Anda di halaman 1dari 22

10/6/2017

Minggu 1 dan 2

Agung Prasetyo, ST., MT.

Bobot Penilaian :
No. Jenis Bobot Penilaian
1. Tugas 20 %
2. UTS 40 %
3. UAS 40 %
100 %

1
10/6/2017

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris : Geographic


Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi
khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database .
Sistem informasi adalah kumpulan proses, dieksekusi pada data
mentah untuk menghasilkan informasi yang akan berguna dalam
pengambilan keputusan.
Data bereferensi geografis / geospasial : data atau informasi
dikaitkan dengan letak geografis (koordinat spasial permukaan
bumi) dan biasanya disajikan dlm bentuk peta.

Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah,


dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG
yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Contohnya :

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau lebih terkenal dengan istilah


Geographical Information System (SIG) didefinisikan sebagai suatu
alat/media untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data-data beratribut Geografis (data
geospatial) yang berguna untuk mendukung proses pengambilan
keputusan dlm perencanaan dan manajemen sumber daya alam,
lingkungan, transportasi, masalah perkotaan dan administratif
(Burrough, 1986).

SIG juga didefinisikan sebagai suatu sistem database dimana hampir


semua data terstruktur secara geospatial dan adanya suatu prosedur
yang bekerja untuk memberikan informasi tentang suatu objek geospatial
di dalam database tersebut (Smith et at., 1987).

Arnoff (1989) mendefinisikan SIG sebagai: . (cari sendiri)

2
10/6/2017

Menurut Gistut (1994), dan menurut Chrisman (1997)


Data spasial adalah data-data yang memiliki sistem koordinat
geografis. Dengan kata lain SIG merupakan suatu sistem database
yang memiliki kemampuan spesifik untuk melakukan operasi
tertentu pada data. Teknologi SIG biasanya telah terintegrasi
dengan teknologi database seperti query dan analisa statistik
dengan tampilan yang unik, serta analisis geografis yang
menguntungkan dengan peta. Kemampuan ini yang membuat
SIG berbeda dengan sistem informasi lainnya, sehingga SIG
menjadi barang berharga bagi masyarakat umum dan perusahaan
untuk menjelaskan peristiwa, memprediksi pendapatan dan
perencanaan strategis (ESRI, 1996).

Note : Query adalah semacam kemampuan untuk menampilkan suatu


data dari database dimana mengambil dari tabel-tabel yang ada di
database, namun tabel tersebut tidak semua ditampilkan, namun sesuai
dengan yang kita inginkan data apa yang ingin kita tampilkan.

SIG Pertama
- Canadian Geographic Information System (1960)
- Sebuah rangkaian tool komputer untuk input, menyimpan
(store), mengubah (edit), mendapatkan (retrieve),
menganalisa (analyze), dan menampilkan output akan
informasi sumber daya alam (natural resource).

40 tahun kemudian & selanjutnya:


Aplikasinya meluas tidak hanya pada aplikasi sumber daya
alam (natural resources).
- Contoh aplikasi:
analisis penyakit epidemik (demam berdarah?)
analisis kejahatan (kerusuhan?)
navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek?)

3
10/6/2017

analisis bisnis (sistem stock & distribusi, lokasi Me Donald,


KFC)
urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah,
membuka area perumahan vs banjir?)
penelitian: spatial data exploration (coastal resource
management)
utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management
pertahanan (military simulation), dst.

GIS (Geographical Information System) pada dasarnya adalah


perangkat untuk mengumpulkan data, mengolah, dan
menyimpannya sebagai sebuah database yang kemudian
ditampilkan dalam bentuk desain grafis. Pada sistem Informasi
lain atau pada perangkat lain terkadang hanya memfasilitasi dan
menghasilkan output saja tanpa adanya database. GIS dapat
memberikan panduan atau bantuan untuk mengsinkronisasikan
antara informasi/data yang ada dengan grafis yang tersedia
sehingga akan bisa digunakan untuk menentukan sebuah
kesesuaian atau keputusan pada suatu wilayah untuk
kemajuan/peningkatan di berbagai bidang seperti pembangunan,
mengevaluasi dampak lingkungan, bahkan mengidentifikasi
lokasi yang tepat untuk pembangunan sebuah fasilitas baru.
Sedangkan pada sistem informasi lainnya, fasilitas seperti ini
jarang ditemui. Sistem informasi yang lain lebih cenderung
kepada pengolahan sebuah input menjadi output tanpa bisa
digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.

4
10/6/2017

Pada prinsipnya SIG mempunyai 3 komponen utama yakni:


sistem komputer, data, dan pengguna (user) (Gambar 1).
Jadi SIG merupakan suatu kesatuan sistem termasuk:
perangkat keras (hardware), data, perangkat lunak (software)
dan pengguna yang mengaplikasikan SIG untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dlm bidang tertentu.

Gambar 1 Komponen Utama SIG (Murray, 1999)

Sistem komputer untuk SIG terdiri dari: perangkat keras


(hardware) dan perangkat lunak (software). Ada berbagai
macam perangkat keras dan perangkat lunak digunakan
untuk SIG. Hal ini dibahas lebih detail pada bab (4) nanti.
Perangkat keras (hardware) untuk SIG pada prinsipnya sama
dengan yang dipakai untuk keperluan lain. Perangkat keras
untuk SIG secara umum terdiri dari : Komputer (Laptop/PC),
Network, CD/DVD-Rom, Keyboard, monitor, scaner, kabel,
jaringan internet, printer/ploter, digitizer, GPS, dll.

5
10/6/2017

Tabel 1 Komponen hardware SIG dan fungsinya

Perangkat lunak (Software) untuk SIG pada prinsipnya


berfungsi untuk: input data, penyusunan database,
transformasi, tampilan dan pelaporan. Tabel 2 berikut ini
mendeskripsikan lebih detail empat fungsi operasi yang
seharusnya dapat dilakukan oleh suatu Sofware SIG, yaitu:
(1) input data dan pra-pengolahan, (2) manajemen database,
(3) pengukuran dan analisa spasial dan (4) output dan
visualisasi.

6
10/6/2017

Tabel 2 Fungsi dasar perangkat lunak SIG

Menurut Murai (1999), data geospasial terdiri dari dua komponen,


yaitu: komponen grafis (data geometris) dan data atribut
(keterangan tentang obyek atau fitur yang digambarkan).

Komponen grafis (geometris), terdiri dari data-data yang


menggambarkan suatu fitur atau penampakan yang ada di
permukaan bumi, misalnya: jalan, sungai, peruntukan lahan,
gedung, dan sebagainya. Komponen grafis dapat berupa: titik
(point), garis (line/ polyline) dan poligon (polygone) dalam format
vektor maupun raster, yang melambangkan topologi geometris
(ukuran, bentuk, posisi dan orientasi) suatu obyek atau fitur yang
digambarkan.
Data atribut adalah data yang menggambarkan karakteristik
suatu fitur pada permukaan bumi dalam bentuk kuantitatif atau
kualitatif. Data atribut biasanya disajikan dalam bentuk data
tabular. Gambar (1.2) mengilustrasikan hubungan antara objek
dan atributnya.

7
10/6/2017

Konsep data geospasial (Murray, 1999)

Sumber data untuk SIG dapat berasal dari: digitalisasi peta,


foto-udara, citra satelit, tabel statistik, laporan, peta analog,
dan peta digital. Obyek atau fitur alam di permukaan bumi
dilambangkan ke dalam suatu model data. Model data
untuk SIG dapat berupa: vektor, raster atau TIN (triangular
irregular network). Data untuk SIG disebut juga data
geospasial.

8
10/6/2017

Pada prinsipnya hampir semua bidang kehidupan


membutuhkan dukungan SIG untuk membantu
menyelesaikan permasalahan. Pengguna (user) akan
menentukan informasi apa yang dibutuhkan dari suatu SIG.
Menentukan standar yang dibutuhkan. Memilih cara
memperbaharui data yang paling efisien dan menganalisa
output SIG dan merencanakan implementasi ke suatu
permasalahan.

Selain ketiga komponen di atas, ada satu komponen yang


sebenarnya tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG
yang baik adalah apabila didukung dengan metode
perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan
business rules organisasi yang menggunakan SIG
tersebut.

3.1 Fungsi Utama SIG


a . Mengoleksi Data
Data yang digunakan di dalam SIG sering berasal dari
berbagai tipe dan disimpan dengan cara yang berbeda. SIG
menyediakan alat dan metode untuk mengintegrasikan data
- data yang berbeda tersebut ke dalam sebuah format,
sehingga data-data tersebut mudah untuk dibandingkan
dan dianalisa. Sumber data SIG sebagian besar berasal dari
hasil digitasi secara manual dan hasil scanning foto-udara,
peta kertas, atau data digital lain. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa data satelit (remote sensing) dapat juga
dijadikan sebagai masukan untuk SIG.

9
10/6/2017

b. Memperbaharui dan Mengelola Database


Setelah data dikoleksi dan diintegrasikan, SIG seharusnya mampu
menyediakan fasilitas untuk menambahkan dan memelihara data.
Manajemen data yang efektif memiliki arti yang cukup luas, yang
mencakup aspek: keamanan, integrasi, penyimpanan dan pencarian
data, serta kemampuan untuk pemeliharaan.

c. Analisa Geografis
Integrasi dan konversi data merupakan salah satu bagian dari tahap
pemasukan data di dalam SIG. Langkah yang dibutuhkan selanjutnya
adalah interpretasi dan analisa koleksi informasi tersebut secara
kuantitatif dan kualitatif. Sebagai contoh, citra satelit dapat
membantu pakar pertanian untuk memperkirakan pertumbuhan
tanaman per hektar dalam suatu luasan tertentu. Pada daerah yang
sama, pakar pertanian tersebut memiliki data curah hujan yang
diperoleh dari stasiun penakar hujan,

, peta tanah wilayah yang memperlihatkan kesuburan tanah dan


sesuai untuk pertanian. Data curah hujan yang disimbolkan
sebagai data titik dapat diinterpolasi untuk memperoleh peta
tematik yang memperlihatkan isohyet atau garis kontur dari curah
hujan.

d. Menampilkan/Mempresentasikan Hasil
Salah satu aspek yang menarik pada teknologi SIG adalah bahwa:
informasi yang beragam dapat ditampilkan sekaligus dalam suatu
bidang gambar yang sama. Misalnya, data tabel dan data grafik
yang dihasilkan dari metode konvensional dapat dilengkapi
dengan peta dan gambar tiga dimensi(3D) yang dihasilkan oleh
SIG. Dalam hal ini, SIG akan menjadi alat komunikasi visual yang
sangat mengagumkan karena tersedianya berbagai pilihan
tampilan untuk menyajikan data yang telah diolah.

10
10/6/2017

a. Kompilasi dan Analisis Informasi


Kekuatan SIG berasal dari kemampuannya untuk
menghubungkan informasi dari data spasial yang berbeda,
sehingga dapat memberikan kesimpulan tentang hubungan antar
obyek yang digambarkan oleh data-data spasial tersebut.
Sebagian besar informasi tentang permukaan bumi terdiri dari
referensi lokasi, dan menempatkan informasi tersebut pada
beberapa titik di permukaan globe bumi. Sebagai contoh, ketika
informasi tentang curah hujan telah diperoleh, hal yang perlu
diketahui adalah dimana lokasi curah hujan tersebut berada.
Penentuan lokasi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem referensi lokasi seperti garis bujur
(longitude), garis lintang (latitude), dan elevasi ketinggian suatu
titik. Perbanding informasi curah hujan dengan informasi lain,
seperti lokasi daerah rawa dapat memperlihatkan bahwa daerah
rawa menerima curah hujan lebih sedikit.

Fakta ini menunjukan bahwa daerah rawa lebih cenderung kering,


dan kesimpulan ini dapat membantu kita untuk membuat
beberapa keputusan yang tepat mengenai interaksi manusia
dengan daerah rawa tersebut. Dalam contoh ini, SIG dapat
memberikan informasi baru bagi pengambil kebijakan dalam
membuat plot area sebelum mengambil keputusan terbaik pada
kasus tersebut. Beberapa database pada komputer dapat juga
secara langsung dimasukan ke dalam SIG. Data-data yang telah
diproduksi oleh berbagai pihak, misalnya: pemerintah pusat,
provinsi pemerintah kota/kabupaten, perusahaan swasta,
akademi, dan organisasi non-profit yang relatif bervariasi bentuk
dan formatnya dapat digabungkan ke dalam satu database.

Keberagaman dan perbedaan jenis data dalam bentuk peta dapat


dimasukan ke dalam SIG seperti diperlihatkan pada Gambar
berikut ini.

11
10/6/2017

Gambar 2 Contoh variasi sumber data masukan SIG


(sumber: www.usgs.gov).

b. Mengolah Data Hasil Pemotretan


Bagaimana SIG dapat menggunakan informasi yang terdapat pada peta?
Jika data yang digunakan bukan dalam bentuk digital atau peta
analog, maka data tersebut harus dirubah terlebih dahulu ke
dalam format tertentu sehingga komputer dapat mengenalinya.
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk menangkap informasi
dari data analog tersebut. Kita dapat melakukan digitalisasi peta
tersebut menggunakan mouse komputer pada layer monitor atau
di atas meja digitasi untuk mengoleksi koordinat yang terdapat
pada peta tersebut. Media scanner dapat juga dimanfaatkan untuk
mengkonversi peta analog menjadi peta digital untuk proses
digitasi lebih lanjut (gambar 3 a), atau memasukan koordinat yang
diterima oleh Global Positioning System (GPS) ke dalam SIG
(gambar 3b).

12
10/6/2017

Gambar 3 Proses input data melalui scanner dan GPS.

Informasi dimasukan ke dalam sistem untuk mengenali obyek pada peta sesuai
dengan lokasi sesungguhnya di permukaan bumi, beserta hubungan spasialnya.
Saat ini berbagai perangkat lunak telah dikembangkan untuk dapat mengekstrak
karakteristik yang terdapat pada citra satelit atau foto udara secara otomatis,
berangsur - angsur menggantikan proses capture secara konvensional yang
banyak memakan waktu. Obyek yang telah diidentifikasi selanjutnya dimasukan
ke dalam tabel atribut sebagai bagian informasi dari SIG. Sedangkan hubungan
spasial, misalnya: apakah perlu memotong obyek atau apakah obyek tersebut
berdekatan merupakan kunci dari analisa berbasis SIG.

c. Konversi Format Data


Dapatkah peta peruntukan lahan dihubungkan dengan citra satelit setiap
saat sebagai indikator status penggunaan lahan? Jawabannya tentu
dapat, tetapi karena data digital yang dikoleksi (disimpan)
dengan cara yang berbeda, tentunya dua atau lebih dari sumber
data tersebut tidak akan sesuai untuk disatukan. SIG harus
mampu mengkonversi data dari satu format data ke format data
lainnya. Dalam hal ini dari raster pada citra satelit, dirubah dulu
menjadi vector pada layer peruntukan lahan. Proses tersebut
dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 4 a Format data raster Gambar 4 b Format data vektor

13
10/6/2017

Data citra satelit diinterpretasikan oleh komputer untuk


memproduksi peta peruntukan lahan, sehingga dapat dibaca di
dalam SIG sebagai format raster. Data raster terdiri dari baris
sel/grid/pixel yang seragam dan diberi kode menurut nilainya. Sebagai
contoh, gambar 4a merupakan klasifikasi peruntukan lahan. Data
raster dapat dimanipulasi dengan cepat oleh komputer, tetapi sering
kurang detail dan mungkin kurang jelas bila dibandingkan dengan
data vektor. Hal tersebut dapat diperkirakan dengan melihat peta
analog yang digambar secara manual dengan tangan.

Data vektor digital biasanya direpresentasikan sebagai titik, garis


(kompulan koordinat titik), atau luasan (bentuk tertentu yang
dibatasi oleh garis) seperti diperlihatkan pada gambar 4b. Sebuah
contoh data vektor misalnya polygon yang menggambarkan batas
kepemilikan lahan dan bangunan di daerah pemukiman.

Restrukturisasi data dapat dilakukan oleh SIG untuk mengkonversi


data dari format yang berbeda. Sebagai contoh, SIG melakukan
konversi citra satelit menjadi data vektor dengan membuat garis di
sekeliling pixel yang memiliki klasifikasi yang sama dan menentukan
hubungan spasial pada pixel tersebut (gambar 5).

Gambar 5 Proses konversi data raster menjadi data vektor


(Sumber: www.usgs.gov)

d. Mengintegrasikan Data
SIG juga mampu untuk dapat mengintegrasikan informasi yang
sulit dikelompokan melalui cara lain. SIG dapat menggunakan
kombinasi variabel pemetaan untuk membangun dan
menganalisis variabel baru (Gambar 6).

14
10/6/2017

Gambar 6 Integrasi data dengan menghubungkan bentuk informasi


yang berbeda melalui SIG (Sumber: www.usgs.gov)

Sebagai contoh, teknologi SIG digunakan untuk mengkombinasikan


data tentang aktifitas pertanian dengan data hidrograf. Hal ini,
misalnya digunakan untuk mempelajari kemampuan aliran
membawa zat (pupuk) terlarut atau menunjukan seberapa banyak
pestisida digunakan pada suatu lahan. Bila lokasi lahan tersebut
berpotongan dengan anak sungai, maka SIG dapat digunakan untuk
memprediksi jumlah nutrisi terlarut pada masing - masing sungai.
Pada pertemuan anak sungai atau dibagian muara sebelum aliran
masuk ke danau, sehingga total kandungan terlarut dapat dihitung.

e. Integrasi dan Proyeksi Data


Peta kepemilikan lahan mungkin memiliki perbedaan skala dengan
peta tanah. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa informasi yang
terdapat pada peta akan berlainan apabila diperoleh dari sumber
yang berbeda. Sebelum diintegrasikan dengan S1G kedua informasi
peta tersebut perlu dimanipulasi terlebih dulu melalui registrasi atau
penyesuaian informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

15
10/6/2017

Setelah data tersebut diregistrasi, langkah selanjutnya adalah


penyamaan sistem proyeksi sehingga data digital tersebut dapat
ditampilkan antara satu sama lainnya untuk dianalisa di dalam
SIG.

Sistem proyeksi merupakan komponen dasar yang perlu


dipertimbangkan dalam membuat peta. Sistem Proyeksi dapat
didefinisikan sebagai penerapan metode matematis dalam
mentransfer informasi dari permukaan bumi yang pada
kahekatnya tiga dimensi menjadi peta dalam dua dimensi pada
media kertas atau layar monitor komputer. Keberagaman
penggunaan proyeksi pada peta disebabkan karena masing -
masing proyeksi tersebut cocok untuk digunakan.

Sebagai contoh, sebuah proyeksi yang teliti akan menggambarkan


bentuk benua dengan penyimpangan ukur-'n/bentuk sekecil
mungkin. Kebanyakan informasi berasal dari peta-peta analog
yang sudah ada. Selanjutnya dengan menggunakan kemampuan
komputer, SIG mentransformasi informasi digital yang berlainan
sistem proyeksi tersebut ke dalam sistem proyeksi yang seragam
(Gambar 7).

Gambar 7 Penyesuaian sistem proyeksi data satelit ASTER, dengan referensi


layer vektor batas kabupaten
(kasus : data kabupaten Situbondo)
f. Interpolasi Data
Sangat tidak mungkin untuk mengoleksi atau mengumpulkan
data dari setiap meter persegi dari permukaan bumi kita.

16
10/6/2017

Untuk mensiasati hal tersebut, maka dilakukan pengambilan


sampel data pada titik-titik tertentu yang dianggap mewakili
karakteristik permukaan bumi dan selanjutnya dilakukan
pengolahan data hasil sampling tersebut untuk menggambarkan
karakteristik permukaan yang dimaksud. Dengan SIG hal ini
dapat dimungkinkan dengan memanfaatkan metode interpolasi
yang umumnya tersedia pada perangkat lunak SIG. Sebagai contoh,
SIG dapat dengan cepat menghasilkan peta isolines. Isoline adalah
garis yang menghubungkan titik-titik koordinat yang bernilai
sama.

Gambar 8 a Nilai pH tanah yang b Peta kontur dibuat dari interpolasi


diukur pada titik-titik sampel nilai pH tanah

g. Pemodelan Topologi
Adakah sumur pengeboran minyak atau gas yang dekat dengan
tempat tinggal kita? Bagaimana jika terjadi kebocoran pada
stasiun pengeboran tersebut, seperti kasus Lapindo? Kemana akan
mengalir lumpur atau gas tersebut ? Bagaimana karakteristik
topografi lokasi disekitar pengeboran tersebut?

SIG dapat menyimpan dan menganalisa hubungan spasial antara


obyek atau fenomena-fenomena tersebut, sehingga kondisi
terburuk yang mungkin terjadi dapat diantisipai. Obyek apa yang
dekat dengan sumur tersebut? Rumah kita berada dalam radius
berapa dari lokasi tersebut, dsb, pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan lokasi dan hubungan spasial antara satu fakta (fenomena)
dengan obyek tertentu dapat ditentukan dengan menggunakan
aplikasi SIG (Gambar 9).

17
10/6/2017

Gambar 9 Sumber polusi digambarkan dengan titik, lingkaran berwarna


menunjukan jarak antara sumber pulosi dengan lahan basah (hijau
tua)(Sumber: Website USGS).
h. Pemodelan Jaringan
Ketika zat terlarut dari lahan pertanian mengalir ke dalam sungai,
perlu diketahui bahwa aliran zat terlarut tersebut tidak akan
terhenti pada suatu tempat, tetapi akan terus mengalir sampai ke
muara sungai.

Di dalam SIG hal ini dapat digambarkan dengan jaringan linear


untuk memperkirakan bagaimana perjalanan zat terlarut tersebut
menuju muara. Dengan tambahan informasi seperti volume air dan
kecepatan aliran disepanjang jaringan akan sangat membantu SIG
dalam memperkirakan seberapa jauh zat terlarut tersebut dibawa dari
hulu ke hilir (gambar 10).

a Ilustrasi rute/perjalan polutan melalui system sungai


b. Menghimpitkan aliran diatas digital ortopoto (digital (arah aliran
ditunjukan dengan tanda panah) ortophoto quadrangle/DOQ)
Gambar 10 SIG dapat digunakan untuk memodelkan perpindahan material
melalui jaringan sungai

18
10/6/2017

i. Overlay
Dengan menggunakan peta-peta tematik yang menggambarkan:
lahan basah (wetland), kemiringan lahan (slope), jaringan sungai,
peruntukan lahan, dan karakteristik tanah (gambar 11)

SIG mampu menghasilkan layer peta baru tentang tingkat


kebasahan tanah berdasarkan tingkat sensitivitas kerusakan
akibat aliran zat terlarut, melalui interpretasi, penambahan,
pengurangan, pengalian atau pemodelan berdasarkan input-input
peta tematik tersebut.

Gambar 11 Overlay beberapa layer untuk mendapat layer baru di


dalam SIG (Sumber: Website USGS)

19
10/6/2017

j. Luaran SIG / Output SIG


Bagian yang kritis pada SIG adalah kemampuannya
memproduksi grafik pada layar atau kertas untuk menyampaikan
hasil analisis bagi pembuat kebijakan. Peta analog, Internet-ready
maps, peta interaktif, dan bentuk grafik lain yang telah dihasilkan
oleh SIG, dapat dipergunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
menggambarkan dan memahami hasil analisis atau dapat juga
digunakan untuk memodelkan dan memprediksi beberapa
kejadian penting/potensial (gambar 12).

Gambar 12 Contoh Peta Jadi yang dihasilkan menggunakan SIG


(contoh peta permukaan wil. Jatim yg dihasilkan dari interpolasi
data kontur)

20
10/6/2017

Umumnya data geospatial tidak dipelihara dengan baik, kehadiran SIG dapat
mengantisipasi masalah manajemen, penyimpanan dan perawatan data. SIG juga
dapat digunakan untuk standarisasi data geospatial.
Tanpa SIG, peta dan data statistik yang ada umumnya dalam format analog
(kertas, laporan, buku) dan kurang up to date, dengan adanya SIG peta dan data
statistik lebih terformat dalam bentuk digital dan mudah di update. Pencarian dan
analisa data dengan format analog, relatif tidak mudah untuk dilaksanakan,
sebaliknya dengan adanya SIG karena data sudah tersusun dalam database digital,
pencarian, analisa dan penampilan data lebih baik dan lebih akurat.
Adanya SIG juga memudahkan untuk distribusi dan sharing data.
Analisa yang cepat dapat membantu proses pengambilan keputusan dilakukan
lebih cepat.
Produktifitas staf juga lebih baik, karena cara kerja lebih cepat.
SIG juga memudahkan pihak ketiga (masyarakat umum) untuk berkomunikasi
dan mengakses informasi yang kita miliki dengan mudah. SIG dapat dihubungkan
dengan jaringan internet, sehingga pertukaran data dan informasi lebih cepat.
Penggunaan SIG menjadi lebih urgen, karena SIG mampu untuk membantu
penyelesaian masalah pada semua lini, mulai dari: perencanaan, proses
pengambilan

Tabel Keuntungan SIG bila dibanding menggunakan


cara konvensional

21
10/6/2017

1. Coba Anda Sebutkan Definisi Sistem Informasi Geografi (SIG)


dari beberapa sumber dengan menyebutkan sumber/
penulisnya. (minimal 5 sumber)
2. Coba Anda Jelaskan Sejarah Perkembangan SIG dari tahap
awal digunakan hingga perkembangan terakhir ini dengan
menyebutkan sumber literaturnya. (dari buku atau internet)
3. Coba Anda sebutkan dan jelaskan beberapa CONTOH
APLIKASI penggunaan SIG dengan menyebutkan Pengguna /
Institusi nya, minimal menyebutkan aplikasi di bidang teknik
sipil minimal 1 contoh. (total contoh adalah minimal 5 )
4. Sebutkan program komputer (software) yang biasa
diaplikasikan dalam sistem informasi geografi (SIG=GIS).

BAGI YANG TELAT MENGUMPULKAN TUGAS, MAKA NILAI


MAKSIMUMNYA ADALAH 80% DARI NILAI REAL.

Catatan untuk tugas :


Untuk format pengerjaan tugas akan dijelaskan di
kelas. HARUS menggunakan COVER di print di
Microsoft Word agar rapih, dan bagian isi jawaban
ditulis menggunakan tulisan tangan yang rapih di
kertas A4 jangan di kertas folio. Jangan copy paste
antar teman, nanti nilai akan dikurangi baik bagi yang
memberi dan menerima jawaban. Harap disertakan
link alamat referensi yang digunakan sebagai sumber
jawaban Anda jika diambil dari internet.

22

Anda mungkin juga menyukai