Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca

atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat

digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.

Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini

berdiameter 125 mikrometer[5]. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar

karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena

laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik

sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

2.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum

Sistem jarlokaf (Jaringan Lokal Akses Fiber) paling sedikit memiliki 2 (dua)

buah perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto-elektronik di sisi

sentral dan satu lagi (satu) lagi perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut

Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus arsitektur

jarlokaf berbeda pula yaitu[10] :

2.2.1 Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik didalam kabinet

dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8

melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya

diterapkan pada daerah peruahan yang letaknya jauh dari sentral atau

infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi

untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.

2.2.2 Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam kabinet dan

diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan

dengan TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC

dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu

area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi

pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa

hiburan

2.2.3 Fiber To The Building (FTTB)

TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang

telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada

beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan

dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dalam diterapkan bagi

pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan

perumahan di apartement.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
9

2.2.4 Fiber To The Home (FTTH)

Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format

penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan

pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran.

Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan

teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel

konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan

layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan akan

akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV

Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

Gambar 2.1 Arsitektur FTTx[7]

http://digilib.mercubuana.ac.id/
10

2.3 Perkembangan PON

GPON merupakan evolusi dari teknologi PON. Ada pun tahapan-tahapan

evolusinya adalah sebagai berikut[6] :

1. ITU-T G.983

ITU-T G.983 merupakan teknologi PON berbasis ATM, mendukung

suara dan data, efesiensi 70% dab memiliki bandwidth 622Mbps,

diadopsi dari standar ITU tahun 1999. Terdiri dari APON dan BPON

(ATM Passive Optical Network) merupakan standar PON (Passive

Optical Network) yang pertama yang digunakan terutaman untuk

aplikasi bisnis dan menggunakan teknologi ATM. BPON (Broadband

Passive Optical Network) merupakan perkembangan dari APON,

teknologi ini mendukung WDM dan alokasi bandwidth upstream yang

besar.

2. ITU-T G.984

ITU-T G.984 merupakan standar yang dikeluarkan oleh ITU-T untuk

teknologi GPON (Gigabit Passive optical network). GPON merupakan

evolusi dari standar BPON. Teknologi ini mendukung kecepatan yang

besar, peningkatan dalam pengamanan dan pilihan 2 layer protokol

(ATM, GEM, Ethernet). Tetapi pada kenyataannya ATM tidak

diimplementasikan. Teknologi ini memiliki bandwidth 2,5 Gbps dengan

efisiensi 93% GEM (GPON Encapsulate Method) menggunakan frame

segnmentation untuk QoS (Quality of service) yang lebih besar. Standar

http://digilib.mercubuana.ac.id/
11

teknologi ini memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan, tetapi

untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk downstream dan 1,244 untuk

upstream.

3. IEEE 802.3ah

IEEE 802.3ah adalah suatu standar yang dikeluarkan IEEE untuk EPON

atau GEPON (Ethernet PON) yang merupakan PON berbasis ethernet,

standar IEEE/EFM pada penggunaan ethernet untuk paket data.

Teknologi ini mendukung suara dan data, efisiensi 49%, bandwidth

1Gbps untuk upstream dan downstream. Standar ini dibuat tahun 2004

4. IEEE 8022.3av

IEEE 8022.3av merupakan standar yang dikeluarkan oleh IEEE sebagai

pengembangan dari GEPON. Teknologi ini biasa dikenal dengan 10

GEPON (10 Gigabit Ethernet PON). 10 GEPON ini menggunakan

standar teknologi WDM.

2.4 Prinsip Dasar GPON

Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT,

maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat

optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT [8]. Untuk ONT sendiri akan

memberikan data data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Pada prinsipnya,

Passive Optical Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke arsitektur

premise network dimana unpowered optikal splitter (splitter fiber) serat optik

http://digilib.mercubuana.ac.id/
12

tunggal. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division

Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT mempunyai

kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, ONT akan

mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT

akan mentransmisikan 3 6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan

OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi

sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi perintah ONT

untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu lemah.

Tabel 2.1 Standar Teknologi GPON[13]

Karakteristik GPON
Standardization ITU-T G.984

Frame ATM / GEM

Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G

Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G

Service Data, Voice, Video

Transmission Distance 10 km / 20 km

Number of Branches 64

Wavelength Up 1310 nm

Wavelength Down 1490 nm

Splitter Passive

http://digilib.mercubuana.ac.id/
13

2.5 Standard Umum Perangkat

Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu menyalurkan atau membawa

multilayanan (voice, data, video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive

Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan masa depan (NGN) [6].

Persyaratan system GPON yaitu :

a) Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps

upstream dengan menggunakan single fiber, sistem G-PON harus sesuai

dengan ITU-T G.984.x series (G.984.1/2/3/4).

b) Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya sistem

perangkat yang fleksible.

c) Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk semua

layanan. Semua layanan dikontrol oleh sebuah NMS

d) Arsitektur internal backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP.

e) Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix.

Perangkat GPON terdiri dari :

a) Optical Line Termination (OLT) dipasang di Central Office

Persyaratan umum untuk OLT yaitu :

Backplane OLT menyediakan sistem backup (redudansi) dan

koneksi independent 10 Gigabit Ethernet full duplex untuk masing-

masing servis slot.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
14

Kemampuan switching fabric OLT mempunyai arsitektur non-

blocking 150 Gbps full duplex per shelf.

OLT memiliki universal service slot Untuk PON card

b) Sejumlah Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network Unit

(ONT) diletakkan di beberapa lokasi dalam jaringan akses broadband point-

to-multipoint antara central office dan customer premises.

Persyaratan umum untuk ONT yaitu :

Aplikasi di perumahan, kantor, atau pada building (HRB) dan curbs.

Dapat dikontrol secara lokal dan remote melalui OMCI (ONT

management and configuration interface) sesuai dengan G.984.4

Menggunakan fiber optik single mode bidirectional untuk 1310 nm

(upstream) dan 1490 nm (downstream)

Dapat mendukung 1550 nm untuk RF video.

c) ODN terdiri dari fiber optik dan passive splitters/couplers serta aksesoris

lain seperti konektor yang menjadikan elemen-elemen ODN terkoneksi.

Spesifikasi untuk ODN (Optical Distribution Network) yaitu :

Beroperasi menggunakan transmisi single optik.

Physical Reach ODN

Jarak maksimum dari OLT ke ONT/ONU sebesar 20 Km dengan

cascading splitter 2 stage dan minimum 32 port ONT/ONU.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
15

Power link budget

Power link budget dari OLT ke ONU/ONT minimum 13 dB dan

maksimum 28 dB

Rise time budget

Rise time budget dari OLT ke ONT/ONU maksimal 0.2917 untuk

pengkodean NRZ dan 0.1458 untuk pengkodean RZ

Fiber Optik

Perangkat dapat beroperasi menggunakan single fiber optic

mengacu standard single mode fiber (ITU-T G.652).

Gambar 2.2 Topology Jaringan FTTx[9]

http://digilib.mercubuana.ac.id/
16

2.6 Komponen GPON

Komponen-komponen pada teknologi GPON antara lain yaitu[6] :

1. Sumber cahaya

Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan cahaya yang

membawa informasi merupakan hasil pengubahan sinyal listrik menjadi

sinyal optik. Sumber cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON

adalah Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang digunakan pada

sistem GPON antara lain Fabry Perot Laser dan Distributed Feddback

Laser (DFB), dengan lebar spektrum masing masing 3nm dan 1nm.

2. Serat optik yang digunakan

Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang diaplikasikan untuk

komunikasi jarak jauh harus memiliki kemampuan untuk membawa

banyak sinyal dengan laju bit yang tinggi. Dari dua jenis serat optik yang

ada yaitu single mode dan multimode, yang digunakan sebagai media

transmisi teknologi GPON adalah jenis single mode, hal ini dikarenakan

daerah kerja panjang gelombang single mode lebih tinggi daripada

daerah kerja panjang gelombang multimode. Sehingga serat optik jenis

ini lebih sesuai digunakan pada transmisi jarak jauh yang memerlukan

transmisi kecepatan tinggi dan rugi rugi yang kecil.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
17

3. Optical Line Termination (OLT)

Optikal Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat dari sistem

jaringan. OLT merupakan gabungan dari CWDM, Gigabit-capable

Ethernet (GbE) dan SONET/SDH yang dipergunakan untuk

mentransmisikan suara, data dan video yang melewati Gigabit-capable

Passive Optikal Network (GPON). OLT mempunyai fungsi untuk

melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik.Persyaratan

teknik perangkat

Gambar 2.3 Gambar OLT

http://digilib.mercubuana.ac.id/
18

4. Optical Network Terminal (ONT)

Optikal Network Terminal (ONT) berada di sisi pelanggan dari sistem

jaringan. Optimate 1000NT (ONT) mempunyai tugas utama yaitu

dipergunakan untuk mentransmisikan suara, data dan video yang

melewati jaringan Gigabit-capable Passive Optikal Network (GPON)

kepada para pelanggan dan OLT.

Gambar 2.4 Gambar ONT

5. Flex Manage

Flex Manage yang adalah suatu software untuk memonitor dari layanan

GPON. Flex Manage merupakan solusi dari management jaringan dari

FlexLight yang dirancang berdasarkan system yang berbasiskan web.

Flexmanage dioperasikan untuk mensetting jaringan atau

mengoperasikan jaringan guna menghindari downtime (dapat untuk

menanggulangi ataupun menghindari downtime. Dari Flex Manage

dapat diketahui alarm apa yang aktif, sistem reporting, ataupun

kegagalan jaringan GPON.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
19

Gambar 2.5 GPON Management System

6. Splitter

Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang membagi sinyal

optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal sinyal

kombinasi dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi

untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter

terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port. Berdasarkan ITU

G.983.1 BPON Standart direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi

untuk 32 pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64 berdasarkan

ITU-T G.984 GPON standart. Splitter mendukung beberapa pilihan

ratio pembagian sinyal. Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah

alat untuk splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal 1:32, atau

pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4 atau 1:16 atau 1:2.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
20

Gambar 2.6 Splitter

7. Splicer

Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan fusion splicer yaitu

suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang

berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah

dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang

berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung

kembali secara baik. Alat sambung splicer ini harus memiliki

keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan (splicing) bisa

mendekati sempurna, karena proses terjadinya pengelasan media kaca

terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang

tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter

media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja

tidak utuh, karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
21

Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus diulangi lagi,

hingga mendekati redaman yg sekecil-kecilnya (dibawah 0.2 dB)[13]

Gambar 2.7 Splicer

8. Konektor

Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung

pada perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang

sederhana seperti plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis.

Konektor memiliki beberapa jenis, antara lain :

FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan

akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan

transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat

ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke

perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.

SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode,

dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal,

http://digilib.mercubuana.ac.id/
22

simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila

dipasangkan ke perangkat lain.

ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip

dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel

multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik

dipasang maupun dicabut.

Gambar 2.8 Connector

2.7 Keunggulan GPON

Keunggulan GPON antara lain[5] :

1. Mendukung layanan triple play (Voice, Broadband Data Access, dan TV

(Interaktif TV dengan kualitas HD).

2. Memberikan power hingga loop terakhir.

3. Alokasi bandwidth dapat diatur atau managable.

4. Passive component membutuhkan biaya maintenence yang ringan dan

Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana. Program perangkat

sistem GPON dikemas dalam bentuk modul agar memudahkan proses

instalasi. penambahan kapasitas jaringan pada GPON dapat dlakukan

secara mudah dan tidak mahal.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
23

5. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON dapat secara

fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang

berbeda karena setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui

panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream

dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.

6. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien. Hal

ini dikarenakan arsitekture jaringan GPON lebih sederhana daripada

arsitektur jaringan serat optik konvensional.

7. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan banyak serat optik dan

peralatan pada kantor pusat atau central office bila dibandingkan dengan

arsitektur point to point, Hanya satu port optik di central office

(menggantikan multiple port).

Tabel 2.2 Perbandingan Teknologi PON [4]

http://digilib.mercubuana.ac.id/
24

2.8 Paket Layanan Product

Paket layanan Internet Moratelindo tidak dibatasi oleh Quota, namun oleh speed

yang di inginkan. Paket layanan yang dimiliki Moratelindo antara lain :

1. Oxygen 10 Mbps

Memiliki kecepatan 1,25 Mbps downstream dan 0,63 Mbps upstream.

2. Oxygen 25 Mbps

Memiliki kecepatan 3,13 Mbps downstream dan 1,57 Mbps upstream.

3. Oxygen 50 Mbps

Dengan kecepatan 6.25 Mbps downstream dan 3,13 Mbps upstream.

4. Oxygen 100 Mbps

Memiliki kecepatan 12,5 Mbps downstream dan 6,25 Mbps upstream.

5. Oxygen 1Gbps

Memiliki kecepatan 125 Mbps downstream dan 62,5 Mbps upstream

2.9 Peramalan Demand

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh team Marketing di lapangan khusus

cluster tebet ini, didapat jumlah market kurang lebih 7000 (Homepass). Namun

yang type rumah yang masuk dalam ketegori Segment Oxygen.Id potensi market

rumah berjumlah 4.632 Homepass.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
25

Gambar 2.9 Area Cluster Tebet

Peramalan demand bandwidth untuk masa depan merupakan perkiraan tentang

sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada

data yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau (historical data).

Banyak bentuk trend suatu data. Sebagai contoh dalam metode peramalan, ada

empat bentuk umum dari trend data tersebut [6].

1. Model Linear

Trend linear adalah kecenderungan data dimana perubahannya berdasarkan

waktu adalah tetap. Yt = 0+1T

Keterangan:

Yt = nilai data pada tahun t

0 = konstanta, yang menunjukkan nilai data pada tahun awal

1 = besarnya perubahan data dari satu periode ke periode lainnya.

T = tahun

http://digilib.mercubuana.ac.id/
26

Tabel Linear
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

Gambar 2.10 Contoh Grafik Model Linear

2. Model Kuadratik

Trend kuadratik adalah kecenderungan data yang kurvanya berpola lengkungan

(curvature). Trend kuadratik memiliki model sebagai berikut:

Yt = 0+1T+ 2T2

Tabel Kuadratik
5000

0
0 2 4 6 8 10
-5000

-10000

-15000

-20000

-25000
Bulan

Gambar 2.11 Contoh Grafik Model Kuadratik

http://digilib.mercubuana.ac.id/
27

3. Model Pertumbuhan Eksponensial

Trend pertumbuhan eksponensial adalah kecenderungan data dimana

perubahannya semakin lama semakin bertambah secara eksponensial.

Y = 0e1T atau ln(Y) = ln0+1T

Dimana e adalah bilangan = 2,71828

Tabel Eksponensial
30000000

25000000

20000000

15000000

10000000

5000000

0
0 2 4 6 8 10
-5000000

Gambar 2.12 Contoh Grafik Model Eksponensial

4. Model Kurva S

Karakteristik kurva S adalah pada awalnya pertumbuhan lambat, kemudian

meningkat pesat dan sampai pada titik tertentu kemudian melambat lagi dan

cenderung tetap. Trend kurva S memiliki model sebagai berikut:

Yt=e (0+(1/T)) atau ln (Y) = 0 + (1/T)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
28

Tabel S-Curve
64

63

62

61

60

59

58

57

56
0 2 4 6 8 10

Gambar 2.13 Contoh Grafik Model Kurva S

Peramalan demand bandwidth untuk masa depan merupakan perkiraan tentang

sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data

yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau (historical data), untuk

meramalkan demand bandwidth dibutuhkan data pelanggan pengguna bandwidth

selama 9 bulan ke belakang.

2.10 Parameter untuk kelayakan hasil perancangan

Link Power Budget

Link power budget dihitung sebagai syarat agar link yang kita rancang

dayanya melebihi batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung

Link power budget dapat dihitung dengan rumus[13]:

L. Nc. Ns. Sp
tot serat c s

http://digilib.mercubuana.ac.id/
29

Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah :

M = ( Pt Pr ) - total - SM
Keterangan :

Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm)

Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)

SM = Safety margin, berkisar 6-8 dB

tot = Redaman Total sistem (dB)

L = Panjang serat optik ( Km)

c = Redaman Konektor (dB/buah)

s = Redaman sambungan ( dB/sambungan)

serat = Redaman serat optik ( dB/ Km)

Ns = Jumlah sambungan

Nc = Jumlah konektor

Sp = Redaman Splitter (dB)

Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 (nol), margin

daya adalah daya yang masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi dari loss

selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan

pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
30

Rise Time Budget

Rise time budget merupakan metode untuk menentukan batasan dispersi

suatu link serat optik. Metode ini sangat berguna untuk menganalisa sistem

transmisi digital. Tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisa apakah unjuk

kerja jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi kapasitas

kanal yang diinginkan. Umumnya degradasi total waktu transisi dari link digital

tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35

persen dari satu periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu periode bit

didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate. Untuk menghitung Rise Time budget

dapat dihitung dengan rumus[13] :

ttotal = (ttx + tintramodal + tintermodal+ trx)

Keterangan :

ttx = Rise time transmitter (ns)

trx = Rise time receiver (ns)

tintermodal = bernilai nol (untuk serat optik single mode)

tintramodal = tmaterial + twaveguide

tmaterial = x L x Dm

twaveguide = tw= L[n2+n2(vb)]


C dv
= Lebar Spektral (nm)

L = Panjang serat optik (Km)

Dm = Dispersi Material (ps/nm.Km)

N2 = Indeks bias selubung

c = kecepatan rambat cahaya 3x108

http://digilib.mercubuana.ac.id/
31

v = 2 x a x n1 x (2 x s)1/2

a = Jari-jari inti

n1 = indeks bias inti

n2 = Indeks bias selubung

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai