Anda di halaman 1dari 18

HEMANGIOMA

Yee Li Yue
Michelle Angelica Wijaya

Preceptor: Irra Rubianti Widada, dr., SpBP-RE(K)


DEFINISI
Hemangioma adalah proliferasi abnormal dari pembuluh darah yang dapat terjadi pada setiap
jaingan yang mengandung pembuluh darah. Jadi, hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis,
otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Sampai saat ini masih
menjadi perdebatan, apakah hemangioma merupakan tumor, hamartoma, atau malformasi
vaskuler.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hemangioma 1- 3% pada neonatus dan 10% pada bayi sampai dengan umur 1
tahun. Lokasi tersering hemangioma pada kepala dan leher (60%), dan sekitar 20%-nya
merupakan lesi yang multiple. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah
teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram. Rasio kejadian
wanita dibanding pria 3 : 1.

PATOGENESIS
Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui. Meskipun growth
factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di perkirakan menjadi penyebab proliferasi abnormal
pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang menimbulkan defek pada
hemangiogenesis masih belum jelas. Dan belum terbukti sampai saat ini tentang pengaruh
genetik.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut sampai beberapa
bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir.
Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan involusi
hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai kemiripan dengan
proliferasi kapiler pada tumor. Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik. Angiogenik
bekerja melalui dua cara :
1. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,
2. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell , dan sel T helper. Heparin
yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan kapiler.
Disamping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis. Efek angiogenesis ini
dihambat oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa kortikosteroid. Konsep inhibisi
kortikosteroid ini diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase
involusi. Angioplastin, salah fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor
potent dan spesifik untuk proliferasi endotel.

Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase proliferasi, jaringan
hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast cell, sedangkan pada fase involusi terdapat
infiltrasi monosit. Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh Monocyte chemoattractant
protein-1 (mcp-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis mediator. Zat ini
dihasilkan oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi tidak dihasilkan oleh
hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler. Keberadaan mcp-1 dapat di down-
regulasi oleh deksametason dan interferon alfa. Interferon alfa terbukti menghambat migrasi
endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis. Hal ini memberikan efek tambahan
interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas makrofag. Bukti-bukti diatas menjelaskan
efek deksametason dan interferon alfa pada hemangioma pada fase proliferasi.

KLASIFIKASI
Pada tahun 1982, John Mulliken dan Julie Glowacki membuat klasifikasi tentang anomali
vaskular yang terjadi di kulit anak yang didasarkan pada gambaran histologi dan perilaku biologi
lesi. Dua kelompok utama yaitu : Malformasi vaskular dan hemangioma.
Malformasi vaskular biasanya tampak pada saat lahir, dan akan tumbuh selaras dengan tumbuh-
kembang anak. Secara radiologis, pada lesi ini tidak terdapat jaringan parenkim, dan disusun
sebagian besar oleh pembuluh darah. Secara Histologis, Tampak sel endotel yang mempunyai
turnover lambat, Endotel matur, jumlah sel mast yang normal, dan membrane basalis yang tipis.
Malformasi vaskular dikelompokan menjadi tipe high flow dan low flow. Yang termasuk
dalam high flow adalah malformasi arteri dan malformasi arteriovenous. Sedangkan yang
termasuk low flow terdiri dari malformasi vena, kapiler, dan limfatik.

Gambar 1. Port-wine stain merupakan salah satu bentuk dari malformasi kapiler

Gambar 2. Malformasi limfatik


Hemangioma umumnya tidak tampak atau samar-samar pada saat lahir. Kemudian akan
mengalami fase pertumbuhan yang cepat yang dimulai sekitar umur 6 minggu dan akan berlanjut
terus sampai umur antara 6-20 bulan. Setelah itu hemangioma akan mengalami involusi sampai
umur antara 5-7 tahun.Secara radiologis , tampak banyak jaringan parenkim lobuler dan berbatas
tegas. Histologis, terdapat epitel tipe fetal yang mempunyai turnover cepat, peningkatan jumlah
mast cell, dan membrane basalisnya multilaminer.

Gambar 3. Hemangioma
Tabel 1. Perbedaan hemangioma dengan malformasi vaskuler.
Perbedaan Hemangioma Malformasi vaskuler
Saat timbul Saat lahir lesi samara atau belum Sejak lahir sudah tampak
tampak sama sekali lahir
Perjalanan penyakit Fase proliferasi, fase involusi Tumbuh selaras dengan
pertumbuhan anak dan menetap
Insidensi (Wanita:pria) 3:1 1:1

Radiologis Tak terdapat Jaringan parenkim. Kaya akan jaringan parenkim


Gambaran dominant pembuluh lobuler dengan batas tegas
darah
Histologis Sel endotel matur dengan Sel epitel immatur dengan
turnover lambat. turnover cepat
Sedikit mast cell. Banyak mast cell
Membran basalis tipis Membran basalis multilaminer

Gambar 4. Perbandingan gambaran histopatologis malformasi vaskuler dan hemangioma.


A) Malformasi vaskuler B) Hemangioma
Berdasarkan morfologinya, hemangioma dibagi menjadi hemangioma terlokalisir, segmental,
dan multiple. Hemangioma terlokalisir, yang merupakan jenis tersering, mempunyai batas yang
tegas,tumbuh dari fokus tunggal, tidak didjumpai tipe pertumbuhan linier atau geometrk.

Gambar 5. Hemangioma terlokalisir.


Hemangioma segmental tumbuh menyerupai plaque, yang tampak pada territorial kulit yang
spesifik, tumbuh linier atau geometris. Jenis ini lebih sering mengalami ulserasi, gangguan
tumbuh kembang, dan dapat bersamaan dengan hemangioma visceral, dan mempunyai prognosis
yang lebih jelek.

Gambar 6. Hemangioma segmental


Hemangioma multipel, Sebagai contoh jenis ini yaitu Neonatal hemangiomatosis, merupakan
hemangioma multipel pada kulit dengan ukuran keci-kecil (2 mm -2 cm). Sering disertai
hemangioma pada gastrointestinal, hepar, otak, dan paru-paru.

Gambar 7. Hemangioma multipel


Klasifikasi lain membagi hemangioma berdasar kedalaman dari permukaan kulit. Hemangioma
superfisialis atau kutaneus, yang merupakan 50-60% dari semua hemangioma akan berwarna
seperti strawberry pada saat matur. Hemangioma profunda atau subkutaneus bila lokasinya
cukup dalam akan tampak seperti daging tumbuh yang berwarna. Dan bila lokasinya lebih ke
superficial maka akan tampak seperti nodul kebiru-biruan dan terkadang dijumpai telangaktesi
atau vena yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya. Masuk dalam kelompok ini yaitu
hemangioma intramuskuler dan skeletal. Bila terdapat hemangioma superficial (berwarna merah)
dan dijumpai indurasi di bawahnya, maka jenis ini masuk kedalam Hemangioma Campuran atau
compound. Hemangioma viseralis,merupakan hemangioma yang letaknya pada organ dalam
seprti Hepar, usus, paru ,otak ,dll.

Mulliken pada (1988) membagi hemangioma menjadi 3 tipe, yaitu tipe kapiler, kavernosa, dan
campuran. Hemangioma kapiler merupakan jenis yang paling umum , dengan angka insidensi 1-
1.5% pada bayi. Tipe ini mempunyai penampilan klinis menonjol bulat,kadang lobulated, dan
berwarna merah. Gambaran histologinya berupa pembuluh kapiler dengan dinding yang tipis,
yang dibatasi oleh satu lapis endotel yang gepeng atau cembung, dan lapisan periendotel serta
jaringan retikuler. Pada umumnya merupakan jenis Low flow.
Hemangioma kavernosa merupan jenis high flow dan secara histologis tersusun oleh chanel-
chanel pembuluh darah dermis yang irregular dan lokasinya di profunda. Pembuluh kavernosa
dan sinusoid yang kusut dipisahkan oleh jaringan ikat stroma.Penampilan klinisnya biasannya
merupakan lesi dengan corakan warna merah keunguan pada kulit yang melingkupinya.
Hemangioma tipe campuran terdiri dari komponen kapiler dan kavernosa. Jenis ini lebih sering
dijumpai di banding tipe kavernosa.

GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis merupakan faktor terpenting dalam menegakan diagnosis hemangioma. Pada
umumnya hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir tetapi beberapa minggu pertama
setelah lahir. Beberapa jenis hemangioma dapat tampak pada saat lahir sebagai lesi samar-samar
di kulit, yang bervariasi dari makula merah sampai nevus pucat yang menyerupai memar. Sangat
jarang hemangioma yang sudah terbentuk penuh pada saat lahir.
Pada fase proliferasi, Hemangioma tumbuh cepat selama 6 8 minggu pertama setelah lahir.
Hemangioma yang terletak di permukaan kulit, maka kulit akan menonjol dan berwarna merah
muda menyala. Akan tetapi bila lesi ini tumbuh pada lapisan lebih dalam dari dermis, subkutis,
atau otot, maka kulit yang menutupinya dapat berwarna kebiruan, dan hanya sedikit menonjol,
juga terjadi dilatasi vena atau telangiektase .
Dalam fase involusi, hemangioma mencapai puncak proliferasi pada akhir tahun pertama.
Setelah itu hemangioma tumbuh proporsional terhadap pertumbuhan bayi. Warna yang menyala
berangsur-angsur berubah menjadi samar. Kulit mulai memucat, dan konsistensi tumor menjadi
lunak. Fase ini pada umumnya berlangsung sampai anak usia 5-10 tahun. Kecepatan regresi
hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan morfologi. Masa involusi
akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7 tahun (70%). Berakhirnya
masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kebanyakan hemangioma mudah di diagnosis tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang .
Namun demikian hemangioma profunda atau lesi superfisialis yang meragukan memerlukan
pemeriksaan imaging untuk komfirmasi diagnosis dan evaluasi ekstensinya.
1. Radiografi
Plain radiograf mempunyai manfaat yang terbatas dalam penegakan diagnosis hemangioma.
Gambran yang ditunjukan dapat berupa bayangan masa yang isodens dengan otot, bila didekat
tulang dapat memberikan gambranperiosteal reaction.
2. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan nonivasif yang umumnya digunakan sebagai
penunjang diagnosis untuk hemangioma profunda dan viseralis. Gambaran USG hemangioma
bervariasi dan tidak spesifik misalnya pada hemangioma hepar, yang memberikan gambaran
ekogenic.
3. CT-Scan
Pada CT-Scan tanpa kontras, hemangioma akan tampak sebagai lesi hipodens (low-density mass)
dan adanya pendesakan terhadap jaringan normal sekitarnya
4. MRI
MRI dengan kontras mempunyai spesifitas yang tinggi dan dapat membedakan hemangioma
dengan penyakit yang lain.
5. Angiografi
Angiografi merupakan pemeriksaan standar untuk mengetahui penyakit vaskular apakah
termasuk dalam high flow atau low flow.

DIAGNOSIS
Riwayat lahir
Bayi premature
Kehamilan kembar
Komplikasi selama hamil atau melahirkan
Riwayat medis
Gizi (Nutrisi dan perkembangan berat badan)
Pernah rawat inap di rumah sakit
Riwayat tanda lahir
Ada saat melahirkan
Ada perubahan sejak kelahirannya
Pertumbuhannya proporsional atau tidak? Stabil atau menyusut?
Ada komplikasi berupa perdarahan, ulkus atau nyeri?
Riwayat Keluarga
Keluarga punya riwayat sakit hemangioma atau tanda lahir vascular?
DIAGNOSIS BANDING
Neurofibroma
Higroma
lipoma
limfangioma

