Page |1
Lampiran Keputusan Direktur RSUD Biak
Nomor : 049/A/4/I/2017
Tanggal: 17 Januari 2017
BUKU PEDOMAN
Tentang
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMTAN PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
1. UMUM
a. Maksud
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Biak
secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PPMKP) adalah
Page |2
untuk memberikan arahan dan pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman
dan berkualitas selama 3 tahun ke depan (2017-2019).
2) Tujuan Khusus
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di rumah sakit meliputi
memimpin dan merencanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, merancang
proses - proses klinis baru dan proses manajerial dengan benar, mengukur apakah proses berjalan
baik melalui pengumpulan data, analisis data dan menerapkan dan melanjutkan ( sustaining )
perubahan yang dapat menghasilkan perbaikan.
b. Tata Urut
Tata urut pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien disusun sebagai berikut :
1) BAB I Pendahuluan
2) BAB II Konsep Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
3) BAB III Pengorganisasian
4) BAB IV Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5) BAB V Penutup
4. LANDASAN
Page |3
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD BIAK
Rumah Sakit Umum Daerah Biak menjadi pusat pelayanan kesehatan terpadu dan pusat
pelayanan rujukan terbaik dan kebanggaan masyarakat.
Direktur RS
Pelayanan Pelayanan
Komite Penunjang Tata Usaha
Medis Keperawatan
a. Rawat Jalan
1) Poliklinik Bedah 9) Poliklinik Saraf
2) Poliklinik Anak 10) Poliklinik Gigi
3) Poliklinik Obsgin 11) Medical Check Up
4) Poliklinik P. Dalam
Page |4
5) Poliklinik Kulit a. Rawat Jalan
6) Poliklinik Jantung
7) Poliklinik Mata
8) Poliklinik Jiwa
9) Poliklinik THT
b. Rawat Inap
1) Perawatan Bedah
2) Perawatan Anak
3) Perawatan Obsgin
4) Perawatan Peny.Dalam
5) Perawatan ICU/ ICCU/NICU/PICU
6) Perinatal Risiko Tinggi
c. Penunjang Medis
1) Laboratorium
2) Radiologi
3) Farmasi
4) Apotik
5) Fisiotherapi
6) Gizi
7) Sanitasi Lingkungan
Page |5
BAB II
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
7. PENGERTIAN
a. Mutu pelayanan kesehatan berarti memberikan pelayanan kepada pasien dengan
kompetensi yang handal, komunikasi yang baik, pengambilan keputusan yang tepat, dan
sensitifitas budaya yang kuat. Mutu adalah konsep yang bersifat komprehensif dan multisegi
yang mengukur 1 atau lebih dimensi mutu, seperti diantaranya kompetensi teknis, akses
pelayanan, efektifitas, efisiensi, hubungan interpersonal, kontinuitas, keselamatan, dan fasilitas.
b. Dimensi mutu merupakan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menganalisa
masalah kesehatan dan melakukan pengukuran standar mutu. Setiap dimensi harus didefinisikan
sesuai dengan konteks lokal dan program spesifik yang digunakan rumah sakit. Penjelasan
dimensi mutu adalah sebagai berikut :
Page |6
Kontinuitas Kontinuitas berarti pasien menerima pelayanan kesehatan secara
lengkap dan berkelanjutan sesuai kebutuhannya tanpa ada
interupsi, penghentian sementara, atau bahkan pengulangan yang
tidak perlu. Ketiadaan kontinuitas dapat berimbas pada efektifitas
pelayanan, mengurangi efisiensi, serta mengurangi kualitas
hubungan interpersonal.
c. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus terintegrasi dan ditunjang dengan
sumber daya yang memadai. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pelayanan yang efisien,
efektif, dapat selalu diakses, dan adil. Untuk mewujudkan hal tersebut, selain dimensi mutu
tersebut terdapat pula prinsip panduan yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Prinsip panduan ini merupakan atribut yang digunakan untuk penyesuaian terhadap
inisiatif strategik (Ontario Hospital Association, 2010). Adapun prinsip panduan tersebut
adalah sebagai berikut:
Aman Pasien harus menerima pelayanan yang aman dan bebas dari bahaya
insiden dan kesalahan.
Efektif Pasien harus menerima pelayanan yang sesuai dan berdasarkan ilmu
pengetahuan terkini.
Efisien Pelayanan yang diberikan harus mengutamakan pelayanan yang dapat
memberikan benefit yang besar dan secara berkelanjutan dapat
menghindari pemborosan.
Terpusat pada Pemberi pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang
pasien disesuaikan dengan kebutuhan dan pilihan setiap individu. Dalam hal
ini provider harus melibatkan pasien dan keluarga dalam menentukan
dan memutuskan pelayanan yang akan diberikan.
Akses Pasien harus menerima pelayanan tepat waktu untuk mendapatkan
outcome kesehatan yang terbaik.
Adil Setiap pasien harus mendapat pelayanan yang berkualitas sama tanpa
memandang dari mana mereka berasal dan dimana mereka tinggal.
Terintegrasi Semua bagian/elemen dari pelayanan kesehatan harus diorganisir,
saling terhubung, dan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Page |7
Sumber daya Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas harus didukung
yang memadai dengan sumber daya yang memadai seperti sumber daya manusia,
dana, peralatan, suplai, dan fasilitas fisik yang dibutuhkan oleh pasien.
Apabila divisualisasi maka prinsip panduan mutu di atas akan tampak seperti di bawah.
Elemen pada prinsip dan dimensi mutu di atas pada dasarnya adalah sama dan merupakan faktor
yang penting dalam menentukan sasaran dan tujuan yang akan menjadi fokus dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Elemen-elemen inilah yang menjadi dasar penyusunan
PPMKP sehingga memudahkan menentukan indikator-indikator yang akan dipantau, baik
indikator klinis maupun non klinis. Bagan di bawah menampilkan prinsip dan dimensi mutu yang
saling terintegrasi dengan PPMKP.
Indikator
Indikator
Care is
Safe
QPS
Care is Care is
Indikator Indikator
Patient Accessible
Indikator Centered Indikator
Care is
Equitable
Indikator
Indikator
Gambar 2. Overview PPMKP
Sumber: QPSP The University of Toledo Medical Centre, 2011
8. PENENTUAN PRIORITAS.
Page |8
Karena keterbatasan sumber daya, rumah sakit tidak dapat mengumpulkan data untuk mengukur
segala sesuatu yang diinginkan. Maka dipilihlah proses klinis dan manajerial serta hasil mana
yang paling penting untuk diukur berdasarkan misi, kebutuhan pasien, dan layanan yang mereka
sediakan. Oleh karena itu, pengukuran sering kali difokuskan pada proses-proses yang berisiko
tinggi bagi pasien, sering sekali dilakukan, atau yang rawan masalah. Pemimpin rumah sakit
bertanggung jawab menetapkan seleksi terakhir ukuran penting apa saja yang akan dimasukkan
dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mutu.
Kegiatan penentuan prioritas dilakukan di tingkat unit / bagian karena permasalahan ada atau
muncul pada tingkat tersebut. Setiap unit/bagian akan menetapkan 1 (satu) atau lebih masalah
dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah. Masalah yang menjadi prioritas ini kemudian
dijadikan indikator mutu dan dibuatkan cara pengukuran sehingga memudahkan untuk
memantau dan mengevaluasi hasil perbaikan. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan
penentuan prioritas adalah (QPSP The University of Toledo Medical Centre, 2011):
9. Keamanan (safety)
10. Memenuhi persyaratan/peraturan yang berlaku (regulatory requirement)
Hasil penentuan prioritas di tingkat unit / bagian dikumpulkan di Komite Mutu dan
Manajemen Risiko untuk selanjutnya dibuatkan prioritas tingkat korporasi. Penentuan prioritas
masalah tingkat korporasi dilakukan oleh Komite Mutu dan Manajemen Risiko bersama Kepala
RS dan unit / bagian terkait. Hasil penentuan prioritas masalah tingkat korporasi inilah yang
nantinya menjadi indikator mutu rumah sakit. Sementara masalahmasalah yang tidak menjadi
prioritas tingkat korporasi akan menjadi indikator mutu unit / bagian. Pemilihan prioritas
masalah tingkat korporasi berdasarkan pada standar Akreditasi Nasional
Page |9
BAB IV
VISI, MISI NILAI DAN TUJUAN KOMITE MUTU DAN MANAJEMEN RISIKO
RSUD BIAK
9. VISI DAN MISI
VISI :
Menjadikan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai upaya untuk
mewujudkan pelayanan rumah sakit yang prima sesuai dengan standar mutu pelayanan rumah
sakit Nasional.
MISI :
1. Menyelengarakan pelayanan rumah sakit sesuai standar mutu pelayanan rumah sakit
Nasional
2. Mengkoordinasikan mutu penyelengaraan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional
dan nasionalis.
3. Mengkoordinasikan mutu penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan secara mandiri dan
atau melalui kerjasama dengan pihak sumah sakit.
P a g e | 10
11. SASARAN DAN TUJUAN.
Sasaran dan tujuan PPMKP adalah :
a. Memperkuat dan meningkatkan secara kontinyu budaya mutu dan
keselamatan pasien
1) Kepatuhan terhadap standar akreditasi tentang Keselamatan Pasien
2) Kepuasan pelanggan
3) Pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien
b. Menurunkan angka infeksi Pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memantau kepatuhan terhadap aturan eksternal
1) Kepatuhan terhadap JCI Library ofMeasures
2) Identifikasi tingkat kesalahan (error)
d. Meningkatkan sistem pengukuran dan pelaporan
1) Pengukuran data indikator mutu yang representatif
2) Kepatuhan pelaporan
3) Validasi data hasil pemantauan indikator klinis
P a g e | 11
dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan (quality os customers satisfaction)
yang dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian di RSUD Biak.
Konsep P-D-C-A tersebut merupakan panduan bagi setiap manajer untuk proses
perbaikan kualitas (quality improvement) secara rerus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat
ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi, seperti tampak pada
gambar 1.
Dalam gambar 1 tersebut, pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan dan
pencarian sebab-sebabnya serta penetuan tindakan koreksinya, harus selalu didasarkan pada
fakta. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan pengambilan
keputusan yang terlalu cepat serta keputusan yang bersifat emosional. Selain itu, untuk
memudahkan identifikasi masalah yang akan dipecahkan dan sebagai patokan perbaikan
selanjutnya perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
Hubungan pengendalian kualitas pelayanan dengan peningkatan perbaikan berdasarkan
siklus P-D-C-A (Relationship between Control and Improvement under P-D- C-A Cycle)
diperlihatkan dalam gambar 2. Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D- C-A hanya dapat
berfungsi jika sistem informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam
enam langkah seperti diperlihatkan dalam gambar berikut:
Peningkatan
P a g e | 12
Plan
Corrective
Action
Improvement
Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar 3 di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu
sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah.
Hasil akhir yang dicapai dalami perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja sebagai
upaya penyelesaian masalah yang terkait dengan mutu. Pemimpin rumah sakit akan
menetapkan dan membuat prioritas hal- hal yang akan dimonitor. UPM bertanggung jawab
dalam menyusun PPMKP dan menghubungkan dengan bagian terkait dalam penyusunan
frekuensi pemantauan, penetapan bagaimana cara dan kapan seharusnya mengumpulkan
P a g e | 13
data, penggunakaan alat statistik untuk analisa data, serta format dan tata cara pencatatan.
UPM juga mengkoordinasikan hal-hal terkait sumber daya yang digunakan, waktu untuk
implementasi dan mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit.
2. Pelaksanaan (Do)
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat
memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan. Setiap bagian harus
mengimplementasikan perencanaan yang telah disetujui dan menetapkan orang yang
bertanggung jawab untuk setiap tugas. Apabila diperlukan, Komite Mutu dan Manajemen
Risiko akan memberikan pelatihan yang sesuai.
3. Pemeriksaan (Check)
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil
yang telah dicapai. Orang yang bertanggung jawab dalam pemantauan program mutu
(Person In Charge / PIC) harus mengumpulkan data dan menganalisa data tersebut sesuai
dengan perencanaan yang telah disetujui. Apabila ada kegagalan atau kinerja yang buruk,
PIC dapat merekomendasikan tindakan perbaikan dan diberikan kepada pimpinan untuk
mendapat persetujuan.
Apabila telah disetujui, makan mereka harus mengimplementasikan tindakan perbaikan
tersebut.
4. Perbaikan (Action)
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan
dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah
diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Pemantauan kemajuan serta hasil yang dicapai
juga perlu dilakukan untuk menyusun rencana langkah selanjutnya. Ketika hasil yang
diperoleh positif, prosedur kemudian diimplementasikan sebagai sebuah Standar
Prosedur. Jika terjadi kegagalan, maka sebuah rencana baru harus segera disusun sesuai
dengan arahan dan prioritas yang ditetapkan oleh pimpinan and kembali ke awal sesuai
lingkaran PDCA.
Semua perencanaan dan upaya perbaikan akan disebarluaskan kepada seluruh staf sesuai
dengan Perencanaan Komunikasi RSUD Biak. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui
intranet dan presentasi laporan bagi staf terkait. Meskipun demikian, pada beberapa kasus tertentu
seluruh staf harus diinformasikan. Petunjuk teknis pelaksanaan PDCA terlampir.
BAB V
Direktur RS
Ketua Komite
Sekertaris
Komite Mutu
Sub Komite
Sub Komite Koor data unit
Manajemen
Mutu kerja
Risiko
Keselamatan
Klinik
Pasien
Manajemen
Manajerial
Risiko
Komite Mutu dan Manajemen Risiko berada dibawah Direktur RSUD Biak. Komite Mutu
dan Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Ketua dengan dibantu seorang Ketua Sub Komite
Mutu dan Ketua Sub Komite Mutu Manajemen Risiko dengan dibantu masing-masing 1 orang
Koordinator yaitu Koordinator Mutu Klinik, Mutu Manajerial, Keselamatan Pasien dan
Manajemen Risiko. Ketua Komite Mutu dan Manajemen Risiko bertanggung jawab langsung
kepada Direktur RS dan berkoordinasi dengan para Direktur Pembinaan dan Kepala Departemen /
Instalasi / Unit kerja terkait pelaksanaan Program Mutu dan kegiatan-kegiatan mutu lainnya di
RSUD Biak.
5) Wewenang :
a) Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan
program penjaminan mutu
b) Meminta laporan pelaksanaan program penjaminan mutu dari unit
kerja terkait
c) Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan RSUD Biak
d) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSUD
Biak terkait pelaksanaan program penjaminan mutu dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan mutu rumah sakit
e) Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak lanjut rekomendasi dari setiap program-program
penjaminan mutu
6) Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program penjaminan
mutu rumah sakit
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan akreditasi nasional
rumah sakit
c) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu
d) Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program
penjaminan mutu dan kegiatan-kegiatan mutu lainnya kepada Direktur
Utama
e) Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu rumah sakit
f) Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan
dengan kegiatan inovasi mutu rumah sakit
g) Bertanggung jawab terhadap disiplin dan performa kerja staf di
Komite Mutu dan Manajemen Risiko
6) Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator Mutu
b) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
program indikator mutu di Komite Mutu
c) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu di rumah sakit
d) Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan program indikator mutu dan kegiatan-kegiatan mutu lainnya
kepada Ketua Komite Mutu dan Manajemen Risiko
e) Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu rumah sakit
f) Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan
dengan kegiatan inovasi mutu rumah sakit
5) Wewenang :
a) Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
klinik penjaminan mutu dari unit kerja terkait
b) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSUD
Biak terkait pelaksanaan pemantauan program indikator mutu klinik
penjaminan mutu dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan mutu
rumah sakit
c) Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan RSUD Biak
6) Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Manajemen
Risiko
b) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
program indikator manajemen risiko di Komite Mutu
c) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi manajemen risiko di rumah sakit
d) Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan
pemantauan program manajemen risiko Komite Mutu dan kegiatan-
kegiatan mutu lainnya kepada Ketua Komite Mutu dan Manajemen Risiko
e) Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan manajemen risiko rumah sakit
f) Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan
dengan kegiatan inovasi manajemen risiko rumah sakit
e. Wewenang :
1) Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
penjaminan mutu dari unit kerja terkait
2) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSUD Biak
terkait pelaksanaan pemantauan program indikator mutu klinik dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan mutu klinik rumah sakit
3) Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu klinik rumah
sakit dari unit-unit kerja di lingkungan RSUD Biak
f. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pemantauan program indikator mutu klinik
2) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan program
indikator mutu klinik di Komite Mutu
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan inovasi mutu klinik di rumah sakit
4) Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu klinik rumah sakit
5) Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan inovasi mutu klinik rumah sakit
6) . Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator Mutu
manajemen
b) Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan program
indikator mutu manajemen di penjaminan mutu
c) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan inovasi mutu manajemen di rumah sakit
d) Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan pemantauan
program indikator mutu manajemen penjaminan mutu dan kegiatan-kegiatan
mutu lainnya kepada Ketua Komite Mutu dan Manajemen Risiko
e) Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu manajemen rumah sakit
f) Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan inovasi mutu manjemen rumah sakit
5) Wewenang :
a) Meminta laporan pelaksanaan program penjaminan mutu dari unit
kerja terkait dan hasil kegiatan instalasi
b) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSUD
Biak terkait pelaksanaan program penjaminan mutu dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan mutu rumah sakit
c) Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu
rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan RSUD Biak
d) Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit kerja di
lingkungan RSUD Biak dan pihak luar melalui surat tertulis, email, dan
telepon.
6) Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif di Komite
Mutu dan Manajemen Risiko
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan inovasi mutu
c) Bertanggung jawab melaporkan hasil kegiatan administratif kepada
Ketua Komite Mutu dan Manajemen Risiko
BAB VI
DI RSUD BIAK
16. STRATEGI
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RSUD Biak maka disusunlah strategi
sebagai berikut :
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu
pelayanan RSUD Biak sehingga dapat menerapkan langkah-langkah upaya peningkatan
mutu di masing-masing unit kerjanya.
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di
RSUD Biak, serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di RSUD Biak termasuk di dalamnya menyusun
program mutu RSUD Biak dengan pendekatan PDCA cycle.
d. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus (daur) yang
berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses siklus ini adalah identifikasi
masalah. Identifikasi masalah merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses
siklus (daur), karena akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan
pemecahan masalah ini. Masalah akan timbul apabila :
1) Hasil yang dicapai dibandingkan dengan Standar yang ada terdapat
penyimpangan
2) Merasa tidak puas akan penyimpangan tersebut.
3) Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut.
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan
perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan
perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian kembali maka akan
didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang masih tetap merupakan masalah
sehingga proses siklus akan berulang mulai tahap pertama.
7 Demografi dan diagnosis Trend 10 besar diagnosis dan data Kepala Rekam
klinis pasien demografi yang bersangkutan Medis
1
Ketetapan identifikasi Persentase pasien rawat inap baru yang memakai
pasien dengan benar gelang identitas sesuai standar
2 Kepatuhan penerapan komunikasi dengan
Meningkatkan
metode READ BACK pada saat pelaporan pasien
komunikasi efektif
dan penerimaan pesan secara verbal melalui
telepon.
3 Keamanan obat - obatan Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh
yang perlu kewaspadaan farmasi.
tinggi
4
Menghindari salah sisi, Kepatuhan pelaksanaan prosedur Site Marking Ketua Tim
salah pasien dan salah sebelum tindakan operasi Keselamatan
prosedur pembedahan Pasien (TKP) RS
5
Pencegahan infeksi Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam
nosokomial melakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen
6
Mencegah risiko pasien Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap
jatuh di rumah sakit
7. Standar 2.1 Pedoman praktek klinis dan clinical pathways dan atau
protokol klinis digunakan untuk memandu perawatan klinis.
Implementasi:
Pimpinan rumah sakit telah menentukan 5 area prioritas pemantauan pelayanan
medis dengan clinical pathways. Penyusunan juknis dan design monitoring serta
evaluasinya. Lima area pemantauan meliputi:
Penyakit
Dalam Malaria High cost high risk Kesesuaian pelayanan dengan
high volume clinical pathways
Anak
Gastroenteritis High volume high cost Kesesuaian pelayanan dengan
Akut
clinical pathways
Stroke High cost high risk
Saraf hemoragik high volume Kesesuaian pelayanan dengan
clinical pathways
Obgyn Sectio Caesarea
High cost high risk Kesesuaian pelayanan dengan
high volume clinical pathways
Bedah Appendictomy High risk high volume
Kesesuaian pelayanan dengan
clinical pathways
13. Standar 7. Data dianalisis ketika muncul tren atau variasi yang tidak
diinginkan dari data itu.
Implementasi: TKPRS melakukan RCA setiap kasus sentinel, melaporkan dan
mensosialisasikan hasil analisa kepada seluruh staf. Sesuai SK pengelolaan
sentinel event.
16. Standar 10. Kegiatan perbaikan dan keselamatan dilakukan pada area
prioritas yang telah diindentifikasi oleh pimpinan rumah sakit.
Implementasi : Ka TIM MUTU dan Ka TKPRS menyusun dan
mendokumentasikan program dengan metode PDCA.
KETERANGAN:
KLNP : KETIDAKLENGKAPAN NAMA
KJNP : KETIDAKJELASAN NAMA
KJTD : KETIDAKJELASAN TULISAN DOKTER
KJBSO : KETIDAKJELASAN BENTUK SEDIAAN OBAT
KJDO : KETIDAKJELASAN DOSIS OBAT
KJAPO : KETIDAKJELASAN ATURAN PAKAI OBAT
g. Klinik 7: Pengkajian pre-anesthesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi
elektif dengan anesthesi umum
STANDAR PMKP 3. Klinik 7:
Penggunaan anestesi dan sedasi
JUDUL
INDIKATOR Pengkajian pre-anesthesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif
dengan anesthesi umum
TUJUAN Mengetahui verifikasi persiapan final baik klinis dan teknis lainnya terhadap
pasien yang akan dilakukan anestesi umum pada operasi elektif
DEFINISI Pengkajian pra-anesthesi adalah dimana ahli anestesia melakssanakan penentuan
OPERASIONAL status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anestesi dan memberi informasi
tindakan aanestesia kepada pasien dan atau keluarganya. Pengkajian pre-anasthesi
dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anesthesi umum adalah semua
pasien operasi elektif dengan general anasthesi harus menerima penilaian pra anestesi
sebelum operasi dengan format pengkajian yang lengkap dan benar. Kunjungan pre
anasthesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.
ALASAN DAN Pengkajian pre- anesthesia sangat penting dilakukan untuk mengkaji dan
IMPLIKASI memverifikasi kondisi klinis pasien dan persiapan teknis pre operatif, apakah
sudah memenuhi standar persiapan pre operasi atau belum, sehingga aspek
keselamatan pasien menjadi focus utama dalam persiapan pre anesthesia.
FORMULA Jumlah pasien pra operasi elektif dengan anesthesia umum yang dilakukan
pengkajian pre-anestesi
________________________________________________________ x 100
Jumlah seluruh pasien pra- operasi elektif dengan anesthesia umum
NUMERATOR Jumlah pasien pra operasi elektif dengan anesthesia umum yang dilakukan
pengkajian pre-anestesi
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien pra- operasi elektif dengan anesthesia umum
TARGET 100 %
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, dengan mengidentifikasi
seluruh kegiatan operasi yang dilaksanakan, data didapatkan dengan sumber
sekunder rekam medis untuk format pengkajian pra anesthesia.
KRITERIA Seluruh pasien pra operasi elektif dengan anesthesia umum
INKLUSI
KRITERIA Pasien pra- operasi elektif tanpa anesthesia umum (regional anaestesia, dll)
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari oleh perawat anesthesia di instalasi Bedah
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Ka Anestesi
UNIT
ANALISA DAN Setiap bulan oleh Ka Anestesi
PELAPORAN
AREA Pelayanan Anestesia
PIC Ka. Anestesi
FORMAT KUNJUNGAN PENGKAJIAN
PENCATATAN TGL NAMA PRE ANESTESI PELAKSANA
NO. NO RM KET
/UMUR TIDAK PENGKAJIAN
DILAKUKAN
DILAKUKAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
DST
VERIVIKASI
h. Klinik 8: Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah di order
STANDAR PMKP 3. Klinik 8:
Penggunaan darah dan produk-produk darah
JUDUL
INDIKATOR Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah di order
TUJUAN Tergambarnya manajemen rasionalisme penggunaan produk darah di RSUD
Biak
DEFINISI Produk darah adalah komponen darah yang digunakan untuk memberikan therapy
OPERASIONAL kebutuhan darah pasien di rumah sakit. Tidak terpakainya produk darah yang sudah di order
adalah jumlah darah yang sudah disorder yang setelah dilakukan pemeriksaan darah serta
crossmatch, sesuai dengan indikasi klinis namun tidak terpakai karena beberapa penyebab
yang mendukung. Darah harus dipesan sesuai dengan diagnosis klinis dan harus digunakan
dalam jangka waktu yang ditentukan.
ALASAN DAN Unit Transfusi Darah bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di
IMPLIKASI RS dan melakukan pemeriksaan crossmatch sebelum darah diberikan kepada
Pasien. Unit ini harus selalu memiliki stock darah yang telah aman (non reaktif
pada uji saring) yang berasal dari Bank Darah setempat. Bank Darah-RS yang
memilki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal dari donor
darah sukarela yang memiliki resiko rendah terhadap penyakit infeksi serta
melakukan pemeriksaan uji saring. Jika angka tidak terpakainya produk darah
yang sudah diorder cukup tinggi maka akan menyebabkan terbuangnya biaya
untuk pemeriksaan cross match dan golongan darah, serta terganggunya stock
darah yang harusnya tersedia di bank darah. Ketersediaan produk darah harus
dilaksanakan dengan menejemen yang baik, dan tertuang dalam standar COP
3.3, dengan elemen pemantauan :
1. Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah dipandu
oleh kebijakan dan prosedur yang tepat.
2. Darah dan produk darah diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
FORMULA Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan
(kantong)
_______________________________________________________ x 100
Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung
perkantong)
NUMERATOR Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan
(kantong)
DENOMINATOR Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong)
TARGET 1.5%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat
seluruh darah yang diorder
KRITERIA Seluruh darah yang diorder
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh staf Bank Darah dengan
mencatat adanya darah yang tidak dipakai setelah diorder setiap bulannya.
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Bank Darah
UNIT
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Bank Darah sebagai
PELAPORAN informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan
kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS. Secara umum data
akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap
tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusi
PIC Kepala Instalasi Bank Darah
FORMAT APAKAH ADA DARAH JIKA YA,
PENCATATAN YANG SUDAH BERAPA
TGL NAMA NO JENIS DIORDER JUMLAH
NO.
/UMUR RM TRANSFUSI NAMUN TIDAK DARAH YANG
DIPAKAI TIDAK
(YA/TIDAK) TERPAKAI
1 2 3 4 5 6 7
1
2
DST
VERIFIKASI
i. Klinik 9: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam Sejak Setelah
Selesai Pelayanan Rawat Inap
STANDAR PMKP 3. Klinik 9:
Ketersediaan, isi, dan penggunaan catatan tentang pasien
JUDUL
INDIKATOR Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam Sejak Setelah Selesai
Pelayanan Rawat Inap
TUJUAN Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam kelengkapan informasi rekam
medik
DEFINISI Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh
OPERASIONAL staf medis yang meliputi: identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi
dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas IRM). Rekam medik harus disetor
ke IRM selambat-lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap.
ALASAN DAN Sesuai dengan UU Hukum Kesehatan No. 44 tahun 2008, UU Praktek
IMPLIKASI Kedokteran No. 28 tahun 2008, UU Rekam Medis hukum No. 269 tahun 2008.
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi
tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan rekam medis harus dipastikan dan
dipatuhi untuk dilaksanakan. Rekam medis adalah bukti satu-satunya
pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit
Rekam medis harus benar, lengkap, terkini dan tepat waktu. Rekam medis juga
merupakan skema asuransi kesehatan publik (Jamkesmas). Rata-rata ada 2
kasus per minggu yang tertunda pelayanan kesehatan saat rawat jalan
dipoliklinik karena ketidaklengkapan rekam medis saat pasien pulang setelah
rawat inap.
FORMULA Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam
untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang)
______________________________________________________ x 100
Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam
bulan yang sama (orang)
NUMERATOR Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam
untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang)
DENOMINATOR Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan
yang sama (orang)
TARGET <5%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat
seluruh ketidaklengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat inap dalam
satu bulan
KRITERIA Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh Staf Instalasi Rekam Medik dengan
mencatat adanya ketidaklengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat
inap setiap bulannya.
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Kelapa Instalasi Rekam Medis
UNIT
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Rekam
PELAPORAN Medik sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data
akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS.
Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan
Manajemen Risiko
AREA Bagian Administrasi Pasien dan Rekam Medis
PIC Kepala Instalasi Rekam Medis
FORMAT T DIKIRIM 24 JAM
KELENGKAPAN SETELAH K
PENCATATAN G NAMA NO DIVISI RUANG
NO. PERAWATAN
(LENGKAP/TIDAK SELESAI E
L /UMUR RM DPJP LENGKAP) PERAWATAN T
(YA/TIDAK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
DST
VERIFIKASI
j. Klinik 10: Angka kejadian phlebitis selama perawatan di rumah sakit
STANDAR PMKP 3. Klinik 10: Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta
pelaporan infeksi
JUDUL
INDIKATOR Angka kejadian phlebitis selama perawatan di rumah sakit
TUJUAN Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terhadap
pencegahan insiden phlebitis
DEFINISI Phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun
OPERASIONAL mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena, Plebitis
dikarateristikkan dengan adanya dua atau lebih tanda nyeri, kemerahan, kemerahan,
bengkak, indurasi dan terba mengeras di bagian vena yang terpasang kateter intra vena (La
Rocca, 1998 ).
Plebitis dapat menyebabkan trombus yang selanjutnya menjadi thromboplebitis, perjalanan
penyakit ini biasanya jinak, tapi walaupun demikian jika thrombus terlepas dan kemudian
diangkut kealiran darah dan masuk jantung maka dapat menimbulkan seperti katup bola
yang menyumbat atrioventikular secara mendadak dan menimbulkan kematian (Slyvia,
1995). Hal ini menjadiakan phlebitis sebagai salah satu pemasalahan yang penting untuk
dibahas di samping plebitis juga sering ditemukan dalam proses keperawatan ( Jarumi Yati,
2009 ).
ALASAN DAN Phlebitis merupakan insiden yang disebabkan oleh kualitas pelayanan
IMPLIKASI keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan sangat diperlukan untuk
melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan keperawatan.
Insiden Phlebitis dilaporkan berkisar antara 10 persen hingga 55 persen persen
dalam berbagai studi klinis.
FORMULA Jumlah pasien phlebitis yang berusia >18 tahun dalam jangka waktu tertentu
(orang)
______________________________________________________ x 100
Jumlah seluruh pasien baru yang berusia >18 tahun dalam periode yang sama
NUMERATOR Jumlah pasien phlebitis yang berusia >18 tahun dalam jangka waktu tertentu
(orang)
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien baru yang berusia >18 tahun dalam periode yang sama
TARGET <5%
SAMPLING Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan Quick Survey dengan
menggunakan purposive sampling (dengan proporsi populasi) pada periode
survey sesuai dengan kriteria inklusi
KRITERIA 1. Insiden phlebitis, pasien berusia >18 tahun
INKLUSI 2. Semua pasien baru setelah 24 jam MRS
KRITERIA 1. Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun
EKSKLUSI 2. Pasien dengan phlebitis yang didapat di luar rumah sakit
3. Pasien yang menolak dilakukan pengkajian
4. Pasien yang kondisinya tidak stabil (hemodinamik, nyeri tidak
terkontrol)
5. Pasien terminal, kebidanan (Post Partum dan SC tanpa komplikasi)
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat
Inap
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
UNIT
ANALISA DAN Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai
PELAPORAN informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan
kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian setiap
bulannya data akan dilaporkan kepada Komite Mutu dan Manajemen Risiko
dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan
kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh
Komite Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan pemasangan infus
PIC Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT T JIKA YA,
KEJADIAN K
PENCATATAN NO.
G NAMA NO DIAGNOSIS RUANG
PHLEBITIS
TERIDENTIFIKASI
E
L /UMUR RM MEDIS PERAWATAN HARI KE BERAPA?
(YA/TIDAK) T
(HARI KE-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
DST
VERIFIKASI
k. Klinis 11: Kelengkapan Informasi Untuk Mendapatkan Persetujuan Pasien
Pada setiap Penelitian Klinis
STANDAR PMKP 3. Klinik 11:
Penelitian Klinis
JUDUL
INDIKATOR Kelengkapan Informasi Untuk Mendapatkan Persetujuan Pasien Pada setiap
Penelitian Klinis
TUJUAN Tergambarnya kegiatan evaluasi kelengkapan informasi persetujuan pasien
pada setiap penelitian klinis yang memberikan jaminan keamanan dan
keselamatan pasien
DEFINISI Penelitian klinis adalah penelitian yang menjadikan pasien sebagai subjek
OPERASIONAL penelitian melalui intervensi klinik sesuai penelitian.
Setiap penelitian klinis harus dilakukan informed consent oleh rumah sakit
dengan format rumah sakit, untuk memastikan subjek penelitian pasien
mengetahui bahwa :
1. Sebelum dijadikan subjek penelitian, pasien diberikan penjelasan
bahwa pasien boleh menolak menjadi subjek penelitian
2. Sebelum dijadikan subjek penelitian, pasien diberikan penjelasan boleh
mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung, yang tidak akan
berdampak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
3. Apabila pasien menyetujui untuk dijadikan subjek penelitian maka,
pasien harus diberikan informasi :
a. Keterangan siapa orang yang meneliti
b. Maksud dan tujuan penelitian
c. Prosedur kerja penelitian
d. Efek samping penelitian
e. Risiko penelitian
f. Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian
g. Pernyataan persetujuan pasien untuk digunakan sebagai subjek
penelitian
Informasi persetujuan dinyatakan lengkap jika seluruh (100%) elemen ada
pada setiap proposal penelitian klinis, dengan melihat dokumen checklist yang
dilakukan oleh Komite Riset .
ALASAN DAN Sebagai rumah sakit pendidikan ada dokter melaksanakan penelitian klinis
IMPLIKASI setiap tahunnya sebelum akhir studi mereka, dan 50-60% akan mengusulkan
penelitian klinis di RSUD Biak. Berdasarkan proposal penelitian tinjauan klinis
pada informasi penelitian klinis untuk persetujuan pasien menemukan bahwa
100% tidak memberikan informasi yang lengkap mengacu pada persyaratan
yang ditetapkan RS. Sebagian besar memberikan informasi hanya untuk
meminta bergabung dengan penelitian. Penelitian yang menjadikan pasien
sebagai subjek penelitian melalui intervensi klinik sesuai penelitian
memungkinkan terjadinya cedera pada pasien, sehingga rumah sakit
berkewajiban untuk memastikan penelitian klinis tersebut aman bagi pasien,
serta memberikan informasi yang lengkap melalui informed consent oleh
rumah sakit dengan format rumah sakit.
FORMULA Jumlah penelitian klinis yang memiliki informasi persetujuan pasien lengkap
dalam satu bulan (proposal)
______________________________________________________ x 100
Jumlah seluruh penelitian klinis dalam bulan yang sama (proposal)
NUMERATOR Jumlah penelitian klinis yang memiliki informasi persetujuan pasien lengkap
dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh penelitian klinis dalam bulan yang sama
TARGET 80%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total, yaitu dengan melihat seluruh
proposal penelitian klinis yang akan dilaksanakan di RSUD BIAK
KRITERIA Penelitian yang menjadikan pasien sebagai subyek penelitian melalui
INKLUSI intervensi klinik
KRITERIA Penelitian yang bersifat survey/observasi dan tidak melaksanakan intervensi
EKSKLUSI pasien scara klinis.
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan oleh staf pelayanan medis dengan melihat seluruh
proposal penelitian klinis yang akan dilaksanakan di RSUD Biak
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Ketua Pelayanan Medis
UNIT
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Ketua Pelayanan Medis
PELAPORAN sebagai informasi awal untuk bagiannya, kemudian setiap bulannya data akan
dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS. Secara
umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen
Risiko
AREA Seluruh area klinik
PIC Kepala Pelayanan Medis
FORMAT NAMA
KELENGKAPAN
PENCATATAN T INFORMASI
NAMA JENIS PASIEN K
G NO IZIN PERSETUJUAN
NO. PENELITI/ INTERVENSI YANG E
L PENELITIAN PASIEN DALAM
INSTITUSI DILIBATKAN T
PROPOSAL
/UNIT
(YA/TIDAK)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
DST
VERIFIKASI
6. Indikator Mutu Manajerial
ANALISA DAN Setiap bulan oleh ka. instalasi farmasi RSUD Biak
PELAPORAN
AREA Instalasi Farmasi RSUD Biak
PIC Kepala Instalasi Farmasi RSUD Biak
FORMAT JUMLAH OBAT
NAMA OBAT ESENSIAL DOKTER/UNIT
PENCATATAN TGL ESENSIAL DENGAN
NO. DENGAN STOK KOSONG PELAPOR KET
STOK KOSONG
1 2 3 4 5 6
1
2
DST
VERIFIKASI
b. Manajerial 2: Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian
Kesehatan RI
STANDAR PMKP 3. Manajemen 2:
Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang dan peraturan
JUDUL Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke Kementerian
INDIKATOR Kesehatan RI
ALASAN DAN Pengiriman laporan bulanan ke Kementerian Kesehatan dengan tepat waktu
IMPLIKASI sangat penting untuk mendukung program data & informasi Kementerian
Kesehatan
FORMULA
Ketepatan tanggal pengiriman laporan bulanan ke Kementerian Kesehatan setiap
bulan sebelum tanggal 15
NUMERATOR -
DENOMINATOR -
TARGET Sebelum tanggal 15 setiap bulan
KRITERIA Tanggal pengiriman laporan RL 5 : Data Bulanan Kegiatan Rumah Sakit dan
INKLUSI laporan Bulanan Jamkesmas
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap bulan oleh petugas unit rekam medik RSU Biak
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Kasubid Rekam Medik RSUD Biak
UNIT
ANALISA DAN Setiap bulan oleh Kasubid Rekam Medik RSUD Biak
PELAPORAN
AREA Subid Rekam Medik
PIC Kasubid Rekam Medik RSUD Biak
FORMAT TANGGAL
PENCATATAN KIRIM DAN
NAMA LAPORAN
NO. BULAN PETUGAS KET
PENGIRIMAN
LAPORAN
1 2 3 4 5
1
2
DST
VERIFIKASI
c. Manajerial 3: Pelaksanaan Standar Penanganan Tertusuk Jarum
STANDAR PMKP 3. Manajemen 3 :
Manajemen risiko
JUDUL Pelaksanaan Standar Penanganan Tertusuk Jarum
INDIKATOR
TUJUAN Tertanganinya insiden tertusuk jarum sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
DEFINISI Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko
OPERASIONAL terjadi pada seluruh staf yang berada di RSUD Biak baik staf medis, penunjang atau
non medis. Penanganan ini sesuai dengan pprosedur tindakan penanganan pajanan
di tempat kerja oleh Risk Management.
ALASAN DAN Tertusuk jarum merupakan insiden KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang
IMPLIKASI berisiko tinggi terhadap cross infection / penularan penyakit
FORMULA
Pelaksanaan Penanganan Tertusuk Jarum sesuai SPO X 100%
Jumlah seluruh kejadian tertusuk jarum di RSUD Biak dalam satu periode
ANALISA DAN Setiap bulan oleh Ketua Panitia K3RS RSUD Biak
PELAPORAN
AREA K3RS RSUD Biak
PIC Ketua Panitia K3 RS RSUD Biak
FORMAT NO. IDENTITAS TEMPAT KEJADIAN TANGGAL DITANGANI
PENCATATAN TERTUSUK JARUM KEJADIAN SESUAI SPO
(YA/TIDAK)
1 2 3 4 5
1
2
dst
VERIFIKASI
d. Manajerial 4: Pengulangan penggunaan alat radiologi (pengambilan foto
ulang) dalam satu permintaan foto yang disebabkan karena human error
STANDAR PMKP 3. Manajemen 4 :
Manajemen penggunaan Alat;
JUDUL
INDIKATOR Pengulangan penggunaan alat radiologi (pengambilan foto ulang) dalam satu
permintaan foto yang disebabkan karena human error
TUJUAN Untuk mengetahui Pengulangan penggunaan alat radiologi dalam satu
permintaan foto yang disebabkan oleh human error
DEFINISI Pengulangan penggunaan alat radiologi dalam satu permintaan foto adalah
OPERASIONAL pengulangan tindakan foto oleh tenaga radiografer dalam satu permintaan foto yang
disebabkan oleh ketidak/kekurangterampilan radiografer (human error), yang
menunjukkan efisiensi penggunaan alat radiologi sekaligus kompetensi tenaga
radiografer.
ALASAN DAN Alat-alat radiologi merupakan alat kedokteran yang membutuhkan investasi
IMPLIKASI dana besar, termasuk maintenance alatnya membutuhkan dana yang tidak
sedikit, sehingga harus digunakan secara efisien dan efektif. Apabila tidak ada
pengambilan foto ulang akan dapat menurunkan biaya maintenance alat,
namun sebaliknya semakin banyak pengambilan foto ulang oleh karena human
error, maka semakin meningkatkan biaya maintenance alat.
FORMULA
Jml Pengambilan foto ulang dlm satu permintaan foto karena human error X 100
Jumlah seluruh pengambilan foto dalam suatu periode
NUMERATOR Jml Pengambilan foto ulang dlm satu permintaan foto karena human error
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pengambilan foto dalam suatu periode
TARGET 2%
KRITERIA Seluruh pengambilan foto dengan menggunakan alat radiologi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap bulan oleh staf instalasi radiologi
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Ka. Instalasi Radiologi RSUD Biak
UNIT
DENOMINATOR
Jumlah seluruh item pertanyaan yang diisi oleh pelanggan
TARGET 3 indeks
KRITERIA Seluruh kuesioner/ jajak pendapat kepuasan pelanggan
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap bulan oleh staf customer service
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Ka. Unit Customer Service RSUD Biak
UNIT
ANALISA DAN Setiap bulan oleh Ka Unit Customer Service RSUD Biak
PELAPORAN
AREA Unit Customer RSUD Biak
PIC Ka Unit Customer RSUD Biak
FORMAT KODE
NILAI
KET
PENCATATAN KUESIONER JENIS (PUAS/TIDAK)
TGL INDEKS
NO. RESPONDEN PELAYANAN ASPEK APA
KEPUASAN
YANG
DIBAWAH 3
1 2 3 4 5 6
1
2
dst
VERIFIKASI
f. Manajerial 6: Kepuasan Pegawai (menggunakan Two FactorTeory Hygiene
dan Motivasi)
STANDAR PMKP 3. Manajemen 6 :
Harapan dan kepuasan staf
JUDUL Kepuasan Pegawai (menggunakan Two FactorTeory Hygiene dan
INDIKATOR Motivasi)
TUJUAN Untuk mengetahui tingkat kepuasan pegawai terhadap sistem manajemen rumah
sakit
DEFINISI Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai elemen Two Factor Teory
OPERASIONAL terhadap "Hygiene" dan "Motivasi" yang ditetapkan rumah sakit dengan indeks
kepuasan 3. Pegawai yang dimaksud adalah pegawai yang telah bekerja minimal 1
tahun, tidak sedang cuti, dan secara aktif masih bekerja di BRSU Biak
ALASAN DAN Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja karyawan
IMPLIKASI adalah kepuasan pegawai terhadap system manajemen rumah sakit
FORMULA
Jumlah nilai total indeks seluruh jawaban /persepsi pegawai
Jumlah seluruh item pertanyaan yang diisi oleh pegawai
DENOMINATOR
Jumlah seluruh item pertanyaan yang diisi oleh pegawai
TARGET 3 indeks
KRITERIA Seluruh kuesioner/ jajak pendapat kepuasan pegawai
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap bulan oleh staf customer service
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Ka. Unit Customer Service RSUD Biak
UNIT
DENOMINATOR
-
TARGET Tersedianya table distribusi frekwensi dan grafik batang setiap semester
KRITERIA Data 10 besar diagnose penyakit di rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap 6 bulan sekali oleh unit pengolah data subid rekam medik
REKAPITULASI Setiap 6 bulan oleh Ka. Unit pengolah data subid rekam medik
UNIT
ANALISA DAN Setiap 6 bulan oleh Ka Unit Pengolah Data subid rekam medik
PELAPORAN
AREA Unit Pengolah Data Subid Rekam Medik
PIC Ka Unit Pengolah Data Subid Rekam Medik
FORMAT DIAGNOSA
WILAYAH
PRIA/ PENDIDIKAN PEKER
PENCATATAN NO ICD TEMPAT UMUR SUKU
ICD WANITA TERAKHIR JAAN
TINGGAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
dst
VERIFIKASI:
h. Manajerial 8: Total Asset Turn Over (TATO)
STANDAR PMKP 3. Manajemen 8 :
Keuangan
JUDUL Total Asset Turn Over (TATO)
INDIKATOR
TUJUAN Untuk mengetahui kemampuan Rumah Sakit dalam menggunakan aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan.
DEFINISI Total Asset Turn Over merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar
OPERASIONAL kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan pendapatan dengan
menggunakan aktiva yang dimiliki.
ALASAN DAN Total Asset Turn Over perlu dihitung untuk mengetahui kemampuan rumah
IMPLIKASI sakit dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
pendapatan.
Apabila nilai Total Asset Turn Over < 75 % berarti perlu dilakukan berbagai
terobosan untuk meningkatkan pendapatan.
TARGET 75 %
KRITERIA -
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap semesteran oleh Ka Subid Keuangan dan Akuntansi BRSU
Biak. (Smt I, Smt II th 2012 dan Smt I, Smt II 2013)
REKAPITULASI Setiap semesteran oleh Ka Subid Keuangan dan Akuntansi RSUD Biak.
UNIT
ANALISA DAN Setiap semesteran oleh Ka Subid Keuangan dan Akuntansi RSUD Biak.
PELAPORAN
AREA Subid Keuangan
1 2 3 4 5 6
1
2
dst
VERIFIKASI
i. Manajerial 9: Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu dengan
ketentuan kalibrasi sesuai BPFK
STANDAR PMKP 3. Manajemen 9 :
Pencegahan dan pengendalian peristiwa yang membahayakan keselamatan
pasien, keluarga pasien dan staf.
JUDUL
INDIKATOR Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu dengan ketentuan
kalibrasi sesuai BPFK
TUJUAN Terjaminnya validitas dan reliabilitas alat ukur medis
DEFINISI Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan alat ukur oleh
OPERASIONAL Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang
ditentukan.
ALASAN DAN Validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan) alat ukur medis sangat penting
IMPLIKASI dalam menunjang proses pelayanan yang berkualitas, karena alat ukur medis
berperan besar dalam menentukan ketepatan diagnose medis, ketepatan terapi
dan tindakan medis yang dilakukan kepada pasien.
FORMULA
Jumlah alat ukur medis yang dilakukan kalibrasi tepat waktu dlm tahun berjalan
X 100
Jumlah seluruh alat ukur medis yang aktif digunakan (tdk rusak)
NUMERATOR Jumlah alat ukur medis yang dilakukan kalibrasi tepat waktu dlm tahun berjalan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh alat ukur medis yang aktif digunakan (tdk rusak)
TARGET 100 %
KRITERIA
INKLUSI Jumlah alat ukur medis yang aktif digunakan (tdk rusak)
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap tahun oleh staf Subid Sarpras
REKAPITULASI Setiap tahun Ka Instalasi Sarpras Medis
UNIT
NUMERATOR Jumlah pemberian pemberian Aspirin dibawah 24 jam sejak pasien dengan AMI
masuk RS
DENOMINATOR Jumlah seluruh pemberian Aspirin pada pasien AMI dalam satu bulan
TARGET 100 %
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat
rekam medis pasien dengan ischemic atau hemorrhagic stroke setelah pasien
keluar rumah sakit.
KRITERIA Seluruh pasien Acute Myocardial Infarction
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari oleh dokter jaga dan Perawat IGD atau Poliklinik
REKAPITULASI Setiap bulan Ka Instalasi dibantu oleh Ka ruangan merekap menjadi hasil
UNIT
persentase
NUMERATOR Bayi rawat gabung yang hanya diberikan ASI selama perawatan
DENOMINATOR
Seluruh Bayi rawat gabung yang dirawat dlm satu bulan
TARGET 100 %
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melakukan
observasi dan pencatatan seluruh pasien rawat gabung yang diberikan ASI
Eksklusif.
KRITERIA 1. Seluruh Bayi rawat gabung selama perawatan
INKLUSI 2. Bayi sehat yang lahir hidup
3. Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI
KRITERIA 1. Bayi yang tidak rawat gabung
EKSKLUSI 2. Dokumen Alasan tidak memberikan ASI Ekslusif
PENCATATAN Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi,
dilaksanakan oleh bidan di Ruang Inap Nifas
REKAPITULASI Setiap bulan oleh Kepala Ruang Rawat Inap Nifas
UNIT
ANALISA DAN Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruang Rawat Inap Nifas.
PELAPORAN Kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite Mutu dan
Manajemen Risiko dan Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang
dikoordinasikan oleh Komite Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Ruang Rawat Inap Nifas
PIC Kepala Ruang Rawat Inap Nifas
FORMAT JENIS
ALASAN
PENCATATAN TIDAK JUMLAH BAYI BARU
TGL NAM SUSU
N NO. DIBERIKAN LAHIR YANG
PERSALIN A YANG KET
O RM ASI EKSLUSIF PULANG/KELUAR
AN BAYI DIBERIK
(diluar kriteria RS BULAN INI
AN
ekslusi)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
dst
Verifikasi :
21. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
STANDAR 0%
KRITERIA Seluruh tindakan operasi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan register pasca bedah dilakukan setiap hari di ruang pulih (Recovery
Room).
Dilakukan setiap ada sentinel event dengan total sampling ketika ada insiden
salah sisi, salah orang, salah prosedur operasi, dilakukan oleh patient safety
officer di kamar bedah setiap bulan.
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh patient safety officer
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh kepala ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Sentral (IBS)
PELAPORAN
AREA INSTALASI KAMAR OPERASI (OK)
PIC Ka. KAMAR OPERASI (OK)
FORMAT Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan)
PENCATATAN PROSEDUR
T NO TIME OUT SALAH SALAH K
N NAMA TINDAKAN SALAH SISI
G R CEK ORANG PROSEDUR E
O PASIEN OPERASI (YA/TIDAK)
L M DOKUMEN (YA/TIDAK) (YA/TIDAK) T
(YA/TIDAK)
7 8 9 1
1 2 3 4 5 6
0
1
2
3
ds
t
Verifikasi :
e. SKP 5: Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan
dengan metode enam langkah dan lima momen
STANDAR PMPK 3. SKP 5; Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
JUDUL Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
DEFINISI Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci
OPERASIONAL tangan dengan menggunakan metode 6 lanngkah dan lima momen. Lima momen
yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitaar pasien
ALASAN DAN Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode
IMPLIKASI enam langkah dan lima momen adalah cara yang paling efisien dan efektif untuk
mencegah infeksi nosokomial, sehingga berdampak positif terhadap proses
penyembuhan penyakit dan merupakan upaya positif dalam program keselamatan
pasien
NUMERATOR Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan
dengan metode enam langkah dan lima momen
FORMULA Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas yang
seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima
momen (kali) x 100% =___%
STANDAR Minimal 60%
KRITERIA Seluruh tenaga kesehatan yang langsung terlibat dalam pelayanan pasien
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling ketika
ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen. Dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
(dilakukan dengan cross monitoring jika memungkinkan) setiap hari Senin pk.
08.00 10.00 WITA.
REKAPITULASI Setiap bulandilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
UNIT
ANALISA & Setiap bulandilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
PELAPORAN
AREA Semua unit pelayanan
PIC Ketua Panitia KP-RS
FORMAT Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode enam
PENCATATAN langkah dan lima momen sesuai format PPI-RS
FORMAT
PENCATATAN
CUCI
T NAMA AKTIVITAS CUCI TANGAN K
N TANGAN 5 NAMA
G UNIT PETUGAS PETUGAS 6 LANGKAH % E
O MOMEN PEMANTAU
L TERPANTAU TERPANTAU (YA/TIDAK) T
(YA/TIDAK)
7 8 9 1
1 2 3 4 5 6
0
1
2
3
ds
t
Verifikasi :
f. SKP 6: Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit
STANDAR PMPK 3. SKP 6; Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
JUDUL Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit
TUJUAN Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan
banyak pasien.
DEFINISI Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-tiba
OPERASIONAL berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian
tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN DAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh
IMPLIKASI dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko. Salah satu
upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan
perawat profesional pada bangsal-bangsal tempat perawatan pasien.
NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender
ENOMINATOR -
FORMULA Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender (orang) X 100
Jumlah pasien yang dirawat dalam 1 bulan kalender
STANDAR 0%
KRITERIA Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit perawatan
INKLUSI
Klasifikasi Perlukaan;
o None pasien tidak mengalami perlukaan
o Minor menyebabkan perawatan luka, pembersihan luka, penggunaan
obat topical, memar atau lecet
o Moderate menyebabkan luka robek yang perlu dijahit, splinting, dan
keseleo pada sendi atau otot
o Major menyebabkan pembedahan, insisi, traksi, terjadi patah tulang,
atau membutuhkan konsultasi untuk neurological atau luka internal
o Death pasien meninggal karena luka akibat jatuh
o UTD Unable to Determine Tidak dapat ditentukan dari dokumentasi
yang ada
KRITERIA Kejadian jatuh oleh: Pengunjung, Siswa, Staf rumah sakit, Pasien saat sedang
EKSKLUSI tidak berada pada unit perawatan pasien tersebut (mis. Pasien jatuh di unit
radiologi), Pasien yang jatuh dengan kategori level luka 1 none
PENCATATAN Setiap ada insiden dengan pelaporan IKP-RS yang dapat dicatat berdasarkan
format pelaporan yang ditetapkan rumah sakit
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Ketua Panitia KP-RS
FORMAT Khusus Pasien Jatuh
PENCATATAN TANGGAL /
PELAPORAN
NAMA JAM
TGL NO. KLASIFIKASI TINDAK INSIDEN
NO / INSIDEN KET
MRS RM PERLUKAAAN LANJUT KPRS
UMUR PASIEN
(ya/tidak)
JATUH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
dst
Verifikasi :
BAB VIII
PELAPORAN
Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang
bermutu tinggi menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan dan keselamatan
pasien merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sehingga mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan
keperawatan di katakan berm utu apabila pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan untuk mengukur seberapa baik mutu pelayanan rumah sakit yang
diberikan diperlukan suatu indikator mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit
bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, keberhasilan
dalam mempertahankan mutu diperlukan upaya yang terpadu dari semua tenaga kesehatan.
Bila indikator pelayanan dan keselamatan pasien tersebut dinilai sangat berbahaya atau
berdampak luas, walaupun frekuensinya rendah, maka diperlukan pengawasan atau monitoring
yang lebih intens untuk perbaikan yang lebih cepat. Dalam hal ini diperlukan komitmen
pimpinan rumah sakit dan seluruh perawat serta karyawan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu layanan.
Ditetapkan di : Biak
Pada Tanggal : 17 Januari 2017
Direktur RSUD Biak