Membuatnya
July 1, 2016 Budi Kho Manajemen Kualitas 1
Data yang untuk membuat Histogram adalah data pengukuran yang berbentuk Numerik.
Sebagai contoh:
Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran untuk panjangnya kaki komponen A
seperti tabel dibawah ini :
Sebelum menentukan Besarnya nilai Range, kita perlu mengetahui Nilai terbesar dan Nilai
Terkecil dari seluruh data pengukuran kita. Cara untuk menghitung Nilai Range (R) adalah :
R = Xmaks – Xmins
atau
Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil
Catatan :
Jika anda menggunakan Excel , anda bisa memakai Function :
Mencari Nilai Terbesar : @MAX( nomor cell awal : nomor cell akhir)
Mencari Nilai Terkecil : @MIN(nomor cell awal : nomor cell akhir)
Untuk contoh diatas, Besarnya Nilai Range adalah 0.6 dengan perhitungan dibawah ini:
Range = 3.2 – 2.6
Range = 0.6
Sebagai Pedoman, terdapat Tabel yang menentukan Kelas Interval-nya sesuai dengan
banyaknya Jumlah Sample Unit pada Data Pengukuran.
Untuk contoh kasus diatas, banyaknya sampel data pengukuran adalah 50 data, maka kita
memilih banyaknya kelas interval adalah 7 buah (menurut tabel adalah 6 sampai 10).
4. Menentukan Lebar Kelas Interval, Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas
Yang menentukan Lebar setiap kelas Interval adalah pembagian Range (Langkah 2) dan
Banyaknya Interval Kelas (Langkah 3).
Kasus yang sama, untuk cara menghitung Lebar Kelas Interval adalah :
Untuk menentukan Batas untuk setiap kelas Interval, kita memakai rumus :
Nilai terendah – ½ x unit pengukuran
Cara diatas merupakan Cara Manual dalam perhitungan dan pembuatan Grafik Histogram. Di
Pasaran, terdapat banyak Software khusus Statistik yang dapat melakukannya dengan sangat
mudah sekali. Diantaranya Software Minitab yang sangat terkenal di kalangan praktisi
Statistik, terutama yang berkaitan dengan Process Improvement seperti Metodologi Six
Sigma dan lain sebagainya.
Dengan histogram, orang-orang dapat lebih mudah melihat pola yang sulit dideteksi dalam
suatu table sederhana. Grafik pada histogram dibangun berdasarkan satu kelas interval atau
titik midpoint pada sumbu horisontal dan berupa frekuensi absolut (misalnya dalam bentuk
angka 10, 20, 30 dst), frekuensi relatif atau persentase (10%, 20%, 30% dst) pada sumbu
vertikal. Artinya angka pada sumbu vertical menunjukkan banyaknya hasil observasi tiap-tiap
kelas. Satu kelas interval adalah jenis kategori; interval kelas dapat mewakili satu nilai dalam
distribusi frekuensi atau sekelompok nilai dalam sebuah distribusi frekuensi.
Pada histogram, tidak ada jarak antar batang/bar dari grafik. Hal ini dikarenakan bahwa titik
data kelas bisa muncul dimana saja di daerah cakupan grafik. Sedangkan Ketinggian bar
sesuai dengan frekuensi atau frekuensi relatif jumlah data di kelas. Semakin tinggi bar,
semakin tinggi frekuensi data. Semakin rendah bar, semakin rendah frekuensi data.
Manfaat
Histogram sangat berguna untuk untuk mengetahui distribusi /penyebaran suatu data. Dengan
mengetahui sebaran data ini makan akan lebih mudah memperoleh informasi, menganalisis,
menyimpulkan serta mengambil tindakan dari data tersebut.
Bila bentuk histogram yang pada kedua sisi (kiri dan kanan) dari kelas yang tertinggi adalah
simetris (seperti lonceng), nilai rata-rata range data berada ditengah yang berarti proses
berjalan secara konsisten. Masih banyak kemungkinan bentuk lain dari histogram. Seperti
lebih tinggi sisi kiri atau kanan, cenderung sama tinggi atau muncul beberapa titik tertinggi
berselang kelas satu atau dua kelas interval. Kelainan ini kemungkinan terjadi karena jumlah
data yang tidak menentu pada masing-masing kelas, ada kecenderungan pengumpulan /
pembulatan data yang kurang tepat atau ketidaktepatan dalam pengukuran sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Data yang sebarannya melampaui batas-batas
spesifikasi, dapat mengindikasi adanya bagian dari produk/pelayanan atau frekuensi yang
diamati tidak sesuai standar (termasuk standar mutu) yang diharapkan. Dengan kata lain,
histogram dapat menunjukan apakah suatu produk/layanan telah sesuai permintaan/kebutuhan
Hampir sama dengan langkah-langkah dalam basic quality tools yang lain. Berikut adalah
langkah-langkah cara pembuatan histogram menurut Devanty (2013) :
1. Mengumpulkan data
Merupakan fase yang sangat penting dalam membuat histogram. Histogram dibuat dari data
yang dihasilkan melalui cara pengambilan sample dan dapat memenuhi perwakilan dari
populasi.
2. Mengolah data
Agar histogram dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil
produk/layanan, khususnya dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) maka
pengolahan data menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dengan fase pengumpulan data.
Histogram juga menjadi penting mengingat dapat menvisualkan seberapa banyak kelas-kelas
data yang akan menggambarkan penyebaran data yang terkumpul.
Seberapa banyak kelas-kelas data yang dibuat untuk menggambarkan penyebaran data,
ditentukan dengan cara:
1. Menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang (r) adalah data tertinggi
dikurangi data terkecil.
2. Menghitung banyaknya kelas atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n.
Menentukan lebar atau panjang kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p)
merupakan hasil pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas.
Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya dihitung dengan cara
menjumlahkan ujung bawah kelas.
3. Histogram
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada bidang statistik,
pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan
dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan
proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval
yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen kualitas, histogram adalah perangkat
grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang
terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal
juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah
sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data
memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau
ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang
bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka
hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah
ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram.
Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi
banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari seven basic
tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan pada saat kita
1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak 2) ingin mendapatkan
informasi tentang performance sekarang atau variasi proses. 3) ingin menguji dan
mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan. 4) ingin mengembangkan pengukuran
dan memonitor peningkatan proses. Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat
diprediksi hal-hal sebagai berikut:
1. Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang. Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan
histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka
nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu
mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang
menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
2. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan
kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang
terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran data melampaui batas-
batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang
tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada
di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu
yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau
pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru,
memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan
dan lain sebagainya.
Data berat badan mahasiswa & mahasiswi kelas Statistik 1 di Universitas Esa Unggul :
31 40 38 39 51 56 58 57 59 60 60
51 53 54 52 41 43 50 61 63 65 62 66
63 62 65 69 68 67 70 65 66 62 63 67
64 68 61 64 82 88 84 87 87 89 82 90
90 83 85 86 88 87 81 91 92 100 71
72 77 74 76 75 78 79 80 80 80 77 76
75 74 73 71 73 72 72 72 77 76 75 73
74 74 79 79 78 79 79 80
Penyelesaian :
Batas Batas Tepi Bawah Tepi Atas Nilai Tengah Panjang Interval
Bawah Atas Kelas Kelas Kelas
Kelas Kelas
31 40 31-0,5 = 30,5 40+0,5 = 40,5 (31+40)/2 = 35,5 40,5-30,5 = 10
41 50 41-0,5 = 40,5 50+0,5 = 50,5 (41+50)/2 = 45,5 50,5-40,5 = 10
51 60 51-0,5 = 50,5 60+0,5 = 60,5 (51+60)/2 = 55,5 60,5-50,5 = 10
61 70 61-0,5 = 60,5 70+0,5 = 70,5 (61+70)/2 = 65,5 70,5 – 60,5 = 10
71 80 71-0,5 = 70,5 80+0,5 = 80,5 (71+80)/2 = 75,5 80,5 – 70,5 = 10
81 90 81-0,5 = 80,5 90+0,5 = 90,5 (81+90)/2 = 85,5 90,5-80,5 = 10
91 100 91-0,5 = 90,5 100+0,5 = (91+100)/2 = 95,5 100,5-90,5 = 10
100,5
IIII IIII I
4 61-70 21
Penyelesaian :
Cara Membuat Histogram – Histogram dan poligon adalah dua grafik yang digunakan untuk
menggambarkan distribusi frekuensi. Data yang telah disusun secara rapi dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk diagram yang biasa dikenal sebagai
histogram.
Histogram adalah kotak yang lebarnya menunjukkan interval kelas, sedangkan batas-batas
tepi kotak merupakan tepi bawah dan tepi atas kelas, dan tingginya menunjukkan frekuensi
pada kelas tersebut. Sebagai contoh silahkan amati tabel distribusi frekuensi data kelompok
dari nilai ujian Matematika 50 siswa di kelas IX SMP 13 Melati di bawah ini:
novitaambarsari4.blogspot.com
Bisa kita lihat pada tabel di ats, data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh kelas interval.
Interval yang pertama yaitu 50-54 dimana frekuensinya adalah 2, artinya adalah siswa yang
mendapatkan nilai ulangan di antara 50-54 sebanyak 2 orang. Di dalam interval tersebut, nilai
50 menjadi batas bawah sementara nilai 54 menjadi batas atas kelas.
Baca juga: Cara Mudah Menghitung Rumus Luas dan Keliling Trapesium
Selain terdapat batas atas dan batas bawah, ada juga istilah tepi bawah dan tepi atas kelas.
Tepi bawah dan tepi atas kelas ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk
berada di kelas interval yang benar. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga dapat
berfungsi sebagai penentu panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Selain terdapat batas atas dan batas bawah, ada juga istilah tepi bawah dan tepi atas kelas.
Tepi bawah dan tepi atas kelas ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk
berada di kelas interval yang benar. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga dapat
berfungsi sebagai penentu panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Cara menentukan tepi bwah dan atas kelas adalah sebagai berikut:
Sementara untuk panjang kelas interval adalah selisih yang terjadi di antara tepi atas dan tepi
bawah kelas. Jika diambil contoh dari tabel di atas untuk intervalnya yang pertama yaitu 50-
53 dapat ditentukan:
Pada histogram, setiap persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang
menunjukkan kelas sementara pada tinggi persegi panjang menentukan frekuensinya. Dari
tabel di atas kamu dapat membuat histogramnya menjadi seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.
belajarmatematikaku.com
Tidak hanya dengan histogram loh, kamu juga dapat menggambarkan tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan poligon frekuensi. Poligon frekuensi dapat dengan mudah
kamu buat dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari tiap kelas interval secara
berurutan.
Nah, agar poligon frekuensi “tertutup” pada ujung-ujungm maka sebelum kelas paling bawah
dan setelah kelas paling atas kita tambahakan satu lagi kelas dengan frekuensi nol. Nah,
berikut contoh gambar hasil penyajian tabel distribusi nilai yang ada dalam poligon frekuensi.