Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekebalan tubuh yang didapat disebut juga kekebalan tubuh adaptif atau spesifik.
Kekebalan tubuh jenis ini belum ada saat seseorang dilahirkan dan baru diperoleh
kemudian.Limfosit adalah suatu jenis sel darah putih yang berperan dalam kekebalan
tubuh yang didapat. Respon kekebalan tubuh yang didapat dimulai sejak antibodi yang
dihasilkan oleh limfosit B bertemu dengan antigen. Selain itu, sel dendritik, sitokin,
dan sistem komplemen (yang memperkuat efektifitas antibodi) juga ikut
berperan. Limfosit memungkinkan tubuh untuk mengingat antigen dan membedakan
dirinya dengan yang bukan dirinya (asing). Limfosit beredar di dalam aliran darah dan
sistem limfatik, dan akan berpindah ke jaringan jika dibutuhkan.( Baratawijaya,2000)

Dua jenis limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang sebelum kelahiran.
Limfosit B, juga disebut sel B, tinggal di dalam sumsum tulang sampai mereka dewasa.
Setelah dewasa, mereka menyebar ke seluruh tubuh dan berkonsentrasi dalam limpa
dan kelenjar getah bening. T limfosit, atau sel T, meninggalkan sumsum tulang dan
matang dalam timus, kelenjar ditemukan di dada. Hanya limfosit matang dapat
melaksanakan respon imun.Semua limfosit mampu memproduksi bahan kimia untuk
melawan molekul asing. Setiap molekul diakui oleh tubuh sebagai benda asing yang
disebut antigen. Limfosit A, apakah B atau T, adalah khusus hanya untuk satu jenis
antigen. Hanya ketika antigen yang tepat ditemui apakah sel menjadi dirangsang.
(Jawetz,2007)

Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik
terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen. Sel yang
berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC =
antigen presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T
dan limfosit B masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral.
Sel limfosit T akan meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen.
Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang
akan menetralkan atau meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh
komplemen, serta meningkatkan sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang
dinamakan proses antibody dependent cell mediated cytotoxicy (ADCC).
(Murphy,2008)

Sel limfosit B dan sel limfosit T berasal dari stem cell sama seperti semua sel darah
pun berawal dari stem cell di sumsum tulang. Stem cell ini merupakan cikal bakal
semua sel yang ada di dalam tubuh manusia, dan bagaimana suatu sel limfosit T atau
sel limfosit B terbentuk tergantung dari lokasi saat diferensiasi akhir dan maturasi sel.
Sel B berdiferensiasi dan mengalami maturasi di sumsum tulang (bone marrow),
sedangkan sel limfosit T berdiferensiasi dan mengalami maturasi di timus. Timus
adalah suatu jaringan limfoid yang berada di rongga dada di atas jantung. Oleh karena
itu dinamakan sel B dan sel T (dinamakan berdasarkan lokasi diferensiasi dan
maturasinya; B : Bone Marrow; T : Timus). (satiti,2010)

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui proses aktivasi, regulasi, dan maurasi sel limfost

1.3 Rumusan masalah

1. Bagaimana proses maturasi sel limfosit ?


2. Bagaimana proses regulasi sel limfosit ?
3. Bagaimana proses aktivasi sel limfosit ?

Satiti Retno Pudjiati, 2010. MECHANISM OF HOST DEFENSE IN


GENITAL AREA. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta PKB New Perspective of Sexually Transmitted Infection Problems
.
Baratawijaya, karnen. 2000. Immunologi Dasar. Jakarta : gaya baru

Jawetz,.2007.Mikrobiologi Kedokteran.Jakarta : EGC


Murphy, Travers, Walport. 2008. Janeways Immunobiology.7th Ed. Garland Sciene.

The Role of the Local Microenvironment in Regulating Susceptibility and Immune Responses to
Sexually Transmitted Viruses in the Female Genital Tract. J Reprod Immunol.; 83: 168-172.

Anda mungkin juga menyukai