Anda di halaman 1dari 2

Sumber : http://print.kompas.

com/baca/2015/04/18/Penghapusan-Sanksi-Administrasi-Pajak-Tak-
Signifik

Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak


Tak Signifikan
LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Siang | 18 April 2015 17:21 WIB 1088 dibaca 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS Efek penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi pajak


diperkirakan tidak signifikan. Alhasil, target pajak senilai Rp 1.244 triliun diproyeksikan tetap
tidak tercapai.
dalam waktu dekat akan menerbitkan peraturan tentang penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi pajak. Sedianya, aturan dalam bentuk peraturan
menteri keuangan (PMK) itu akan berlaku mulai Mei 2015. Langkah ini diharapkan
memberikan tambahan terbesar atas penerimaan pajak reguler sehingga target
pajak tahun ini sebesar Rp 1.244 triliun tercapai.

Melalui kebijakan ini, sanksi administrasi sebagai akibat dari keterlambatan


penyampaian surat pemberitahuan (SPT), pembetulan SPT, dan keterlambatan
pembayaran atau penyetoran pajak akan dikurangi atau dihapuskan.

Direktur Eksekutif Center of Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo,


di Jakarta, Sabtu (18/4), berpendapat, kebijakan penghapusan atau pengurangan
sanksi administrasi pajak itu tidak akan memberikan tambahan penerimaan pajak
secara signifikan. Alasannya ada dua.

Dua alasan

Pertama, wajib pajak menunggu kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.
Sebab, pengampunan pajak tidak saja menghapuskan sanksi administrasi, tetapi
juga mengurangi kewajiban bayar pajak yang terutang selama ini. Biasanya, wajib
pajak hanya diminta membayar 5 persen dari utang pajak pokok.

Sementara penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi hanya menghapus


atau mengurangi sanksi administrasi saja. Utang pajak pokok tetap harus dibayar
penuh oleh wajib pajak.

Wacana pengampunan pajak ini dilontarkan bersamaan dengan wacana


penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi.
Baik Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro maupun Direktur Jenderal Pajak
Sigit Piradi Pramudito secara terpisah sama-sama pernah menyampaikan kedua
wacana itu.

Artinya, jika kebijakan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi


diberlakukan mulai Mei, wajib pajak akan cenderung menunggu pemerintah
mengeluarkan kebijakan pengampunan pajak.

Alasan kedua, Prastowo melanjutkan, keterlambatan penyampaian SPT dan


pengisian SPT yang tidak sesuai fakta lebih banyak disebabkan faktor kesengajaan
daripada khilaf.

Sementara Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


(KUP) Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan, penghapusan atau pengurangan sanksi
administrasi hanya berlaku untuk wajib pajak yang khilaf.

Dengan demikian, jika Direktorat Jenderal Pajak (DJP) konsisten dengan aspek
legal, potensi pajak yang bisa masuk tidak akan banyak. Sementara jika DJP juga
memberikan penghapusan atau pengurangan pajak bagi wajib pajak yang secara
sengaja melanggar aturan, hal ini bisa menjadi temuan hukum di kemudian hari.

"?Ketentuan Undang-Undang KUP lebih tinggi dari PMK. Jadi, PMK harus sesuai
dengan UU KUP. Kalau DJP mau memberikan fasilitas kepada wajib pajak yang
sengaja melanggar aturan, aturannya mestinya setingkat undang-undang,
seperti sunset policy pada 2008-2011,"? tutur Prastowo.

Sebelumnya, Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat


Jenderal Pajak Mekar Satria Utama menyatakan, Kementerian Keuangan bersama
dengan DJP tengah menyiapkan PMK tentang penghapusan atau pengurangan
sanksi administrasi pajak. Aturan itu sedianya diluncurkan akhir April 2015 dan
berlaku mulai Mei sampai dengan Desember 2015.

Normalnya, wajib pajak dengan data SPT yang tidak benar akan mendapatkan
sanksi bunga 2 persen per bulan dan denda 2 persen dari dasar pengenaan pajak.

Bagi wajib pajak terdaftar, tetapi belum menyampaikan SPT akan mendapatkan
sanksi denda untuk PPh Badan senilai Rp 1 juta, untuk PPh orang pribadi dan SPT
masa PPh senilai Rp 100.000, dan untuk SPT masa PPN senilai Rp 500.000.
Adapun sanksi bunga keterlambatan sebesar 2 persen per bulan. Sanksi serupa
berlaku untuk wajib pajak badan atau orang pribadi yang belum terdaftar.

Anda mungkin juga menyukai