Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nama Anggota :
Kelas : 2 KA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
tetap ini sebagai tugas kuliah kimia fisika sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian tengah semester.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik dari sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan,dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester
mata kuliah kimia fisik tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang
diharapkan. Kami mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua
pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya laporan tetap kami sajikan khusus untuk membahas tentang
praktek Kimia Fisika. Untuk lebih jelas simak laporan tetap. Mudah-mudahan
laporan tetap ini bisa memberikan pengetahuan yang mendalam tentang praktik
kimia fisika kepada kita semua.
Laporan tetap ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading
yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah
menguap dengan pengukuran massa jenis gas
Dapat menggunakan alat dengan terampil dan teliti
= : =
= ()
= ( ) =
Keterangan :
- BM = beratmolekul
-T = temperaturabsolut (K)
- = massajenis (gram/liter)
Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari
1000C di tempatkan dalam labu erlenmeyer (labugodok) bertutup yang
mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, kemudian labu
Erlenmeyer dipanaskan, cairan akan menguap dan uapnya akan
mendorong udara yang terdapat pada labu Erlenmeyer keluar melalui
lubang kecil tadi. Setelah semua udara keluar, uap cair sendiri yang
akan keluar, sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila keadaan
kesetimbangan dicapai yaitu tekanan udara luar. Pada kondisi
kesetimbangan ini, labu Erlenmeyer hanya berisi uap cair an dengan
tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume labu Erlenmeyer, dan
suhu sama dengan titik didih air dalam penangas air (sekitar 1000C).
labu Erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas air, di dinginkan
dan di timbang sehingga massa gas yang terdapat di dalamnya dapat
diketahui. Kemudian dengan menggunakan persamaan :
= () , .
VI. PERHITUNGAN
7.1 Menghitung volume labu erlenmeyer dengen menggunakan
massa jenis air dalam tabel berikut ini
Suhu 00C 20C 40C 60C 80C
10 0C 0,9997 0,9995 0,9993 0,9990 0,9986
20 0C 0,9981 0,9973 0,9973 0,9968 0,9963
30 0C 0,9957 0,9951 0,9944 0,9937 0,9930
= =28C
312,751
=
0,9963
1
= 313,9125 1000
= 0,3139 L
= 110,4 gr 109,9490 gr
= 0,451 gr
3
3 =
0,451
=
0,3139
= 1,4367 gr/l
3 = 82 + 273 = 355
=
0,451 .
1 0,3139 = 0,08206 355
.
13,1382 ../
0,3139 / =
13,1382 ../
BM = 0,3139 /
BM = 41,8547 gr/mol
% KesalahanCHCl3= 100 %
119,3841,8547
= 100 %
119,38
77,5253
= 100 %
119,38
= 64,9399%
VII. PERTANYAAN
Jika berat molekul gas x = 120 gram/mol
Dan dianalisa menunjukkan bahwa :
Karbon = 10 %
Klor = 89,0 %
Hydrogen = 1,0 %
Bagaimana rumus molekul senyawa tersebut.
JAWABAN :
10
Ar C = 120 gr/mol = 12 gr/mol
100
12 /
n= =1
12 /
89
1. Ar Cl = 120 gr/mol = 106,8 gr/mol
100
106,8 /
n= =3
35,5 /
1
2. Ar H = 120 gr/mol = 1,2 gr/mol
100
1,2 /
n= =1
1,00797/
\Kaca Arloji
Labu Takar
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan,
H = Qp = 0
Perubahanpanasdalamkeadaaninidapatdinyatakan :
Dimana :
K adalah kalorimeter
1. R (T1) P (T1) H1
Step kedua adalah sederhana suatu perubahan temperature dari kalorimeter dan
hasil reaksi :
Jika kapasitas panas calorimeter dan hasil reaksi diketahui, panas reaksi T1 dan
dapat dihitung dari pengukuran temperatur T1 dan T2
Dalam keadaan encer dari asam kuat dan basa kuat dapat reionisasi
sempurna menjadi ion-ionnya. Begitu juga garamnya yang berasal dari asam
kuat dan basa kuat akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya dalam
larutan. Reaksi asam kuat dengan basa kuat disebut reaksi.
H+ + OH- H2O
Prinsip pada kalor netralisasi adalah asas black yang menyatakan
bahwa kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima sedangkan
metode yang digunkan adalah kalorimetri yang berdasarkan pada hl
penyeimbangan suhu dua larutan dalam suatu sistem adiabatik. Kalor
netralisasi adalah panas yang ditimbulkan pada penetralan asam kuat atau basa
kuat tetapi untuk tisap tiap mol H2O yang terbentuk, bila asam lemah kalor
netralisasi tidak tetap, karena adanya kalor ionisasi.
Panas yang terjadi tidak bergantung sifat dari anion asamnya dan kation
basanya. Jika asam atau basa tidak terionisasi sempurna, sebagai contoh : asam
asetat reionisasi sebagian dalam larutan dan ternetralisasi oleh natrium
hidrokasida yang reaksinya sebagai berikut :
CH3COOH H3COO- + H+
H++ OH- H+
1. Kalorimeter termos
2. Kalorimeter bom
3. Kalorimeter themman,dll.
Kalorimeter yang sederhanan dapat dibuat dari sebuah bejana plasik yang
ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistem yang terionisasi. Cara kerja
kalorimeter adalah sebagai berikut ,sebelum zat pereaksi direaksikan didalam
kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan masing-masing
pereaksi ini memiliki suhu yang sama, setelah suhunya diukur kedua larutan
tersebut dimasukkna kedalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi
dengna baik , kemudian suhu air diukur .
LarutanNaOH 1N
Larutan HCl 1N
Larutan asam asetat anhidrat 1N
Aquadest
IV. GAMBAR ALAT (terlampir)
V. LANGKAH KERJA
5.1 Penentuan tetapan kalorimeter
t3
T2= 37,0
T3=31,0
T5= 31,7
T5 =31,5
= 10 GR
0,37 . 1,18 . .1000
=
36,5
= 11,9616
N1. V 1 = N2 .V 2
1 0,25
V1=
11,9616
= 20,9ml
0,97 .1,049 .1000
=
102,09
=9,9669 N
N1. V 1= N2 .V 2
2.2
V1 = 1
1 0,1
V1= 9,9669
=10,0332ml
4. Menentukan tetepan kalorimetri
Diketahui: T1 = 27,2
T2 =27,0
T3 =31,5
Tetapankalorimeter (x)
. (22(3)1)
X= (31)
252
X =31,5 27,2
X = 58,6046J/
=100x 1 gr /ml
=100 gr
C= 4,2 j/gr
T4 = 28
T5 = 31,7
= T5 -T4
=31,7 28
=3,7
=1770,837 J
=100x 1 gr /ml
=100 gr
C= 4,2 j/gr
T4 =28
T5 = 31,5
= T5 -T4
=31,5 28
=3,5
= 1470 J + 205,1161J
= 1675,1161 J
IX. ANALISIS PERCOBAAN
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghitung panas reaksi dengan menggunakan hukum HESS
Kalor pelarutan adalah entalpi suatu larutan yang mengandung 1 mol zat
terlarut, relatif terhadap zat terlarut atau pelarut muni pada suhu dan tekanan
sama. Entalpi suatu larutan pada suhu T relatif terhadap larutan dan zat terlarut
murni pada suhu To dinyatakan sebagai :
Dimana :
- H = entalpi dari n1+ n 2 mol pelarut dari komponen 1 dan 2 pada suhu T
realtif terhadap suhu To
- H1 dan H 2 = entlpi molal dari komponen 1 dan 2 murni pada suhu relatif
terhadap temperatur To
- HS2 = Panas pelarutan integral dari komponen 2 pada suhu T
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefinisikan sebagai entalpi jika suatu mol
zat dilakukan dalan n mol pelarut. Panas pelarutan differensial didefinisikan
sebagai perubahan entalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah
larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam penambahan 1
mol zat terlarut. Secara matematik didefinisikan sebagaimana di m/dm, yaitu
perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas pelarutan
differensial dan dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan.
Perubahan entalpi yang menyerti pelarutan suatu senyawa disebut panas
pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai
pencampuran kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalai
peristiwa ionisasi.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari pnas
pelarutan dua senyawa yaitu tembaga(II) sulfat 5H2O dan tembaga (II) sulfat
anhidrat. Dengan menggunakan hukum Hess dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4(S) + aq CuSO4. 5H2O
Menurut hukum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak
tergantung kepada jalannya reaksi tetapi hanya tergantung kepada keadaaan
awal dan akhir dari suatu reaksi :
Sebagai contoh penggunaan hukum Hess :
CuSO4(S) + aq CuSO4(aq) 0 = a kj
CuSO4 . 5H2O + aq CuSO4(aq) + 5H2O(aq) 0 = b kj
Sehingga :
CuSO4. 5H2O(S) + aq CuSO4(aq) + 5H2O(aq) 0= (a-b) kj
Catatan :
Serbuk CuSO4 anhidrat diperoleh dengan jalan memanaskan CuSO4 penta hidrat
sampai warnanya berubah dari biru menjadi putih. Simpan dalam desikator
sampai dingin dan selanjutnya ditimbang.
V. KESALAMAT KERJA
Dalam menjaga keselamatan kerja usahakan dalam berkerja hati hati dan
gunakan jas lab, dan kaca mata pelindung. Jika anggota tubuh kena bahan kimia
yang digunakan cuci dengan air mengalir.
4X = 210 (2)
X = 105 Joule
H = + 105 J
0,02 mol
= 5250 J/mol
= 5,25 kJ/mol
Q reaksi = - Hs
= - 892,5 J
H = -892,5 J
0,0313 mol
= - 28514,377 J/mol
= - 28,51437 kJ/mol
Jadi :
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat diharapkan :
2. DASAR TEORI
Bila suatu zat sukar menguap dilarutkan dengan zat pelarut, akan terjadi
suatu peristiwa penurunan tekanan uap. Akhirnya pada suhu tertentu tekanan uap
zar pelarut dalam larutan akan selalu lebih rendah dari keadaan murninya.
Besarnya tekanan uap ini akan tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan.
Perubahan tekanan mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari
larutan.
P1 P2
Murni Larutan
X1 = P/P0
ln P/P0 = ln X1
X1 + X2 = 1 X1 = 1 X1
Ln P/P0 = ln (1 X2)
ln P = Hf (T T0) = Hf . Tf
P0 R T0T R T0 T
ln P = Hf (T T0)
P0 R T02
Menurut persamaan Roult maka ln P/P0 = ln (1 X2), sehingga terjadi persamaan
dibawah ini :
ln (1 X2) = Hf Tf / R T02
X2 = Hf Tf
R T02
Tf = R T02 X2
Hf
Tf = R T02 G2 / M2
Hf G1 / M1
= R T02 M1 1000 G2
1000 Hf M1 . G1
= Kf 1000 G2
M2 G1
M2 = 1000 Kf G2
Tf G1
Penurunan titik beku apabila 1 mol zat terlarut dilakukan dalam 1000 gr pelarut.
Penurunan titik beku adalah selisih titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebuh rendah ddari titik beku pelarut. Titik beku pelarut
murni adalah 0C. Titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molaritas
dengan tetapan penurunan titik beku pelarutan (Kf) dinyatakan dengan persamaan
:
P : massa pelarut
6. KESELAMATAN KERJA
Untuk menjaga keselamatan dalam melakukan percobaan gunakanlah jas
lab dan kacamata pelindung.
7. PROSEDUR KERJA
1. Menetukan berat jenis asam asetat glacial dengan menggunakan
piknometer atau aereometer.
2. Mengambil 50 ml pelarut, memasukkan kedalam alat sampai/sambil
didinginkan, mencatat suhunya untuk setiap 30 detik, hingga suhu konstan,
kemudian melihat sudah membeku atau belum.
3. Mencairkan pelarut kembali, kemudian menambahkan zat yang sudah
diketahui berat molekulnya (naftalena) 2 gr, didinginkan lagi dan mencatat
suhunya setiap 30 detik hingga suhu tetap sampai membeku.
4. Mencatat selisih titik beku dari percobaan 2 dan 3.
5. Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan
dicari berat molekulnya (zat x).
8. DATA PENGAMATAN
1) Penentuan titik beku naftalena
a. Titik beku Asam Asetat Glasial (Naftalena) (suhu awal 260C)
Waktu setiap 30 detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Suhu asam asetat glasial 18 14,5 15 15 15 15 15 15 15
(0C)
Jawab :
Kf = Tf x Mr naftalena x m Asam asetat
Gram naftalena x 1000
=3,6C x 128 gr/mol x 52,52 gr
2 gr x 1000
= 24201,216 grC/mol
2000
= 12,1006 gr0C /mol
Gram zat x = 2 gr
Kf = 12,1006 gr0C /mol
Jawab :
Mr zat x = 1000 x Kf x gram zat x
m.asam asetat x Tf
= 1000x 12,1006 gr0C /mol x 2 gr
52,52 gr x 3,60C
= 153,5998 gr/mol
6. % kesalahan
a. % kesalahan penentuan berat jenis Tf0 asam asetat glasial
% kesalahan = Tf0 teori - Tf0 praktek x 100%
Tf0 teori
= 16,7 15 x 100%
16,7
= 10,17 %
= 0,1334 %
= 14,62 %
10. PERTANYAAN
Titik beku uatu zat adalah temperatur pada suatu zat setimbang
dengan pelarut padatnya atau suhu dimana suatu fase zat berubah
dari fase cair ke fase padat.
3. Apa yang menyebabkan turunan tekanan uap pada pemberian zat terlarut ?
12. KESIMPULAN
Dari percobaan titik beku yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
GELAS KIMIA
HASIL KALI KELARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menghitung
kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitung panas kelarutan
PbCl2 dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
4. Pada tabung reaksi yang lain, menyiapkan larutan berikut table 2.2 :
No.Campuran Volume Pembentukkan
Pb(NO3)2 Volume KCl endapan Suhu0C
0,075M (ml) 1M (ml) (sudah/belum)
1 10 1,5
2 10 2,0
3 10 2,5
4 10 3,0
5 10 3,5
6 10 4,0
5. Menempatkan campuran yang terbentuk endapan pada penangas atau labu
Erlenmeyer yang dipanaskan seperti terlihat pada gambar, ketika penangas
dipanaskan menggunakan thermometer untuk mengaduk larutan secara perlahan-
lahan (kecepatan pemanasan penangas kira-kira 1C per menit) mencatat suhu
ketika endapan tepat larut. Melakukan hal yang sama untuk campuran-campuran
lain, mencatat semua hasil yang diperoleh pada table 2.2
V. DATA PENGAMATAN
6.1 Tabel 2.1
Reaksi Pencampuran :
0,075 M 1M
Mol : 0,75 mmol 1,5 mmol - -
0,75
[PbCl2] = = = 0,0652 M
11,5
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,0652)3
0,075 M 1M
0,75
[PbCl2] = = = 0,0625 M
12
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,0625)3
0,075 M 1M
0,75
[PbCl2] = = = 0,06 M
12,5
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,06)3
0,075 M 1M
0,75
[PbCl2] = = = 0,0567 M
13
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,0567)3
0,075 M 1M
0,75
[PbCl2] = = = 0,0555 M
13,5
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,0555)3
0,075 M 1M
0,75
[PbCl2] = = = 0,0535 M
14
PbCl2 2+ + 2
s 2s
Ksp = x 2 2 = 4 3 = 4 (0,0535)3
Ksp = 6,12 104
6.3 Penentuan ( )
T = 75
1 1
T = 273 + 75 = 348 b = = 0,00287
348
T = 77
1 1
T = 273 + 77 = 350 b = = 0,00286
350
T = 78
1 1
T = 273 + 78 = 351 b = = 0,00285
351
T = 79
1 1
T = 273 + 79 = 352 b = = 0,00284
352
1 1
T = 273 + 80 = 353 b = = 0,00283
353
T = 83
1 1
T = 273 + 83 = 356 b = = 0,00280
356
Tabel 2.2
Volume Volume Suhu Pelarutan Ksp Log 1
( )
No Pb(NO3)2 KCl (104 ) Ksp
1. 10 ml 1,5 ml 75 348 11,08 -2.95 0,00287
2. 10ml 2,0 ml 72 350 9,76 -3,01 0,00286
3. 10 ml 2,5 ml 78 351 8,64 -3,06 0,00285
4. 10ml 3,0 ml 79 352 7,64 -3,11 0,00284
5. 10 ml 3,5 ml 80 353 6,83 -3,16 0,00283
6. 10 ml 4,0 ml 83 336 6,12 -3,21 0,00280
X (Suhu) Y (Ksp) 2 xy
. .
Slope = 2
. 2 ( )
(6 0,39143)(472 0,005007)
=
(6 37132)(4722 )
2,34852,63304
=
22279222784
0,28454
=
8
= -0,03557
2
Intersep =
. 2 ( 2 )
(185,9199)(184,7544)
=
222792222784
1,165
=
8
= 0,1456
. .
Slope = 2
. 2 ( )
(6 0,0438)(0,01705 18,5)
=
(6 48,44 106 )(0,01705)2
0,26280,3154
=
0,00029060,0002907
0,0526
=
0,0000001
= 526 103
2
Intersep =
. 2 ( 2 )
(0,000896)(0,0007468)
=
0,0000001
0,0001443
=
0,0000001
= -14493
X (Suhu) Y (Kelarutan) 2 Xy
. .
Slope = 2
. 2 ( )
(6 7732,24)(472 98,51)
=
(6 37132)(4722 )
46393,4446496,51
=
22279222784
103,28
=
8
= -12,91
2
Intersep =
. 2 ( 2 )
(3657878,37)(3649617,28)
=
222792222784
18256,04
=
8
= 1032,005Persamaan
y = -12,91 x + 1032,005
Kurva Ksp terhadap Suhu
0.0012
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
74 76 78 80 82 84
-3
-3.05
-3.1
-3.15
-3.2
-3.25
Pada praktikum kali ini yaitu hasil kali kelaruitan yang bertujuan untuk
memperlihatkan prinsip hasil kali kelarutan, menghitung kelarutan elektrolit yang
bersifat sedikit larut. Sampel yang digunakan adalah Pb(NO3)2 dan KCl
sebagaizat yang dapat menyebabkan pengendapan suatu larutan.Dalam melakukan
percobaan kali ini, volume KCl divariasikandengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh volume yang diberikanKCl sehingga terbentuk atau tidak
endapan pada larutan Pb(NO3).
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
a. Menetapkan besarnya titik leleh suatu zat padat dengan alat penentu titik
leleh
b. Menetapkan besarnya titik nyala suatu zat cair dengan alat penentuan
titik nyala.
Sifat fisik dan kimia asam oksalat: berwarna putih, dan tidak berbau,
mempunyai berat molekul 126 gr/mol dan mempunyai densitas sebesar 1,653
gr/cm3. Asam oksalat banyak digunakan di industri untuk: bahan pelapis yang
melindungi logam dari kerak, Menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan
sebagai blenching, bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat,
sebagai indikator dalam pabrik polimer.
Pada penentuan titik nyala menggunakan zat asam asetat glasial, bejana
logam bagian atas harus dijaga agar tetap kering. Suhu diukur dengan
menggunakan termometer, penentuan titik nyala ditandai dengan percikan api.
Dan didapat kan titik nyala asetat glasial sebesar 59 o
ASAM BENZOAT
Asam benzoat merupakan padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam
karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garam
turunannya digunakan sebagai pengawet makanan.Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
INFORMASI LINGKUNGAN
ASAM OKSALAT
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asamorganik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asamasetat. Di-anionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak
larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-
COOCa), penyusun utama jenis batuginjal yang sering ditemukan.Asam oksalat
pertama kali disintesis oleh Carl W.Scheele pada tahun 1776 dengan cara
mengoksidasi gula dengan asan nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan asam
oksalat terdapat pada tanaman sorrel. Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan
bahwa asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji
dalam larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang
mengandung dua gugus karboksil yang terletak pada ujung-ujung rantai karbon
yang lurus yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis,
berwarna putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol.
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air (8%
pada 10o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral
dengan logam alkali (Na,K), yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu dengan
logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam berat, mempunyai
kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara praktis tidak
larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk
menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.
Asam oksalat mempunyai massa molar 90.03 g/mol (anhidrat) dan 126.07 g/mol
(dihidrat), rupa putih, kepadatan dalam fase 1,90 g/cm (anhidrat) dan 1.653 g/cm
(dihidrat), kelarutan dalam air 9,5 g/100 mL (15C), 14,3 g /100 mL (25C?), dan
120 g/100 mL (100C), dan titik didih sebesar 101-102C (dihidrat) (Anonim, 22
oktober 2010).
V. DATA PENGAMATAN
4.1 Titik leleh
No Senyawa Nilai teoritis Nilai praktik
1 Asam benzoat 121-123 C 116,5-126,5 C
2 Asam oksalat 104-106 C 96,0-108,3 C
4.2 Titik nyala
No Senyawa Nilai teoritis Nilai Praktik
1 Kerosin 38-72 C 41,3 C
VI. PERTANYAAN
1. Tuliskan definisi titik leleh dan titik nyala suatu zat?
Jawab :
Titik leleh adalah temperatur di mana padatan menjadi cairan pada tekanan
normal.
Titik Nyala adalah Temperatur terendah di mana campuran senyawadengan
udara pada
tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi,misalnya dengan
adanya
percikan api.
2. Jelaskan mengapa kita perlu mengetahui basarnya titik leleh dan titik nyala
suatu zat?
Jawab :
Agar kita dapat berhati-hati dalam melakukan suatu percobaan dan agar bisa
tau tingkat
bahayanya jika sebelumnya kita tau titik leleh ataupun titik nyala yang normal
dari suatu
zat tertentu.
VII. ANALISA DATA
Pada percobaan kali ini yaitu penentuan titik leleh dan titik nyala dimana
bahan yang digunakan untuk penentuan titik leleh umumnya berupa padatan,
sedangkan untuk penentuan titik nyala berupa cairan. Adapun bahan yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah asam benzoat dan asam oksalat untuk
penentuan titik leleh, sedangkan untuk titik nyala menggunakan kerosene
(minyak tanah).
Pada penentuan titik leleh harus memperhatikan penempatan senyawa dalam
pipa kapiler. Senyawa/sampel dimasukkan dalam pipa kapiler dengan salah satu
ujungnya ditutup dengan cara dibakar. Mengupayakan agar sampel dalam pipa
kapiler tidak terdapat ruang kosong/udara, harus dipadatkan dengan cara
menjatuhkan pipa kapiler ke dalam pipa gelas secara berulang-ulang. Kecepatan
pemanasan diatur pada range 2-3 dan suhu diatur sesuai dengan yang dianalisis.
Titik leleh dapat dilihat dari proses mencairnya padatan, namun hal yang perlu
diperhatikan adalah tetesan pertama karena tetesan pertama dari zat tersebut
merupakan suhu titik lelehnya.
Pada penentuan titik nyala menggunakan bahan kerosene. Hal yang
dilakukan adalah memeperhatikan range suhu yang dianalisis. Bila telah
mendekati range secara teori harus memperhatikan apakah sudah muncul atau
tidak api pada permukaan logam karena titik nyala diindikasikan dengan
munculnya api pada permukaan dan pinggiran yang melingkari logam. Bila telah
mendapat titik nyala maka segera mematikan alat karena apabila pemanasan
dilakukan terlalu lama akan terjadi kebakaran.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
Titik leleh adalah suhu dimana suatu padatan berubah menjadi cair, sedangkan
titik nyala adalah suhu terendah dari suatu larutan dimana akan timbul
penyalaan api sesaat, apabila permukaan larutan tersebut didekatkan nyala api.
Titik leleh (teori)
Asam benzoat = 121-123 C
Asam oksalat = 104-106 C
Titik leleh (praktik)
Asam benzoat = 116,5-126,5 C
Asam oksalat = 96,0-108,3 C
Titik Nyala Kerosine
Teori = 38-72 C
Praktik = 41,3
GAMBAR ALAT
Pipa kapiler
Thermometer
Flash point
Tabung Elpiji
DAFTAR PUSTAKA
Kelarutan . 2017.Pelembang.
(https://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/10/laporan-barat-molekul.html)
Sriwijaya.Palembang.
Internet :www.scribd.com