Negara merupakan institusi kekuasaan yang berdaulat dengan tata Pemerintahan dan
tata tertib yang diberlakukan bagi penduduk di daerah tersebut. Suatu Negara tidak akan
terlepas dari system politik yang dijalankan dan warga Negara yang melaksanakan system
tersebut. System politik tidak akan terlepas dari pemerintah dan masyarakat. Keduanya
memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Oppenshimer menyebutkan
bahwa jika pada masyarakat tertentu terdapat suatu differensial politik (perbedaan Politik)
antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah, maka terdapat suatu Negara.
Dengan demikian, system politik yang dijalankan suatu Negara harus dapat mengakomodasi
semua kepentingan Negara dan warga.1
Sistem Politik
Pendekatan Sosialisasi
Diktator Politik
Sejarah
Pendekatan Rekruitmen
Demokrasi Politik
Sosiologi
Pendekatan Komunikasi
Monarki Politik
Kultural
Pendekatan
Filsafat
Pendekatan
Konstitusi
1
Aim Abdulkarim. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Grafindo Media Pratama, hlm 153.
Sistem politik di Indonesia mengalami pasang surut sejak berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya
bisa dilihat dari masa-masa berikut ini:
Masa prakolonial
Masa kolonial (penjajahan)
Masa Demokrasi Liberal
Masa Demokrasi Terpimpin
Masa Demokrasi Pancasila
Masa Reformasi
- Penyaluran tuntutan
- Pemeliharaan nilai
- Kapabilitas
- Integrasi vertikal
- Integrasi horizontal
- Gaya politik
- Kepemimpinan
- Partisipasi massa
- Keterlibatan militer
- Aparat negara
- Stabilitas
Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
Integrasi horizontal Nampak hanya sesama penguasa kerajaan Harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
Kepemimpinan Raja, Pangeran dan keluarga kerajaan Dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat
Keterlibatan militer Sangat kuat karena berkaitan dengan perang Sangat besar
Aparat negara Loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah Loyal kepada penjajah
Stabilitas Stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang Stabil tapi dalam kondisi mudah pecah
Pembeda Masa Demokrasi Liberal Masa Demokrasi Terpimpin
Penyaluran tuntutan Tinggi tapi sistem belum memadani Tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
Integrasi vertikal Dua arah, atas bawah dan bawah atas Atas bawah
Integrasi horizontal Disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator Berperan solidarity makers,
Kepemimpinan Angkatan sumpah pemuda tahun 1928 Tokoh kharismatik dan paternalistik
Aparat negara Loyak kepada kepentingan kelompok atau partai Loyal kepada negara
Penyaluran tuntutan Awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi Tinggi dan terpenuhi
Pemeliharaan nilai Terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM Penghormatan HAM tinggi
Integrasi vertikal Atas bawah Dua arah, atas bawah dan bawah atas
Partisipasi massa Awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi Tinggi
Aparat negara Loyal kepada pemerintah (Golkar) Harus loyal kepada negara bukan pemerintah
.
Di Indonesia sendiri memakai sistem politik demokrasi yang didasarkan pada nilai,
prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Demokrasi Pancasila menghendaki
suatu pemerintahan yang benar-benar menjunjung tinggi hokum (rechstaate) dan bukan
berdasarkan kekuasaan belaka (machstaate). Dengan demikian, segala tindakan atau
kebijaksanaan harus berdasarkan pada hokum yang berlaku.
KESIMPULAN
2
Budi Winarno. (2007). Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi
dan penyusunan skala prioritasnya.