Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah,
rahmat dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan ringkasan materi genetika dasar

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan


tahun yang lalu.Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir,
roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin. Selain itu
beberapa hal yang penting lainnya yang berkaitan denganBioteknologi akan kita
bahas disini.

Kemudiankami juga menyadari bahwa materi dan teknik yang kami


sampaikan dalam ringkasan ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar ringkasan ini menjadi
lebih baik.Atas kritik dan sarannya saya mengucapkan terimakasih.Akhir kata
pengantar saya mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca
makalah ini.Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

medan, 1 November 2017

Penyusun
DODI IRAWAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 2

BAB II ISI ...................................................................................................... 3

A. Dasar-dasar Bioteknologi ............................................................ 3


1. Pengertian Bioteknologi ....................................................... 3
2. Penerapan Bioteknologi ........................................................ 4
B. Sejarah Singkat Bioteknologi ..................................................... 9
C. Dampak Negatif Bioteknologi .................................................... 10
1. Dampak terhadap Lingkungan ............................................. 10
2. Dampak terhadap Kesehatan ................................................ 10
3. Dampak di Bidang Sosial dan Ekonomi ............................... 11
4. Dampak terhadap Etika ........................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 15

A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................... 15

Daftar Pustaka
A. Dasar-dasar Bioteknologi
1. Pengertian Bioteknologi
Tahukah kamu apa yang dimaksud denganbioteknologi?
Bioteknologi berasal dari kata bio danteknologi, dan secara bebas
dapat kamu definisikansebagai pemanfaatan organisme hidup untuk
menghasilkan produkdan jasa yang bermanfaat bagi manusia(Kuswanti,
2008: 113).
Setelah kamu membaca definisi di atas, kamu mungkinakan
bertanya, apakah petani yang membajak sawah denganmenggunakan
kerbau juga termasuk bioteknologi?Diskusikan dengan teman-temanmu
(Kuswanti, 2008: 113).
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusiasejak ratusan
tahun yang lalu, karena manusia telahbertahun-tahun lamanya
menggunakan mikroorganismeseperti bakteri dan jamur ragi untuk
membuat makananbermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt.Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah
Pasteurmenemukan proses fermentasi dalam pembuatananggur
(Kuswanti, 2008: 113).
Di bidang pertanian kita juga sudah menggunakanmikroorganime
sejak abad ke-19 untuk mengendalikanhama serangga dan menambah
kesuburan tanah.Mikroorganisme juga sudah digunakan secara luas
didalam mengolah limbah industri dalam dasawarsa ini.Dalam bidang
kesehatan dan kedokteran, manusia telahdapat memproduksi vaksin
tertentu dengan bantuan virus (Kuswanti, 2008: 113).
Perkembangan yang pesat dalam bidang biologi sel danbiologi
molekuler sejak tahun 1960-an mendorongperkembangan bioteknologi
secara cepat. Dewasa inimanusia telah mampu memanipulasi, mengubah,
dan/ataumenambahkan sifat tertentu pada suatu organisme (Kuswanti,
2008: 112).
Pengubahan itu dilakukan pada tempat yang sangatpenting dan
mendasar yaitu pada tingkat DNA (DeoksyriboNucleic Acid= Asam
Deoksiribo Nukleat), yaitu suatu rantaikimia yang terdapat di dalam inti
sel yang mengontrolseluruh aktivitas sel, termasuk sifat suatu organisme.
Atasdasar itu makadefinisi bioteknologi sekarang adalah:Pemanfaatan
dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agenbiologi untuk
menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagimanusia(Kuswanti,
2008: 113).
Definisi bioteknologi yang terakhir ini lebih dikenalsebagai
bioteknologi modern, karena di dalamnya terdapatperekayaan proses,
termasuk rekayasa genetika. Sementaraitu definisi yang pertama
mengacu kepada bioteknologikonvensional (tradisional), dimana manusia
hanyamenggunakan proses yang terjadi dalam organisme,
tanpamelakukan manipulasi, seperti dalam pembuatan tape atautempe
(Kuswanti, 2008: 113).
2. Penerapan Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan
hidup, manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan
teknologi modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan
sebutan Bioteknologi dan terkadang ada yang menyebut Biomasadepan.
Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan Bioteknologi
sebagai: (1) Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas
biologi dalam lingkup teknologi proses dan produksi secara besar-
besaran dalam industri yang dikaitkan dengan produksi masal, (2)
Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad,
sistem, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati,
atau jasa bagi kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut,
lahirlah bioteknologi kedokteran, bioteknologi farmasi, bioteknologi
pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:
216).
a. Bioteknologi Kedokteran
Dengan rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat
menghasilkan zat immunoglobulin (zat kebal) terhadap beberapa
penyakit, misalnya hepatitis, kanker hati, lepra, dan sebagainya.
Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada
manusia untuk dicangkok pada bakteri agar bakteri tersebut dapat
mensintesa insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas yang berguna untuk menurunkan kadar gula dalam
darah. Pada penderita diabetes, kelenjar pankreas ini kurang
berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi. Dengan
bantuan rekayasa genetika maka dapat diproduksi insulin dalam
jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada
penderita diabetes (Harmoni, 1992: 104).
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang
kedokteran, misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal,
vaksin, antibiotika dan hormon(Anonim, 2013).
1) Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari
suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi monoklonal, antara lain:

Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin


dalam urine wanita hamil
Mengikat racun dan menonaktifkannya;
Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi
jaringan lain (Anonim, 2013).
2) Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit
terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme.Vaksin
didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3) Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh
organism tertentu dan berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organism lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika
dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan
cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara
besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika
Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).
4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan
mikroorganisme untuk memproduksi hormon.Hormon-hormon
yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosterone (Anonim, 2013).
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
antigen atau bibit penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang
pada zaman dulu berupa ramuan beberapa macam tumbuhan yang
berupa sari atau ekstrak, tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi
molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi
obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara
lain humulin untuk diabetes, protopin yang merupakan hormon
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami
keterbelakangan pertumbuhan alfainterferon untuk pengobatan
sejenis leukimia, dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 218).
Dalam menghasilkan alkaloid untuk bahan obat-obatan, kultur
jaringan dapat mengatasi kesulitan dalam memperoleh senyawa itu.
Dalam keadaan yang biasa, senyawa itu diambil dari ekstrak
tumbuhan obat-obatan, tetapi dengan kultur jaringan senyawa
tersebut diambil dari kalus hasil kultur jaringan. Jadi, tidak perlu
menunggu sampai tumbuhan itu dipanen, tetapi cukup beberapa
bulan, setelah kalus terbentuk. Dengan demikian. Tidak memerlukan
lahan kebun yang luas. Tumbuhan obat-obatan tersebut misalnya
penax ginseng yang menhasilkan alkaloid saponin dan ginseng,
sedangkan Cathratus sp menghasilkan alkaloid vendolin, tebernalin
(anti tumor), dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang
bertambah terus, maka produksi pangan secara konvensional tidak
dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui
bioteknologi pertanian yang antara lain: (1) Penggunaan hormon-
pertumbuhan yang mengubah tumbuhan dari diploid menjadi
poliploidi sehingga dihasilkan produk yang raksasa, misalnya buah
tomat, lombok menjadi besar, dan seterusnya. (2) Kultur jaringan.
Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan suatu tumbuhan
memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi melalui kultur
jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang
secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga
berbunga memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi melalui kultur
jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera
dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur
jaringan lebih cepat tiga puluh kali dari pada cara tradisional.
Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan keterlambatan
bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kuantitas panen.
Dalam perbanykan tumbuhan secara kloning (clonning) pada
tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi dapat
dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan, misalnya
pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:
219).
Untuk perbaikan sifat tumbuhan, maka silang somatik dengan
kultur jaringan dapat dibuat keragaman genetik dalam memperoleh
tumbuhan yang memilki sifat unggul. Silang somatik dapat
dilakukan antartumbuhan dalam satu varietas (Intervariety), inter
spesies, inter famili, inter classis, misalnya penyilangan antara
Nicotiana tabacum dengan Pisum sativum, Oryza sativa dengan
Glysin maximum, dan seterusnya (Maskoeri, 2013: 219).
Untuk penelitian penyakit tumbuhan, kultur jaringan (merestim
culture) dapat mengusahakan keragaman yang bebas virus dari
tumbuhan yang terserang. Beberapa ahli telah berhasil mendapatkan
tumbuhan bebas virus, misalnya tumbuhan anggur bebas virus
CRLV, tumbuhan tembakau dari TMV (Tobaco Mozaic Virus), dan
sebagainya (Maskoeri, 2013: 220).
Untuk membuat tumbuhan toleran terhadap stres, dapat dibuat
dengan kultur jaringan. Dalam dunia pertanian dikenal banyak lahan
pertanian tidak dapat digunakan untuk budidaya tumbuhan pertanian
karena tumbuhan yang akan ditanam mempunyai stres terhadap
garam dapur, garam Magnesium, garam Alumunium, pestisida,
suasana yang dingin, dan sebagainya. Dengan teknik kultur jaringan,
dapat diusahakan spesies atau varietas yang tahan terhadap stres
tersebut, misalnya Licopersicum esgulentum dan Oryza sativa var
yang toleran terhadap garam Natrium chlorida (Maskoeri, 2013:
220).
Kultur jaringan dapat melestarikan plasma nutfah yang
disimpan di tempat yang dingin sebagai Call culture, Protoplast
culture) dan sebagainya. (3) Rekayasa genetika tumbuhan dapat
menciptakan tumbuhan yang dapat membentuk racun sendiri dari
serangan insekta yang hendak memakannya. Dengan kata lain,
tumbuhan dapat menghasilkan sendiri zat pelindung terhadap insekta
sehingga tidak perlu penyemprotan insektisida. Kecuali itu, dengan
rekayasa genetika dapat dihasilkan tumbuhan bergizi tinggi,
tumbuhan tahan kering, tumbuhan yang dapat memproduksi pupuk
sendiri, umur mulai produksi pendek, dan seterusnya (Maskoeri,
2013: 220).
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang
dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik, tetapi
tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang
selalu meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga
memanfaatkan bioteknologi peternakan, yakni penerapan rekayasa
genetika yang melalui dua tahap, yaitu (1) untuk memproduksi obat
dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) melibatkan
hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau
menjadi ternak yang lebih unggul (Maskoeri, 2013: 221).

B. Sejarah Singkat Bioteknologi


Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu baru dalamperadaban manusia.
Bioteknologi telah dilakukan sejakzaman prasejarah, antara lain untuk
menghasilkan minumanberalkohol dan makanan yang
difermentasikan.Semenjak awal diterapkan, sampai dengan tahun
1857disebut era bioteknologi non-mikrobial.Disebutbioteknologi era non-
mikrobial karena pada saat itu belumdiketahui bahwa makanan produk
fermentasi merupakanhasil kerja mikroorganisme.Bioteknologi dimensi
baru(bioteknologi mikrobial) dimulai sejak 1857 setelahLouis Pasteur
menemukan bahwa fermentasi yang terjadidalam pembuatan
anggurmerupakan hasil kerjamikroorganisme. Makanan atauminuman yang
diproduksi melaluiproses fermentasi antara lain tempe,tape, sake (di Jepang),
tuak, anggur,dan yoghurt (Kuswanti, 2008: 114).
Pada tahun 1920 prosesfermentasi yang ditimbulkan
olehmikroorganisme mulai diguna-kanuntuk memproduksi zat-zat
sepertiaseton, butanol, etanol, dan gliserin.Fermentasi juga digunakan
untukmemproduksi asam laktat, asamsitrat, dan asam asetat dengan
menggunakanjasa bakteri. Setelah perangdunia II dihasilkan produk
bioteknologilain misalnya penisilin darijamur Penicillium
notatum.Keberhasilan ini diikuti denganpenelitian kemampuan
mikroorganismelain menghasilkan antibioticdan zat-zat lain seperti vitamin,
steroid,enzim, asam amino, dansenyawa-senyawa protein tertentu (Kuswanti,
2008: 113).
Perkembangan teknologi mutakhiryang dibarengi dengan
perkembangandi bidang biokimia,biologi seluler, dan biologimolekuler
melahirkan teknologienzim dan rekayasa genetika yangakhirnya
mengantarkan kita ke suatuera bioteknologi modern.Kinibioteknologi telah
benar-benardigunakan untuk menjawab berbagaitantangan kehidupan
manusia (Kuswanti, 2008: 113).

C. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, pada awalnyadiharapkan
dapat menjelaskan berbagai macam persoalan duniaseperti, polusi, penyakit,
pertanian, dan sebagainya.Akan tetapi,dalam kenyataannya juga
menimbulkan dampak yang membawakerugian (Wariyono, 2008: 106).
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) kealam
bebas dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologiyang dapat
lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.Dengan
keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotypetidak terjadi secara
alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkanmenurut kebutuhan
pelaku bioteknologi itu. Perubahandrastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. Menciptakanmakhluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsipdi dalam biologi sendiri, yaitu
keanekaragaman (Wariyono, 2008: 106).
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga
menimbulkanmasalah serius.Contohnya adalah penggunaan insulin
hasilrekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.
TomatFlavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap
antibiotik.Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir
mengandungbahan kimia baru yang punya potensi berbahaya
bagikesehatan manusia (Wariyono, 2008: 106).
3. Dampak di Bidang Sosial dan Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa
bioteknologimengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh
kepadakehidupan masyarakat.Produk bioteknologi dapat merugikan
petani kecil. Penggunaanhormon pertumbuhan sapi (bovine growth
hormone: BGH)dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%
niscaya akanmenggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi
dapatmenimbulkan kesenjangan ekonomi (Wariyono, 2008: 106).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,kopi,
gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkanmelalui
modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkantanaman
aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanamantadi akan
menderita kerugian besar (Wariyono, 2008: 106).
Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur,wiski, dan air tape
terkadang juga menimbulkandampak yang buruk bagi
lingkungan.Dampaktersebut berupa kebiasaan meminum
minumanberalkohol tersebut sehingga mabuk.Minumanberalkohol bila
diminum dalam jumlah banyak bersifatmemabukkan dan menyebabkan
kantuk karenamenekan aktivitas otak (Dewi, 2008: 136).
Alkohol juga bersifat candu.Orang yang seringminum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sulituntuk meninggalkan kebiasaan minum
minumanberalkohol.Walaupun tidak beracun, alkohol dapatmenimbulkan
angka kematian yang tinggi, misalnyapengemudi kendaraan yang dalam
keadaan mabukmenimbulkan kecelakaan lalu lintas (Dewi, 2008: 136).
Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkoholkadarnya
bermacam-macam. Secara alami alkoholhasil fermentasi kadarnya 12-15
% karena padalarutan yang berkadar sebesar ini ragi akan mati.Tetapi
melalui proses penyulingan dapat diperolehalkohol sampai 95,5% (Dewi,
2008: 136).
4. Dampak terhadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etikayang
serius. Menyisipkan gen mahkluk hidup lain yang tidakberkerabat
dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima
masyarakat.Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa
pemindahangen itu tidak etis, 90% menentang pemindahan gen manusia
kehewan, 75% menentang pemindahan gen hewan ke hewan lain
(Wariyono, 2008: 107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga
membawakonsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana
hukumnyabagi penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke
dalambuah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup
hasilrekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk
hidup.Halitu bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
menghargainilai intrinsik makhluk hidup.

Anda mungkin juga menyukai