Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Histogram dan Cara

Membuatnya
July 1, 2016 Budi Kho Manajemen Kualitas 1

Pengertian Histogram dan Cara Membuatnya – Dalam Statistik, Histogram merupakan


tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering
suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Histogram juga merupakan
salah satu alat dari 7 alat pengendalian kualitas (QC 7 Tools). Manfaat dari penggunaan
Histogram adalah untuk memberikan informasi mengenai variasi dalam proses dan
membantu manajemen dalam membuat keputusan dalam upaya peningkatan proses yang
berkesimbungan (Continous Process Improvement).
Baca juga : Pengertian QC Seven Tools.

Langkah-langkah dalam membuat Histogram :


Berikut ini adalah Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat Histogram :

1. Mengumpulkan data Pengukuran

Data yang untuk membuat Histogram adalah data pengukuran yang berbentuk Numerik.

Sebagai contoh:
Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran untuk panjangnya kaki komponen A
seperti tabel dibawah ini :

2. Menentukan besarnya Range

Sebelum menentukan Besarnya nilai Range, kita perlu mengetahui Nilai terbesar dan Nilai
Terkecil dari seluruh data pengukuran kita. Cara untuk menghitung Nilai Range (R) adalah :

R = Xmaks – Xmins
atau
Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil
Catatan :
Jika anda menggunakan Excel , anda bisa memakai Function :
Mencari Nilai Terbesar : @MAX( nomor cell awal : nomor cell akhir)
Mencari Nilai Terkecil : @MIN(nomor cell awal : nomor cell akhir)

Untuk contoh diatas, Besarnya Nilai Range adalah 0.6 dengan perhitungan dibawah ini:
Range = 3.2 – 2.6
Range = 0.6

3. Menentukan Banyaknya Kelas Interval

Sebagai Pedoman, terdapat Tabel yang menentukan Kelas Interval-nya sesuai dengan
banyaknya Jumlah Sample Unit pada Data Pengukuran.

Untuk contoh kasus diatas, banyaknya sampel data pengukuran adalah 50 data, maka kita
memilih banyaknya kelas interval adalah 7 buah (menurut tabel adalah 6 sampai 10).

4. Menentukan Lebar Kelas Interval, Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas

4.1. Menentukan Lebar Kelas Interval

Yang menentukan Lebar setiap kelas Interval adalah pembagian Range (Langkah 2) dan
Banyaknya Interval Kelas (Langkah 3).
Kasus yang sama, untuk cara menghitung Lebar Kelas Interval adalah :

Lebar = Range / Kelas Interval


Lebar = 0.6 / 7
Lebar = 0.1 (dibulatkan)

4.2. Menentukan Batas untuk setiap Kelas Interval

Untuk menentukan Batas untuk setiap kelas Interval, kita memakai rumus :
Nilai terendah – ½ x unit pengukuran

(dalam kasus ini kita memakai unit pengukuran 0.1)

Batas Kelas Pertama :


Menentukan Batas bawah Kelas pertama :
2.6 – ½ x 0.1= 2.55
Selanjutnya Batas Bawah kelas pertama ditambah dengan Lebar Kelas Interval untuk
menentukan Batas atas kelas pertama :
2.55 + 0.1 = 2.65

Batas Kelas Kedua :


Menentukan Batas bawah Kelas Kedua :
Batas Bawah Kedua adalah Batas Atas Kelas Pertama, yaitu : 2.65
Batas Atas Kedua adalah Batas Bawah Kedua ditambah dengan Lebar Kelas Interval yaitu :
2.65 + 0.1 = 2.75

Batas Kelas Ketiga dan seterusnya :


Dilanjutkan ke kelas ketiga dan seterusnya seperti cara untuk menentukan Batas Kelas
Kedua.

4.3. Menentukan Nilai Tengah setiap Kelas Interval :

Nilai Tengah Kelas Pertama :


Nilai Tengah Kelas Pertama = batas atas + batas bawah kelas Pertama / 2
= 2.55 + 2.65 / 2
= 2.6

Nilai Tengah Kelas kedua dan seterusnya :


Nilai Tengah Kelas kedua dan seterusnya mempergunakan cara yang sama seperti
menghitung Nilai Tengah Kelas Pertama.
5. Menentukan Frekuensi dari Setiap Kelas Interval

Untuk mempermudah perhitungan, pakailah tanda “Tally” pengelompokkan 5 (lima) untuk


menghitung satu per satu jumlah frekuensi yang jatuh dalam kelas Interval.
Masih kasus yang sama, berikut ini tabel hasil perhitungannya :

6. Membuat Grafik Histogram

1. Membuat Garis Horizontal dengan menggunakan skala berdasarkan pada unit


pengukuran data
2. Membuat Garis Vertikal dengan menggunakan skala frekuensi
3. Menggambarkan Grafik Batang, tingginya sesuai dengan Frekuensi setiap Kelas
Interval
4. Jika terdapat batasan Spesifikasi yang ditentukan oleh Customer (Pelanggan) maka
tariklah garis vertikal sesuai dengan spesifikasi tersebut.

Cara diatas merupakan Cara Manual dalam perhitungan dan pembuatan Grafik Histogram. Di
Pasaran, terdapat banyak Software khusus Statistik yang dapat melakukannya dengan sangat
mudah sekali. Diantaranya Software Minitab yang sangat terkenal di kalangan praktisi
Statistik, terutama yang berkaitan dengan Process Improvement seperti Metodologi Six
Sigma dan lain sebagainya.

Histogram, Manfaat dan Cara Membuatnya


Histogram adalah Grafik yang berisi ringkasan dari sebaran (dispersi atau variasi) suatu data.
Histogram adalah grafik batang yang menampilkan frekuensi data. Penggunaan grafik
Histogram telah diaplikasikan secara luas dalam ilmu statistik. Jumlah titik data yang terletak
dalam rentang nilai (kelas) menjadi sangat mudah diinterpretasikan dengan menggunakan
histogram.
Frekuensi data pada masing-masing kelas
digambarkan dengan menggunakan sebuah grafik batang atau kolom.

Dengan histogram, orang-orang dapat lebih mudah melihat pola yang sulit dideteksi dalam
suatu table sederhana. Grafik pada histogram dibangun berdasarkan satu kelas interval atau
titik midpoint pada sumbu horisontal dan berupa frekuensi absolut (misalnya dalam bentuk
angka 10, 20, 30 dst), frekuensi relatif atau persentase (10%, 20%, 30% dst) pada sumbu
vertikal. Artinya angka pada sumbu vertical menunjukkan banyaknya hasil observasi tiap-tiap
kelas. Satu kelas interval adalah jenis kategori; interval kelas dapat mewakili satu nilai dalam
distribusi frekuensi atau sekelompok nilai dalam sebuah distribusi frekuensi.

Pada histogram, tidak ada jarak antar batang/bar dari grafik. Hal ini dikarenakan bahwa titik
data kelas bisa muncul dimana saja di daerah cakupan grafik. Sedangkan Ketinggian bar
sesuai dengan frekuensi atau frekuensi relatif jumlah data di kelas. Semakin tinggi bar,
semakin tinggi frekuensi data. Semakin rendah bar, semakin rendah frekuensi data.

Manfaat

Histogram sangat berguna untuk untuk mengetahui distribusi /penyebaran suatu data. Dengan
mengetahui sebaran data ini makan akan lebih mudah memperoleh informasi, menganalisis,
menyimpulkan serta mengambil tindakan dari data tersebut.

Histogram dapat dimanfaatkan untuk:


a. Ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak;
b. Ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses;
c. Ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan;
d. Ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.
Analisis

Bila bentuk histogram yang pada kedua sisi (kiri dan kanan) dari kelas yang tertinggi adalah
simetris (seperti lonceng), nilai rata-rata range data berada ditengah yang berarti proses
berjalan secara konsisten. Masih banyak kemungkinan bentuk lain dari histogram. Seperti
lebih tinggi sisi kiri atau kanan, cenderung sama tinggi atau muncul beberapa titik tertinggi
berselang kelas satu atau dua kelas interval. Kelainan ini kemungkinan terjadi karena jumlah
data yang tidak menentu pada masing-masing kelas, ada kecenderungan pengumpulan /
pembulatan data yang kurang tepat atau ketidaktepatan dalam pengukuran sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Data yang sebarannya melampaui batas-batas
spesifikasi, dapat mengindikasi adanya bagian dari produk/pelayanan atau frekuensi yang
diamati tidak sesuai standar (termasuk standar mutu) yang diharapkan. Dengan kata lain,
histogram dapat menunjukan apakah suatu produk/layanan telah sesuai permintaan/kebutuhan

pelanggan atau tidak.

Langkah-Langkah Pembuatan Histogram

Hampir sama dengan langkah-langkah dalam basic quality tools yang lain. Berikut adalah
langkah-langkah cara pembuatan histogram menurut Devanty (2013) :

1. Mengumpulkan data

Merupakan fase yang sangat penting dalam membuat histogram. Histogram dibuat dari data
yang dihasilkan melalui cara pengambilan sample dan dapat memenuhi perwakilan dari
populasi.

2. Mengolah data

Agar histogram dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil
produk/layanan, khususnya dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) maka
pengolahan data menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dengan fase pengumpulan data.
Histogram juga menjadi penting mengingat dapat menvisualkan seberapa banyak kelas-kelas
data yang akan menggambarkan penyebaran data yang terkumpul.

Seberapa banyak kelas-kelas data yang dibuat untuk menggambarkan penyebaran data,
ditentukan dengan cara:
1. Menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang (r) adalah data tertinggi
dikurangi data terkecil.
2. Menghitung banyaknya kelas atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n.

3. Menentukan lebar atau panjang kelas

Menentukan lebar atau panjang kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p)
merupakan hasil pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas.

4. Menentukan ujung kelas

Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya dihitung dengan cara
menjumlahkan ujung bawah kelas.

5. Menghitung nilai frekuensi histogram masing-masing kelas.


6. Menggambarkan diagram batangnya (dengan menggunakan excel

3. Histogram

Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada bidang statistik,
pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan
dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan
proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval
yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen kualitas, histogram adalah perangkat
grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang
terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal
juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah
sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data
memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau
ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang
bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka
hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah
ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram.
Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi
banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari seven basic
tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan pada saat kita
1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak 2) ingin mendapatkan
informasi tentang performance sekarang atau variasi proses. 3) ingin menguji dan
mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan. 4) ingin mengembangkan pengukuran
dan memonitor peningkatan proses. Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat
diprediksi hal-hal sebagai berikut:

1. Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang. Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan
histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka
nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu
mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang
menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
2. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan
kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang
terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran data melampaui batas-
batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang
tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada
di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu
yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau
pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru,
memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan
dan lain sebagainya.

Selanjutnya adalah bagaimana cara membuat histogram? Langkah pertama adalah


mengumpulkan data. Sampel data haruslah dapat mewakili populasinya. Berapa jumlah
sampel yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari loebih jauh di bidang kajian statistik
atau metodologi penelitian. Langkah kedua, adalah pengolahan data. Pengolahan data ini
menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya dengan langkah pertama agar Histogram
memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produks, terutama dalam
menentukan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan
menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Seberapa banyak kelas-kelas data yang
dibuat untuk menggambarkan penyebaran data, ditentukan dengan cara: pertama,
menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang (r) adalah data tertinggi dikurangi data
terkecil. Kedua, menghitung banyaknya kelas atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n.
Selanjutnya, menentukan lebar/panjang kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p)
merupakan hasil pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas. Keempat, menentukan
ujung kelas. Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya dihitung
dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas. Kelima, menghitung nilai frekuensi
histogram masing-masing kelas. Keenam, menggambarkan diagram batangnya (Hendra
Poerwanto G).

PENYAJIAN DATA MENGUNAKAN DIAGRAM HISTOGRAM,


POLIGON DAN PIE (LINGKARAN)

Diagram Histogram dan Poligon


Histogram adalah penyajian distribusi frekuensi menggunakan gambar yang berbentuk
diagram batang tegak. Pada histogram, antara dua batang yang berdampingan tidak terdapat
jarak sehingga antara satu batang dan batang lainnya berimpit. Sumbu tegak pada histogram
menyatakan frekuensi dan sumbu datar menyatakan kelas-kelas interval. Dalam hal ini, batas
kelas interval merupakan tepi bawah dan tepi atas.
Poligon adalah setiap tengah-tengah sisi atas persegi panjang yang berdampingan dan
dihubungkan dengan suatu garis yang akan terbentuk menjadi diagram garis.
Untuk dapat membuat diagram tersebut harus mengetahui ada yang namanya istilah dari tepi
bawah kelas dan tepi atas kelas. Tepi bawah kelas dan tepi atas kelas memiliki keguaan yaitu
untuk memastikan bahwa data yang masuk sudah benar-benar ada di dalam kelas interval
yang tepat, maka dari itu juga, tepi bawah kelas dan tepi atas kelas memiliki fungsi yaitu
untuk menentukan panjang dari kelas interval jika data-data yang sudah ada dapat disajikan
ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Contoh Soal Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi

Data berat badan mahasiswa & mahasiswi kelas Statistik 1 di Universitas Esa Unggul :
31 40 38 39 51 56 58 57 59 60 60
51 53 54 52 41 43 50 61 63 65 62 66
63 62 65 69 68 67 70 65 66 62 63 67
64 68 61 64 82 88 84 87 87 89 82 90
90 83 85 86 88 87 81 91 92 100 71
72 77 74 76 75 78 79 80 80 80 77 76
75 74 73 71 73 72 72 72 77 76 75 73
74 74 79 79 78 79 79 80

Buatlah diagram histogram dan poligon menggunakan data di atas!

Penyelesaian :

1. Nilai tertinggi : 100


2. Nilai terendah : 31
3. Range : Xmax – Xmin
100 - 31 = 69
4. Tentukan jumlah kelas, dari contoh soal diatas diambil 7

5. Lebar interval kelas : Range/Jumlah Kelas


69/7 = 9,85 dibulatkan 10
6. Batas bawah kelas pertama : 31
7. Batas atas kelas pertama yang sesuai : 40
8. Batas bawah kelas kedua : batas bawah kelas + jumlah kelas
31+10 = 41
9. Tepi bawah kelas : batas bawah kelas – 0,5
31-0,5 = 30,5
10. Tepi atas kelas : batas atas kelas + 0,5
40+0,5 = 40,5
11. Nilai tengah : (batas bawah kelas + batas atas kelas) / 2
(31+40)/2 = 35,5
12. Panjang interval kelas : tepi atas kelas – tepi bawah kelas
40,5+30,5 = 10

Batas Batas Tepi Bawah Tepi Atas Nilai Tengah Panjang Interval
Bawah Atas Kelas Kelas Kelas
Kelas Kelas
31 40 31-0,5 = 30,5 40+0,5 = 40,5 (31+40)/2 = 35,5 40,5-30,5 = 10
41 50 41-0,5 = 40,5 50+0,5 = 50,5 (41+50)/2 = 45,5 50,5-40,5 = 10
51 60 51-0,5 = 50,5 60+0,5 = 60,5 (51+60)/2 = 55,5 60,5-50,5 = 10
61 70 61-0,5 = 60,5 70+0,5 = 70,5 (61+70)/2 = 65,5 70,5 – 60,5 = 10
71 80 71-0,5 = 70,5 80+0,5 = 80,5 (71+80)/2 = 75,5 80,5 – 70,5 = 10
81 90 81-0,5 = 80,5 90+0,5 = 90,5 (81+90)/2 = 85,5 90,5-80,5 = 10
91 100 91-0,5 = 90,5 100+0,5 = (91+100)/2 = 95,5 100,5-90,5 = 10
100,5

Kelas Nilai Turus Frekuensi


1 31-40 IIII 4
2 41-50 III 3
3 51-60 11

IIII IIII I
4 61-70 21

IIII IIII IIII IIII I


5 71-80 33

IIII IIII IIII IIII IIII


IIII III
6 81-90 15

IIII IIII IIII


7 91-100 III 3
Jumlah 90

Diagram Histogram dan Poligon


Diagram Pie (Lingkaran)
Diagram pie atau yang sering disebut dengan diagram lingkaran merupakan penyajian data
statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah
lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram
lingkaran, terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan
data dan daerah lingkaran menggambarkan keseluruhan data. Data disajikan dengan
menggunakan juring atau sektor dimana besar sudut pusat juring sesuai dengan perbandingan
tiap-tiap data terhadap keseluruhan data yang ada.
Langkah-langkah untuk membuat diagram pie (lingkaran) :

1. Mengubah data tunggal menjadi data berbobot (jika belum)


2. Menentukan objek keseluruhan data beserta frekuensinya
3. Menentukan jumlah data persentasenya. Dengan cara sebagai berikut : (Frekuensi
Objek / Jumlah Keseluruhan Frekuensi Objek) x 100%
4. Menentukan jumlah data besar sudut pusat. Dengan cara sebagai berikut : (Frekuensi
Objek / Jumlah Keseluruhan Frekuensi Objek) x 3600

Contoh Soal Membuat Diagram Pie (Lingkaran) :

Di dalam sebuah kelas Statistik 1 terdapat mahasiswa sebanyak 40 orang. Masing-masing


mahasiswa diwajibkan untuk memiliki setidaknya satu jenis kegiatan seminar. Setelah data
dikumpulkan, terdapat perolehan data yaitu 8 orang mahasiswa memilih Being Brave To
Present Your Best Idea, 10 mahasiswa memilih Increasing Skills of Leadership, 14
mahasiswa memilih Publik Speaking for Bussiness, dan 8 orang mahasiswa memilih You are
Presentation of Your Mind. Buatlah diagram pie (lingkaran) dari data tersebut!

Penyelesaian :

Jenis Seminar Frekuen Persentase Besar Sudut Pusat


si
Being Brave To Present Your Best 8 ( 8/40) x 100% = 20% ( 8/40) x 3600 =
Idea 720
Increasing Skills of Leadership 10 (10/40) x 100% = 25% (10/40) x 3600 =
900
Publik Speaking for Bussiness 14 (14/40) x 100% = 35% (14/40) x 3600 =
1260
You are Presentation of Your Mind 8 ( 8/40) x 100% = 20% ( 8/40) x 3600 =
720
Jumlah 40 100% 3600

Diagram Pie (Lingkaran)

Cara Membuat Diagram Histogram dan


Poligon Frekuensi
June 19, 2016

Cara Membuat Histogram – Histogram dan poligon adalah dua grafik yang digunakan untuk
menggambarkan distribusi frekuensi. Data yang telah disusun secara rapi dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk diagram yang biasa dikenal sebagai
histogram.
Histogram adalah kotak yang lebarnya menunjukkan interval kelas, sedangkan batas-batas
tepi kotak merupakan tepi bawah dan tepi atas kelas, dan tingginya menunjukkan frekuensi
pada kelas tersebut. Sebagai contoh silahkan amati tabel distribusi frekuensi data kelompok
dari nilai ujian Matematika 50 siswa di kelas IX SMP 13 Melati di bawah ini:

novitaambarsari4.blogspot.com

Bisa kita lihat pada tabel di ats, data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh kelas interval.
Interval yang pertama yaitu 50-54 dimana frekuensinya adalah 2, artinya adalah siswa yang
mendapatkan nilai ulangan di antara 50-54 sebanyak 2 orang. Di dalam interval tersebut, nilai
50 menjadi batas bawah sementara nilai 54 menjadi batas atas kelas.

Baca juga: Cara Mudah Menghitung Rumus Luas dan Keliling Trapesium

Selain terdapat batas atas dan batas bawah, ada juga istilah tepi bawah dan tepi atas kelas.
Tepi bawah dan tepi atas kelas ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk
berada di kelas interval yang benar. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga dapat
berfungsi sebagai penentu panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Selain terdapat batas atas dan batas bawah, ada juga istilah tepi bawah dan tepi atas kelas.
Tepi bawah dan tepi atas kelas ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk
berada di kelas interval yang benar. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga dapat
berfungsi sebagai penentu panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Cara menentukan tepi bwah dan atas kelas adalah sebagai berikut:

Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5


Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5

Sementara untuk panjang kelas interval adalah selisih yang terjadi di antara tepi atas dan tepi
bawah kelas. Jika diambil contoh dari tabel di atas untuk intervalnya yang pertama yaitu 50-
53 dapat ditentukan:

Tepi bawah kelas = 50-0,5 = 49,5


Tepi atas kelas = 54 + 0,5 = 54,5
Panjang kelas 54,5-49,5 = 5

Cara Membuat Histogram dan Poligon Frekuensi


Dari tabel distribusi frekuensi di atas kamu dapat membuat sebuah diagram dengan
menggunakan beberapa persegi panjang yang disebut sebagai histogram. Bentuk dari
histrogram ini hampir sama dengan diagram batang namun pada histogram persegi panjang
atau batang-batang yang ada saling berhimpitan.

Pada histogram, setiap persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang
menunjukkan kelas sementara pada tinggi persegi panjang menentukan frekuensinya. Dari
tabel di atas kamu dapat membuat histogramnya menjadi seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.

belajarmatematikaku.com

Tidak hanya dengan histogram loh, kamu juga dapat menggambarkan tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan poligon frekuensi. Poligon frekuensi dapat dengan mudah
kamu buat dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari tiap kelas interval secara
berurutan.

Nah, agar poligon frekuensi “tertutup” pada ujung-ujungm maka sebelum kelas paling bawah
dan setelah kelas paling atas kita tambahakan satu lagi kelas dengan frekuensi nol. Nah,
berikut contoh gambar hasil penyajian tabel distribusi nilai yang ada dalam poligon frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai