Anda di halaman 1dari 11

1.

Memahami dan Menjelaskan Pembelahan Sel


1.1. Mitosis

Persiapan sel (fase Interfase) :


Membuat salinan kromosom kromosom sebagai persiapan untuk pembelahan sel.

Interfase dibagi subfase :


1. Fase G1 (First Gap) : Sel bertumbuh
2. Fase S ( Sintesis ) : Kromosom duplikasi
3. Fase G2 (Second Gap) : Bertumbuh lagi sambil menyelsaikan persiapan untuk
pembelahan sel (M)
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak yang secara
genetic identic dengan selinduk. Setiap sel anak menerima komplemen lengkap 46
kromosom. Terdiriatas 4 fase yaitu profase, metaphase, anaphase, dantelofase.

a. Profase
Selama fase mitosis pertama yang panjang ini, kromosom memadat dan dapat terlihat
secara histologis. Masing masing kromosom terdiri atas 2 kromatid bersaudara (sister
chromatids) yang secara genetis identic dan menyatu di suatu bagian yang menyempit,
yang disebut sentromer. Seiring pemadatan kromosom, selubung inti dan nucleolus
lenyap sehingga hanya fragmen fragmennya yang terlihat. Sentrosom membelah dan
sentriol bermigrasi kekutub kutub sel yang berlawanan untuk membentuk mikrotubulus
gelendong mitosis (mitotic spindle). Gelendong mikrotubulus terus tumbuh kea rah
kromosom dan ke bagian diantaranya melekat ke suatu kompleks protein berbentuk
lempeng yang disebut kinetokor, yang muncul di ke dua sisi kromosom. Mikrotubulus
kinetokor ini akhirnya menjajarkan kromosom kromosom di bagian tengah sel.
Mikrotubulus yang tidak melekat kekromosom di kinetokor menjadi mikrotubulus polar.

b. Metafase
Pada fase yang singkat ini kromosom kromosom menjadi sangat padat. Kromosom
berbaris di sepanjang ekuator sel sebagai akibat dari pelekatannya ke mikrotubulus
kinetokor gelendong mitosis yang memancar dari kedua kutub gelendong. Mikrotubulus
kinetokor mengarahkan pergerakan kromosom ke arah bagian tengah sel membentuk
metaphase atau lempeng ekuator.

c. Anafase
selama fase ini, pasangan pasangan kromatid berpisah di sentromer karena kerja enzim,
dan masing masing kromatid kini menjadi kromosom sendiri. Kromosom kromoso
mini kini memulai bermigrasi ke kutub sel yang berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus
kinetokor yang memendek, yang melekat ke sentromer. Kromosom yang bermigrasi atau
tertarik ini memperlihatkan bentuk V di sel. Pada anaphase tahap lanjut, muncul alur
pembelahan di membrane sel di bagian ekuator yang menunjukkan tempat selakan
terbelah.

d. Telofase
ini adalah fase akhir mitosis. Fase ini dimulai ketika kromosom kromosom
menyelesaikan migrasi ke sisi gelendong mitosis yang berlawanan, dank kromosom
koromosom menipis kembali menjadi kromatin interfase. Nucleolus muncul kembali,
dan reticulum endoplasma kasar mulai membentuk selubung nucleus baru. Terbentuk
konstriksi sitoplasma oleh cincin kontraktil yang terdiri atas filament filament aktin,
yang akan menjadi tempat pembelahan untuk memisahkan sel sel anak. Kemudi anter
jadi pemisahan sel sel anak. Sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma menjadi
dua sel yang secara genetis identic. Kromosom yang telah berada di daerah kutub
masing-masing makin lama makin menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang
kromatin yang tipis. Serabut gelondong lenyap, sedangkan membran inti dan inti mulai
terbentuk kembali. Selanjutnya terjadi peristiwa pembagian inti (kariokinesis) dan
sitoplasma terbagi menjadi dua bagian (sitokinesis). Masing-masing bagian mengandung
satu nukleus yang memiliki 2n kromosom (diploid). Terbentuknya 2 sel anak yang
mempunyai jumlah kromosom sama dengan induknya.

1.2. Meiosis

Meiosis: pembelahan sel khusus yang terdapat pada organ/ alat reproduksi, menghasilkan
gamet/ sel kelamin, memiliki jumlah kromosom dari jumlah kromosom induknya (46
23), terjadi pembelahan reduksi. Tujuan ialah mendapatkan individu yang memiliki jumlah
kromosom normal (46) berasal dari ayah dan dari ibu .

Pembelahan Mieosis 1
Profase I
Leptoten, Kromosom terlihat sebagai benang-benang panjang, yang ujung-ujungnya
mengarah ke suatu tempat (polarisasi). Benang-benang tersebut terlihat ada daerah
yang tebal (kromomer) dan daerah yang tipis. Sister kromatid sangat dekat sehingga
sulit dibedakan (dilihat)

Zigoten, Kromosom-kromosom homolog (paternal dan maternal) saling berdekatan


dan berpasangan sinapsis.

Pachyten, Benang-benang (kromosom) homolog (bivalen) melekat erat, masing-


masing bivalen terdiri dari 4 benang kromatid (tetrad)
Diploten, Benang-benang kromosom homolog meregangkan diri (2 kromatid 4
kromatid), namun masih ada bagian-bagian yang melekat (khiasmata). Pada khias
mata terjadi proses crossing over (pindah silang). Hasil dari crossing over adalah
terjadi rekombinasi gen-gen. Kira-kira 30-40 cross overs atau 1-2 perkromosom
terjadi selama meiosis pada sel gamet manusia
Diakinesis Kromosom mengalami kondensasi yang maksimal

Metafase 1
Membran nukleus hilang, terbentuk benang spindel, sentriol menuju ke masing-masing
kutub

Anafase 1
kromosom yang telah mengalami crossing over memisahkan diri ke kutub yang
berlawanan

Telofase 1
terjadi sitokinesis, terbentuk 2 sel dengan jumlah kromosom yang haploid (n), masing-
masing terdiri dari 2 kromatid.

Pembelahan Meiosis 2
Profase 2
Tahap ini dilalui sangat singkat waktunya. Dengan terbentuknya bangunan spindle
dalam sitoplasmanya menandai dimulainya tahap berikutnya.

Metafase 2
Sepertian juga metafase 1 , maka pada tahap ini kromosom tersusun pada bidang ekuator.
Pada saat ini sentromer berpisah dan jumlah kromosom masih tetap haploid.

Anafase 2
Kromatid akan bergerak menuju ke arah kutub-kutub sel.

Telofase 2
Sebuah sel telah mengalami pembelahan meiosis, akan terbentuk 4 buah sel dengan
masing-masing intinya yang mengandung kromosom dengan jumlah separuh jumlah
kromosom aslinya (haploid).

Pembentukan sel kelamin pada manusia merupakan contoh dari pembelahan meiosis. Sel
kelamin laki-laki dinamakan spermatozoa dan pada perempuan dinamakan ovum. Proses
pembentukan sel kelamin, disebut spermatogenesis.
2. Memahami dan Menjelaskan Nondisjunction Pembelahan Meiosis pada Sel
Gametosis
Pada Meiosis, dua anggota dari sepasang kromosom homolog normalnya memisahkan
diri selama pembelahan meiosis pertama sehingga setiap sel anak menerima satu anggota dari
setiap pasangan. Namun kadang-kadang tidak terjadi pemisahan (non disjunction) dan kedua
anggota dari sepasang kromosom bergerak kesatu sel. Akibat dari tidak terpisahnya
kromosom, satu sel menerima 24 kromosom dan lainnya menerima 22 bukan 23 yang
merupakan jumlah normal. Saat fertilisasi ketika satu gamet mempunyai 23 kromosom
menyatu dengan gamet yang mempunyai 24 atau 22 kromosom, hasilnya adalah seorang
individu dengan 47 kromosom(trisomi) kelebihan kromosom atau 45 kromosom (monosomi)
kekurangan kromosom.

nondisjunction, yaitu pasangan kromosom yang gagal berpisah pada saat gametogenesis
(pembentukan gamet) orangtuanya terutama pada kromosom ibu. Pembentukan gamet terjadi
pada gonad yaitu testis pada laki-laki dan ovarium pada perempuan. Sel-sel gamet itu
terbentuk melalui sebuah proses pembelahan sel gamet yaitu meiosis. Pada saat pembelahan
sel gamet/meiosis inilah dapat terjadi gangguan nondisjunction.
Proses nondisjunction :
1. Pada anafase I meiosis I, seharusnya kromosom homolog berpisah menuju kutub yang
berlawanan. Pada peristiwa nondisjunction kromosom homolog gagal berpisah dan
keduanya bermigrasi ke kutub yang sama
2. pada anafase II meiosis II, seharusnya kromatid berpisah dari homolognya dan
bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pada peristiwa nondisjunction pasangan
kromatid tersebut gagal berpisah dan bermigrasi menuju ke kutub yang sama.
3. Peristiwa gagal berpisah tersebut mengakibatkan gamet yang dihasilkan abnormal.
4. Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain maka akan dihasilkan
zigot abnormal dan mengakibatkan abnormalitas pada individu. Salah satunya adalah
sindroma down trisomi 21

Ada beberapa hipotesis tentang penyebab terjadinya nondisjunction yaitu :


Adanya virus atau karena ada kerusakan akibat radiasi, gangguan ini makin mudah
berpengaruh dengan makin bertambahnya usia.
Adanya antibodi tiroid yang tinggi
Sel telur akan mengalami kemunduran jika setelah satu jam berada pada tuba falopi
tidak dibuahi.

3. Memahami dan Menjelaskan Aberasi Kromosom


3.1. Kelainan jumlah kromosom
Bila terjadi perubahan jumlah kromosom, maka set kromosomnya dapat berubah secara
keseluruhan (euploidi), atau sebagian pasangan dari set kromosomnya yang berubah
(aneuploidi).

Euploidi

Merupakan perubahan set kromosom secara keseluruhan. Bila umumnya set kromosom
organisme adalah diploid (2n), maka perubahan yang terjadi menyebabkan set kromosomnya
menjadi:

Monoploid (n) : Setiap kromosom ada dalam jumlah tunggal (tidak berpasangan).
Misalnya : A B C
Triploid (3n) : Setiap kromosom berpasangan 3. Misalnya : AAA BBB CCC
Tetraploid (4n) : Setiap kromosom berpasangan 4. Misalnya : AAAA BBBB CCCC

Kromosom yang berpasangan 3 ke atas disebut poliploid. Organisme monoploid dapat


dijumpai pada lebah jantan hasil partenogenesis. Sedangkan pada tanaman keadaan
heteroploid ini dapat dijumpai pada tomat, apel jeruk, gula bit, semangka tanpa biji, tebu,
juga pada hewan bintang laut, cacing gelang, bulu babi.

Penyebab terjadinya poliploid ada dua, yaitu autopoliploid dimana terjadi gangguan
waktu meiosis sedemikian rupa sehingga gametnya tidak haploid, dan allopoliploid karena
ada perkawinan dua organisme berbeda genus atau spesies.

Aneuploidi

Merupakan perubahan sebagian pasangan kromosom, bisa hilang atau lebih. Beberapa
jenis aneuploidi antara lain:

Nulisomi : kehilangan sepasang kromosom (2N-2). Contoh : (44,OO) mungkin


tidak pernah ada karena selalu lethal
Monosomi : kehilangan satu buah kromosom (2N-1).

Sindrom Turner (45,XO). Beberapa ciri sindrome ini adalah: jenis kelamin wanita,
mengalami ovariculardisgenesis (ovarium tidak tumbuh) sehingga mandul, kehilangan satu
kromosom X, payudara tidak tumbuh. Lihat gambar di bawah. Pada gambar kromosomnya
hanya ada satu X.

Trisomi : kelebihan satu buah kromosom (2N+1).


Sindrom Klinefelter (47,XXY) Ciri penderita adalah: jenis kelamin pria, kelebihan satu
kromosom X, mengalami testicular disgenesis (testis tidak tumbuh sempurna) akibatnya
mandul, dan tumbuh payudara. Klinefelter termasuk trisomi gonosomal (trisomi pada
kromosom sex)

kromosom klinefelter
Perhatikan kromosom nomor 23. Ada 3, XXY.

Sindrom Jacobson (47,XYY) Banyak yang mengatakan ini mirip sindrom Klinefelter.
Pria XYY memiliki ciri umum selalu bertindak agresif, kasar, dan sering berbuat kriminal.

Sindrom wanita super (47,XXX), Cirinya: kromosom sex ada tiga XXX, tubuh seringnya
tinggi, menderita schizoprenia.

Sindrom berikut ini termasuk trisomi autosomal (trisomi pada kromosom tubuh) :

Sindrom Down (47,XX/XY) kelebihan satu kromosom pada kromsom nomor 21 dan
kromosom nomor 21 Ada 3. Wajah khas sindrom Down (mirip mongoloid)

Sindrom Edwards (47,XX/XY) kelebihan satu kromosom pada kromosom nomor 16, 17,
atau 18. Kromosom edwards Perhatikan kromosom nomor 18. Ada 3.

Sindrom Patau (47,XX/XY) kelebihan kromosom pada kromosom nomor 13, 14, atau
15.

Tetrasomi : kelebihan sepasang kromosom (2N+2). Contoh: sindrom Klinefelter /


Jacobson (48,XXYY)

3.2. Kelainan struktur kromosom


Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan, dan dapat juga
dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau radiasi. Perubahan ini
umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis ataumiosis.

Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut:

Delesi : hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena patah
Duplikasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut tersambung
pada kromosom homolognya

Translokasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut tersambung


pada kromosom lain yang tidak homolog. Ada dua jenis translokasi yaitu translokasi
resiprok (timbalbalik) dan translokasi nonresiprok.

Inversi : sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut tersambung kembali
tetapi dengan posisi terbalik. Ada dua macam inversi, yaitu inversi perisentrik bila
peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer. Bila peristiwa inversi tidak
melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi para sentrik.

Katenasi : merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa


sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti lingkaran.

Sindrom Cri-du-Chat

Sindrom ini diambil dari bahasa Perancis, yaitu cry of the cat atau tangisan kucing
karena ciri-ciri kelainan ini adalah tangisan bayi penderita Cri-du-Chat hampir menyerupai
suara kucing. Kelainan ini diakibatkan oleh perkembangan laring yang abnormal. Kelainan
ini disebabkan oleh delesi pada lengan pendek kromosom 5. Segmen kromosom yang hilang
masing-masing mempengaruhi gejala dari kelainan ini. Salah satu gen yang hilang yaitu
TERT yang pentin dalam menjaga telomere kromosom tetap ada ditempat.

Ciri fisik yang dialami penderita Cri-du-Chat antara lain memiliki ukuran badan lebih
kecil dari bayi normal da nada gangguan dalam sistem pernafasan. Laring penderita tidak
berkembang yang menyebabkan suara tangisan bayi menyerupai suara kucing. Beberapa
masalah yang terjadi antara lain kelainan jantung, masalah rangka, dan masalah pendengaran
dan penglihatan. Fungsi rangka manusia adalah menjaga organ tubuh dan sebagai alat gerak.
Tidak heran, penderita Cri-du-Chat memiliki kesulitan berjalan dan berbicara.

Sindrom William
Sindrom William adalah kelainan langka yang diturunkan dan berpengaruh pada
pertumbuhan, penampilan fisik, dan kecerdasan anak. Kelainan ini disebabkan delesi pada
kromosom 7. Pada kromosom 7 terdapat gen elastin, yaitu gen yang bertanggungjawab dalam
pembentukan protein untuk menyusun kelenturan dan kekuatan pembuluh darah. Kekurangan
protein elastin menyebabkan penderita sindrom William mengalami kelainan pada alat
peredaran darah yaitu pada pembuluh darah dan jantung. Ciri penderita sindrom William
antara lain keterbelakangan kecerdasan, mulut lebar, dagu kecil, jarak gigi terpisah lebar,
memiliki hipersensitivitas pada suara keras dan kepribadian yang ramah.

Sindom Mikrodelesi hanya mengenai beberapa gen yang berdekatan. Contoh suatu
mikrodelesi yang terjadi pada lengan panjang kromosom 15.

Sindrom Angelman mikrodelesi terjadi pada kromosom maternal. Anak mengalami


disabilitas intelektual, tidak dapat berbicara, mengalami perkembangan motoric yang buruk,
dan rentan terhadap serangan tertawa spontan dan berkepanjangan.

4. Memahami dan Menjelaskan Analisis Kromosom


4.1. Definisi

4.2. Teknik
Tes Diagnosis
Tes diagnosis yang didahului dengan pemeriksaan awal pada umumnya dapat dilakukan
di usia kehamilan 11-20 minggu. Dengan mengetahui kemungkinan ada atau tidak adanya
kelainan pada bayi yang akan lahir, tes ini akan memberi Anda waktu untuk mempersiapkan
kelahiran bayi berkebutuhan khusus. Pilihan pemeriksaan awal yang dapat diambil ibu hamil
meliputi: USG awal (nuchal translucency screening), tes darah, atau kombinasi keduanya.
Setelah pemeriksaan awal, terdapat beberapa alternatif tes diagnosis untuk memastikan
apakah bayi berpotensi mengidap kelainan tertentu. Antara lain:

Amniosentesis
Amniosentesis adalah pemeriksaan kelainan kromosom bayi dengan pengambilan sampel
cairan ketuban. Pemeriksaan yang dilakukan saat usia kehamilan sekitar 16-20 minggu ini
memiliki tingkat keakuratan 99 persen dalam mendeteksi hampir semua jenis kelainan
kromosom seperti sindrom Down dan Turner. Dengan mendeteksi kadar alpha-fetoprotein
(AFP) di dalam cairan ketuban, dapat juga diketahui keberadaan cacat tabung saraf pada bayi.

Chorionic villus sampling (CVS)


Chorionic villus merupakan bagian dari plasenta di mana terdapat perbatasan antara
jaringan pembuluh darah ibu dan janin. Komposisi genetika yang terdapat di sel-sel chorionic
villus sama dengan komposisi genetika sel-sel janin. CVS dilakukan dengan mengambil
sampel substansi chorionic villus yang identik dengan sel-sel bayi untuk dibiopsi.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada usia kehamilan sekitar 11-14minggu. Risiko keguguran
setelah CVS sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan risiko keguguran akibat amniosentesis.

Fetal blood sampling (FBS)


Tes untuk mendeteksi kelainan kromosom atau genetika ini dilakukan dengan
mengambil sampel darah bayi langsung dari tali umbilikus atau janin. FBS juga dilakukan
untuk memeriksa keberadaan infeksi pada janin, anemia, dan kadar oksigen darah janin.

Tes-tes di atas umumnya memiliki 0,52 persen kemungkinan keguguran. Oleh karena
itu, tes-tes tersebut hanya dianjurkan bagi wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu mereka
yang sebelumnya memiliki anak dengan kelainan kromosom atau genetik, ibu hamil berusia
35 tahun ke atas, dan wanita yang memiliki riwayat anggota keluarga pengidap kelainan
kromosom.

Talasemia kelainan darah yang bersifat turunan yang menyebabkan sel-sel darah merah tidak
dapat berfungsi secara normal, sehingga mengakibatkan anemia. Talasemia adalah salah
suatu cara dimana mengetahui apakah pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium atau tidak
mengenai kelainan kromosom.

4.3. Manfaat
Menentukan apakah kromosom orang dewasa memiliki kelainan yang dapat
diteruskan kepada anak;
Menentukan cacat kromosom untuk mencegah wanita dari yang menyebabkan
keguguran;
Menentukan apakah cacat kromosom hadir dalam janin. Pemeriksaan ini juga dapat
dilakukan untuk menentukan apakah masalah kromosom mungkin telah menyebabkan
janin menjadi gagal;
Menentukan penyebab bayi lahir cacat;
Membantu menentukan pengobatan yang tepat untuk beberapa jenis kanker;
Mengidentifikasi jenis kelamin seseorang dengan menentukan adanya kromosom Y.
Hal ini dapat dilakukan bila jenis kelamin bayi yang baru lahir tidak jelas.

5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Menghadapi Musibah

Hadits tentang husnuzhon

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:


Sesungguhnya seorang mukmin ketika berbaik sangka kepada Tuhannya, maka diaakan
memperbaiki amalnya. Sementara orang buruk, dia berprasangka buruk kepada Tuhannya,
sehingga dia melakukan amal keburukan." (HR. Ahmad, hal. 402).
Ibnu Qayim rahimahullah berkata:
Siapa yang dengan sungguh-sungguh memperhatikan, akan mengetahui bahwa
khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki amal itu sendiri. Karena yang menjadikan
amal seorang hamba itu baik, adalah karena dia memperkirakan Tuhannya akan memberi
balasan dan pahala dari amalannya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia
beramal adalah prasangka baik itu.Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik
pula amalnya."
Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan sebab keselamatan.
Sedangkan kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti dia tidak ada prasangka baik." (Al-
Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15 )
Abul Abbas Al-Qurtubi rahimahullah berkata:
Pendapat lain mengatakan, maknanya adalah: Mengira akan dikabulkan apabila berdoa,
mengira diterima ketika bertaubat, mengira di ampuni ketika memohon ampunan, mengira
diterima amalnya ketika melaksanakannya dengan memenuhi persyaratan, serta berpegang
teguh terhadap kejujuran janji-Nya dan lapangnya KeutamaanNya.
HR. Muslim 2877
Janganlah salah satu diantara kalian meninggalkan dunia kecuali dia berprasangka baik
kepada Allah.

Al-Quran tentang husnuzhon


Husnudzan kepada Allah SWT
Husnudzan kepada Allah SWT artinya berprasangka baik kepada Allah SWT.
Allah SWT memiliki sifat Maha Pengasih dan Penyayang, dan mencintai hambaNya
yang shaleh, serta tidak membebani seseorang diluar batas kemampuannya,
sebagaimana firman-Nya :

Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. (QS Al-Baqarahayat 286)

Husnudzan kepada diri sendiri


Seseorang yang berprasangka baik kepada diri sendiri akan memiliki sikappercaya
diri, optimis dan bekerja keras. Sebaliknya, jika seseorang berburuksangka kepada diri
sendiri maka ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri, danmalas berusaha. Allah
SWT melarang hamba-Nya berputus asa dari rahmat-Nya sebagaimana QS Yusuf (12)
ayat 87 berikutini :

"dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus
asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir. (QS Yusuf ayat : 87)

Allah Taala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah
mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan sabar
dan shalat.






Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 155).

Daftar pustaka

Biologimedicalcentre.com [Diakses 1 November 2016]

http://www.alodokter.com/mendeteksi-kelainan-kromosom-pada-bayi-dalam-kandungan
[Diakses 1 November 2016]

Zuhroni,2010.Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Bagian Agama Islam Yayasan Yarsi
http://dosenbiologi.com/manusia/kelainan-kromosom

http://www.kerjanya.net/faq/4912-kariotipe.html

http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2014/02/25/17170/sabar-dan-
shalat-obat-hadapi-masalah.html

https://www.academia.edu/6314896/Makalah_Mitosis

file:///C:/Users/Endro/Downloads/LAPRAK_PEMBELAHAN_SEL_MITOSIS_DAN_MEIOSI.pdf

http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/egalita/article/view/2117/pdf
Sadler, Thomas W. 2013. EmbriologikedokteranLangman.Edisi 12. Jakarta: EGC. 2012. p.17-19.

Sadler, Thomas W. 2015. EmbriologikedokteranLangman.Edisi 12. Jakarta: EGC. 2012. P.11.

Eroschenko, Victor P. Atlas HistologidiFiore.Edisi 12. Jakarta: EGC. 2013. p.37-40.

sumber : http://study.com/academy/lesson/nondisjunction-in-meiosis-definition-examples-quiz.html

[diakses 4 November 2016 pukul 7:29]

Anda mungkin juga menyukai