Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen Keuangan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Konsep, Prinsip & Arti Menurut
Para Ahli
Secara Umum, Pengertian Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencaharian dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan secara sederhana, Pengertian
Manajemen Keuangan adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan, dimulai dari cara
memperoleh dana dan mempergunakannya. Yang mana penggunaannya harus tepat sasaran, efisien,
dan efektif agar tujuan keuangan perusahaan dapat tercapai sesuai rencana.

Manajemen keuangan merupakan salah satu ilmu utama dari manajemen. Manajemen keuangan pada
awalnya hanya pada aktivitas entitas bisnis (organisasi) dalam kerangka penggunaan serta
pengalokasian dana entitas bisnis (perusahaan) dengan efisien. Kemudian dari hal ini, terus
berkembang sampai dari yang sebelumnya hanya mengutamakan kegiatan mendapatkan/memperoleh
dana saja hingga mencakup kegiatan mendapatkan, penggunaan dana hingga sampai ke pengelolaan
atas aset (atktiva).

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli

Terdapat beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan pengertian manajemen keuangan
yang dapat anda lihat dibawah ini...

Bambang Ryanto: Menurutnya, pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas


yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang
dibutuhkan dengan adanya biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang
menguntungkan serta upaya untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara
efisien dan efektif.
Liehman: Pengertian manajemen keuangan menurut liehman adalah upaya penyediaan
uang dan mempergunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva).
James Van Horne: Menurut pendapat James Van Horne, bahwa pengertian manajemen
keuangan adalah semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan
perolehan pendanaan serta pengelolaan aset (aktivia) dengan tujuan yang menyeluruh.
Suad Husnan: Pengertian manajemen keuangan menurut Suad Husnan adalah
manajemen terhadap semua fungsi keuangan.
Fungsi Manajemen Keuangan

Berikut beberapa fungsi manajemen keuangan yaitu sebagai berikut..


1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta mengenai
kegiatan-kegiatan yang lainnya dalam periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, membuat detail pengeluaran dan pemasukan
3. Pengelolaan Keuangan, penggunaan dana perusahaan secara maksimal dengan berbagai
cara
4. Pencaharian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang digunakan untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, yakni dengan mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan
dan mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, yakni dengan melakukan evaluasi dan perbaikan atas keuangan
dan sistem keuangan yang berlaku di perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, dengan melakukan audit internal mengenai keuangan perusahaan
yang ada untuk tidak adanya penyimpangan.
8. Pelaporan Keuangan, adalah dengan menyediakan informasi tentang kondsi keuangan
perusahaan dan tentunya sebagai bahan evaluasi.

Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan akan nilai perusahaan.
Sehingga jika suatu saat perusahaan tersebut dijual, maka harganya dapat ditetapkan dengan
harga yang setinggi mungkin. Seorang manajer harus menekan arus peredaran uang agar
terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.

Konsep Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah manajemen atas fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan mengenai


fungsi keuangan ialah kegiatan utama dalam mempertanggung jawabkan bidang tertentu
dalam menggunakan dana dan menempatkan dana.

Manajemen dalam bisnis perusahaan terdiri dari beberapa individu yang dikategorikan dalam
tiga kelompok yaitu sebagai berikut...
1. Kelompok manajemen tingkat pelaksana (operational menegement), yang terdiri dari para
suvervisor.
2. Kelompok manajemen menengah meliputi kepada departement, manajer devisi, dan
manger cabang.
3. Manajemen eksekutif atau biasa disebut manajemen penanggung jawab akan fungsi
pemasaran, pembelanjaan, produksi, pembiyaan, dan akutansi. Manejemn eksekutif secara
prinsipil berkenaan dengan pembuatan keputusan dalam jangka yang panjang, lalu
manajemen menengah mengenai keputusan jangka menengah dan pada manajemen
operasional keputusan jangka pendek.

Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan utama yaitu sebagai berikut..


1. Perolehan dana, yakni aktivitas untuk memperoleh sumber dana baik itu berasal dari
internal perusahaan atau dari eksternal perusahaan.
2. Penggunaan dana, merupakan suatu aktivitas penggunaan atau menginvestasikan dana di
berbagai bentuk aset.
3. Pengelolaan Aset (Aktiva), adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah di dapat dan
telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (aktiva), dan harus dikelola secara
efektif dan efisien.

Konsep manajemen dapat kita gambarkan dalam kalimat seperti ini "membuat keputusan,
memberi perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan pekerjaan dan system reward
(imbalan) dan mempekerjakan orang untuk melaksanakan kebijakan".

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan tidak hanya pada pencatatan akuntansi saja. Manajemen keuangan
merupakan bvagian yang sangat penting dan tidak dapat dianggap sepele. Pada prakteknya
manajemen keuangan meruakan aktivitas dan hadir untuk menyehatkan keuangan perusahaan
atau organisasi. Maka dari itu membuat hal tersebut, mari kita melihatPrinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan sebagai berikut...

Consistency (Konsistensi), merupakan prinsip yang mana sistem dan kebijakan


keuangan perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan, tidak berubah dari setiap
periode, tetapi yang perlu ditekankan bahwa sistem keuangan bukan berarti tidak dapat
dilakukan penyesuaian ketika terdapat perubahan signifikan dalam perusahaan.
Pendekatan keuangan yang tidak konsisten menjadi tanda bahwa ada manipulasi pada
pengelolaan keuangan perusahaan.
Accountability (Akuntabilitas), adalah suatu kewajiban hukum dan juga moral, yang
mana melekat untuk setiap individu, kelompok ataupun perusahaan dalam memberi
penjelasan bagaimana dana ataupun kewenangan yang telah diberikan oleh pihak ke-3
dipergunakan. Setiap pihak harus memberi penjelasan mengenai penggunaan sumber
daya dan apa yang telah dicapai suatu bentuk pertanggung jawaban kepada yang
berkepentingan, agar semua tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu
dipergunakan. da
Transparancy (Transparansi), adalah prinsip yang mana setiap kegiatan manajemen
harus terbuka baik dalam memberikan informasi tentang rencana dan segala aktivitas bagi
yang berkepentingan, termasuk laporan keuangan yang wajar, lengkap, tepat waktu dan
akurat yang dapat diakses dengan mudah oleh yang berkepentingan, jika tidak transparan
maka akan berdampak suatu penyelewengan kegiatan.
Viability (Kelangsungan Hidup) adalah prinsip yang mana menekankan pada kesehatan
keuangan perusahaan terjaga, semua pengeluaran operasional ataupun ditingkat yang
strategi harus disesuaikan denga dana yang ada, kelangsungan hidup entitas merupakan
ukuran suatu tingkat keamanan serta keberlanjutan keuangan perusahaan.Manajemen
keuangan harus menyusun rencana keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu
perusahaan bisa menjalankan rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan.
Integrity (Integritas) adalah setiap individu wajib mempunyai tingkat integritas yang
mempuni dalam menjalankan kegiatan operasional. Tidak hanya itu, pencacatan dan
laporan keuangan harus terjaga integritasnya dengan kelengkapan dan tingkat keakuratan
suatu pencatatan keuangan.
Stewardship (Pengelolaan) adalah prinsip dimana dapat mengelola dengan baik dana
yang telah didapatkan dan memberikan jaminan akan dana yang diperoleh tersebut untuk
direalisasikan tujuan yang telah ditetapkan, dalam prateknya dilakukan dengan hati-hati
dengan membuat perencanaan strategis, mengidentifikasi risiko keuangan yang ada serta
menyusun dan membuat sistem pengendalian keuangan yang sesuai.
Accounting Standards (Standar Akuntansi) adalah sistem akuntansi keuangan harus
sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar aturan akuntansi yang telah berlaku dengan
tujuan laporan keuangan yang dihasilkan dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti
dari semua pihak yang berkepentingan.
Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja

Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan memiliki fungsi yang sangat strategis.
Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan dan untuk menilai kinerja
perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sahamnya telah tercatat dan diperdagangkan di
bursa. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat memberikan
analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang juga
mencerminkan fundamental perusahaan sehingga informasi tersebut dapat memberikan
landasan bagi keputusan investasi. Ada bagian dalam laporan keuangan yang sering tidak
diperhatikan investor, seperti laporan direksi atau manajemen perusahaan. Padahal, pada
bagian tersebut manajemen sering kali menjelaskan mengenai perjalanan perusahaan selama
ini, prospek dan recana mereka kedepannya. Dari sini Anda juga dapat melihat seberapa
yakin manajemen terhadap prospek perusahaan. Dari ulasan manajemen ini Anda dapat pula
melihat perkembangan bisnis terakhir, produk, persaingan dan kondisi keuangannya.
Angka-angka yang tertera dalam laporan keuangan itu menggambarkan kinerja
perusahaan dan kemampuan manajemennya dalam mengelola usaha tersebut. Dari angka
tersebut juga dapat dijadikan dasar untuk memproyeksikan apa yang akan terjadi.

Jenis Laporan Keuangan Perusahaan


Laporan keuangan perusahaan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) bagian, yaitu :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Modal

5. Catatan atas Laporan Keuangan


Ketentuan Pelaporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan perusahaan di pasar modal mengacu kepada Peraturan
Bapepam dan Peraturan BEI, yaitu :

1. Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2. tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan


Berkala.

2. Peraturan BAPEPAM nomor VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

3. Peraturan BAPEPAM nomor VIII.G.11. tetang Tangguung Jawab Direksi atas Laporan
Keuangan.
4. Surat Edaran BAPEPAM tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik.
5. Peraturan Pencatatan BEI nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi.

Komponen Laporan Keuangan Perusahaan


Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukan aktiva
(aset), kewajiban (hutang) dan ekuitas (modal) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
Aktiva atau aset adalah segala sesuatu yang dmiliki perusahaan, sedangkan pasiva (kewajiban
& ekuitas) dapat dikatakan segala sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh atau
membiayai aset tadi. Dalam neraca, aktiva lancar disajikan terpisah dari aktiva tidak lancar
dan kewajiban lancar terpisah dari kewajiban tidak lancar, kecuali untuk industri tertentu
yang diatur secara khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.

1. Komponen Utama Neraca :


Aktiva

Aktiva Lancar :
a. Kas dan Setara Kas;

b. Investasi Jangka Pendek;

c. Wesel Tagih;

d. Piutang Usaha;

e. Piutang Lain-Lain;

f. Persediaan;

g. Pajak Dibayar Dimuka;

h. Biaya Dibayar Dimuka;

i. Aktiva Lancar Lain-Lain.

2. Aktiva Tidak Lancar:

a. Piutang Hubungan Istimewa;

b. Aktiva Pajak Tangguhan;

c. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi;

d. Investasi Jangka Panjang Lain;

e. Aktiva Tetap;
f. Aktiva tak Berwujud;

g. Aktiva Lain-Lain.

Kewajiban

1. Kewajiban Lancar :

a. Pinjaman Jangka Pendek;

b. Wesel Bayar;

c. Hutang Usaha;

d. Hutang Pajak;

e. Beban Yang Masih Harus Dibayar;

f. Bagian Kewajiban Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun;

g. Kewajiban Lancar Lain-lain.

2. Kewajiban Tidak Lancar:

a. Hutang Hubungan Istimewa;

b. Kewajiban Pajak Tangguhan;

c. Pinjaman Jangka Panjang;

d. Hutang Sewa Guna Usaha;

e. Hutang Obligasi;

f. Kewajiban Tidak Lancar Lainnya;

g. Hutang Subordinasi;

h. Obligasi Konversi.
Ekuitas

1. Modal Saham;

2. Tambahan Modal Disetor;

3. Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Perusahaan;

4. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan / Perusahaan Asosiasi;

5. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengandali;

6. Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Efek Tersedia Untuk Dijual;

7. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap;

8. Saldo Laba;

9. Modal Saham Diperoleh Kembali.

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu
yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan
aktivitas lainnya.
Komponen utama laporan laba rugi yang diuraikan di bawah ini menggunakan metode beban
fungsional. Bagi jenis-jenis industri tertentu, dimungkinkan untuk menggunakan metode lain
yang telah ditentukan.
Komponen Utama Laporan Laba Rugi :
a. Penjualan Bersih atau Pendapatan Usaha;

b. Beban Pokok Penjualan;

c. Laba (Rugi) Kotor;

d. Beban Usaha;

e. Laba (Rugi) Usaha;

f. Penghasilan (Beban) Lain-lain;

g. Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi;

h. Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan;


i. Beban (Penghasilan) Pajak;

j. Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal;

k. Pos Luar Biasa;

l. Laba (Rugi) Sebelum Hak Minoritas;

m. Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Bersih Anak Perusahaan;

n. Laba (Rugi) Bersih;

o. Laba (Rugi) Per Saham Dasar;

p. Laba (Rugi) Per Saham Dilusi.

Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
pelaporan.

Laporan ini harus menyajikan :


a. Laba (Rugi) bersih periode pelaporan;

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
dalam ekuitas;

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi atas kesalahan
mendasar;

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, antara lain berupa
penyetoran modal saham dan pembagian dividen;

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya;

f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal ditempatkan dan disetor
penuh, tambahan modal disetor dan pos-pos ekuitas lainnya pada awal dan akhir periode
yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan Arus Kas
Laporan ini menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama
periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dari
sinilah Anda dapat mengetahui apakah uang perusahaan cukup atau tidak untuk membagi
dividen. Laporan arus kas juga dapat mencerminkan apa yang sesungguhnya terjadi pada
perusahaan. Walaupun merugi, perusahaan masih dapat hidup selama arus kasnya positif.
Selain itu dapat juga dilihat dari free cash flow (arus kas operasional dikurangi dengan capital
expenditure), perusahaan yang free cash flow-nya bertumbuh punya prospek yang bagus
karena punya uang untuk ekspansi.
Komponen Utama Laporan Arus Kas :
Arus Kas dari aktivitas operasi, adalah arus kas yang terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan, oleh karena itu arus kas ini pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba (rugi) bersih. Arus kas
dari aktivitas operasi antara lain dapat berupa arus kas dari transaksi penjualan, pembayaran
kepada pemasok, karyawan, bunga, beban operasional lainnya dan pajak penghasilan.
Perusahaan harus menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode
langsung (direct methode). Perusahaan yang baik tentu saja uang kasnya berasal dari sini.

Arus kas dari aktivitas investasi, mencerminkan penerimaan dan pengeluran kas sehubungan
dengan perolehan atau pelepasan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi antara lain dapat
berasal dari transaksi pembelian dan penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva
lain, serta uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. Tidak termasuk di sini
adalah penempatan dana perusahaan untuk jangka pendek seperti deposito yang kurang dari
satu tahun dan investasi pada efek untuk diperdagangkan.

Arus kas dari aktivitas pendanaan, timbul dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
dengan transaksi pendanaan jangka panjang dengan pemegang saham perusahaan dan
kreditur. Arus kas dari aktivitas pendanaan antara lain dapat berupa penerimaan kas dari
emisi saham dan obligasi, pembayaran dividen, serta pelunasan pinjaman.

Catatan Laporan Keuangan Perusahaan

Catatan atas Laporan Keuangan Perusahaan memberikan penjelasan mengenai


gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan
keuangan dan informasi penting lainnya.
Angka-angka pada laporan keuangan ibarat bahan mentah yang tidak ada gunanya
jika tidak diolah lebih dulu. Caranya yaitu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Analisa rasio-rasio pada laporan keuangan bermanfaat untuk membantu Anda untuk
melakukan berbagai analisis atas kinerja keuangan perusahaan. Anda juga harus
membandingkan dengan laporan keuangan dan rasio-rasio sebelumya, setidaknya sampai
lima tahun kebelakang untuk mengetahui tren bisnisnya. Untuk mengetahui bagus tidaknya
angka rasio yang Anda peroleh, Anda harus membandingkannya dengan rasio perusahaan-
perusahaan lain disektor sejenis atau dengan rasio rata-rata sektor tersebut. Melalui angka-
angka rasio keuangan, pemakai dapat membuat berbagai analisis kinerja perusahaan termasuk
keputusan investasi. Secara umum, rasio keuangan dibagi kedalam beberapa kelompok
seperti : rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang atau leverage, rasio kemampulabaan, serta
rasio saham.

Berikut beberapa rasio penting yang umum digunakan dalam berbagai analisis atas laporan
keuangan.
1. Current Ratio (Rasio Lancar). Rasio keuangan ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar
dapat menutupi kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka
pendek.
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar
2. Quick Ratio. Mengukur apakah perusahaan memiliki aset lancar (tanpa harus menjual
persediaan) untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi quick ratio
perusahaan, semakn baik kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar persediaan) / Utang Lancar
3. Debt to Equity Ratio (Rasio Utang atas Modal). Rasio keuangan ini sering disebut dengan
istilah Rasio Laverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan,
dengan demikian dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Semakin kecil angka
rasio ini semakin baik.
Debt to Equity = Total Utang / Ekuitas
4. Total Debt to Total Asset. Menggambarkan aktiva yang dipergunakan oleh perusahaan untuk
menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Total Debt to Capital Asset = Total Utang / Total Aktiva
5. Operating Profit Margin. Rasio keuangan ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan
terhadap laba operasi. Rasio ini semakin besar semakin baik.
OPM = Laba Operasi / Penjualan
6. Net Profit Margin. Rasio keuangan ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan
terhadap laba bersih perusahaan. Rasio ini semakin besar semakin baik.
NPM = Laba Bersih / Penjualan
7. Return on Equity (ROE) . Menggambarkan seberapa besar sumbangan keuntungan terhadap
pemegang saham.
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
8. Return on Asset (ROA) . Mencerminkan seberapa besar laba yang bisa dicetak perusahaan
dengan menggunakan seluruh asetnya.
ROA = Laba Bersih / Total Aset
9. Asset Turnover. Menunjukan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aset)
untuk menghasilkan penjualan.
Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
10. Receivable Turnover. Menunjukan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam
satu tahun.
Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Dagang
11. Inventory Turnover. Menunjukan berapa kali persediaan barang dagangan perusahaan
berputar dalam suatu periode tertentu.
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan
12. Account Payable Turnover. Menunjukan perputaran utang dagang dalam suatu periode
tertentu.
Account Payable Turnover = Harga Pokok Penjualan / Utang Dagang
13. Earning Per Share (EPS) . Rasio keuangan ini menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan
perusahaan untuk tiap saham yang diterbitkan.
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham
14. Price Earning Ratio (PER) . Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi investor,
semakin kecil PER-nya semakin bagus karena berarti saham tersebut relatif murah.
PER = Harga Saham / EPS
15. Book Value (Nilai Buku Saham). Menggambarkan perbandingan total dana pemegang saham
terhadap jumlah saham.
BV = Total Ekuitas / Jumlah Saham
16. Price to Book Value (PBV) . Rasio keuangan ini menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya
akan prospek perusahaan.
PBV = Harga Saham / Nilai Buku Saham
Mengenal Pasar Finansial (Financial Market)

Pengertian Pasar Finansial :


Pasar Finansial merupakan mekanisme pasar yang memungkinkan seseorang atau
korporasi dapat bertransaksi dengan mudah dalam melakukan penjualan dan pembelian yang
berada dalam bentuk sekuritas finansial seperti saham, dan obligasi. Dalam sekuritas
komoditas dimungkinkan dapat melakukan pembelian dan penjualan awal atas produk-
produk sumber alam seperti produk pertanian dan Pertambangan dan lain sebagainya.

Didalam Pasar Keuangan banyak sekali yang terkait didalamnya, mengenal Pasar ini
merupakan pasar terbesar didunia ada beberapa hal yang ada di dalamnya yaitu :

Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal


Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivatif
Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing

Pasar Finansial sendiri dapat diartikan dalam beberapa pengertian yaitu :|


Connector.
Suatu sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan
keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasidan
waran .
Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam
berbagai cara termasuk penggunaanbursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli
(over-the-counter).

Adapun beberapa jenis pasar Finansial yang terkandung dalam beberapa sub yaitu :|

Capital Market
Money Market

Capital Market ( Pasar Modal ) merupakan bagian dari Financial Market (Pasar Keuangan)
untuk surat berharga jangka panjang seperti saham, Pasar obligasi, Pasar komoditi, Pasar
keuangan, Pasar derivatif, Pasar berjangka, Pasar asuransi, Pasar valuta asing.

Berikut Pengertian dari masing-masing contoh Capital Market


PASAR SAHAM

Merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana


perdagangan saham.

PASAR OBLIGASI
PASAR KOMODITI
PASAR KEUANGAN
PASAR DERIVATIF
PASAR BERJANGKA
PASAR ASURANSI
Pengertian dan Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di
Indonesia dengan Penjelasan Terlengkap

Mengetahui Pengertian dan Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia dengan


Penjelasan Terlengkap
Yang kita ketahui lembaga keuangan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak
dalam bidang keuangan yang menyediakan layanan jasa penyimpanan, penyaluran atau
peminjaman dana kepada para nasabahnya, asuransi serta berbagai jenis bentuk tabungan
yang ditawarkan oleh pihak bank. Untuk mengetahu lebih lanjut mengenai lembaga keuangan
Berikut ini merupakan pengertian dari lembaga Keuangan.

Pengertian Lembaga Keuangan


Secara umum lembaga keuangan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. Sedangakan
menurut UU Perbankan No.14/1967, pasal 1 ayat b menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan Lembaga Keuangan adalah Semua badan yang melakukan kegiatan-kegiatan dibidang
keuangan yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya ke masyarakt.

Kegiatan utama dalam lembaga keuangan yaitu membiayai permodalan suatu bidang
usaha disamping usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum
digunakan oleh pemiliknya. Lembaga keuangan di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu
lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan bukan Bank

.
Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

Bentuk lembaga keuangan di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Lembaga Keuangan
Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Dari kedua jenis tersebut
memiliki perbedaan fungsi serta tujuan masing-masing.

1. Lembaga Keuangan Bank (LKB)

Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan jasa-jasa keuangan


dan menarik dana dari masyarakat secara langsung. Lembaga Keuangan Bank sering juga
disebut dengan depository intermediary. Lembaga Keuangan Bank menghimpun dan secara
langsung dari masyarakat dalm bentuk simpanan seperti Giro, tabungan atau Deposito
berjangka yang diterima oleh penabung atau unit surplus.

Berdasarkan fungsinya, lembaga keuangan bank dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut
penjelasannya.

1. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dipegang dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Tujuan
utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia yaitu untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Bank sentral memiliki tugas untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjada kelancaran sistem devisa dan
mengatur serta mengawasi Bank.
2. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam
ebntuk giro, deposit berjangka panjnag dan tabungan. Bank Umum juga memberikan
pinjaman dan jasa lalu lintas pembayaran dalm bidang keuangan kepada masyarakat,
bisa dikatakan bahwa tugas dari bank umum yaitu melayani masyarakat.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang menerima simpanan dari
masyarakat hanya dalam bentuk deposit berjangka, tabungan atau bentuk lainnya
disamakan dengan itu dan memberikan pinjaman kepada masyarakat.

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan
dalam bidang keuangan yang secara langsung dan tidak langsung menghimpun dana dan
menyalurkan ke masyarakat yang berguna membiayai investasi perusahaan. Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu lembaga keuangan kontraktual,
lembaga keuangan investasi, dan lembaga keuangan pembiayaan.

Lembaga keuangan kontraktual merupakan lembaga keuangan yang menarik dana dari
masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap resiko
ketidak pastian, seperti misalnya polis asuransi, atau program pensiun.

Lembaga keuangan investasi seperti misalnya perusahaan efek, reksadana. Sedangkan


lembaga keuangan bukan bank lainnya yaitu perusahaan modal ventura dan perusahaan
pembiayaan (Finance Company) yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak
piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.

Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank

1. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari
dana (emitem) dengan para penanam modal (investor). Yang diperjual belikan dalam
pasar modal adalah efek-efek seperti saham dan obligasi yang diukur dari waktunya
modal yang diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.
2. Pasar Uang
Pasar uang merupakan pasar tempat memperoleh dana dan investasi dan investasi dana.
Berbeda dengan pasar modal, pada pasar uang modal yang ditawarkan berjangka pendek
sedangkan di pasar modal berjangka waktu panjang. Dalam pasar uang, transaksi lebih
banyak dilakukan dengan media elektronika sehingga nasabah tidak perlu datang
langsung.
3. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menghimpun dana dari para
anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi
dan masyarakat umum. Anggota koperasi simpan pinjam sementara menyimpan uang
dalam koperasi sebelum digunakan. Kemudian oleh pengurus koperasi dipinjamkan
kembali kepada para anggota yang membutuhkan dana, jika memungkinkan uang
tersebut dapat dipinjamkan kepada masyarakat umum yang membutuhkan.
4. Perusahaan Pegadaian
Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas
pinjaman dengan memberikan jaminan tertentu. Jaminan yang diberikan nasabah
kemudian akan di taksir oleh pihak pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan, dan
besarnya nilai jaminan akan mempengaruhi jumlah pinjaman.
5. Perusahaan Leasing
Perusahaan leasing merupakan perusahaan yang lebih menekankan pada pembiayaan
barang-barang modal yang di inginkan oleh nasabahnya. Pembayaran dilakukan oleh
nasabah sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Contoh seorang ingin membeli
barang secara kredit, maka kebutuhan pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan
leasing. Perusahaan leasing lebih banyak bergerak dalam bidang pembiayaan barang-
barang kebutuhan modal.
6. Perusahaan Kartu Plastik
Perusahaan menerbitkan kartu plastik atau kartu kredit yang dapat digunakan sebagai
pengganti uang tunai yang berfungsi dalam berbagai keperluan. Kartu plastik dapat
diterbitkan oleh bank atau lembaya pembiayaan lainnya.
7. Dana Pensiun
Dana pensiun dikelola oleh perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun dari
suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang mengelola
dana pensiun dapat dilakukan oleh bank atau perusahaan lainnya.Dana pensiun
dihimpun melalui iuran yang dipotong dari gaji karyawan, yang kemudian dana yang
terkumpul diusahakan lagi dengan menginvestasikannya ke berbagai sektor yang
menguntungkan.
8. Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan modal ventura merupakan jenis perusahaan yang relatif baru di Indonesia.
Perusahaan ini merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang usahanya
mengandung resiko tinggi. Karena dalam perusahaan modal ventura lebih banyak
memberikan pembiayaan dalam bentuk kredit tanpa jaminan yang umumnya tidak
dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. Meskipun saat ini pihak perbankan telah
memperlunak persyaratan untuk memperoleh kredit, selama ini kredit dengan jaminan
sangat menyulitkan, memberatkan dan menghambat nasabah untuk memperoleh modal.
9. Perusahaan Anjak Piutang
Perusahaan anjak piutan atau factoring merupakan perusahaan yang bergerak dalam
mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit
bermasalah perusahaan lain atau dapat pula mengelola penjualan kredit perusahaan yang
membutuhkannya.
10. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan, dan
setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang akan menanggung kerugian dengan
menggantikannya apabila nasabah mengalami musibah atau terkena resiko sesuai
dengan perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai