Anda di halaman 1dari 16

TUJUAN PERCOBAAN

Untuk panas reaksi yang terjadi, dilakukan dengan menggunakan kalorimeter, yaitu
dengan cara mengukur suhu awal sebelum reaksi dan suhu akhir sesudah reaksi. Dengan
panas pelarutan NaOH serta panas reaksi antara HCl dan NaOH dengan suhu dan konsentrasi
yang berbeda-beda.

DASAR TEORI

Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan


perubahan-perubahan fisika (pelarutan, peleburan, dan sebagainya). Satuan tenaga panas
biasanya dinyatakan dengan kalori, joule atau kilo kalori (Sukardjo, 1997). 1 joule = 107 erg
= 0,24kal atau1 kal = 4,184 joule. Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada
reaksi-reaksi kimia, dipakai kalorimeter. Besarnya panas reaksi kimia, dapat dinyatakan pada
tekanan tetap dan volume tetap (Sukardjo, 1997).
Reaksi kimia dapat dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Pada reaksi eksoterm
terjadi perpindahan kalor dari system ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan
panas. Pada reaksi eksoterm harga H = negatif( ). Pada reaksi terjadi perpindahan kalor
dari lingkungan ke system atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga H = positif(+). Reaksi kimia dibedakan menjadi eksoterm dan
endoterm. Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan panas selama reaksi berlangsung.
Sebaliknya reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan panas selama reaksi
berlangsung. Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis panas pelarutan suatu senyawa
harus diukur pada proses pelarutan tak berhingga, tetapi dalam prakteknya pelarut yang
ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika
ditambahkan lebih banyak pelarut (Ahmad, 2008). Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor
yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada
suhu dan tekanan tetap.

Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999).Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau
dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan
menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari
luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada airdengan
massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987).
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor,
kerja, dan bentuk lain energy dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam
perubahan keadaan (Keenan, 1980). Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energy dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada system dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem (Petrucci, 1987)
Selain panas reaksi terdapat juga panas pelarutan, pelarutan suatu zat didalam zat lain
disertai penyerapan atau pembebasan panas, dan efek termalini disebut Panas Pelaturan
Integral darizat (H) per mol zat terlarut (solute), pans pelarutan integral pada suhu dan
tekanan tertentu tergantung pada jumlah solven dalam mana zatnya terlarut.
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah
tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam
entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi
pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n
mol pelarut.
Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan
hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung. Hukum Hess menyatakan
bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa
disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan
awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka
kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu
hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor.

Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black.
Asas ini menjabarkan:

Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas member
kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan

Rumus Asas Black :(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)

Catatan :

M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperature lebih tinggi

C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperature lebih tinggi

Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperature lebih tinggi

T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda

M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperature lebih rendah

C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperature lebih rendah

T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperature lebih rendah


SKEMA PERCOBAAN

a. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

Masukkan 50 ml air kedalam Panaskan 100 ml air dalam


kalorimeter, aduk & biarkan 5 labu bundar dengan kompor
menit sampai suhu calorimeter sampai suhunya 60 0C
merata

Laturan di campur di dalam


kalorimeter

Amati dan catat suhu air di


dalam calorimeter setiap 10
detik dengan thermometer
selama 5 menit

b. Penentuan Panas Pelarutan


Masukkan air 100 ml dalam
calorimeter dan ukur suhunya
Timbang Kristal dengan thermometer sebagai
NaOH sebanyak 1 suhu awal.
gr

Campur NaOH yang sudah ditimbang


dengan air yang ada didalam
calorimeter dan aduk sampai larut
Ulangi percobaan dgn
mengganti NaOH 1 gr
menjadi 2, 3, 5 dan 10
gr.

Catat suhu campuran setiap 10 detik


mulai dari Kristal NaOH dimasukkan
sampai dengan menit ke -5
c. Penentuan Panas reaksi Netralisasi

Masukkan 100 ml larutan HCl


1 N ke dalam calorimeter dan Buat larutan NaOH 1N 50
catat suhunya ml dancatat suhunya

Masukkan 50 ml larutanNaOH 1
Ulangi dengan mengganti N kedalam calorimeter yang
konsentrasi larutan HCl telah berisi 50 ml larutanHCl 1
dan NaOH menjadi 0,5 N.
N, 0,3 N dan 0,1 N

Ukur suhu campuran dalam


kalori meter setiap 10 detik
sampai menit kedua sambil
diaduk pelan.

ALAT DAN BAHAN

a. Alat:
Beaker glass 1000 ml dan 300 ml
Batang pengaduk
Gelas ukur 50 ml
Gelas ukur 250 ml
Kalorimeter
Timbangan
Sendok
Kompor
Labu bundar 250 ml

b. Bahan
Kristal NaOH
Larutan HCl 37%
Air
HASIL PERCOBAAN

a. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

Panas awal pada calorimeter 470C

No. Waktu (detik) Suhu (0C)


1 10-45 47
2 45-70 46
3 70-120 45
4 130-170 42
5 180-200 40
6 200-300 39.5

b. Penentuan Panas Pelarutan


No. Massa NaOH (gr) Waktu (detik) Suhu (0C)
10-60 35
70-100 32
1 1,0490 110-200 31
220-300 30
10-30 34
40-60 33,7
70-90 33,5
100-130 33,2
140-150 33
2 2,0430 160-170 32,7
190-200 32,3
220-250 32
260-300 31
10-80 40
90-160 41
3 3,0307 170-250 40
260-300 39
10-50 53
60-110 54
120-170 52
180-190 49
4 5,007 200-250 46
260-300 45
10-20 44,1
30-50 44
60-80 39
90-120 79
130-160 69
170-190 63
200-210 62
5 10,1763 220-230 61
240-260 60
270-280 59
290-300 40

c. Penentuan Panas Reaksi

- Suhu awal HCl : 300C


- Suhu awal NaOH: 350C

No. Konsentrasi HCl dan NaOH (N) Suhu (0C)


39,5
39
35
1 1 33,7
33,1
33
32
35
35
2 0,5 34,5
34
33
32,5
32
3 0,3 31,7
30
29
32,5
4 0,1 32
31,9
30

HASIL PERHITUNGAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI

1. Tabel Panas Pelarutan NaOH

Massa NaOH (gr) Panas Pelarutan (kalC/mol)


1,0490 1669,7
2,0430 1658,3
3,0307 1643,2
5,007 1632,1
10,1763 1621,3

Berikut ini adalah grafik panas pelarutan:


Pada grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan massa NaOH berbanding
lurus dengan panas pelarutan. Semakin besar massa NaOH semakin besar pula suhu
akhir larutannya yang menyebabkan panas pelarutan semakin besar.

2. Tabel Panas Penetralan NaOH dan HCl

Konsentrasi NaOH Konsentrasi HCl (N) Panas Penetralan (kal/mol)


(N)
1 1 -15929,39
0,3 0,3 -40342,11
0,5 0,5 -115631,87
0,1 0,1 -350672,33

Berikut ini adalah grafik panas penetral:


Dari grafik di atas menunjukkan hubungan konsentrasi NaOH dan HCl dengan panas
penetralan. Semakin besar konsentrasi NaOH dan HCL semakin besar panas penetralan.
Untuk mendapatkan panas penetralan dipengaruhi oleh Cp (kapasitas panas) yang bergantung
pada suhu senyawa tersebut

PEMBAHASAN

Panas reaksi, panas pelarutan, dan panas penetralan dipengaruhi oleh massa atau
konsentrasi yang mempengaruhi suhu larutan tersebut. Untuk menghitungnya digunakan azas
black yaitu panas yang masuk sama dengan panas yang keluar atau panas yang diterima sama
dengan panas yang dilepas. Pada panas pelarutan dan panas penetralan di dapatkan H
bernilai (-) yang berarti larutan tersebut prosesnya eksoterm atau melepas panas.
KESIMPULAN

Dalam percobaan ini, untuk menghitung panas reaksi, panas pelarutan, dan panas
netralisasi dipengaruhi oleh massa atau konsentrasi larutan tersebut. Massa atau konsentrasi
tersebut mempengaruhi suhu sehingga mempengaruhi panas reaksi, panas pelarutan dan
panas penetralan. Untuk menghitungnya digunakan hokum azas black yaitu Panas keluar
sama dengan panas yang masuk. Untuk panas pelarutan dan panas penetralan semakin besar
massa atau konsentrasi larutan semakin besar pula panas pelarutan dan panas penetralan.

DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum kimia fisika
Himmelblau,David M.Basic Principles Calculations in Chemical 6th
editions:Austin,Texas
Smith,J.M.Introduction of Chemical Engineering Termodynamics.Mac Graw
Hill:Singapore.
Judjono Suwarno, dkk.2004.LECTURE NOTEKIMIA FISIKA I .Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Geankoplis,Christie J.Transport Processes and Unit Operations.

APPENDIKS

HCl 1N
Air 100 ml
HCl yang tersedia 37 % (T = 38,50C)
V . N = 0,1 L x 1 N = 0,1 ek

Massa zat terlarut = ek x = 0,1 x = 3,646 gr

Massa zat terlarut 37 % = x 3,646 = 9,854 gr

Volume zat terlarut 37 % = x = 0,00828 L = 8,28 ml


NaOH I N
Air 100 ml
NaOH yang tersedia 85 % (T = 38,50C)
V . N = 0,1 L x 1 N = 0,1ek

Massa zat terlarut = ek x = 0,1 x = 4 gr

Massa za tterlarut 85 % = x 4 = 4,706 gr

a) HCl 0,5 N dan NaOH 0,5 N dilakukan pengenceran dengan HCl 1N dan NaOH 1N
N1 . V1 = N2 .V2
1 . V1 = 0,5 . 100
V1 = 50 ml
b) HCl 0,3 N danNaOH 0,3 N dilakukanpengencerandenganHCl 1N danNaOH 1N
N1 . V1 = N2 .V2
0,5 .V1 = 0,3 . 50
V1 = 30 ml
c) HCl 0,1 N danNaOH 0,1 N dilakukanpengencerandenganHCl 1N danNaOH 1N
N1 . V1 = N2 .V2
0,3 .V1 = 0,1 . 30
V1 = 10 ml

Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter


Volume air biasa = 50 ml
Volume air panas = 100 ml
Massa air biasa(m1) = V1.air
= 50 ml x 1 g/ml
= 50 g
Massa air panas (m2 = V2. air
)
= 100 ml x 1 g/ml
= 100 g
Suhu air biasa(T1) = 30oC
Suhu air panas (T2) = 47oC
Suhu akhir campuran (Ta) = 39,5oC
Cp = 4,184 J/gr oC

NERACA PANAS

Qlepas = Qterima
(air panas) = ( air biasa + kalorimeter)
m2 Cp (T2 - Ta) = (m1 Cp + H) (Ta - T1)
100 g x 4,184 J/gC x (47 39,5)C = (50 g x 4,184 J/gC + H) (39,5 - 30)C
3138 J = 209,2 J + 9,5 H
9,5 H = 2928,8 J
H = 308,3 J
Penentuan Panas Larutan
NaOH (s) + H2O (l) NaOH(H2O) (l)
a. Massa NaOH = 1,0490 gr dan Volume H2O = 100 ml
Mol NaOH =

= 0,026225gmol
Massa H2O = H2O VH2O
= 0,99658 gr/ml 100 ml
= 99,658 gram
Mr H2O = 18 gr/gmol
Mol H2O =

= 5,53656 mol
Massa larutan = massa NaOH + massa H2O
= 1,0490 + 99,658
= 100,707 gram

Mol larutan =

= 1,73633mol

Fraksi mol NaOH =

= 0,004714

Fraksi mol H2O =

= 0,99529

Cp NaOH pada suhu 30oC (303,15 K)

=
= 35,9085 J/gmol
Cp H2O pada suhu 30,5oC (303,65 K)

= 48,1 J/gmol
Cp larutan = (XNaOH CpNaOH) + (XH2O CpH2O)
= (0,004714 35,90850) + (0,99529 48,1)
= 48,043 J/gmol
Azas black :
(mol )NaOH+ (mol )H2O + (Cp T1)kalorimeter + (Hpelarutan mollarutan) =

(mol )larutan+ (Cp T2)kalorimeter


(0,026225 x 35,9085) + (5,53656 x 48,1) + (308,3 x 30) + (Hpelarutan x 1,73633) =
(1,73633 x 48,043) + (308,3 x 40)
Hpelarutan= 1669,7 J

Penentuan Panas Reaksi Penetralan

NaOH + HCl NaCl + H2O


Konsentrasi NaOH = 1 N
Volume NaOH = 100 ml = 0,1 liter
Gram ekivalen = 1 N x 0,1 liter
= 0,05 ek

Massa NaOH =

= 8 gram

Mol NaOH =

= 0,2 mol
Konsentrasi HCl = 1 N
Volume HCl = 50 ml = 0,05 liter
Gram ekivalen = 1 N x 0,05 liter
= 0,05ek

Massa HCl =

= 6,0833 gram

Mol HCl =

= 0,1667 mol
Massa larutan = massa NaOH + massa HCl
= 8 + 6,0833
= 14,0833 gram

Mol larutan =

= 0,1841 mol

Fraksi mol NaOH =

=
= 0,5454

Fraksi mol HCl =

=
= 0,4545

Cp NaOH pada suhu 35oC (308,15 K)

= 22,5 J/gmol
o
Cp HCl pada suhu 30 C (303,15 K)

= 17,5549 J/gmol
Cp larutan = (XNaOH CpNaOH) + (XHCl CpHCl)
= (0,5454 22,5) + (0,4545 17,5549)
= 20,2502 J/gmol

Azasblack :
(mol )NaOH + (mol )HCl + (Cp T1)kalorimeter + (Hreaksi netralisasi mollarutan)

= (mol )larutan + (Cp T2)kalorimeter


(0,2 x 22,5) + (0,1667 x 17,5549) + (308,3 x 39,5) + (Hreaksinetralisasi x 0,1841) = (0,1841 x
20,2520) + (308,3 x 30)
Hreaksi netralisai= -15929,39 J

Anda mungkin juga menyukai