Anda di halaman 1dari 14

EPIDEMIOLOGI (METODE COHORT ATAU CASE CONTROL)

Hubungan aktifitas dan konsentrasi peroxidase saliva dengan kesehatan


periodontal: penelitian validitas
Abstrak
Tujuan: Hubungan antara myeloperoksidase dan periodontitis sementara ini telah
banyak di teliti namun hubungan antara peroksidase saliva dan periodontitis hanya
menerima sedikit perhatian. Kami meneliti bagaimana periodontitis bergantung
pada aktivitas peroksidase saliva dan konsentrasinya.
Bahan dan metode: Mulut secara keseluruhan, Pemeriksaan klinis akan
kedalaman probe dilakukan pada 46 sampel yang berusia 25-54 tahun. Untuk
meminimalisir bias, data ini diperbaiki oleh data dari populasi umum.(penelitian
kesehatan di Pomerania) dgn menggunakan 5 ukuran berulang akan aktivitas dan
konsentrasi lebih dari 1 hari. Kami memeriksa variabilitas biologis harian dan
peningkatan reabilitas ukuran peroksidase saliva.
Hasil: Aktivitas peroksidase saliva berkaitan dgn kedalaman probing efek kisaran
(efek rata interterkuartil =-0,48. Perkiraan terbesar interval kepercayaan 95%.
Interval kenyamanan: -0,9 sampai -0,31;p = 0,0052), dan pengaruhnya tidak
didasari oleh konsentrasi peroksidase saliva sebaliknya pengaruh konsentrasi
peroxidase saliva didasari oleh aktivitas peroxidase saliva dan lebih kecil dari
aktivitas tersebut.
Kesimpulan: Kami menemukan bahwa hubungan terbalik antara aktivitas
peroxidase saliva dan kedalaman probing. Sehingga, hasil kami menyatakan
bahwa aktivitas peroxidase saliva dapat menjadi faktor protektif terhadap
periodontitis. Namun, penelitian yang lebih besar di perlukan untuk menelusuri
mekanisme penyebab pada hubungan ini.
Kata kunci: bias (epidemiologi), aktivitas enzim, konsentrasi enzim, penyakit
periodontal, peroksidase, saliva

1
Pendahuluan
Periodontitis, bersamaan dengan caries, merupakan penyebab paling umum
dari kehilangan gigi (pihlstorm, Michalowicz, & Johnson, 2005).
Ketidakseimbangan antara biofilm gigi pathogen dan mekanisme pertahanan host
menyebabkan destruksi periodontium (Darveuau, 2010); ketidak seimbangan
dapat muncul dari faktor resiko untuk periodontitis termasuk usia, merokok, dan
DM. (Genco & Borgnakke, 2013)
Mekanisme pertahanan non spesifik yg penting dari rongga mulut terdiri atas
enzim peroxidase saliva (Hajishegallis & Russ ell, 2015). Melalui aktifitas dan
konsentrasinya peroxidase oral (OPOs) mengendalikan jumlah dan pertumbuhan
mikroorganisme pada rongga mulut (Tenovuo, 1998). Selain itu mereka mencegah
terjadinya penumpukan hydrogen perokside yang berperan secara sitotoksik serta
subtansi kariogenik dan kariogenik inactive (Yamada dkk, 1997). OPO terutama
terdiri atas peroxidase saliva (SPO) yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar
saliva dan terhadap perluasan yang kecil akan mieloperoxidase (MPO), yang
berasal dari leukosit sulkus ginggiva dan saliva. Peroxidase eosinofil sebagai
peroxidase saliva memainkan peran kecil (Thomas dkk, 1994). Sayangnya,
deskripsi teknis yang akan di temukan dlm literature tidak terlalu jelas tentangg
apakah istilah peroxidase saliva di gunakan utukk menyembuhkan OPO secara
total atau SPO secara khusus (Given dkk, 1999).
Sementara hubungan MPO dan periodontitis telah luas di periksa bahwa antara
SPO dan periodontitis menerima sedikit perhatian saja. Aktivitas dan konsentrasi
MPO meningkat pada pasien degan periodontitis di bandingkan dgn dewasa yg
sehat secara periodontal. Berbeda dgn MPO tingkat SPO tergantung pada
inflamasi. Oleh karena peran protektif SPO terhadap inf bakteri hub terbalik
antara aktivitasn SPO dan konsentrasi serta kedalaman prop periodontal dpt d
harapkan. Sebenarnya Saxen dkk melaporkn efek terbalik seperti ini untuk
aktivitas SPO. Sedangkan yg lainnya ggl utk membuktikan hub apapun antara
aktiviast SPO dgn plak gigi ginggiva atau index periodontal (Rosin et all, 1999).
Hal ini dapat di jelaskan degan validitas terbatas dengan konteks bias
pemilihan, kemampuan menggaris besarkan, kesalahan yg mendasari, dan
kesalahan pengukuran, dan ketetapan yg terbatas tentang kekuatan statistik dan
konsep efisiensi (Harrel, 2015). Pasien yg sangat dipilih mengurangi kemampuan
menggaris besarkan hal ini sebagai contoh tidak berpelan dalam pemeriksaan
plak pada subyek yang telah memiliki penyakit dalam waktu lama, karena
keseimbangan antara plak gigi dengan pertahanan host telah rusak selama
beberapa tahun. Secara umum, hasil primer yang tidak tepat dapat menjadi
ancaman bagi validitas penelitian karena validitas pengukuran tergantung pada
tujuan (Porta et al, 2014). Oleh karena itu untuk mendeteksi pengaruh protektif
pada paparan hasil yang mencerminkan penyakit periodontal subklinis mungkin
lebih valid dari pada hasil yang mencerminkan periodontal kronis. Hal yg
mendasari tejadi jk pengaruh SPO di analisa baik dengan aktivitas spo maupun
konsentrasi SPO. Kesalahan pengukuran dari paparan terjadi pada tiga ketidak
nyamanan

2
Relefansi klinis
Rasional ilmiah bg penelitain: meskipun peran antimikroba dan
protektif dari peroxidase saliva di rongga mulut sering telah di
teliti dampak dari aktivitas peroxidase saliva dan konsentrasi
salivanya pada kedalaman prob periodontal masih belum di teliti
temuan mendasar.
Hasil dar penelitian: menunjukkan hub yg kuat antara aktivitas
peroxidase saliva dan kedalaman prop periodontal sehingga
aktivitas peroxidase saliva yang rendah menggambarkan resiko
yag lebih tinggi dalam perkembangan periodontitis.
Implikasi praktis: pemahaman yg lebih dalam tentang
bagaimana aktivitas peroxidase saliva berfungsi dan dampaknya
terhadap kesehatan periodontal dapat membantu dalalm
memberikan pencegahan dan perawatan yang tepat.

dapat menyebabkan bias dalam ukuran dalam perkiraan paparan yang


menyebabkan kehilangan kekuatan statistik dan dapat menutupi sifat paparan
yang penting sebagai contoh ceiling effect, yg umum terjadi pada konsentrasi
enzim yang dikatalis. Sampai saat ini tidak terdapat penelitaian yang telah
memeriksa tingkat kepercayaan baik aktivitas SPO dan konsentrasinya pada
beberapa titik waktu.
Kami secara statistik memperkirakan bagaimana periodontitis bergantung
pada aktifitas dan konsentrasi SPO dengan menggunakan 5 ukuran harian dari
setiap aktifitas dan konsentrasi kami memeriksa variabilitas biologis dan
peningkatan reabilitas ukuran SPO untuk mengindari kesalahan yang sering
terjadi pada peneliti efek protektif kami menerapkan beberapa langkah dalam
desain penelitian, performa, dan analisis. Kami menganalisis penelitian ini tidak
hanya pada sampel pasien tapi juga dengan berujungnya pada populasi umum,
sehingga meminimalisir bias, meningkatkan kemampuan menggaris besarkan, dan
mengurangi ketidakpastian dari perkiraan pengaruh. Untuk sample populasi
umum kami menggunakan data dari penelitian yang berbasis populasi SHIP dari
regio yang sama dimana pasien di tarik, seperti yang di butuhkan untuk
menelusuri etiologi kami memilih hasil berkepanjangan yang menggabungkan
kerangka penyakit sub klinis.

