A
A
Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component
principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari
600 aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut dengan organon olfaktus, yang dapat
menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut pula chemoreceptor.
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini
hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah :
a. Concha superior
b. Concha medialis
c. Concha inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang
diselaputi lendir dan disebut olfactory mucosa. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk
melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk
menyaring debu dan kotoran.
Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab yang
alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-
reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan
bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang
terputus.
Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :
a. Susunan rongga hidung.
Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-masing orang tidak sama.
Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih luas daripada yang berhidung pesek.
b. Variasi fisiologis
Contohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil muda akan menjadi sangat
peka.
c. Spesies
Pada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada pembauan, akan memiliki
indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.
d. Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbau
Misalnya skatol (bau busuk yang terdapat pada kotoran atau faeces) memiliki konsentrasi yang
kuat karena memiliki kemampuan menguap yang tinggi. Bila konsentrasinya kuat maka baunya
busuk, sebaliknya bila konsentrasinya rendah akan menimbulkan bau yang berbeda (contohnya
pada bunga yang mengandung skatol dalam konsentrasi rendah maka baunya akan harum).
Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
1. Rongga Hidung
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan
nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar
adalah Kartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi
jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
Hidung terdiri atas bagian luar atau ekternal dan bagian dalam atau internal. Bagian hidung yang terlihat
dibentuk oleh adanya dua buah tulang nasal dan tulang rawan. Kedua tulang tersebut dibungkus dan
dilapisi oleh kulit.
Selanjutnya dibagian dalam hidung terdapat rambut rambut halus yang membantu mencegah benda
benda asing masuk kedalam hidung. Yang dimaksud benda asing adalah debu debu dan benda lainnya
yang mampu mengancam pernapasan, umumnya berukuran cukup besar, untuk benda yang sangat
mikroskopis seperti berukuran nanometer, rambut rambut hidung tak akan mampu menapisnya.
Pada bagian dalam hidung (coba cek gambar hidung dibawah) terdapat kavum nasalis yang merupakan
lubang besar yang dipisahkan oleh septum. Bagian yang terbuka dari hidung ini disebut nares anterior.
Sedangkan bagian hidung yang terbuka setelah itu disebut nares posterior yang akan terbuka hingga ke
bagian faring.
Dikarenakan yang membentuk hidung pada manusia adalah susunan tulang tulang tengkorak,
maka tidak cukup rasanya bila tidak menjelaskan tulang apa saja yang membentuk hidung.
Langit langit hidung dibentuk oleh tulang ethmoidalis pada bagian dasar tengkorak dan lantai
keras serta palatum lunak pada bagian langit langit mulut. Dinding lateral rongga dibentuk oleh
maksila, konka nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethmoidalis yang tegak lurus dan vomer,
sementara bagian anteriro dibentuk oleh tulang rawan.
Dibagian dalam hidung, ketiga konka nasalis yang disebutkan tadi diproyeksikan ke dalam
rongga nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas permukaan bagian dalam hidung.
Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah
dan udara dihangatkan setelah melewati epitelium, yang mengandung banyak kapiler.
Mukus membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia menggerakkan/memindahkan
mukus belakang ke dalam faring untuk menelan dan meludah. Ujung-ujung saraf indera
penciuman pada hidung terletak pada bagian tertinggi di rongga hidung, berada disekitar
lembaran cribriform tulang ethmoidalis.
Pada beberapa tulang hidung pada rongga nasal memiliki lubang lubang yang disebut sinus
paranasalis. Lubang lubang pada tulang dalam rongga nasal hidung ini berfungsi untuk
memperlunak tulang dan sebagai ruang bunyi suara, membuat suara beresonansi.
Terdapat beberapa bagian sinus tergantung letak lubang tersebut seperti sinus maksilaris yang
terletak pada tulang maksilaris, sinus frontalis yang terletak di tulang frontalis dan sinus
sfenoidalis berada di tulang sfenoidalis.
Sinus maksilaris terletak dibawah orbit dan terbuka melalui dinding lateral hidung. Sinus
frontalis terletak diatas orbit ke arah garis tengah tulang frontalis. Sinus frontalis cukup banyak
dan merupakan bagian tulang ethmoidalis yang memisahkan lingkaran hidung. Selanjutnya,
sinus sfenoidalis berada di dalam tulang sfenoidalis.
Semua sinus paranasalis dilapisi oleh membran bermukosa dan semua terbuka ke dalam rongga
nasal, di mana mereka dapat terinfeksi.
Lubang hidung
Setiap manusia mempunyai dua lubang hidung secara normal, di mana lubang hidung tersebut
berhubungan dengan rongga hidung. Dalam rongga hidung ada rambut hidung dan juga terdapat
selaput lendir, fungsinya yaitu untuk menahan berbagai kotoran yang masuk dalam hidung,
tepatnya pada waktu bernafas. Jika terjadi kecelakaan fatal yang mengakibatkan lubang hidung
menjadi kurang terbuka, akan mengakibatkan seseorang kekurangan oksigen sebab kesulitan
bernafas, oleh karena itu biasanya dilakukan bedah plastik.
Rongga hidung
Yang kedua setelah lubang hidung, akan ada rongga hidung (seperti yang sudah dibahas di atas),
rongga hidung sendiri memiliki fungsi paling unggul dalam saluran pernafasan manusia. Rongga
hidung memanjang hingga bagian nasofaring. Rongga hidung seseorang terbagi dalam 3 wilayah
yaitu ruang depan, daerah penciuman dan daerah pernafasan.
Wilayah penciuman berada pada puncak dari rongga hidung. Dan dilapisi dengan sel penciuman
dan reseptor penciuman.
Selanjutnya wilayah pernafasan, wilayah ini pada rongga hidung adalah bagian yang paling
besar, dilapisi dengan epitel bersilia psudeostratified. Dan di dalam epitel diselingi dengan sel
goblet mukus.
Yang terakhir pada rongga hidung terdapat vestibulum yang mengacu ke daerah sekitar
pembukaan eksternal sampai dengan rongga hidung manusia.
Sel saraf pembau
Alasan mengapa seseorang dapat merasakan bau-bauan atau wangi-wangian adalah karena
terdapat sel saraf pembau pada indera penciumannya. Sel saraf di hidung bertugas dalam
menangkap zat kimia yang terdapat dalam udara. Untuk Anda ketahui, sel saraf pembau
mempunyai rambut halus, di mana rambut halus ini berhubungan ke urat saraf, dan juga bersatu
menjadi saraf penciuman menuju otak. Saraf pembau di hidung manusia berada pada bagian
selaput lendir yang ada di kerang hidung atas, permukaan hidung tengah dan rongga hidung atas.
Sinus
Bagian dari hidung manusia berikutnya yaitu sinus. Sinus adalah 4 buah rongga yang
mempunyai letak berbeda di sekitar daerah hidung. Sinus berada pada bagian rongga samping
dan atas dari hidung, dan sudah terbentuk sejak pertama kali seseorang dilahirkan. Sementara
pada bagian dahi rongga, sinus tidak muncul hingga seseorang mencapai umur 7 tahun.
Tulang rawan
Anda mungkin pernah melihat acara olahraga tinju di televisi, dan mengapa peraturan tinju
melarang orang untuk meninju pada daerah hidung. Ini karena hidung terbentuk dari kumpulan
tulang rawan, yang lentur, sehingga harus dilindungi. Tulang rawan juga memiliki nama lain
kartilago.
Pemisah (septum)
Di dalam hidung manusia, juga terdapat septum. Septum adalah pemisah hidung menjadi 2 buah
rongga, yang terbentuk membentang mulai dari lubang hidung hingga tenggorokan bagian
belakang.
Cara kerja hingga seseorang bisa mencium bau-bauan
Sebenarnya prinsip kerja seseorang bisa mencium aneka bau-bauan sangatlah simpel. Apabila
ada bau yang masuk dalam rongga hidung melalui lubang hidung, gas atau uap bau tersebut akan
memancing rangsangan, untuk kemudian dilanjutkan ke bagian saraf pembau, kemudian
berlanjut ke otak untuk diterjemahkan.