BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
Pendidikan menengah kejuruan merupakan bentuk pendidikan yang
mengaspirasi tantangan internal saat ini yaitu jumlah usia wajib belajar yang tinggi,
minat untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi masih minim dan kompetisi
dalam dunia kerja yang ketat. Oleh karena itu pendidikan yang bersifat vokasional dan
tetap kompeten untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi diperlukan oleh
masyarakat terutama di wilayah Pesisir Situbondo agar tercipta usia produktif yang yang
menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompeten dan keterampilan.
Pendidikan menengah kejuruan tentunya tidak hanya menyiapkan sumberdaya
manusia untuk menghadapi tantangan eksternal saat ini atau tetapi juga
mempersiapakan diri untuk menghadapi perubahan atau tantangan masa depan yaitu
arus globalisasi daan berbagai isu yang yang terkait masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya serta
perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan internal.
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, maka pengembangan
kurikulum haruslah meliputi penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, penyesuaian dengan karakteristik kurikulum 2013 agar tercapai pendidikan
yang kompetitif, religius, berkarakter dan cocok dengan perubahan abad ke-21 melalui
pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional,
regional dan global di masa depan.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Banyuputih adalah satu-satunya SMK
Negeri di wilayah Kecamatan Banyuputih yang memiliki latar belakang penduduk
sebagian besar adalah pertanian dan nelayan. Keberhasilan pendidikan di SMK Negeri 1
Banyuputih dapat terjadi melalui integrasi berbagai komponen pendidikan baik dari sisi
perencanaan maupun pelaksanaan, yang akhirnya akan bermuara pada dukungan
internal maupun dukungan eksternal dari masyarakat dan dunia usaha/indutri (DU/DI) di
wilayah sekitar, serta ciri khas Pesantren Assalam Bindung Sumberanyar Situbondo yang
menjadikan perubahan budaya pendidikan dan karakteristik sekolah.
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 1
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
NILAI TARGET
NO. STANDAR PENDIDIKAN TAHUN TAHUN
2016/2017 2017/2018
1. Standar Isi 2,78 2,85
2. Standar Proses 2,82 2,89
3. Standar Kompetensi Lulusan 2,25 2,40
4. Standar PTK 2,17 2,26
5. Standar Sarana dan Prasarana 2,13 2,23
6. Standar Pengelolaan 2,21 2,31
7. Standar Pembiayaan 2,67 2,77
8. Standar Penilaian 2,71 2,82
3. Kondisi Ideal
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 banyuputih didirikan pada tahun
2008 dengan SK Pendirian No. 188/85/P/001.2/2008 tertanggal 04 Januari 2008. SMK
Negeri 1 Banyuputih memiliki 15 Rombongan belajar dengan 5 Kompetensi Keahlian
yaitu Tekhnika Kapal Penangkap Ikan (TKPI), Agribisnis Pengolahan Hasil
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 2
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 3
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) adalah bukti betapa besar harapan mereka terhadap
pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1 Banyuputih, Kerjasama yang dilaksanakan
dengan butik, toko busana serta konveksi.
Sekolah ini didirikan atas inisiatif Pengasuh Pondok Pesantren Assalam KH. A.
Tsabit Toha, semula bernama SMK Assalam pada Tahun 2007 kemudian berubah
menjadi sekolah negeri / SMK Negeri 1 Banyuputih pada Tahun 2008. Sekolah ini
berkedudukan di wilayah Pondok Pesantren Assalam Bindung sumberanyar sehingga
peserta didiknya adalah santri dan warga sekitar lingkungan pondok.
SMK Negeri 1 Banyuputih sebagai sekolah yang berada di lingkungan Pondok
Pesantren Assalam Bindung memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
sekolah lain (sekolah pada umumnya), dimana visi misi, struktur muatan kurikulum dan
budaya sekolah merupakan hasil perpaduan antara manajemen pendidikan umum dan
pendidikan pesantren.
Pemberlakuan ini diharapkan siswa agar mendapat dan meraih nilai plus dalam
penddidikan dan pengajaran berupa nilai-nilai kepesantrenan dan nilai-nilai
nasionalisme. Kurikulum Nasional dan nilai-nilai pesantren yang terus dilestarikan antara
lain pembacaan shalawat Nariyah, pembiasaan berdiri memberi salam ketika berpapasan
dengan guru, shalat berjamaah dzuhur, penghormatan terhadap yang lebih tua, kakak
kelas, atau siswa yang lebih senior, serta aktifitas keagamaan yang terintegrasi dengan
kegiatan diniyah di Pondok Pesantren Assalam bagi sebagian siswa.
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 4
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 5
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 6
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
a. Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia;
b. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik;
c. Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia
dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 7
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi
masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan
perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya
membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi
ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta
didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis
sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 8
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 9
Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuputih 2017/2018
Program Keahlian :
Tata Busana Halaman 10