Anda di halaman 1dari 5

Memperoleh Hak Atas Benda

Agar seseorang dapat menggunakan suatu benda secara bebas, maka orang harus
memperoleh hak atas benda yang ingin digunakannya. Cara memperoleh hak milik atas
benda diatur dalam KUH Perdata Pasal 584.
Cara Memperoleh Hak Milik
Berdasarkan pasal 584 KUH Perdata, secara umum ada 5 cara untuk memperoleh hak
milik atas suatu benda, yaitu :

1. Pendakuan/Pengambilan ( Toeeigening )
Cara memperoleh hak milik dengan mengambil benda bergerak yang
sebelumnya tidak ada pemiliknya, sebagaimana dalam istilah asing benda yang tidak
memiliki pemilik disebut Res Nulius.
Seperti yang dijelaskan dalam KUH Perdata Pasal 585 :
Barang bergerak yang bukan milik siapa pun, menjadi hak milik orang
pertama tama mengambil barang itu untuk dimilikinya.
Dalam KUH Perdata mengenai cara memeperoleh hak milik secara
pendakuan/pengambilan diatur lebih lanjut pada pasal 586 dan 587. Berikut bunyi dari
pasal 586 dan 587 :
Pasal 586
Hak untuk mengambil binatang liar atau ikan semata mata ada pada
pemilik tanah tempat binatang itu atau air tempat ikan tersebut
Pasal 587
Hak milik atas harta karun ada pada orang yang menemukannya di tanah
miliknya sendiri. Bila harta itu ditemukan di tanah milik orang lain, maka separuhnya
adalah milik yang menemukan dan separuh lainnya adalah milik si pemilik tanah.
Yang dimaksud dengan hata karun adalah segala barang tersembunyi atau terpendam,
yang tidak seorang pun dapat membuktikan hak milik terhadapnya dan yang didapat
karena kebetulan semata mata

Berdasarkan penjelasan pasal 586 dan 587 diatas, bahwa binatang liar dan
ikan adalah hak milik dari pemilik tanah tempat binatang liar atau ikan itu. Sedangkan
harta karun merupakan hak milik penemunya jika penemunya menemukan harta
karun tersebut di tanah miliknya sendiri. Berbeda jika penemunya menemukan harta
karun tersebut di tanah orang lain, maka hak milik harta karun tersebut separuh milik
penemunya dan separuh milik pemilik tanahnya.

2. Pelekatan/Ikutan ( Natreking )
Yang dimaksud disini adalah seseorang memperoleh hak milik dari benda
yang melekat pada benda yang dimiliki sebelumnya. Misalnya hak atas tanaman yang
melekat pada tanah yang dimilikanya. Seperti yang disebutkan pada pasal 588 KUH
Perdata :
Segala apa yang melekat pada suatu barang, atau yang merupakan sebuah
tubuh dengan barang itu, adalah milik orang yang menurut ketentuan ketentuan
tercantum dalam pasal pasal, dianggap sebagia pemilik.
Ada beberapa kondisi pada cara memperoleh hak milik secara pelekatan yang
diatur dalam KUH Perdata pasal 589 609. Dalam pasal pasal ini dijelaskan siapa
yang memiliki hak milik atas pertambahan benda dalam kondisi kondisi tertentu
seperti pertambahan tanah karena pengendapan lumpur.

3. Lewat Waktu/Daluwarsa/Kadaluwarsa ( Verjaring )


Hak milik atas benda dapat diperoleh dengan cara lewat waktu. Maksudnya
adalah cara memperoleh hak milik karena lampaunya melebihi 20 tahun dalam hal
ada alas hak yang sah atau 30 tahun dalam hal tidak ada alas hak. Alas hak yang
dimaksud merupakan alat bukti dasar seseorang dalam membuktikan hubungan
hukum antara dirinya dengan hak yang melekat atas tanah. Cara perolehan dengan
lewat waktu ini diatur dalam KUH Perdata pasal 610 yang berbunyi sebagai berikut :
Hak milik atas suatu barang didapatkan seseorang karena lewat waktu, bila
ia telah memegang besit atau barang itu selama waktu yang ditentukan undang
undang dan sesuai dengan persyaratan dan pembedaan seperti termaksud dalam Bab
VII Buku Keempat kitab undang undang ini
Dalam buku keempat, lewat waktu ini dibagi menjadi 2 macam :
a) Acquisitive Verjaring
Cara untuk memperoleh hak hak kebendaan seperti hak milik, diatur
dalam KUH Perdata Buku Keempat pasal 1963 1966
b) Extinxtieve Verjaring
Cara untuk dibebaskan dari suatu perutangan, diatur dalam KUH
Perdata Buku Keempat pasal 1967 1977

4. Pewarisan/Warisan ( Erfopvolging )
Pewarisan adalah cara untuk memperoleh hak milik bagi ahli waris atas
boedel warisan yang ditinggalkan pewaris. Mengenai pewarisan diatur penuh pada
KUH Perdata Buku Kedua Bab VII dan VIII. Secara singkat pewarisan dibagi
menjadi 2 macam :
a) Pewarisan Berdasarkan undang undang
Pewarisan berdasarkan keturunan darah yang ditentukan pada
ketentuan undang undang
b) Pewarisan Berdasarkan Surat Wasiat
Seseorang lain yang tidak bertalian darah akan mendapat warisan
berdasarkan wasiat dari pewaris

5. Penyerahan ( Levering )
Penyerahan merupakan cara memperoleh hak milik karena adanya
pemindahan hak milik dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang
lain yang memperoleh hak milik itu. Dalam penyerahan barang bergerak yang
berwujud harus dilakukan dengan penyerahan yang nyata seperti yang dikatakan
dalam pasal 612 :
Penyerahan barang barang bergerak , kecuali yang tidak bertubuh
dilakukan dengan penyerahan yang nyata oleh atau atas nama pemilik, atau dengan
penyerahan kunci kunci bangunan tempat barang barang itu berada. Penyerahan
tidak diharuskan, bila barang barang yang harus diserahkan, dengan alasan hak lain,
telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya.
Ada 3 macam penyerahan/levering untuk benda bergerak tidak berwujud
berupa hak hak piutang :
a) Levering surat piutang aan toonder ( Atas Tunjuk/Atas Bawa )
b) Levering op naam ( Atas Nama )
Dilakukan dengan cara membuat akta otentik atau dibawah tangan (
yang dinamakan cessie )
c) Levering aan order ( Atas Perintah )
Penyerahan surat piutang disertai dengan endosement, yakni dengan
menulis dibalik surat piutang yang menyatakan kepada siapa piutang itu
dialihkan.

Penyerahan/Pengalihan/Levering Hak Atas Benda


Penyerahan/pengalihan hak atas benda sebagaimana dijelaskan diatas dimana
merupakan salah satu cara untuk memperoleh hak atas benda. Sekarang akan dijelaskan lebih
dalam mengenai penyerahan/ levering dari hak atas benda.
Sistem Penyerahan
Secara umum ada 2(dua) sistem penyerahan, yaitu :

1. Sistem Kausal
Merupakan sistem yang masih bersifat perjanjian dasar, yang berarti bahwa
setiap perjanjian yang diadakan oleh pihak baruakan menimbulkan perikatan yang
mengikat para pihak. Sehingga hak yang ditimbulkannya adalah hak perorangan.
Berdasarkan sistem ini, pengalihan hak atas benda sah saat perjanjian dasarnya sah,
vice versa. Hal ini dipertegas dalam KUH Perdata buku kedua pasal 584, yaitu:
Hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan
pengambilan untuk dimiliki, dengan perikatan, dengan lewat waktu, dengan
pewarisan, baik menurut undang undang maupun menurut surat wasiat, dan dengan
penunjukkan atau penyerahan berdasarkan sesuatu peristiwa perdata untuk
pemindahan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat
terhadap barang itu.
2. Sistem Abstrak
Pada sistem ini, perjanjian bersifat zakelijk, atau sudah tercipta hak
kebendaan, sehingga pengalihan hak atas benda tidak tergantung dengan sah atau
tidaknya perjanjian dasar.
Cara penyerahan
Cara penyerahan/ levering ada beberapa cara, tergantung dari benda apa yang akan
diserahkan. Sebagaimana kita tahu bahwa dalam penyerahan/levering benda dibagi menjadi
3(tiga) macam. Yaitu :
1. Benda Bergerak Berwujud
2. Benda Bergerak Tidak Berwujud
3. Benda Tidak Bergerak
Berikut cara cara penyerahan/levering dalam KUH Perdata :

1. Benda Bergerak Berwujud


Dalam KUH Perdata buku kedua pasal 612 dijelaskan bahwa :
Penyerahan barang barang bergerak , kecuali yang tidak bertubuh
dilakukan dengan penyerahan yang nyata oleh atau atas nama pemilik, atau dengan
penyerahan kunci kunci bangunan tempat barang barang itu berada. Penyerahan
tidak diharuskan, bila barang barang yang harus diserahkan, dengan alasan hak lain,
telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya.
Artinya dalam penyerahan benda bergerak yang berwujud dilakukan dengan
penyerahan secara nyata oleh atau atas nama pemilik. Namun, penyerahan tidak
diharuskan jika dalam 2(dua) kondisi :
a) Tradition Brevi Manu
Suatu bentuk penyerahan dimana barang yang akan diserahkan karena
sesuatu hal sudah berada dalam penguasaan pihak yang akan menerima
penyerahan. Misalnya dalam penyerahan sewa mobil.
b) Tradition Longa Manu
Suatu bentuk penyerahan dimana barang yang akan diserahkan berada
dalam penguasaan oleh pihak ketiga

2. Benda Bergerak Tidak Berwujud


Penyerahan untuk benda bergerak tidak berwujud mempunyai 3 cara, yaitu :
a) Levering surat piutang aan toonder ( Atas Tunjuk/Atas Bawa )
b) Levering op naam ( Atas Nama )
Dilakukan dengan cara membuat akta otentik atau dibawah tangan ( yang
dinamakan cessie )
c) Levering aan order ( Atas Perintah )
Penyerahan surat piutang disertai dengan endosement, yakni dengan
menulis dibalik surat piutang yang menyatakan kepada siapa piutang itu
dialihkan.

3. Benda Tidak Bergerak


Mengenai penyerahan benda tidak bergerak diatur dalam KUH Perdata buku
kedua pasal 616 620. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa dalam penyerahan
benda tidak bergerak harus dilakukan dengan pengumuman akta bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai