PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui peranan tapioka
dalam pembuatan bakso.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
+Tapioka
(0; 10 gram)
+ bawang putih,
merica, STPP, Pengulenan
penyedap rasa, air es
Pencetakan
Perebusan (80oC)
Penirisan
Pengujian
Fungsi Perlakuan:
Prosedur pertama yang dilakukan pada pembuatan bakso yaitu persiapan alat
dan bahan. Bahan yang digunakan diantaranya dua sampel daging sapi dengan
berat masing-masing 100 gram, tepung tapioka 10 gram, STPP, garam, air es, dan
bumbu-bumbu. Pembuatan bakso menggunakan 2 perlakuan; perlakuan pertama
yaitu tidak dilakukan penambahan tapioka dan perlakuan kedua yaitu penambahan
tapioka sebanyak 10 gram.
Selanjutnya, disiapkan panci berisi air panas untuk merebus adonan bakso.
Adonan bakso dicetak menjadi bulatan kecil untuk memudahkan pemasakan dan
memudahkan konsumsi. Setelah suhu air panas mencapai suhu 80oC, adonan
bakso yang telah dicetak dimasukkan ke dalam panci. Perebusan adonan
membutuhkan waktu beberapa menit. Bakso yang telah matang ditandai dengan
mengapungnya bakso pada permukaan air. Setelah itu, bakso dapat diangkat dan
ditiriskan. Prosedur terakhir adalah pengujian secara fisik pada bakso. Pengujian
yang dilakukan adalah pengujian warna menggunakan colorreader, pengujian
tekstur menggunakan pnetrometer, dan pengujian kenampakan permukaan irisan.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1.2 Tekstur
Sampel Sesudah Sebelum
1 130 205
2 132 208
P1 3 135 208
4 132 208
5 135 207
1 132 210
2 135 208
P2 3 135 208
4 132 200
5 130 203
Kehalusan ++ ++++
Kekompakan ++ ++++
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Warna
Sampel dL dA dB
P1 55,33234 3,55 6,8
P2 50,12344 5,85 5,475
4.2.2 Tekstur
Sampel Rata-rata
P1 74,4
P2 73
Keterangan:
P1 : tanpa tapioka
P2 : dengan tapioka
W1 : berat sampel sebelum dikeringkan
W2 : berat sampel setelah dikeringkan
W3 : selisih berat sampel sebelum dan setelah dikeringkan
L : lightness/kecerahan (64)
A : merah-hijau (3,3)
B : kuning-biru (20)
Semakin tinggi jumlah (+) maka semakin halus, rata, dan padat permukaan bakso.
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Warna
Pengujian warna dilakukan menggunakan colorreader, dengan 3 kali
pengulangan pada masing-masing sampel. Pada pengujian ini, nilai L digunakan
untuk menentukan tingkat kecerahan sampel. Semakin tinggi nilai L, maka
semakin cerah warna sampel. Semakin rendah nilai L, semakin geap warna
sampel.
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini ialah penambahan
tapioka pada bakso berpengaruh terhadap karakteristik bakso. Secara keseluruhan,
bakso dengan penambahan tepung tapioka memiliki kenampakan fisik lebih baik
dibandingkan dengan bakso tanpa penambahan tapioka. Bakso dengan
penambahan tapioka memiliki tingkat kecerahan lebih rendah atau berwarna
gelap. Secara tekstur, semakin banyak penambahan tapioka maka kekenyalan
bakso semakin meningkat. Sedangkan pada kenampakan permukaan irisan, bakso
dengan penambahan tapioka memiliki kenampakan lebih halus.
6.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya, perlakuan yang dilakukan lebih
bervariasi sehingga praktikan dapat mengetahui perbedaan penggunaan bahan
pada pembuatan bakso.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Bakso Daging. SNI 01-3818-1995.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Blackweel, Wiley, 2012. Food Biochemistry and Food Processing, 2nd (ed). New
York.
Cahyadi. W. 2009. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Elviera, G. 1988. Pengaruh Pelayuan Daging Sapi Terhadap Mutu Bakso. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Handershot, C. H., 1970. A Literature Review and Research Recommendation on
Cassava (Manihot esculenta, Crantz). Rome: Food and Agricultural
Organization of The Nation.
Ketaren, S. 2001. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit PNBP.
Linda. 2005. Kajian Penambahan Tepung Tapioka dan Putih Telur Terhadap Kaar
Air, Hardness, Elastic Limit, Cooking Loss, Organoleptik dan Profil Asam
Lemak Bakso Kelinci. Skripsi. Malang: Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.
Ngadiwaluyo, S & Suharjito. 2003. Pengaruh Penggunaan Sodium Tripolyphosfat
Terhadap Daya Simpan Bakso Sapi dalam Berbagai Suhu Penyimpanan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Prastuti, N. T. 2010. Pengaruh Substitusi Daging Sapi dengan Kulit Cakar Ayam
terhadap Daya Ikat Air (Dia), Rendemen dan Kadar Abu Bakso. Skripsi.
Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
Radiyati dan Agusto, W.M. 2008. Tepung tapioka. Subang: BPTTG Puslitbang
Fisika Terapan LIPI.
Singgih Santoso. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Soputan, J. E. M. 2004. Dendeng Sapi Sebagai Alternatif Pengawetan Daging.
Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Sumoprastowo. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan
Bahan Makanan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyanti, S. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas dari Pengawet. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tarwotjo, L 5., S. Hartini, S. Soekirman dan Sumartono. 1998. Komposisi Tiga
Jenis Bakso di Jakarta. Jakarta: Akademi Gizi.
Ulfah, M. 2009. Pemanfaatan Iota Karaginan (Eucheuma spinosum) dan Kappa
Karaginan (Kappaphycus alvarezii) Sebagai Sumber Serat Untuk
Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Wibowo. 2009. Membuat 50 Jenis Bakso Sehat dan Enak. Jakarta: Swadaya.
Widyaningsih, T.D dan Murtini E.S, dan A. Prasetyo. 2006. Potensi Kitosan dari
Limbah Udang sebagai Koagulan Logam Berat Limbah Cair Industri
Tekstil. Surabaya: Intitus Teknoogi Sepuluh November.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Yuyun, A. 2008. Panduan Wirausaha Membuat Aneka Bakso. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. TEKSTUR
Tapioka 0%
# Tekstur = Akhir - Awal
U1= 205 130 = 75
U2= 208 132 = 76
U3= 208 135 = 73
U4= 208 - 132 = 76
U5= 207 135 = 72
75+76+73+76+72
# Rata-rata = = 74,4 mm/10sec
5
Tapioka 10%
# Tekstur = Akhir - Awal
U1= 210 132 = 78
U2= 208 135 = 73
U3= 208 135 = 73
U4= 200 132 = 68
U5= 203 130 = 73
78+73+73+68+73
# Rata-rata = = 73 mm/10sec
5
2. WARNA
Tapioka 0%
( + )
# Lightness =
(25,3+64) 94,35
U1 = = 57,05
64
(28,1+64) 94,35
U2 = = 52, 92
64
(26+64) 94,35
U3 = = 56, 02
64