Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar belakang

Lili (Lilium sp.) merupakan tanaman berumbi dan umumnya dibudidayakan


sebagai bunga potong di Jepang, Amerika dan Belanda. Di Indonesia tanaman lili
merupakan salah satu komoditas bunga potong potensial untuk dibudidayakan oleh
petani. Tanaman ini dapat ditanam pada lahan sempit, dapat diusahakan sebagai
bunga potong, tanaman hias pot, materi lansekap dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Warna bunga yang dimilikinya sangat menarik sehingga menempatkan bunga
tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi penggemarnya.
Berdasarkan hasil survei KPMG Management Consulting, di tahun 1996 total
produksi bunga potong petani petani di sekitar Jakarta dan Jawa Barat adalah 1,300
juta tangkai dengan perkiraan produksi di tahun 2000 sekitar 65,926 juta tangkai.
Sedangkan produksi bunga lili sampai tahun 1998 sekitar 17,922 juta tangkai dan
diperkirakan akan terus meningkat 7% hingga tahun 2003. Dibandingkan dengan
Malaysia pada tahun 1996 kurang lebih 180 juta tangkai dengan harga grosir US$ 36
juta (Supari, 1999). Prospek pasar yang cerah ternyata juga dialami oleh berbagai
Negara maju, seperti Amerika Serikat, Canada, Uni Eropa dan Jepang. Proyeksi
permintaan bunga lili di negara negara tersebut sampai dengan tahun 2003
diperkirakan meningkat sekitar 18,1% dari permintaan tahun 1995, yaitu senilai
614.907.000 US$ (Wahyurini, 2002).
Di Indonesia tanaman lili dibudidayakan oleh para petani di dataran tinggi dan
dapat ditanam sepanjang tahun (Wahyurini, 2002). Tanaman ini diduga berasal dari
Asia Timur yang dibawa ke Indonesia oleh para penjajah dari Eropa Barat. Berbagai
kultivar telah dikenalkan ke Indonesia, namun hanya kultivar yang berbunga putih
dan berbentuk terompet yang mampu beradaptasi. Daerah penghasil bunga lili yang
potensial saat ini adalah : Cipanas Puncak, Sukabumi, Lembang, Bogor, Brastagi
dan Batu (Wahyurini, 2002).

13
Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lili semakin meningkat, tetapi
kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh para produsen bunga potong di
Indonesia. Untuk dapat menghasilkan kualitas bunga yang baik dibutuhkan kualitas
bibit yang baik, serta teknik budidaya yang tepat pula. Sampai saat ini bibit lili masih
diimpor dari negeri Belanda dengan harga yang cukup mahal, karena bibit lili belum
banyak diproduksi di Indonesia. Untuk mengimpor bibit, memerlukan biaya yang
tinggi untuk membayar royalti dan biaya transportasi. Besarnya biaya disesuaikan
dengan kenaikan nilai dolar US tergantung kondisi perekonomian di Indonesia.
Ketergantungan terhadap bibit impor ini yang menyebabkan penurunan daya saing di
pasar luar negeri dan keterbatasan bunga lili terhadap permintaan pasar dalam negeri
(Wahyurini, 2002).
Perbanyakan tanaman lili yang umum dilakukan dari umbi. Peningkatan pasar
terhadap bunga lili yang berkualitas, mendorong petani lokal melakukan perbaikan
kualitas benih. Benih dengan kualitas baik, diperoleh dari tumbuhan (indukan) yang
berkualitas baik pula (Wahyurini, 2002).
Bunga lili tersusun atas perhiasan bunga yang terdiri dari mahkota dan
kelopak bunga. Mahkota dan kelopak bunga lili tidak dapat dibedakan, maka dari itu
lebih lazim disebut sebagai tenda bunga dan organ reproduksi yaitu pistil dan stamen.
Pistil merupakan bagian fertil dari bunga pada tumbuhan berbiji yang tersusun atas 3
bagian yaitu bagian basal yang fertil disebut bakal buah atau ovarium, bagian tengah
yang steril berbentuk seperti pita panjang seperti tangkai disebut tangkai putik atau
stilus dan paling ujung dengan bentuk membulat dengan ukuran lebih besar seperti
kepala disebut kepala putik atau stigma. Putik tersusun atas stigma dan stilus (Johri,
1984).
Anatomi tumbuhan merupakan bidang ilmu yang mengkaji struktur penyusun
tubuh tumbuhan. Pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dan
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan suatu organ tumbuhan. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan putik
Lilium longiflorum Thunb..

14
b. Permasalahan
Struktur anatomi suatu tumbuhan dapat digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Anatomi putik Lilium
longiflorum Thunb. dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan bunga.
Beberapa tumbuhan memilki perkembangan yang berbeda dalam
pembentukan putik. Pertanyaan ilmiah yang muncul dari pernyataan ini
adalah :

1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan putik Lilium longiflorum


Thunb.?
2. Bagaimana struktur anatomi putik Lilium longiflorum Thunb. selama masa
perkembangan?

c. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan putik


Lilium longiflorum Thunb.
2. Mengetahui dan mempelajari struktur anatomi putik Lilium longiflorum
Thunb. selama masa perkembangan.

d. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Memberikan tambahan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai


pertumbuhan dan perkembangan putik Lilium longiflorum Thunb.
2. Memberikan tambahan informasi ilmiah mengenai struktur anatomi putik
Lilium longiflorum Thunb. selama masa perkembangan

15

Anda mungkin juga menyukai