PENATALAKSANAAN
Observasi
Sebagian besar kasus hemangioma tidak memerlukan konsultasi ke dokter spesialis.
Hemangioma dengan ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan observasi saja, melewati fase
proliferasi dan selanjutnya fase involusi. Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya
mengalami kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan mengenai
penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga mereka tidak cemas. Akan lebih memudahkan bila
orang tua pasien di berikan ilustrasi berupa gambar/ foto tentang perjalanan hemangioma dari
fase proliferasi sampai dengan fase involusi. Orang tua pasien perlu di motivasi untuk
memeriksakan secara berkala untuk follow-up perkembangan hemangioma. Kunjungan
sebaiknya dilakukan lebih sering bila lesi besar, mengalami ulserasi, multiple, atau terletak pada
struktur anatomi yang vital. Kita harus selalu menyediakan waktu yang lebih bagi keluarga
pasien untuk menberikan penjelasan bila ada pertanyaan dari mereka, karena bila kita gagal
meyakinkan orang tua pasien, mereka akan pergi untuk mencari pertolongan lain .

Penatalaksanaan Lokal terhadap perdarahan dan ulserasi


Disintegrasi epitel dan ulserasi secara spontan terjadi pada 5% kutaneus hemangioma, paling
sering terjadi di daerah bibir dan anorectal. Terapinya berupa membersihkan dan pemberian
antibiotika topical atau menganti balutan bila timbul eschar. Pada umumnya akan terjadi
reepitelialisasi setelah dalam dua minggu. Kadangkala diperlukan debridement bila terjadi
nekrosis. Penggunaan Flaslamp pulsed dye laser pada daerah ulserasi akan
mengurangi/menghilangkan nyeri dan mungkin mempercepat penyembuhan.Perdarahan jarang
terjadi, namun bila terjadi akan membuat panic orang tua pasien. Perlu kiranya penjelasan
kepada mereka bagaimana menangani perdarahan. Penanganan berupa kompresi bleeding point
dengan kassa selama 10 menit. Sangat jarang diperlukan hecting untuk mengontrol perdarahan.

Kompresi
Dua tipe kompresi yang sering digunakan yaitu : Continuous compression dengan menggunakan
bandage/verban, dan Intermittent Pneumatic Compression dengan alat Jobst pump atau Wright
Linier pump. Mekanisme kerja terapi dengan cara ini belum diketahui secara pasti. Kompresi
mungkin mengakibatkan pengosongan pembuluh darah dan kerusakan epitel serta proliferasi
endotel dengan trombosis yang akan mempercepat dimulainya fase involusi. Terapi ini
memberikan hasil yang memuaskan untuk terapi di daerah ekstremitas, abdomen, dan glandula
parotis .
Kortikosteroid
1. Kortikosteroid lokal
Kutaneus hemangioma dengan batas yang jelas yang terletak di ujung hidung, pipi, bibir,
kelopak mata dapat di terapi dengan injeksi kortikosteroid intralesi. Triamcinolone (25mg/cc) di
suntikan secara berlahan dengan tekanan rendah pada lesi ( Syringe 3 cc, jarum no 25). Dosis
setiap kali pemberian tidak boleh melebihi 3-5 mg/kgBB. Biasanya dibutuhkan 3 sampai 5
injeksi diperlukan. Dengan interval pemberian 6 8 minggu. Respon terapi local injeksi sama
dengan sistemik terapi.
2. Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik masih merupakan fist-line terapi untuk hemangioma yang besar,
destruktif, atau mengancam jiwa. Prednison atau prednisolone oral dosis 2 mg/kgBB/hari
diberikan pagi hari selama 4 6 minggu. Selanjutnya dilakukan tapering dosis selam beberapa
bulan. Hemangioma yang sensitive akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa hari
pemberian kortikosteroid. Pada kondisi akut, misalnya pada sumbatan airway atau gangguan
visual karena hemangioma, diberikan dosis yang setara berupa injeksi intravena. Terapi ini akan
memberikan respon yang cepat pada hemangioma yang sensitif.
Dengan penggunaan kortikosteroid oral, intravena, atau intralesi, 30% hemangioma memberikan
regresi yang cepat, 40% repon lambat, dan 30% tidak berespon sama sekali. Jika tidak ada
respon yang berupa memudarnya warna, menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka
terapi harus dihentikan. Jika respon terapi tampak, maka dosis dan durasi pemberian
kortikosteroid dipertahankan sesuai dengan lokasi dan maturitas hemangioma. Pertumbuhan
biasanya akan kembali tampak bila tapering dosis dilakukan secara cepat. Pemberian
kortikosteroid dilanjutkan sampai pasien usia 8 10 bulan. Pemberian terapi dua hari sekali akan
menurunkan kejadian komplikasi berupa anoreksia, penurunan berat badan, Gangguan
pertumbuhan, dan facies cushingoid. Pemberian imunisasi polio, measles, mumps, rubella, dan
varicella sebaiknya ditunda selama terapi.

Interferon Alfa-2a
Recombinat interferon alpha-2a (IFN) merupakan agen baru untuk terapi hemangioma yang
besar dan mengancam nyawa. Indikasi terapi ;
1. Tidak respon kortikosteroid
2. Kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang
3. Komplikasi pada pemberian kortikosteroid
4. Penolakan dari orang tua dengan kortikosteroid

Pemberian IFN tidak boleh di kombinasikan dengan kortikosteroid. Sehingga bila INF akan
diberikan, perlu secepatnya dilakukan tapering dosis kortikosteroid. Dosis IFN 2-3 juta unit/m2.
Diberikan subkutan sekali sehari. Terapi diberikan selama 6 12 bulan. Respon terapinya lebih
lambat disbanding kortikosteroid. Mekanisme kerja IFN akan mempercepat timbulnya fase
involusi.
Bayi yang diberi terapi IFN biasanya mengalami demam low grade pada 1-2 minggu
pertama.IFN mempunyai efek toksis yang reversible berupa peningkatan tansaminase,
netropenia, dan anemia. Efek jangka panjang berupa diplegi spastic.
Chang et al (1997) membuktikan Interferon alfa 2b juga efektif dalam menangani hemangioma
dan dapat di toleransi baik oleh penderita.

Skleroterapi
Agen sklerosan berupa iritan jaringan atau agen trombogenik akan mengakibatkan reaksi
imflamasi, yang akan mengakibatkan fibrosis dan obliterasi pembuluh darah. Respon yang
positif dilaporkan oleh beberapa klinisi, dengan menggunakan 1% dan 3% Sodium Tetradecyl
Sulfat ( Sotradecol ) atau Hydroxypolyethoxydodecan dikombinasikan dengan Trichlorisobutyl
alcohol ditambah spiritus ( Sclerovein).
Terapi diberikan pada pelayanan rawat jalan, tanpa anestesi. Agen sklerosan di injeksikan
intralesi dari ebrbagai arah. Total volume per satu kali pemberian tidak boleh melebihi 1 cc pada
anak, atau 2 cc pada orang dewasa. Dosis maksimal tidak diketahui secara pasti. Lebih dari 10
terapi diberikan dengan interval 3-4 minggu. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi setelah injeksi.

Embolisasi
Embolisasi diberikan bila hemangioma tidak dapat diterapi dengan metode lain atau untuk
persiapan operasi.
Agen yang digunakan berupa Metacrylate spheres, balloon kateter, cyanoacrylate tissue
adhesives, silicone rubber, wool dan cotton, autolog blood clot, dan metallic coils.

Terapi Laser
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang letaknya superfisial. Beberapa
peneliti mengatakan bahwa fotokoagulasi, bila diberikan seawal mungkin pada hemangioma,
akan mencegah penyebaran/pembesaran hemangioma, dan timbulnya komplikasi. Chantal et al
(1988) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan nyata terapi ini apabila diberikan pada lebih awal
atau tidak.
Flashlamp pulsed dye laser (585 nm) Memberikan hasil yang baik untuk terapi hemangioma
superficial maupun profunda, juga hemangioma dengan ulserasi. Kemungkinan laser ini
menyebabkan fotothermolisis yang mengakibatkan berhentinya perkembangan hemangioma dan
mempercepat regresi.Laser ini menembus kulit sampai ketebalan 0.75 1 cm.Tindakan ini akan
memudarkan warna hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti pemberian laser berulang
akan menghancurkan sebgian besar lesi atau menpercepat fase involusi.
Laser CO2 (10.600 nm) berke memancarkan sinar inframerah, bekerja menyebabkan vaporisasi
cairan dalam sel, tetapi tidak selektif. Laser Argon (488 nm dan 514 nm) diabsorbsi terutama
oleh hemoglobin yang berada di pembuluh darah dermis. Laser Nd:YAG (1060 nm) tidak
diabsorbsi oleh Cairan sel ataupun hemoglobin, namun laser ini dapat menembus ke jaringan
yang lebih dalam. Terapi lesi vascular dengan laser CO2, dan Nd:YAG menyebabkan jaringan
parut. Efek samping lain berupa ulserasi, skin loss, dan hipopigmentasi juga dapat terjadi pada
terapi dengan laser.

Operasi
Indikasi operasi eksisi pada hemangioma adalah involusi inkomplet. Pengaruh kosmetik pada
wajah, Hemangioma yang berlokasi pada region periorbita, hidung, mulut, saluran nafas bagian
atas, kanal telinga, dan hemangioma yang mengancam jiwa anak. Hemangioma yang terlokalisir
jelas atau hemangioma tipe pedunkular, terutama yang mengalami ulserasi dan perdarahan
berulang, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan eksisi pada masa bayi. Perdarahan selama
eksisi biasanya dapat di kontrol dengan kauterisasi. Debulking hemangioma pada kelopak mata
atas diperlukan bila hemangioma menyebabkan astigmat dan tak berespon terhadap pemberian
terapi obat. Eksisi dengan laser CO2 dapat membuka jalan napas yang megalami obstruksi oleh
karena hemangioma subglottis. Cryosurgery digunakan secara luas pada masa lampau untuk
hemangioma superficial. Prinsip kerjanya membuat nekrosis pembuluh darah yang dikenainya
karena terjadi trombosis yang di picu oleh suhu rendah.

Radiasi
Terapi ini masih controversial, meskipun sampai saat ini masih sering dilakukan. Komplikasi
yang terjadi dapt berupa kerusakan epipisis, mamae, gonade, kulit, lensa mata, dan glandula
tiroid. Komplikasi berupa karsinoma dan sarcoma pernah dilaporkan.

Kemoterapi
Dalam literature, ada laporan mengenai pemberian kemoterapi untuk mengobati hemangioma.
Seorang pasien dengan hemangioma yang besar di wajah sukses di terapi menggunakan mustard
nitrogen intraarterial. Keberhasilan juga dilaporkan, empat pasien kanak-kanak dengan
hemangioma mengancam nyawa yang inoperable, sukses ditangani dengan cyclofospamide.
Dosis yang diberikan 10 mg/kgBB/hari intravena.

KOMPLIKASI
Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling tersering yaitu:
1.Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya ialah
trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit diatas
permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh

2.Ulkus
Ulkus terjadinya biasanya akibat rupture.

3.Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira trombositopenia
di sebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma
terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi

4.Infeksi sekunder
Dapat terjadi namun frekuensinya masih diperdebatkan. kultur biasanya menunjukkan
pertumbuhan polimikroba dan terdapat kolonisasi bakteri. namun jika infeksi dicurigai, antibiotik
sistemik harus diresepkan

Selain dari komplikasi di atas ada beberapa hal yang biasa mengancam nyawa ketika
hemangioma tersebut terdapat di laring dan trakea. Jika terdapat di kelopak mata dapat
mengakibatkan gangguan penglihatan seperti amblyopia, ganguan bias bahkan kebuataan.

PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis baik bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan yang
baik

Anda mungkin juga menyukai