Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti
ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang
dapat ditimbulkannya. Secara umum metode penambangan terbagi atas tambang
terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air, dimana pada makalah ini
akan lebih memfokuskan pada penambangan bawah tanah dengan menggunakan
metode room and pillar.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah
metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya
dilakukan dibawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung
berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang mempengaruhi dipilihnya
penambangan dengan sistem tambang bawah tanah adalah perbandingan stripping
ratio yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan sistem
tambang terbuka. Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang
secara spesifik harus ditambang menggunakan sistem tambang bawah tanah.
Daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung, dan penambangan
dengan sistem tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada
disekitar penambangan. Penambangan bawah tanah akan mempunyai risiko yang
sangat besar, namun dengan penerapan teknologi dan sistem penambangan bawah
tanah yang baik seperti di Jepang, maka tetap dapat dilakukan dengan tingkat risiko
kecil.
Sesuai dengan kecenderungan lapisan batubara yang memiliki kemiringan
(slope) maka semakin lama kedalaman batubara akan semakin dalam. Dengan
demikian ongkos produksi open pit akan semakin meningkat sejalan dengan
semakin bertambahnya volume lapisan penutup yang harus dipindahkan. Selain

1
faktor ongkos produksi, ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan mulai
diliriknya tambang bawah tanah. Faktor tersebut diantaranya semakin
meningkatnya biaya untuk pembebasan lahan, adanya faktor pandangan dari
pemerintah, pinjam pakai dan lain-lain sesuai dengan lokasi, keadaan sosial
masyarakat lingkar tambang serta kebijakan pemerintah daerah.
Untuk tambang bawah tanah dengan endapan bahan galian batubara terdiri dari
2 metode yaitu long wall method dan room and pillar method. Pada makalah ini
akan menjelaskan tentang metode tambang bawah tanah khususnya untuk endapan
bahan galian batubara yaitu penambangan dengan metode room and pillar method.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, masalah yang dirumuskan
pada penulisan makalah ini yaitu

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Tambang Bawah Tanah
2. Untuk mengetahui tentang sistem tambang bawah tanah untuk endapan
bahan galian batubara dengan metode room and pillar method
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan metode room and pillar method

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Room and Pillar Method


Room and pillar method merupakan salah satu metode penambangan bawah
tanah (underground mine) yang memanfaatkan cadangan yang tidak diekstrasi
sebagai penyangga atau disebut sebagai pillar. Metode ini cocok digunakan pada
lapisan cadangan yang memiliki ketebalan lebih dalam. Untuk lapisan cadangan
bahan galian yang lebih tipis, metode longwall lebih cocok untuk diterapkan.
Pada metode room and pillar, ekstrasi cadangan akan efisien jika cadangan
yang dijadikan sebagai pilar atau penyangga turut pula diekstrasi dengan cara
penambangan mundur (retreat mine) sehingga recovery cadangan lebih banyak lagi
presentasinya dibandingkan jumlah seluruh cadangan yang terdapat pada lokasi
tersebut. Room and Pillar adalah metode penambangan yang sederhana dan tidak
memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi, cara ini hanya akan menghasilkan
recovery batubara yang rendah, umumnya maksimal 60%, disamping memerlukan
kondisi lapisan batubara yang landai (flat) dan relatif tebal. Selain itu, Room and
Pillar hanya bisa diterapkan pada penambangan lapisan batubara yang dekat dengan
permukaan tanah karena tekanan batuannya belum begitu besar. Seiring makin
dalamnya lokasi penambangan berarti tekanan batuan akan membesar, serta potensi
emisi gas dan keluarnya air tanah akan bertambah.

Gambar 2.1 desain penambangan room and pillar

3
Ciri-ciri metode room and pillar
1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 70 %
4. lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi
swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 4 m
7. Potensi subsidence kecil

1.2 Klasifikasi Metode Room and Pillar


Ada beberapa klasifikasi dari metode room and pillar yang umum, yaitu :
1. classic room and pillar method
Metode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian
maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat)
dan dengan ketebalan yang memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah
permukaan kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai
penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang
untuk persiapan penambangan batubara.
Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery
sedikit, hanya berkisar 40 60 % bila tanpa mengekstraksi pilar.
2. Post room and pillar method
Dengan inklinasi cadangan yang mencapai 200 500, metode yang
digunakan umunya ialah post room and pillar method. Efektivitas
pengambilana cadangan bisa lebih besar disebabkan pengambilan
cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga
kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.
Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih
besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti

4
arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan
galian yang ditambang semakin kecil.
Sedangkan kerugian metode post room and pillar method adalah
kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila tidak diikuti dengan
penambahan penyangga buatan.
3. Step room and pillar method
Metode step room and pillar method cocok diterapkan pada cadangan
dengan inkliasi 15 30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2 5
meter. Step room and pillar method merupakan metode yang digunakan
dirancang untuk memudahkan peraatan beroperasi didalam cadangan
(ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi terdapat jalan yang
menghubungkan antar step atau jenjang.
Kelebihan metode step room and pillar method adalah pengangkitan
didalam permuka kerja hamper tidak memerlukan tenaga penggerak
karena dapat berjalan sendiri, misalnya melalui jalan penghubung.
Kerugian metode step room and pillar method adalah memerlukannya
tenaga kerja yang banyak untuk membawa masuk peralatan, sehingga
volume produksi tergantung dari banyaknya alat mekanis yang tersedia.

1.3 Cara Penambangan Metode Room and Pillar


Cara penambangan room and pillar mengandalkan endapan batubara yang
tidak diambil sebagai penyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai room.
Pada metode ini penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat pembuatan
lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan menjadi ruangan-
ruangan dengan meninggalkan batubara sebagai tiang penyangga. Besar bentuk dan
ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar penyangga
yang dipakai cukup memadai kuat memepertahankan ruangan tersebut tetap aman
sampai saatnya dilakukan pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang
penyangga batubara (coa pillar).
Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah
batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua tiang

5
penyangga batubara dapat diambil secara ekonomis meupun teknis. Dari seluruh
total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara penambangan
metode room and pillar ini paling besar 60 70 % saja. Hal ini disebabkan banyak
batubara tertinggal sebagai tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil.
Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang
hanya melalui penggalian maju terowongan dan metode penambangan secara
berurutan terhadap pilar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam,
apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum
blok penambangan.

1.4 Keunggulan dan Kerugian Metode Room and Pillar


Keunggulan Metode Room and Pillar
1. Lingkup penyesusaian terhadap kondisis alam penambangan lebih luas
disbanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi
kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan
batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong
panjang, misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan
perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap
penurunan permukaan tanah)
5. Cukup efektif untuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok yang
tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal
dibawah dasar laut.
Kerugian Metode Room and Pillar
1. recovery penambangan batubara yang sangat buruk ( 60 70 %)
2. bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem long
wall banyak terjadi kecelakaan, sepert atap ambruk.

6
3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain
disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar 500 m
dibawah permukaan bumi)
4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah
dari segi keamanan untuk penerapan dilapisan batubara yang mudah
mengalami terbakar.
1.5 Peralatan Penambangan Metode Room and Pillar
Peralatan mekanis yang umum digunakan dalam aktivitas penambangan pada
metode room and pillar yaitu :
a. Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah (continuous miner)

Gambar 2.2 plow (plough)

Gambar 2.3 shearer

7
b. Alat muat gali

Gambar 2.4 load haul dump

Gambar 2.5 overshoot loader

Gambar 2.6 slusher

8
c. Alat angkut

Gambar 2.7 truck

Gambar 2.8 belt conveyor

Gambar 2.9 chain conveyor

Gambar 2.10 lori lokomotif

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
penerapan metode room and pillar method, pastilah membawa dampak yang
jelas terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat
bersifat negatif ataupun positif, namun pada metode room and pillar method
pastilah terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak
yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya
dan juga memanfaatkannya secara bijaksana. Sebagai contoh adalah kegiatan
pertambangan batubara di pulau Kalimantan yang bisa dibilang telah mencapai
tahap yang kronis, dengan menyisakan lubang-lubang besar bekas kegiatan
pertambangan dan juga dampak-dampak yang lainnya. Hal tersebut setidaknya
dapat diminimalisir dan dikurangi dampaknya apabila kita melakukan tindakan
perbaikan dan juga memanfaatkan SDA secara bijaksana.

3.2 Saran
Sebaiknya para pengusaha tambang lebih memperhatikan dan
memberikan upaya timbal balik dengan lingkungan sekitar tambang.

10
DAFTAR PUSTAKA

, http://afanmining10.blogspot.co.id/2013/05/metode-penambangan
tambang-bawah-tanah.html

, https://zozongeologeous.wordpress.com/2014/08/13/metode
penambangan-batubara/

, http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2269050&Search
Source=2&q=search.conduit.com.

11

Anda mungkin juga menyukai