3
2. Bahan dan Metode.
2.1 Subjek dan Pemeriksaan klinis.
Dari bulan januari-agustus 2015, orang dengan ras kaukasian dengan usia
dibawah 55 tahun diambil untuk penelitian pengukuran aktivitas SPO dan
konsentrasinya di Fakultas Kedokteran Gigi universitas Greifswald. Kriteria
ekslusinya adalah merokok, keberadaan penyakit sistemik termasuk Diabetes,
kehamilan, penggunaan antibiotik atau pemberian antiseptik dalam 6 bulan
sebelumnya, terapi periodontal dan kurang dari 6 gigi molar pertama dan kedua.
Penelitian potongan melintang ini di tinjau dan disetujui oleh komite etik
penelitian Fakultas Kedokteran Gigi universitas Greifswald. (no. BB015/14).
Inform consent di tanda tangani di dapatkan dari setiap partisipan. Gigi yang
erupsi penuh kecuali molar ketiga diperiksa yang menghasilkan maksimal 28
gigi/subjek. Tingkat perlekatan periodontal (CAL) secara klinis ditentukan degan
menggunakan CP 15 UNC pada aspek mesiobukal, midbukal, distobukal,
mesiolingual, midlingual, dan distolingual pada setiap gigi. Biofilm gigi dilihat
dengan larutan indicator (MIRA-2- TON, Hager & Werken, Duisburg, Jerman),
dan dicatat berdasarkan Turesky modified Quigley-Hein Plaque index (QHI;
Turesky, Gilmore, & Glickman, 1970). Inflamsi ginggiva juga diukur dengan
menggunakan index gingiva (Loe & Silness, 1963). Karies koronal, mencakup DM-
FT, DMF-S, DF-S dan D-S diperiksa dalam desain full mouth. Pemeriksaa
dilakukan oleh 1 pengamat yang terlatih dan terkalibrasi (M.Z.) setelah
mengambil sample saliva terakhir.
2.2. Pengumpulan Sampel Saliva
Sample saliva diambil 5 kali dalam 1 hari. Partisipan di minta untuk
menghindari, makan minum, menyikat gigi, dan melakukan flossing 90 menit
sebelum pengambil sample saliva yang tidak terstimulasi. Pengambilan saliva di
mulai pada pukul 08:00 dan diulangi setiap 2 jam. Pada setiap waktu 5 ml saliva
yang tidak terstimulasi di kumpulkan ketabung palstik 15 ml yang steril di klinik
gigi Universitas Greifswald. Sample langsung di letakkan di es dan di analisa
dalam 30 menit di laboratorium institute of hygiene and environmental medicine,
Greifswald.
2.3. Ukuran Tingkat Peroxidase Saliva.
Konsentrasi SPO di tentukan degan menggunakan enzim linked
immunosorbent assay kit (USCN, Life Science Inc.) dengan dosis yang masih dapat
di deteksi minimal dari SPO manusia <8,1 nmol/L.
Aktivitas SPO diuji secara spektomanometris dengan menggunakan
phenylenediamin untuk menghasilkan kromogen. Larutan subtrat yang
mengandung 1% p- phenylenediamin pada buffer fosfat pada (pH 7.0). Pertama
aktifitas SPO ditentukan sample atau standar kalibrasi (0,4 ml) ditambahkan ke
larutan subtrat 2ml dalam cuvette thermostat (25oC). Reaksi dimulai dengan

4
menambahkan 100 l H2O2 (1.0%) dan berhenti setelah 10 menit dengan
tambahan 1ml H2So4 (40%), ketika penyerapan larutan pada 492 nm diukur untuk
tiap sample masing-masing di duplikasi dan rata-rata dari kedua nilai dihitung. Uji
Blanko dilakukan dengan 100 l air yang mengantikan H2O2. Aktifitas OPO
kemudian di hitung dengan kurva kalibrasi. Kedua aktivitas MPO ditentukan
setelah menambahkan dapson, inhibitor SPO selektif. Akhirnya aktivitas SPO
dihitung dengan perbedaan antara aktivitas OPO dan MPO.
2.4. Metode Statistik.
Kedalaman probing (PD) rata-rata dianggap sebagai hasil utama yang di
jadikan model dengan distribusi gamma. Untuk variable berlanjut restriktik kubik
terdapat 2 koefisien di pilih dan efek paparan dengan menghitung efek paparan
kisaran interkuartil ketiga di bandingkan dengan kuartil pertama atau median
setengah atas di bandingkan dengan median setengah bawah, dimana perubahan
yang menambahkan kofamber di interpretasi. Uji global dari 2 koefisien paparan
uji deviasi dari kesegarisan diberikan.
Denga menggunakan 5 ukuran SPO yg berulang, koefisien korealasi intra
kelas dihitung untuk satu ukuran dan rata-rata untuk 5 ukuran. Beberapa jenis
informasi eksternal diambil dari pemeriksaan dasar kohort kedua, penelitian
kesehatan di Pomerania yang berbasis populasi karena subjek penelitan kami dan
SHIP-TREND subjek diambil dari region yang sama (populasi target).
Teknik yang sama pilih untuk menentukan ukuran sample. Dan ukuran sample
dari dua penelitian yang berhasil dianggap menjadi indicator untuk ukuran yang di
butuhkan. Kami memeriksa secara retrospektif apakah penelitian kami memiliki
kekuatan yg cukup.
Nilai p2 sisi <0,05 dianggap signifikan terhadap nilai spesifik tetapi
bergantung berlebihan pada nilai P dihindari, sebaiknya interval kepercayaan atau
CI dengan perubahan dalam pengaruh kisaran interkuartil diinterpretasi dalam
faktor resiko dan analisi mediasi yang kemudian di perluas pada bahan
suplementer. Analisis statistkc dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
stata atau MP versi 14.2

3. Hasil
3.1. Karanteristik Partisipan
Untuk penelitian, 22 wanita dan 24 laki-laki yang berusia 28-53 tahun telah
tersedia, jumlah gigi minimal adalah 24. Sample mentah sangat berbeda dari yang
di koreksi untuk pemilihan bias dari usia, edukasi, dan karies (DMFT, DMFS,
DFS, DS), tetap tidak dalam konteks jenis kelamin, dan parameter periodontal
klinis.

5
Tabel 1 Karakteristik partisipan (N=46)

3.2. Variabilitas Biologis Tingkat Peroxidase Saliva Seiring Berjalannya Waktu


Dalam 1 hari.
Aktivitas peroxidase saliva tergantung pada waktu dan hari (gambar 1). Pada
model campuran linier yang mencakup waktu dalam 1 hari sebagai faktor tetap.
pergesaran waktu dalam 1 hari adalah 0,18 U/mL (95% CI:0.10 to 0.26; p<0.001).
Beberapa deviasi dari kesegarisan terlihat tetapi pada model campuran yang
mencakup waktu linier dan quadratic dalam 1 hari sebagai faktor tetap istilah
quadratic secara statistic tidak significant, (p = .06) ICC meningkat dari 0.0648
menjadi 0.671 setelah menyesuaikan waktu dalam 1 hari dan sampai 0.675 setelah
menyesuaikan waktu dlm 1 hari dan quadran waktu dlm1 hari. ICC 0.648 untuk 1
ukuran meningkat hingga 0.902 degan merata-ratakan 5 ukuran seperti yang
digunakan pada analisis utama.
Untuk konsentrasi SPO pergeseran waktu linier dalam satu hari adalah 0,36.
Tidak ada deviasi yang besar dari kesegarisan yg terlihat. ICC 0,673 pada 1
ukuran meningkat pda 0,912 dengan merata-ratakan 5 ukuran seperti yangg d
gunakan pada analisis utama.

6
3.3. Peroxidase Saliva dan Kedalaman Probing
Analisis pengaruh aktifitas SPO pada PD tidak linier (Gambar 2). Pengaruh
kisaran interkuartil dari aktifitas SPO terhadap PD <5% konsentrasi SPO (Table
2). Ketika terdapat tambahan yang mencakup QHI, perkiraan titik pada mencakup
pengaruh kisaran interkuartil lebih dari 15% tetapi interval kepercayaan menjadi
lebih sempit. Ketika mencakup indek ginggiva di bandingkan dengan index QHI
perkiraan titik untuk efek kisaran interquartil ditekankan sekitar 40%. Pengaruh
kisaran interkuartil dari sample yang lebih berat lebih kecil dibandingkan dengan
sample mentah tetapi masih cukup besar.
Pengaruh kisaran interkuartil dari konsentrasi SPO terhadap PD adalah sedang
hingga besar tergantung pada model dan cara untuk menentukan berat tapi tidak
signifikan secara statistik. (Table 3: gambar 3) Hal ini ditekankan oleh >20%
setelah menyesuaikan untuk aktivitas SPO (table 3) ketika menambahkan QHI
pengaru kisaran interkuartil berkulang sebanyak >40%.

3.4.Model kesalahan ukuran dan sensitiitas analisis.


Karena analisi konvensional mengganggap ketidakadaan kesalahan
pengukuran bias penelitian dan hal yang berkaitan kami merujuk jenis bias ini
dalam model yang tepat. Seperti yang di harapkan (Carroll et al., 2006), model
konvensional yang di perbaiki untuk bias pemilihan meremehkan pengaruh SPO
terhadap PD di bandingkan dengan model yang sebenarnya berperan dalam
kesalahan pengukuran (Pengaruh kisaran interquartil -0,55 interval kepadatan
tertinggi 95% -0,85 sampai -0,27). Berdasarkan penelitian stimulasi meluas yang
menggunakan simulasi dari SHIP-TREND bias pemilihan oleh karena subjek yg
hilang oleh karena lebih sedikit dari 24 gigi cukup kecil.

Gambar 1 Plot kotak untuk aktivitas peroxidase saliva berdasarkan


waktu 1 hari (dengan menggunakan standar stata).

7
Untuk menginterpretasi kekuatan hubungan antara konteks efek kisaran
interkuartil yang secara efisien membandingkan separuh bagian atas dan separuh
bagian bawah dari paparan data, SHIP-TREND digunakan dari subjek yg berusia
25-54 tahun di region yang sama sebagai sample pasien. Efek dari 15 rokok
perhari terhadap kedalaman probing adalah 0,42. (95 % CI; 0,35 sampai 0,5 N =
2,015 yg di sesuaikan dengan usia jenis kelamin dan DM dibandingkan dengan
yang tidak pernah merokok. Pada model yang sama pengaruh tingkat edukasi
yang tinggi adalah -0,30 dibandingkan dengan edukasi yang rendah.
Analisis sensitivitas menunjukkan peran yang kecil dari hal yang mendasari
yang belum diukur seperti penanda inflamasi sistemik, mencakup tingkat
fibrinogen plasma. Meskipun beberapa kelebihan pengukuran dari pengaruh
aktivitas SPO yang memungkinkan adalah pengaruh simultan dari aktifitas dan
konsentrasi SPO masih belum jelas. Karena terdapat bukti untuk pengaruh
interaksi. CAL, hasil sekunder, menunjukkan hasil yg sama.

Gambar 2 hubungan antara aktivitas peroxidase saliva dan kedalaman probing yang di
sesuaikan dengan usia jenis kelamin dan edukasi sekolah untuk konsentrasi SPO; dan
jenis kelamin dan edukasi sekolah untuk konsentrasi SPO index gingival pada model
tanpa berat dan dengan berat. Untuk mengkoreksi bias pemilihan, ukuran lingkaran
sebanding dengan berat.. Kolom abu-abu Kisaran interkuartil pada SPO setengah pada
sample yang berkisar antara kuartil pertama dan ketiga atau median setengah atas atau
setengah bawah

8
Tabel 2 perubahan dalam kedalaman probe yang di prediki ketika aktifitas peroksida
saliva SPO berubah dari quartil pertamanya 24U/ml hingga kuartil ketiga 4.1U/ml.

Tabel 3 perubahan dalam memprediksi kedalaman probe ketika konsentrasi peroksidase


saliva SPO berubah dari kuartil pertamanya 8.7 mg/ml hingga ke kuartil ketiganya
19.2mg/ml

9
Pembahasan
Kami menemukan hubungan yang kuat antara aktifitas SPO dan PD dalam
sampel bukan perokok sehat yang berusia 25-54 tahun yang besar hingga
beberapa yang ketidakpastian yang mencakup bias pemilihan, hal yang mendasari
dan kesalahan pengukuran. Disamping hubungan terbalik yang kuat, hubungan
nonlinier tidak terkait dosis dan beberapa spesifiksitas untuk aktifitas SPO yang
berbanding terbalik dengan konsentrasi SPO mendukung hubungan antara
aktifitas SPO dan PD dalam kriteria penyebab hill.
Untuk ukuran aktifitas SPO metode p-phenylenediamine yang valid
dilakukan. Jika metode lain digunakan seperti metode analisis fotometrik,
penentuan aktifitas SPO dapat diganggu dengan ion diosinat SCN- yang
merupakan komponen penting dalam saliva. Nilai aktifitas yang didapatkan
dengan metode ini masih dipertanyakan. Selain metode sah p-phenylenediamine
penting untuk membedakan aktifitas SPO dari aktifitas SPO lainnya. Ukuran SPO
yang tidak valid dapat menyebabkan kegagalan dalam menemukan hubungan
apapun antara enzim dan kesehatan rongga mulut terutama karena pengamatan
kami menunjukkan bahwa konsentrasi SPO yang tinggi tidak begitu ditemukan
pada aktifitas SPO yang tinggi.
Kemampuan kepercayaan satu ukuran SPO baik dan dari 5 ukuran sangat
baik. Untuk ICC paling sedikit 0.85 (yang merupakan ukuran standar dalam
beberapa penelitian epidemiologis) mencakup penelitian kesehatan dipomerania, 3
ukuran SPO atau, jika menggunakan model kesalahan pengukuran satu ukuran
SPO dan ICC yang terdapat dalam penelitian ini dibutuhkan. Berdasarkan hasil
terakhir kami menyarankan waktu pengambilan sampel pada jam 10, 12 dan 2
siang. Perhatikan bahwa ICC mencapai model kesalahan pengukuran yang
berkaitan dengan ukuran sampel n=71 dengan menggunakan 1 ukuran SPO.
Disamping ukuran yang valid dan dapat dipercaya validitas inferensi
penyebab membutuhkan kondisi jauh,mencakup paparan yang jelas seperti contoh
paparan yang buruk seperti obesitas tidak dapat diinterpretasi dalam konteks
perawatan spesifik, meskipun bukan merupakan paparan yang jelas, aktifitas SPO
pada saliva lebih dekat dengan kriteria untuk paparan yang jelas dibandingkan
dengan obesitas atau inflamasi sistemik karena lebih spesifik untuk kesehatan
ronnga mulut. Oleh karena itu pengaruh SPO yang kuat yang diamati dapat
digunakan.

10
Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi saliva peroksidase (SPO) dan kedalaman probing
disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan pendidikan sekolah (a, d); untuk usia, jenis
kelamin, pendidikan sekolah, dan aktivitas SPO (b, e); dan untuk usia, jenis kelamin,
pendidikan sekolah, aktivitas SPO, dan indeks gingiva (c, f); dalam model tanpa bobot (a-
c) dan dengan bobot untuk mengoreksi bias seleksi (d-f). Ukuran lingkaran sebanding
dengan berat. Kotak abu-abu: rentang aktivitas SPO interkuartil (setengah dari sampel;
kisaran antara kuartil 1 dan 3, atau median pada paruh bawah versus median paruh atas).
DimGrey: interval kepercayaan 95%

Pada penelitian ini tujuannya adalah untuk memperkirakan pengaruh


preventif potensial dari aktifitas dan konsentrasi SPO pada PD. Untuk meneliti
pengaruh preventif sampel non klinis utama dipilih dan fokus ditempatkan pada
mayoritas yang dangkal, tetapi tidak pada minoritas yang dalam, karena interfensi
dalam penelitian epidemiologis harus berhubungan dengan teori penyebab umum
dibandingkan yang terjadi pada 1 orang. Berdasarkan teori rows akan kedokteran
preventif yang mencakup kerangka penyakit subklinis terhadap penyakit
periodontal demer dkk telah membuktikan bahwa beban etiologi (bakteri AA, P.
gingivalis, T denticola) pada populasi umum datang terutama dari poket yang
kurang dari sama dengan 3mm, oleh karena itu proporsi poket yang lebih dari
sama dengan 3mm sebagai hasil, dapat diterima dalam hubungannya terhadap
paparan inflamasi, tetapi kami menerima PD rata rata karena menawarkan
pengaruh yang baik antara konsep epidemiologis statistik dan klinis. Rata rata
berkurang tidak hanya pada kehilangan informasi tetapi juga mencerminkan poket
yang dalam. Oleh karena itu,juga pada aspek klinis pertukaran antara sifat
epidemiologis statistik dan klinis berhasil karena PD rata-rata sangat berhubungan
dengan poket yang lebih dari sama dengan 3mm korelasi stelmen poin 94. Selain
itu, pembuatan model yang tepat lebih penting untuk sampel kecil dibandingkan
sampel besar. Maka kami melampaui distribusi normal dan memilih distribusi
gamma.

11
PD yang valid pada protesa parsial menyatakan bahwa kehilangan gigi yang
terjadi secara tidak teratur. Meskipun kehilangan gigi secara teratur tergantung
pada karies atau periodontitis, bias pemilihan oleh karena karies atau periodontitis
pada tingkat gigi dapat diberi istilah bias keberhasilan gigi yang sehat.
Mengancam validitas hasil yang berkaitan dengan ketidaklengkapan penyakit
spesifik tetapi bahkan jika kehilangan gigi terjadi secara tidak teratur praktik
umum dari substitusi rata rata dimana CAL dari gigi yang hilang digantikan oleh
CAL rata-rata subjek menjadi bias karena jenis gigi berbeda dalan CAL. Minimal
24 gigi pada penelitian ini memastikan hasil sah yang sangat tinggi yang
merupakan titik acuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu SPO apakah
secara terbalik berkaitan dengan penyakit periodontal subklinis. Sebaliknya telah
memiliki sampel proporsi yang tinggi akan subjek gigi, kami mencurigai bias
dengan menyesuaikan hasil seperti kehilangan gigi merupakan pengaruh dari
periodontitis. Bias pemilihan ini dikoreksi pada pasien baik yang memiliki 24 atau
28 gigi dan diantara subjek yang memiliki lebih sedikit dari 24 gigi dengan
menggunakan data yang berbasis populasi.
Pengaruh paparan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin,edukasi aktifitas
fisik,obesitas, inflamasi sistemik, konsumsi alkohol dan HBA1C mungkin
memenuhi kriteria untuk hal yang mendasari. Tetapi tidak dibutuhkan untuk set
penyesuaian tunggal. Setelah membuat model beragam hubungan yang disangkal
berhubungan dengan SPO dan PD, kami menyatakan bahwa usia, jenis
kelamin,edukasi aktifitas fisik,obesitas, inflamasi sistemik dan HBA1c merupakan
keadaan penyesuaian yang cukup. Tetapi, pengaruh SPO yang diamati pada PD
cukup besar. Maka korelasi yang kuat antara aktifitas SPO dan hal yang
mendasari yang belum diukur dibutuhkan untuk menekankan hubungan kuat
antara aktifitas SPO dan PD.
Konsentrasi perixodase saliva tidak mendasari hubungan secara statistik antara
SPO dan PD,tetapi hubungannya dengan PD secara statistik didasari oleh aktifitas
SPO. Interaksi yang diamati antara aktifitas SPO dan konsentrasinya dapat
diterima,tetapi perkiraan tempat untuk hal ini membutuhkan ukuran sampel yang
besar,perhatikan bahwa 1 penelitian yang melaporkan hubungan antara aktifitas
SPO dan PD (lebih tepatnya periodontitis juvenile) tidak memeriksa aktifitas
SPO. Sementara itu temuannya secara mendasar konsisten dengan hasil temuan
kami dan mendukung hipotesis bahwa aktifitas SPO terlibat pada tahap
awalpenyakit periodontal. Hubungan awal antara SPO dan kesehatan gingiva
tidak di temukan pada sampel 140 laki laki yang lebih muda dari 30 tahun sampel
saliva, tetapi dibekukan dan disimpan hingga 2 bulan yang mungkin
menghilangkan keabsahan ukuran aktifitas SPO. Masih belum jelas apakah SPO
dibedakan dari MPO.
Analisis mediasi kami menyatakan bahwa indeks gingiva dan hingga kederajat
yang lebih rendah plak sebagai jalur yang memungkinankan antara aktifitas SPO
dan PD. Meskipun analisisi mediasi yang diperluas pada sublementer terbatas
oleh ukuran desain dan penelitian. Sayangnya kami tidak dapat membedakan
beban etiologi putatif dan kaitannya dengan kesehatan plak. Aktifitas SPO dapat

