Anda di halaman 1dari 4

RENPRA FRAKTUR

N Diagnosa Tujuan Intervensi


o
1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Asuhan Manajemennyeri :
keperawatan 24 Kaji nyeri secara komprehensif termasu klokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Agen injuri fisik, jam tingkat kenyamanan dan faktor presipitasi.
fraktur klien meningkat, tingkat Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
Gerakan fragmen nyeri terkontrol dg Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahu ipengalaman nyeri klien
tulang,edema dan sebelumnya.
cedera pada jaringan KH: Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan,
lunak Klien melaporkan kebisingan.
Alat traksi/mobilisasi nyeri berkurang dg Kurangi faktor presipitasi nyeri.
Stres,ansietas scala 2-3 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).
..................... Ekspresi wajah Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksidll) untuk mengetasi nyeri..
tenang Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Klien dapat istirahat Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontro lnyeri.
dan tidur Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
v/s dbn
Administrasianalgetik :.
Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Tentukan analgeti kpilihan, rute pemberian dan dosis optimal.
Monitor TV
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2 Resiko terhadap cidera b/d Setelahdilakukanaskep Memberikanposisi yang nyamanuntukKlien:


kerusakan jam terjadi peningkatan Berikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan observasi pasien, beri
neuromuskuler, Status keselamatan sInjuri pengamantan tempat tidur
tekanan dan disuse fisik Dg KH : Periksa sirkulasi periper dan status neurologi
kurang paparan Bebas dari cidera Menilai ROM pasien
sumber informasi, Pencegahan Cidera Menilai integritas kulit pasien.
terbatasnya kognitif Libatkan banyak orang dalam memidahkan pasien, aturposisi
kurang terpajan /
mengingat
salah interpretasi
informasi/tidak
mengenal sumber
informasi
terbatasnya kognitif
.......................

3 Sindromdefisitself care b/d Setelahdilakukanakep Bantuanperawatandiri


kelemahan, fraktur jam kebutuhan ADLs Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
intake nutrisi terpenuhi dg Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
inadekut mual, KH: Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
muntah, puasa) Pasien dapat Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
faktor biologis melakukan aktivitas Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
(perubahan sehari-hari. Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
struktural) Kebersihan diri
edema pasien terpenuhi
pasial/jaringan
ketidak mampuan
untuk mengunyah
anoreksia
....................

4 Risiko infeksi b/d imunitas Setelah dilakukan asuhan Konrolinfeksi :


tubuh primer menurun, keperawatan jam tidak Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
prosedur invasive, fraktur terdapat faktor resiko Batasi pengunjung bila perlu.
tindakan invasive, infeksi dan infeksi Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.
insisi post terdeteksi dg Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.
pembedahan, KH: Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
penurunan daya Tdkadatanda- Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
tahan tubuh primer tandainfeksi Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
tidak adekuatnya AL normal Lakukan perawatan luka, dainage, dresinginfus dan kateter setiap hari.
pertahanan primer V/S dbn Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
prosedur Berikan antibiotik sesuai program.
infasit,traksi tulang Jelaskan tanda dan gejala infeksi dan anjurkan u/ segera lapor petugas
...................... Monitor V/S
Proteksiterhadapinfeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
Monitor hitunggranulositdan WBC.
Monitor kerentangan terhadap infeksi..
Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
Inspeksi kulit dan mebranmukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.
Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip jika perlu
Dorong istirahat yang cukup.
Dorong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi
5 Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan askep Terapiambulasi
berhubungan dengan patah jam terjadi peningkatan Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi
tulang Ambulasi :Tingkat Kolaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan ambulasi\
Hiperventilasi mobilisasi, Perawtan diri Dg Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan
Penurunan KH : Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap
energi/kelelahan Peningkatan aktivitas Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi
Perusakan/pelemaha fisik
n muskulo-skeletal Pendidikankesehatan
Kecemasan Edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini
........................ Edukasi pada pasien dan keluarga terhap ambulasi
Berikan reinforcement positip atas susaha yang dilakukan pasien.
6 Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan askep Pendidikankesehatan : proses penyakit
penyakit dan perawatannya . Jam pengetahuan klien Kaji pengetahuan klien.
b/d meningkat dg Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
kurang paparan KH: Berikan informasi pada
terhadap informasi, Klien dapat keluarga Tentang perkembangan klien.
keterbatsan kognitif mengungkapkan Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
tidak mengenal kembali yg Diskusikan pilihan terapi
sumber info dijelaskan. Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini
tidak akurat Klien kooperatif saat Jelaskan komplikasi kronik yang mungkinakan muncul
mingikuti instruksi dilakukan tindakan
kurang
terpajan/mengerti
.

Anda mungkin juga menyukai