Anda di halaman 1dari 2

Q & A DIFTERI

Apa Penyebab Difteri?


Difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini sebenarnya terjadi ketika
bakteri melepaskan racun ke dalam tubuh seseorang.

Bagaimana Penularannya?
Bakteri difteri hidup di mulut, tenggorokan, dan hidung orang yang terinfeksi dan dapat
ditularkan ke orang lain melalui droplet (partikel air dari batuk atau bersin). Terkadang,
penularan juga bisa terjadi dari luka di kulit. seseorang juga bisa tertular difteri jika berhubungan
dengan benda yang terkontaminasi bakteri.

Apa Gejala Difteri?


Gejala awal difteri itu mirip pilek. Dimulai demam ringan dan sakit tenggorokan, menggigil, dan
leher bengkak. Pada kasus yang sudah parah, terbentuk lapisan tebal di belakang tenggorokan
yang dapat meluas ke saluran napas sehingga menyebabkan sulit bernapas dan menelan.

Seberapa Parah Penyakit Difteri?


Difteri termasuk penyakit yang serius. Sebanyak 5 10% pasien difteri meninggal dunia dan
pada 20% kasus menyebabkan kematian pada kelompok usia tertentu. Namun difteri bisa
dicegah melalui vaksinasi.

Siapa saja yang berisiko tertular difteri?


Anak anak dan orang dewasa yang tidak memiperbaharui imunisasi.
Orang yang tinggal dilingkungan ramai atau tidak sehat.
Orang yang bepergian ke daerah endemik difteri.

Bagaimana kita bisa tahu kalau anak tertular difteri?


Diagnosis difteri hanya bisa dikonfirmasi setelah seorang dokter mengambil sampel kecil dari
tenggorokan pasien yang terinfeksi penyakit dan diuji di laboratorium.
Bisakah difteri diobati?
Pengobatan difteri biasanya dengan memberikan obat antibiotik dan difteri antitoksin. Siapapun
yang dicurigai kena difteri akan diisolasi saat dirawat di rumah sakit. Antitoksin tidak
menyingkirkan toksin yang sudah menempel pada jaringan tubuh, tapi akan menetralisir racun
yang beredar dan akan mencegah penyakit tersebut memburuk.

Bila sudah tertular difteri, apakah bisa tertular lagi?


Ya, bisa. Karena itulah, individu yang sembuh dari difteri harus diimunisasi / divaksin sesegera
mungkin.

Bagaimana pemberian vaksinnya?


Vaksin difteri, semuanya disuntikkan di otot lengan atas. Diberikan pada anak usia 1 tahun
sampai dengan kurang dari 19 tahun. Diberikan sebanyak 3 kali, pada saat ini, 1 bulan
setelahnya, dan 6 bulan berikutnya.
Apa efek samping vaksin?
Reaksi lokal, seperti demam, kemerahan dan bengkak di tempat suntikan, dan nyeri saat disuntik
yang membuat anak atau orang dewasa tak nyaman, namun hal ini hanya pada sebagian kecil
kasus.

Apakah saya akan menerima catatan vaksinasi yang telah saya terima?
Ya, Anak Anda akan diberi catatan vaksinasi berupa kertas yang harus dibawa saat akan
dilakukan vaksinasi difteri berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai