Anda di halaman 1dari 3

Tabel Hasil Pengamatan Kekeruhan dengan Turbidimeter

Hasil Pengukuran (NTU)


Konsentrasi CMC
1 2
0,15 % 242 242
0,25 % 230 230
0,35 % 198 198

Dari hasil pengamatan kekeruhan menggunakan turbidimeter, jika semakin kecil konsentrasi CMC
yang ditambahkan tingkat kekeruhannya akan makin besar dan sebaliknya. Tingkat kekeruhan yang tinggi
dapat disebabkan oleh pada proses penyaringan sari buah, masih ada endapan yang tertinggal. Penambahan
konsentrasi CMC sebanyak 0,35 % tingkat kekeruhannya lebih kecil dari pada konsentrasi lainnya, karena
kekeruhan sangat terkait dengan tingkat kelarutan. Semakin besar konsentrasi hidrokoloid yang
ditambahkan, maka semakin besar juga tingkat kelarutannya. Hal tersebut disebabkan jumlah gugus
hidroksilnya bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi hidrokoloid, sehingga tingkat pengikatan
airnya semakin mudah dan cepat (Nugroho, 2006). Adanya tingkat kekeruhan yang terlalu tinggi juga dapat
disebabkan karena adanya padatan tersuspensi dari buah jeruk yang tidak larut pada saat pemanasan.

Pembahasan organo kekeruhan

Gambar X Perlakuan penambahan konsentrasi CMC terhadap uji organoleptik kekeruhan sari buah
jeruk
Berdasarkan uji kesukaan yang dilakukan oleh 16 panelis, dapat diketahui bahwa
konsentrasi CMC dapat mempengaruhi tingkat kekeruhan sari buah jeruk. Dari hasil pengamatan
tingkat kekeruhan sari buah jeruk dengan perlakuan konsentrasi 0,15 % paling disukai oleh panelis.
Sedangkan pada perlakuan konsentrasi 0,35 % tidak terlalu disukai oleh panelis. Berdasarkan uji
ANOVA (Analysis of Varians) menggunakan tingkat kepercayaan 95% (=0,05%) didapat hasil
bahwa tidak ada pengaruh yang sangat nyata (p >0,05) antara perbedaan perlakuan konsentrasi
CMC terhadap tingkat kekeruhan.

Tingkat kekeruhan dengan perlakuan 0,35 % tidak terlalu disukai karena tingkat kekeruhan
dapat mempengaruhi kecerahan warna produk, sehingga panelis lebih menyukai tingkat kekeruhan
dengan perlakuan konsentrasi 0,15 %. Panelis juga tidak melihat kekeruhannya saja, akan tetapi
melihat keceraan warna yang disebabkan dari tingkat kekeruhan yang berbeda-beda. (Ditha, dkk,
2016)

Lampiran

Panelis Konsentrasi CMC


0,15 % 0,25 % 0,35 %
1 3 4 3
2 3 5 1
3 3 5 2
4 5 3 3
5 4 5 2
6 2 3 4
7 4 3 3
8 4 5 2
9 3 4 2
10 3 4 2
11 4 1 1
12 4 5 3
13 3 2 4
14 5 2 4
15 3 3 5
16 3 1 5
Skor 56 55 46

Anova: Single Factor

SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 16 56 3.5 0.666667
Column 2 16 55 3.4375 1.995833
Column 3 16 46 2.875 1.583333

ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 3.791667 2 1.895833 1.339549 0.272208 3.204317
Within Groups 63.6875 45 1.415278

Total 67.47917 47

Nugroho, E. S., S. Tamaroh, dan A. Setyowati. 2006. Pengaruh Konsentrasi Gum Arab dan Dekstrin Terhadap
Sifat Fisik dan Tingkat Kesukaan Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) Madu Instan. Logika, 3 (2):
110-117.

Ditha, dkk. 2016. Penambahan Carboxymethyle Cellulose (CMC) pada Minuman Madu Sari Apel Ditinjau
dari Rasa, Aroma, Warna, PH, Viskositas, dan Kekeruhan. Malang : UBM

Anda mungkin juga menyukai