal.


b. Putar switch pengapian ke ON.
c. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

2. Pemeriksaan Sensor Temperatur Cairan Pendingin Mesin


PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air berhubungan terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
a. Ukur tahanan sensor temperatur cairan pendingin mesin

29
Tabel spesifikasi pengukuran tahanan sensor

3. Periksa Harnes & Konektor (ECM - Sensor)


Prosedur pemeriksaan:
a. Lepaskan konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin W1
b. Lepaskan konektor ECM E8.
c. Periksa tahanan.

Tabel Tahanan Standar (Open Circuit)

30
Tabel Tahanan Standar (Closed Circuit)

d. Hubungkan konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin.


e. Hubungkan kembali konektor ECM.
Perhatian:
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai atau perbedaan terlalu jauh dari spesifikasi
standart maka gantilah sensor dengan yang baru.

31
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Ukuran utama radiator

Perhitungan Harga Satuan


Temperatur udara masuk radiator 30 C
Tempertatur udara keluar radiator 45 C
Luas permukaan radiator 340,9 2
Luas permukaan radiator yang menyerap panas 28,59,60 2
Temperatur air dan udara rata-rata pada radiator 48,5 C
Volumetrik coefficient of compactness 94,3439
Volume radiator 23,863 3
Jumlah air pendingin yang diperlukan 0,058 3
Kecepatan air 0,4
Lebar tube 17 mm
Tebal tube 3 mm
Jumlah tube 47 Buah
Tinggi radiator 487 Mm
Jumlah lipatan fin 66 Lipatan

32
Ukuran alat bantu radiator

Perhitungan Harga Satuan


Kapasitas pompa pendingin 3591,964 1/jam
Daya pompa 0,3325 HP
Diameter kipas 206 mm
Kecepatan kipas 7894,73 Rpm
Daya kipas 3,4797 HP
Tekanan pegas vakum 0,8 2
Diameter pegas vakum 1,426 Mm
Tekanan pegas tekan 1,2 2
Diameter pegas tekan 2,341 mm

SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut.

a) Sistem pendingin merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.


Karena dalam sistem pendingi tidak semua kalor bisa menjadi daya efektif
atau energi efektif. Hal ini dilakukan supaya kalor yang dihasilkan tidak
merusak engine itu sendiri.
b) Dalam perawatan sistem pendingin harus selalu menggunakan standar
yang telah dikeluarkan oleh perusahaan mesin tersebut.

33
DAFTAR PUSTAKA
Holman,J.P.1984.Perpindahan Kalor.terjemahan oleh Jasfi.Jakarta;Erlangga
Yudiono,Heri.1991
Universitas Negeri Malang.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian.Edisi Kelima. Malang Biro
Administrasi Akademik Perencanaandan Sistem Informasi Bekerjasama Dengan
Penerbit Universitas Negeri Malang

34

Anda mungkin juga menyukai