12
menghambat beban dan mendukung spesies bakteri yang berkaitan dengan
kesehatan. SPO mampu memberikan tekanan selektif pada patogen RM damn
membantu pertumbuhan spesies RM yang berkaitan dengan kesehatan yang
dikenal berpartisipasi melawan inflamasi jaringan periodontal yang dipicu dari
bakteri periodontal seperti kelenjar saliva menghasilkan SPO yang cukup. Banyak
faktor yang diketahui atau tidak dapat mempengaruhi aktifitas SPO. Meskipun
peran usia dan merokok telah diteliti banyak kondisi biologis yang berhubungan
lain masih perlu dipertimbangkan, tetapi jika defisiensi gen seperti pada MPO
bertanggungjawab untuk perbedaan antar individu pada aktifitas SPO seperti yang
ditunjukkan pengaruh nonlinier yang diamati kemudian hal tersebut akan menjadi
defisiensi enzim dengan pengaruh yang berhubungan dengan waktu. Hasil dari
yang kami temukan diulang oleh penelitian yang lebih besar dan pengaruh oleh
aktifitas SPO yang rendah tetap sama kuatnya dibandingkan dengan perokok berat
seperti yang diperkirakan pada saat ini dengan menggunakan tambahan penelitian
besar berbasis populasi. Deteksi dini akan defisiensi SPO dapat membantu
memberikan pencegahan dan perawatan yang tepat.
Penelitian saat ini memiliki beberapa keterbatasan . Pertama, penelitian
tunggal dari nilai yang terbatas bahkan jika ini merupakan eksperimen. Kedua,
sifat potongan melintang dari penelitian sangat membatasi infrensi penyebab.
Ketiga. ukuran sampel kecil, tetapi penelitian tidak memiliki kekurangan kekuatan
untuk arah dari keterkaitan. Keempat, subjek penelitian ini memiliki ras kaukasia
sehingga membatasi kemampuan penggaris besaran dari temuan. Kelima, kami
hanya dapat memperkirakan peran hal yang mendasari yang tidak diukur.
Keenam, hal mendasari yang tidak diketahui mungkin dapat mempengaruhi hasil,
akhirnya kami tidak dapat menetukan spesifikitas sebelumnya dari analisis
kompleks kami
Disamping keterbatasan ini peneliti memiliki kekuatan yang penting. Kami
menggunakan pembatasan untuk faktor resiko yang mencakup usia,perokok, dan
diabetes sebagai metode yang sangat efektif untuk mencegah hal hal yang
mendasari dan strategi desain untuk meningkatkan akurasi hasil
penelitian.berbanding terbalik dengan banyak penelitina faktor resiko, kekuatan
desain penelitian berikut dan analisisnya di tunjukkan dengan peran protektif SPO
pada PD. Pada konteks desain penelitian kami mempertimbangkan konsep
epidemiologi yang belum secara umum di temukan oleh drg klinis. Pada faktanya
kami memperkirakan hubungan antara SPO dan PD pada populasi umum, tetapi
konsep epidemiologi seimbang dengan konsep statistik dan klinis. Berkaitan
dengan analisis, analisi konvensional masih terlalu linguistik dan pembuatan
model multiple bias dibutuhkan yang telah dilakukan disini. Ukuran SPO kami
akan baik aktifitas dan konsentrasi tidak hanya sah tetapi dapat dipercaya karena
kami melakukan model dari 5 ukuran yang diulang. Kekuatan penting lain dari
penelitian ini adalah untuk memungkinkan hubungan non linier antara PD dan
SPO karena pengetahuan latar belakang menunjukkan efek yang mendasari.
Kesimpulannya, didalam keterbatasan penelitian ini kami menemukan
hubungan kuat antara hubungan SPO dengan PD sehingga hasil kami

13
menunjukkan bahwa aktifitas SPO dapat menjadi faktor protektif terhadap
periodontitis. Tetapi penelitian yang jelas dan besar dibutuhkan untuk menelusuri
mekanisme penyebab dari hubungan ini.

14

Anda mungkin juga menyukai