Tugas Osteosarthritis Kelompok 3
Tugas Osteosarthritis Kelompok 3
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat menge
ndapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium
urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
2.3 Klasifikasi
a. Tipe primer ( idiopatik) yaitu penyebabnya tidak diketahui dan tidak berhubungan
dengan kelainan sistematik.
b. Tipe sekunder disebabkan oleh kelainan endokrin, inflamasi, metabolic, kelainan
pertumbuhan dan herediter, jejas makro dan mikro, dan imobilisasi yang terlalu lama.
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan.
- Pencegahan cedera.
- Screening sendi paha.
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja.
b. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul.
c. Terapi konservatif : kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat-
alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
d. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
e. Pembedahan; artroplasti.
2.8 Komplikasi
1. Asam urat
Asam Urat atau Goult adalah salah satu jenis penyakit yang terjadi pada persendian.
Penyakit ini dapat timbulnya peradangan sendi karena tingginya asam urat yang
menyebabkan Kristal Natriun Urat membentuk didalam dan disekitar sendi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang rawan akibat penyakit Osteoarthtritis
dapat mendorong pembentukan Kristal dalam sendi.
2. Gangguan atau Kesulitan gerak.
3. Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita.
4. Patah tulang.
2.9 Terapi
1. Terapi Non Farmakologis :
- Edukasi.
- Terapi fisik dan rehabilitasi
- Penurunan berat badan.
2. Terapi Farmakologis :
- Analgesic.
- Obat anti inflamasi non steroid (OAINS).
- Terapi bedah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Triger Case
Tn. S usia 70 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lutut kanan dan
kiri, nyeri lutut dialami sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri pertama kali dirasakan pada lutut
kanan, 3 bulan kemudian nyeri mulai dirasakan pada lutut kiri. Nyeri dirasakan memberat
saat berjalan. Pasien mengeluh sering merasa kaku pada lutut pada pagi hari, pasien
menggunakan alat bantu untuk berjalan (tongkat). Riwayat penyakit Hipertensi dan DM.
Pemeriksaan fisik didapatkan TTV dengan TD 120/70 mmHg, Nadi 82x/menit, RR
18x/menit, Suhu 36,6C, pergerakan motorik kedua sendi lutut terbatas, ada tanda-tanda
inflamasi dan teraba hangat, oedem sendi lutut tidak ada, nyeri gerak ada, dan nyeri tekan
tidak ada.
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas
Pengkajian dilakukan pada (hari, tanggal, bulan, tahun) jam .......
1. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 70 tahun
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Alamat : ds. Jetis , kec. jetis
No. RM : 3245
Tanggal MRS : 23 - 02 - 2017
Diagnosa Medis : Osteoarthritis
3. Riwayat keluarga
Klien mengatakan bahwa di dalam anggota keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit seperti yang dialami klien, dan keluarga ada
yang mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, ataupun diabetes
militus. Klien mengatakan tinggal serumah dengan istri dan anaknya.
a. B1 (Breathing)
Inspeksi = Bentuk dada simetris,tidak menggunakan otot bantu
nafas,,tidak ada luka.
Palpasi = Vocal Fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi = Sonor
Auskultasi= Vesikuler
b. B2 (Blood)
Palpasi dan inspeksi ditandai dengan,
TD = 120/70 mmHg
Nadi = 82x/menit
Palpasi= Tidak ada nyeri tekan
Perkusi = Pekak
Auskultasi = Tidak ada suara jantung tambahan
c. B3 (Brain)
Inspeksi = Kesadaran compos mentris, G-C-S= 4-5-6, pupil
isokor
Palpasi = Kemampuan panca indra normal
Perkusi = Tidakada
Auskultasi = Tidakada
d. B4 (Bldder)
Inspeksi = Urin berwarana kuning jernih , BAB berwarna
kuning kecoklatan, konsistensi lembek
Palpasi = tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
Perkusi = tidak ada
Auskultasi = Tidak ada
e. B5 (Bowell)
Inspeksi = tidak ada luka,tidak Ascites.
Perkusi = Timpani
Palpasi = Tidak ada pembesaran Hati dan terdapat nyeri tekan
pada perut bagian kiri atas
Auskultasi = Bising Usus 15x/menit
f. B6 (Bone)
Inspeksi = Terpasang infus RL 20 Tpm di sebelah tangan
kiri, tidak ada perubahan bentuk tulang
Perkusi = Tonus otot 5-5-3
Palpasi = Akral hangat
Auskultasi = Tidak ada
3.2. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
TTV
Matriks makromolekul TRS
TD = 120/70 mmHg rusak.
Nadi = 82x/menit,
Permeabilitas makrovaskuler
Do: sinovial meningkat
- ekspresi wajah
meringis.
Antigen menetap pada jaringan
sendi.
Destruksi sendi.
bengkak.
perubahan fungsi dan struktur
Do : sendi
adanya
pembengkakan mengurangi aktifitas pada
pada sendi yang sendi yang terkena
terkena.
Adanya
rentan gerak terbatas
keterbatasan
pergerakan. mobilitas fisik, kerusakan
Penurunan
kekuatan otot.
terisolasi dari
lingkungan Mengurangi aktivitas pada
sosialnya. sendi yang terkena
Ketidakseimbangan antara
mobilitas dan aktivitas
3.3. Diagnosa
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau potensial.
Kemudian dilakukan pelaksanaan keperawatan Pelaksanaan keperawatan merupakan
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencara yang telah ditetapkan. Selama
pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan
kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien (Santosa, 1989)
4) Observasi TTV
Hasil:
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit
ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia
di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya
buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang
menderita artitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, mendapat terapi
kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi
sekarang, atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani
pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami
nefrosis insisi margial atau dehidrasi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma
pascaoperasi
4.2 Saran
A. Mahasiswa
1. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mencari ilmu untuk masa depan yang
cemerlang.
2. Gunakanlah makalah ini sebagai sumber ilmu untuk mempelajari tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sirosis hepatis.
B. Akademik
1. Bimbinglah mahasiswa-mahasiswa keperawatan dalam membuat asuhan
keperawatan yang baik dan benar.