Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan faktor yang
mutlak diperlukan dalam suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah,
perusahaan-perusahaan atau usaha-usaha sosial untuk mendapatkan suatu
balas jasa/imbalan tertentu (Efendi, 2007: 36) . Tenaga Kerja dapat diartikan
sebagai buruh, karyawan, pekerja, pegawai, pada hakekatnya mempunyai
maksud yang sama. Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana
untuk meningkatkan kualitas manusia, dengan memperbaiki sumber daya
manusia, meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat
mewujudkan karyawan yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi
diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi (Hasibuan, 2000:
56). Dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan memperhatikan
kebutuhan dari para karyawan, diantaranya adalah upah atau gaji, insentif dan
kompensasi.
Perusahaan memang tidak dilarang untuk mencari laba sebesar-
besarnya, namun jangan sampai merugikan tenaga kerja. Perusahaan harus
mampu memenuhi kewajibannya memenuhi hak para karyawan
perusahaanya. Tenaga kerja atau karyawan perusahaan yang telah
mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan
imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi
masing-masing tenaga kerja. Perusahaan dalam menentukan gaji dan upah
pekerja harus berpedoman pada jam kerja tenaga kerja. Selain itu, prestasi
pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan juga turut diperhitungkan
dalam penentuan gaji dan upah tenaga kerja.
Penentuan gaji dan upah tenaga kerja memang terlihat sepele, namun
dalam pelaksanaannya sangatlah kompleks, apalagi bagi perusahaan yang
belum memiliki sistem penggajian dan pengupahan yang bersifat objektif
terhadap para karyawannya. Sistem penggajian dan pengupahan yang baik
dan benar merupakan salah satu faktor terpenting dalam terpenting

1
perusahaan, karena hal ini juga turut menentukan produktifitas suatu
perusahaan.
Dalam penentuan gaji dan upah tenaga kerja harus sesuai indikator.
Indikator yang benar dalam penentuan besaran gaji dan upah dalam
perusahaan merupakan kebutuhan pokok dalam setiap perusahaan. Indiakator
yang digunakan harus sesuai agar kinerja tenaga kerja dalam perusahaan
dapat dihargai oleh perusahaan dengan sesuai (Achmad, 2006: 69). Jika
penentuan gaji dan upah tidak sesuai dengan ketentuan maka akan terjado
konflik yang melebar.
Pada PT Perkebunan Nusantara 7 (PTPN) Cinta Manis ratusan
pegawai menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembayaran gaji mereka yang
sudah dua bulan belum dibayar. Tidak hanya gaji, mereka juga menuntut
pembayaran uang bonus tahun 2015 dan 2016 yang merupakan hak mereka.
Aksi pegawai itu mendapat pengawalan dari personel dari Polres Ogan Ilir
dan anggota TNI dari Batalion Armed Kompi Batre Rantau Alai. Akasi
mereka ini adalah untuk menuntut hak dari jerih payah keringat mereka
bekerja, berupa gaji yang belum dibayar, padahal sudah lewat satu bulan 12
hari. Selain itu, mereka juga menuntut pembayaran uang bonus tahun 2015
dan tahun 2016 karena sudah disetujui direksi dan sudah dianggarkan.
(kompas.com)
Dari uraian masalah tersebut maka makalah ini berjudul Upah Dan
Insentif Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem penggajian dan pengupahan yang baik dalam
perusahaan?
2. Bagaimana tahapan dalam penentuan gaji dan upah dalam perusahaan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Penggajian dan Pengupahan yang Baik dalam Perusahaan

2
Perusahaan yang baik tentunya harus mempunyai sistem manajemen
dan sistem akuntansi yang baik, salah satunya sistem penggajian dan
pengupahan yang merupakan bagian dari sistem akuntansi. Sistem penggajian
dan pengupahan harus objektif bagi seluruh tenaga kerja perusahaan. Sistem
penggajian dan pengupahan dalam perusahaan manufaktur adalah suatu
jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan proses penggajian dan pengupahan tenaga kerja
dalam perusahaan manufaktur. Sistem penggajian dan pengupahan dalam
perusahaan manufaktur melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan, dan
fungsi akuntansi. Fungsi kepegawaian bertanggung jawab dalam
pengangkatan tenaga kerja, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji dan upah,
promosi dan penurunan jabatan, mutasi karyawan, penghentian karyawan dari
pekerjaannya, dan penetapan berbagai tunjanagan kesejahteraan tenaga kerja.
Fungsi keuangan bertanggung jawab atas pelaksanaan pembayaran gaji dan
upah tenaga kerja perusahaan serta berbagai tunjangan kesejahteraan tanaga
kerja. Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja
dan distribusi biaya tenaga kerja untuk kepentingan penghitungan harga
pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.
Sistem yang merupakan jaringan prosedur-prosedur harus dijalankan
secara bersama-sama dan bersinergi antara fungsi yang satu dengan fungsi
yang lain. Sebuah sistem, dalam hal ini sistem penggajian dan pengupahan
tidak dapat berjalan dengan baik apabila fungsi kepegawaian, fungsi
keuangan, dan fungsi akuntansi tidak saling bekerja sama.
Sistem penggajian dan pengupahan harus objektif bagi seluruh tenaga
kerja perusahaan. Penggajian dan pengupahan dalam sebuah perusahaan tidak
boleh tanpa dasar, dasar yang digunakanpun harus akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dokumen sumber yang digunakan dalam sistem
penggajian dan pengupahan berupa (Achmad, 2006):
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah,
2. Kartu jam hadir dan kartu jam kerja,
3. Daftar gaji dan upah

3
4. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah,
5. Surat pernyataan gaji dan upah,
6. Amplop gaji dan upah,
7. Bukti kas keluar.
Perusahaan yang telah menjalankan sistem penggajian dan
pengupahan dengan baik dapat dilihat dari prosedur-prosedur yang
membentuk sistem penggajian dan pengupahan yang telah diterapkan oleh
perusahaan bersangkutan. Prosedur-prosedur yang membentuk sistem
penggajian dan pengupahan tersebut, terdiri dari:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir tenaga kerja,
2. Prosedur pencatatan waktu kerja tenaga kerja,
3. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah tenaga kerja,
4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah,
5. Prosedur pembayaran gaji dan upah.
Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen
yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini
dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan penghitungan harga pokok
produk. Prosedur pembayaran gaji dan upah tenaga kerja melibatkan fungsi
akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah
pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran
gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank
dan memasukkan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah tenaga kerja
dalam perusahaan manufaktur tersebut banyak, pembagian amplop gaji dan
upah biasanya dilakukan oleh juru bayar. Pembayaran gaji dan upah dapat
dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.
Selain pendistribusian dan pembayaran gaji dan upah tenaga kerja
yang diperhatikan, sistem otorisasi pejabat yang berwenang dalam sistem
penggajian dan pengupahan juga tidak boleh dilupakan. Pembayaran gaji dan
upah harus didasarkan atas dokumen daftar gaji dan upah, maka perlu
dilakukan pengawasan terhadap nama-nama karyawan yang dimasukkan ke
dalam daftar gaji dan upah dan pencantuman nama tenaga kerja dalam daftar

4
gaji dan upah harus mendapat otorisasi pejabat yang berwenang, yaitu
manajer keuangan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pembayaran
gaji dan upah kepada tenaga kerja yang tidak berhak atau meminailasisasikan
terjadinya tertukarnya balas jasa terhadap tenaga kerja yang satu dengan
tenaga kerja yang lain.

