Tugas Analisis TB Dan HIV Ida Damayanti
Tugas Analisis TB Dan HIV Ida Damayanti
TUGAS 2
B. HIV
Menurut Desmawati (2013) merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Disebut human (manusia) karena virus ini hanya
dapat menginfeksi manusia, immuno-deficiency karena efek virus ini adalah
menurunkan kemampuan system kekebalan tubuh dan termasuk golongan
virus karena salah satu karakteristiknya adalah tidak mampu mereproduksi diri
sendiri, melainkan memanfaatkan sel-sel tubuh. Virus HIV menyerang sel
darah putih manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah terserang penyakit. Virus ini merupakan penyebab penyakit AIDS.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang
biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan
lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh maka
ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung.
Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
Pada penderita HIV jumlah serta fungsi sel CD4 menurun secara progresif,
serta gangguan pada fungsi makrofag dan monosit. CD4 dan makrofag
merupakan komponen yang memiliki peran utama dalam pertahanan tubuh
terhadap mikobakterium. Salah satu activator replikasi HIV di dalam sel
limfosit TB adalah tumor necrosis factor alfa. Sitokin ini dihasilkan oleh
makrofag yang aktif dan dalam proses pembentukan jaringan granuloma pada
TB. Kadar bahan ini 3-10 kali lebih tinggi pada mereka yang terinfeksi TB
dengan HIV/AIDS dibandingkan dengan yang terinfeksi HIV saja tanpa TB.
Tingginya kadar tumor necrosis factor alfa ini menunjukkan bahwa aktivitas
virus HIV juga dapat meningkat, yang artinya memperburuk perjalanan
penyakit AIDS. Pada penelitian lain dijumpai adanya peningkatan kadar beta 2
mikroglobulin pada penderita HIV/AIDS dengan TB.
1. Transmisi
HIV termasuk dalam family retroviridae yang bersifat limfopatik yang
mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih yaitu sel limposit
T-helper atau Cluster of Diferentiation (CD4). CD4 adalah reseptor pada
permukaan sel limposit T salah satu sel yang terlibat dalam sistem
kekebalan tubuh yang telah mengalami pembelahan dan perkembangan di
kelenjar timus. HIV dapat menurunkan jumlah limposit sel T-helper secara
berkelanjutan. Perkembangan infeksi HIV dapat diketahui dari kecepatan
jumlah CD4 dalam tubuh penderita dan kecepatan jumlah virus (viral
load). Molekul-molekul CD$ sangat banyak pada permukaan T-helper.
HIV masuk ke dalam tubuh
manusia
Imunitas menurun
Infeksi oportunistik
TB
Kerusakan sel T oleh HIV tergantung pada CD4 yang ada sel tersebut.
Penurunan jumlah dan fungsi sel limposit T-helper menyebabkan
seseorang mengalami kelainan system kekebalan tubuh yang disebut
immunodeficiency, penderita immunodeficiency menjadi lebih rentan
terhadap berbagai infeksi. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
kekurangan kekebalan yang parah dikenal sebagai infeksi oportunistik
(IO). IO biasanya menyerang system pernapasan, system pencernaa,
system integument dan system neurologi. TB merupakan IO namun
berbeda dari kebanyakan oran lain TB paru dapat dialami orang dengan
jumlah CD4 yang masih tinggi. Risiko perkembangan TB aktif semakin
tinggi pada saat kerusakan system kekebalan tubuh yang semakin parah.
TB adalah IO urutan kedua dalam daftar Frekuens IO di Indonesia dan
juga penyebab kematian tertinggi untuk orang dengan HIV/AIDS.
Menurunnya jumlah CD4 menyebabkan immunosupresif (tubuh mudah
terinfeksi penyakit, mempercepat perkembangan penyakit sehingga respon
tubuh menurun untuk mencegah TBC.
2. Diagnosis
Akhir-akhir ini beberapa penelitian melaporkan peningkatan insiden
infeksi M. tuberkulosis di Amerika pada pasien yang terinfeksi HIV
khususnya di masyarakat dengan prevalensi tuberkulosis tinggi (Haiti,
pecandu obat bius, masyarakat golongan ekonomi rendah). Sebetulnya hal
tersebut tidak mengherankan, karena tuberkulosis adalah penyakit infeksi
yang berkaitan erat dengan kerusakan imunitas selular, sedangkan orang
yang terinfeksi HIV, imunitas selularnya rusak. Infeksi tuberkulosis
seringkah mendahului diagnose AIDS bila ditemukan tuberkulosis diluar
paru (ekstra pulmoner).
4. Pencegahan
a. Pencegahan HIV
Pencegahan HIV didefinisikan sebagai upaya menurunkan kejadian
penularan dan penambahan infeksi HIV melalui strategi, aktivitas,
intervensi dan pelayanan. Tindakan pencegahan, penularan HIV dapat
dilakukan dengan menggunakan metode/cara seksual atau nonseksual
yang aman. Tindakan pencegahan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti pengetahuan dan sikap, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
tingkat pendidikan, pekerjaan, lama menderita HIV/AIDS dan status
mendapatkan ART.
1) Metode perilaku ABCDE: (Absitence yaitu tidak melakukan
hubungan seks bebas), (Be faitful yaitu melakukan prinsif
monogamy dengan tidak berganti pasangan dan saling setia dengan
pasangan), (Condom yaitu dengan menggunakan kondom saat
melakukan hubungan seksual yang mengandung risiko tinggi
terhadap penularan HIV), (Drug yaitu menjauhi narkoba),
(Equipment yaitu dengan menghindari pemakaian alat medis yang
tidak steril).
2) Prevention of mother to child transmission (PMTPCT) yaitu upaya
pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan
Prevention of mother to child transmission (PMTPCT). Hasil uji
coba klinik menunjukkan antiretroviral dapat menurunkan
penularan HIV dari ibu ke anak. Ibu dengan HIV/AIDS yang
menyusui jangka pendek dapat memperpanjang masa menyusuinya
tanpa berisiko menularkan HIV/AIDS pada anaknya.
3) Voluntary Counseling and Testing (VCT) yaitu pelayanan yang
dapat digunakan untuk mengubah perilaku berisiko dan
memberikan informasi tentang pencegahan HIV. ODHA akan
mendapatkan pengetahuan tentang cara penularan, pencegahan dan
pengobatan terhadap HIV.
4) Harm Reduction merupakan program pengurangan dampak buruk
penularan HIV pada kelompok berisiko tinggi dan populasi umum.
B. Saran
Penyuluhan kepada penderita HIV tentang bahaya bahayanya TB pada HIV
dan perlunya pengobatan dini terhadap TB pada HIV.
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi Asuhan Keperawatan Umum
dan Maternitas dilengkapi dengan Latihan Soal-soal. Jakarta: In Media.
Irianto, Koes. 2014. Epidemologi Penyakit Menular dan Tidak menular Panduan
Klinis. Bandung: Alfabeta.
Salmon, D., Porajow, G., & Pakasi, T. 2014. Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dengan Stigma Petugas
Kesehatan Tentang Koinfeksi Tuberkulosis-Virus Human
Immunodeficiency di Kota Manado, II(1) Februari, pp.34-39.
Widianto, F & Triwibowo, C. 2013. Trend Disease Trend Penyakit Saat Ini.
Jakarta: CV Trans Info Media.