Proposal DESI F.D
Proposal DESI F.D
PENDAHULUAN
Salmonella typhi. Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang
tangan penderita, lalat dan serangga lain. Infeksi dapat terjadi secara langsung
langsung berarti ada kontak antara orang sehat dan bahan muntahan penderita
demam tifoid. Kontak tidak langsung dapat melalui air misalnya air minum
yang tidak dimasak, air es yang dibuat dari air yang terkontaminasi, atau
dilayani oleh orang yang membawa kuman, baik penderita aktif maupun
kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian
insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat
inap di rumah sakit. Kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi di
dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia
dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus. Insidens tertinggi demam tifoid
terdapat pada anak-anak. Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi pada
kelompok umur 5 tahun atau lebih dan mempunyai manifestasi klinis yang
miokarditis dan manifestasi sistem saraf pusat. Perdarahan usus dan perforasi
usus terjadi masing-masing pada 1-10% dan 0,5-3% penderita. Komplikasi ini
dan tekanan darah serta kenaikan frekuensi nadi. Perforasi biasanya sebesar
ujung jarum tetapi dapat sebesar beberapa sentimeter, khas yang terjadi pada
ileum distal dan disertai dengan penambahan nyeri perut yang mencolok,
sampai 4,9% dari kasus demam tifoid. Resiko perforasi akan semakin
tahun 2013.
komplikasi
1.4.1 Sebagai bahan informasi bagi Rumah Sakit Undata Palu dalam rangka
demam tifoid.
1.4.2 Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan
TINJAUAN PUSTAKA
menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan masih merupakan
2.1.2 Etiologi
asam dan gas, tetapi mereka tidak meragi laktosa atau sukrosa. S.typhi tidak
fisik tetapi dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 1300F (54,40C) selama 1
jam atau 1400F (600C) selama 15 menit. Mereka tetap dapat hidup pada suhu
sekeliling atau suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan
lipopolosakarida dinding sel stabil panas; antigen H adalah protein labil panas
tertentu cenderung untuk disertai dengan sindrom klinis spesifik dan karena
Antgen lain adalah polisakarida kapsul virulen (Vi) ada pada S.thyphi dan
2000).
2.1.3 Patogenesis
Invasi aliran darah oleh S.typhi atau kadang-kadang oleh serotip lain
organisme S.typhi. Perkiraan ini mungkin lebih tinggi dari pada infeksi yang
retikuloendotelial (RES) dalam hati, limfa dan sum-sum tulang serta dapat
dari aliran darah atau melalui sistem biliaris. Multiplikasi lokal dalam dinding
Masa inkubasi demam tifoid 10-14 hari. Bila kuman menyerbu organ-
Demam tifoid memiliki gejala klinis yang tidak khas dan bervariasi
dari ringan sampai dengan berat. Keluhan dan gejala pasien pada minggu
nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare dan konstipasi. Suhu tubuh
meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada
sore dan malam. Pada pasien demam tifoid dapat ditemukan bibir kering, dan
(Kasper, 2010).
seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun (WHO,
pasien rawat inap di Rumah Sakit tahun 2006 bahwa demam tifoid menurut
penting :
2. Susu dan produk susu lainnya (es krim, keju, puding) : Kontaminasi
dengan feses dan pasteurisasi yang tidak adekuat atau penanganan yang
manusia.
(Brooks, 2007).
kontak langsung atau tidak langsung dengan orang yang terinfeksi (pengidap
sakit atau kronis) diperlukan untuk infeksi. Penelanan makanan atau air yang
sering. Infeksi yang disebarkan air karena sanitasi jelek dan penyebaran
mungkin, yang terjadi dengan jalan fekal-oral dari ibu pengidap (Berhman
dkk, 2000).
2.1.8 Komplikasi
a. Perdarahan Usus
b. Perforasi Usus
Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada
lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun dan bahkan sampai
tifosa
dkk, 2009).
2.1.9 Pencegahan
demam tifoid. Merebus air minum sampai mendidih dan memasak makanan
sampai matang juga sangat membantu. Selain itu juga perlu dilakukan
tifoid, yaitu 1. Identifikasi dan eradiksi Salmonella typhi baik pada kasus
dari pasien terinfeksi S. Typhi akut maupun karier, 3. Proteksi pada orang
pengidap kuman S. Typhi ini cukup sulit dan memerlukan biaya cukup
Sarana proteksi pada populasi ini dilakukan dengan cara vaksinasi tifoid
INFEKSI SANITASI
SALMONELLA LINGKUNGAN
TYPHI
DEMAM TIFOID
MODALITAS PENGOBATAN,
KONTAMINASI BERATNYA PENYAKIT, LAMA
MAKANAN DEMAM, MOBILITAS
PENDERITA
keterangan :
variabel bebas
variabel terikat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Tifoid pada bulan Januari-Desember tahun 2013 yang tercatat dalam rekam
N
n=
1+ N e2
Keterangan
n : Besar sampel
N : Besar populasi
e : Tingkat kesalahan (peneliti menggunakan e = 0,1 atau 10%)
Besar populasi penderita demam tifoid adalah 381 orang, jadi sampel
N
n=
1+ N e2
381
=
1+ 381. 0.12
381
=
1+ 381. 0,01
381
=
1+ 3,81
381
=
4,81
= 79,21
= 79
Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel minimal 79 orang.
a. Kriteria Inklusi
ii. Usia terbagi 2 yaitu > 20 tahun dan 20 tahun, karena peneliti ingin
iii. Bertempat tinggal tetap di wilayah kerja Rumah Sakit Undata Palu
saat penelitian.
b. Kriteria Ekslusi
iii. Alamat tidak jelas atau dua kali didatangi tidak ditempat
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
tertentu
pada penderita demam tifoid di wilayah kerja Rumah Sakit Undata Palu.
buku status
b. Umur adalah usia penderita demam tifoid sesuai dengan yang tertulis
pada kartu status. Untuk analisis statistik, kategori umur yang digunakan
adalah :
1. > 20 tahun
2. 20 tahun
c. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita demam
tifoid sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas :
1. Laki-laki
2. Perempuan
dikategorikan menjadi :
1. Ada komplikasi
penyakit demam tifoid, sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.
3. Sembuh klinis
dari rekam medik penderita demam tifoid komplikasi perforasi usus yang di
rawat inap di RS Undata Palu tahun 2013 yang kemudian dilakukan penatatan
untuk proporsi tunggal. Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan
dengan kategorik.
yang expected (E) kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel. Jika tidak
Berhman dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2. EGC : Jakarta.
Anak Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta tahun 2001 2002. Diambil dari
Saraswati, Nia. 2012. Karakteristik Tersangka Demam Tifoid Pasien Rawat Inap
Desember 2014.
Sudoyo, Aru.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.