B. Tahapan Penentuan Gaji dan Upah Dalam Perusahaan


Gaji dan upah adalah sesuatu hal yang sangat sensitif bagi hubungan
antara perusahaan dan tenaga kerja. Tenaga kerja harus berusaha keras
dengan bekerja semaksimal mungkin untuk mendapatkan hak mereka berupa
gaji atau upah dari perusahaan. Perusahaan juga harus mampu menjalankan
kewajibannya memenuhi hak karyawannya secara objektif. Apabila salah satu
pihak tidak melakukan kewajibannya atau tidak mendapatkan haknya, dapat
dipastikan keseimbangan antara perusahaan dan tenaga kerja tidak akan
terjadi. Proses produksi tidak akan berjalan lancar, kesejahteraan tenaga kerja
tidak akan terpenuhi (Ronald, 2006).
Indikator yang jelas merupakan syarat mutlak dalam penentuan gaji
dan upah tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan
manufaktur yang memiliki sistem penggajian dan pengupahan yang baik dan
objektif tentunya memiliki indikator yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Indikator yang digunakan dalam penentuan gaji dan
upah, adalah:
1. Jam Kerja Tenaga Kerja
Penentuan gaji dan upah tenaga kerja dapat didasarkan pada jam
tenaga kerja yang berpedoman pada jam kartu kehadiran tenaga kerja dan
kartu jam kerja. Perusahaan biasanya telah menentukan berapa besaran
balas jasa perjamnya yang akan diberikan kepada tenaga kerja.
2. Prestasi Tenaga Kerja
Prestasi tenaga kerja dapat diukur melalui produktivitas tenaga
kerja dalam memproduksi suatu produk. Gaji atau upah tambahan seperti
insenif, bonus sering diberikan terhadap tenaga kerja yang dapat

5
memproduksi produk melebihi standar yang telah ditetapkan oleh
manajer produksi dalam perusahaan manufaktur tersebut.
3. Upah Minimum Kabupaten/Kota
Gaji dan upah tenaga kerja akan tinggi apabila UMK didaerah
tempat kerja tenaga kerja juga tinggi. Upah Minimum Kabupaten/Kota
juga berpengaruh dalam penentuan besaran gaji dan upah oleh suatu
perusahaan selain dua indikator diatas.
Menurut Gary Desler menguraikan tahap dalam menetapkan tingkat
upah yaitu:
1. Menyelenggarakan survey gaji.
2. Evaluasi jabatan.
3. Pengelompokan jabatan.
4. Menetapkan harga setiap tingkat upah melalui kurva upah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas maka dapat ditari kesimpulkan bahwa:

6
1. Terbentuknya sistem penggajian dan pengupahan yang baik, akan
menghasilkan iklim kerja dalam perusahaan yang kondusif. Tenaga kerja
akan dapat memproduksi produk secara maksimal dan perusahaan akan
memberi balas jasa sesuai produktivitas tenaga kerja.
2. Perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa yang baik, selain
memiliki sistem penggajian dan pengupahan yang baik pula, juga harus
mendasarkan besaran nilai gaji dan upah bagi karyawannya
menggunakan indikator yang sesuai. Hal ini akan membentuk
manajemen gaji dan upah dalam perusahaan akan berjalan sesuai
koridor.dan cenderung meningkat karena produktifitas tenaga kerja dapat
terkontrol.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka diharapkan Setiap perusahaan harus
memiliki sistem penggajian dan pengupahan yang baik, karena merupakan
salah satu unsur terpenting dalam jalannya kinerja perusahaan. Selain sistem
yang baik, penggajian dan pengupahan tenaga kerja harus sesuai indikator
yang telah ada dan diatur pemerintah. Hal ini untuk melindungi tenaga kerja
dan mempermudah pengawasan terhadap perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ebert. Ronald J. 2006. Bisnis Edisi Delapan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Hariandja, Mariot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grasindo.

7
Hasibuan, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

http://regional.kompas.com/read/2017/06/12/19455341/tuntut.gaji.dan.uang.bonus
.ratusan.karyawan.ptpn.7.cinta.manis.demo diakses pada 14 November
2017

Ruky. Achmad S. 2006. Manajemen Penggajian dan Pengupahan. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai