Anda di halaman 1dari 34

TUGAS LAPORAN PESANTREN KILAT

BULAN RAMADHAN TAHUN 2017

Disusun oleh :
Diah Puspitasari

SMP N 2 TEMPEL BANYUREJO TEMPEL


SLEMAN
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Allah SWT atau Tuhan


Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya dan perlindungan-Nya saya
dapat menyelesaikan Tugas Laporan Pesantren Kilat.
Saya sadari, bahwa dalam pembuatan Tugas ini masih
mengandung banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan dari pembaca demi kesempurnaannya Tugas Laporan ini
sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pada akhir kata, saya meminta maaf atas banyaknya kesalahan
yang saya perbuat. Besar harapan saya semoga Tugas Laporan ini
mampu memberikan manfaat bagi para pembaca.

Sleman, 17 Juni 2017


Daftar Isi
Judul i
Kata Pengantar . ii
Bab I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bab II ISI
Penyampaian Pesantren Kilat secara umum

Solat Ashar dan Pembukaan .

Penyampaian materi hari pertama pesantren kilat

Penyampaian materi hari kedua pesantren kilat

Buka puasa dan solat Magrib .

Salat Isya,Tarawih,dan Tadarus Al-Quran .

Sahur, Solat Subuh dan kultum

Kajian wudhu, tayamum dan sholat

Hafalan Surat Pendek

Tharah

Mandi wajib ..

Penutup ..

Bab III PENUTUP


Kesimpulan .
Saran .
Bab I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada zaman era globalisasi dan modern, banyak pada generasi muda bangsa
yang meninggalkan bahkan melupakan ajaran agamanya. Seperti yang kita ketahui,
angka rendahnya moral pemuda bangsa saat ini sangat memperihatinkan. Jika hal
ini terus berlangsung, maka tidak heran jika kehancuran dunia ini yang menjadi
tanggungannya. Perusakan moral oleh para generasi muda bangsa sudah setiap hari
dapat kita lihat, seperti contohnya ; seks bebas, hamil diluar nikah, tawuran,
kekerasan yang dilakukan para siswi, dll.
Hal ini harus segera ditangani, apa jadinya bangsa ini bila para generasi
mudanya telah hancur sebelum meneruskan pembangunan di Negara tercinta kita
ini. Perusakan moral diatas disebabkan oleh berbagai macam factor. Seperti salah
satunya ; kurangnya perhatian orang tua terhadap kehidupan sang anak, kurangnya
pembibitan dan pengamal nilai-nilai luhur maupun agama yang kuat terhadap diri
anak itu sendiri. Masalah ini bukanlah masalah yang sepele apalagi masalah yang
setiap harinya bisa dibicarakan tanpa adanya upaya penanggulan.
Salah satu upaya yang paling simple yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan penyuluhan ataupun pesantren kilat mengenai penanaman pendidikan
agama khususnya agama Islam, agama yang kita cintai ini.

Bab II
ISI

Penyampaian Pesantren Kilat secara umum

Pesantren kilat merupakan suatu kegiatan yang sangat positif untuk


dilakukan dalam rangka membentuk karakter islami pada siswa di sekolah. Melalui
kegiatan pesantren kilat pula dapat membina akhlakul karimah diantara para siswa,
memperkenalkan kepada siswa untuk menjadikan masjid sebagai wadah
mempersatukan umat serta memberikan pendidikan agama islam sejak dini kepada
siswa untuk membentengi akhlak dan moralnya agar tidak terpengaruh pada
budaya global yang negatif. Kegiatan pesantren kilat harus dilakukan sejak dini
dan akan terus digelorakan secara berkelanjutan karena menjadi suatu langkah
pendidikan yang strategis bagi siswa, orang tua dan sekolah. Pesantren kilat
dianggap sebagai suatu investasi di dunia maupun di akhirat bagi siswa, orang tua
maupun guru. Bagi siswa, melalui kegiatan pesantren kilat maka siswa akan
dituntut belajar sejak dini mempelajari agama islam seperti membaca dan
menghafal surat-surat Al Quran, berdoa, dan lain-lain. Bagi orang tua, melalui
kegiatan pesantren kilat maka akan membantu mereka dalam mendidik anaknya
membentuk karakter yang islami, menjadikan anak-anaknya menjadi anak yang
shalih dan shalihah yang senantiasa mendoakan mereka. Bagi guru, melalui
kegiatan pesantren kilat maka akan menjadi suatu kerja sosial (ibadah) yang akan
mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT jika dilandasi dengan penuh
keikhlasan.

Pembukaan

Pembukaan dilakukan setelah solat Ashar pada pukul 15.00-15.30 WIB oleh
Kepala Sekolah. Kemudian pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Al-
Quran oleh salah satu siswi SMP N 2 Tempel yaitu Agustin Nayani. Setelah
pembacaan ayat Al-Quran, pembukaan juga dihiasi dengan sepatah duapatah kata
dari Guru Agama Islam yaitu Bpk.Khoirul Anam.

Pemberian Materi

Pada pukul 15.30 16.15 WIB para siswa/i mendapatkan materi Pesantren
Kilatya yang pertama, yang diisi oleh Bapak Sumaryana. Dalam materinya Pak
umaryana menjelaskan mengenai Penanaman Iman dan Taqwa

Pengertian iman dan takwa ;


Iman menurut bahasa ialah percaya, membenarkan atau meyakini sesuatu
dengan hati
Iman ialah mengikrarkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan
dengan anggota badan
Pengertian iman dapat disimpulkan mempercayai semua ajaran yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, yang bersumber dari Allah SWT, yang
tidak cukup dengan pengakuan saja tetapi mesti direalisasikan dalam bentuk
pengamalan terhadap ajaran yang dibawakan oleh Nabi kemudian akan timbullah
ketaqwaan di dalam diri manusia setelah proses keimanan tersebut
Usaha menanamkan iman :

Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana menurut


pendapat Al-Ghazali yang dikutif oleh Zainuddin yakni:
Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan akidah
(keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak pada awal
pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah terbuka
pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia telah besar. Jadi permulaan
dengan menghafal, lalu memahami, kemudian beretika, mempercayai dan
membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerlukan bukti.
Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari pengertian iman itu
sendiri yaitu ;
Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat maupun
hadis yang berhubungan erat dengan keimanan.
Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian diakui
kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap sedalam-dalamnya.
Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya.

Iman dan taqwa merupakan hal yang pertama dan paling utama dalam ajaran
islam yang mesti tetanam dalam setiap individu, sehingga pendidikan keimanan
merupakan fondasi dari ilmu pengetahuan dan aspek pendidikan lainnya serta
merupakan pedoman dan pandangan hidup seorang muslim. Sehingga dalam
memahami dan mendalami serta meyelidiki ajaran Islam, menghayati dan
mengamalkannya harus berlandaskan keimanan yang kuat bahkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dengan keulatan iman manusia akan dapat mengokohkan kehidupan batin,
dapat mengembangkan perasaan moral, susila, dan akhlak dapat membangun
spritual yang stabil. Maka dapat dikatakan bahwa pendidikan keimanan merupakan
asa dari segala upaya pendidikan dan dasar penompang bagi kehidupan manusia
baik sebagai individu maupun masyarakat.
Penyampaian Materi kedua

Pada materi kali ini, tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan diatas.
Materi kedua ini disampaikan oleh Bapak Khoirul Anm pada pukul 16.15 17.20
WIB. Pada materi ini, Pak Anam membahas tentang afalan teori beribadah ;
Wudhu ; Wudhu adalah membasuh,mengalirkan dan membersihkan dengan
menggunakan air yang suci dan mensucikan,pada setiap anggota wudhu (
wajah/muka,kedua tangan,kepala/rambut,dan kedua kaki),sebagai persiapan
seorang muslimuntuk beribadah kepada Allah SWT.
Adapun dalil Al-Qurannya yaitu surat Al-Maidah ayat 6,








Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit [403] atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh [404] perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur

Adapaun syarat-syarat syahnya wudhu adalah:


~Islam,
~Berakal,
~Tamyiz,
Yang dimaksud dengan tasmiyah adalah membaca bismillah.
Bolehjuga apabila ditambah dengan Ar-Rohmanir Rohim. Tasmiyah
ketika hendak memulai shalat merupakan syarat sah wudhu berdasarkan sabda
Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Tidak ada shalat bagi orang yang tidak
berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama
Allah(bertasmiyah,)(HR.IbnuMajah,hasan)
~Niat,
Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda,Sesungguhnya amal itu
tergantung niatnya, dan setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang
diniatkannya(HR.BukharidanMuslim).
Oleh karena itu, orang yang dhohirnya(secara kasat mata) berwudhu, akan tetapi
niatnya hanya sekedar untuk mendinginkan badan atau menyegarkan badan tanpa
diniati untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya maka wudhunya tidak
sah. Dan yang perlu untuk diperhatikan, bahwa niat di sini letaknya di dalam hati
dan tidak perlu dilafazkan.
~Istishhab
~Istinja dan Istijmar sebelumnya(bila setelah buang hajat)
~Air yang thahur (suci lagi mensucikan),
Air dikatakan suci atau masih suci manakala tidak tercampur oleh zat/barang yang
najis sehingga menjadi berubah salah satu dari tiga sifat, yaitu bau, rasa dan
warnanya.
~Air yang mubah(bukan hasil curian misalnya),
Apabila air diperoleh dengan cara mencuri, maka tidak sah berwudhu
dengan air tersebut. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, Sesungguhnya Allah Taala itu Maha Baik. Dia tidak menerima sesuatu
kecuali yang baik. (HR. Muslim). Sudah dimaklumi, bahwa mencuri merupakan
perbuatan yang tidak baik dan keharamannya sudah jelas. Oleh karena itu, air hasil
curian (yang merupakan barang yang tidak baik) tidak sah digunakan untuk
berwudhu.
~Menghilangkan sesuatu yang menghalangi air meresap dalam pori-pori.
Tidak sah wudhu seseorang yang memakai kutek atau yang lainnya yang
dapat menghalangi sampainya air ke kulit.
Shalat ;
"Jagalah shalat-shalat tersebut dan salat pertengahan (al-wustha)." (QS al-
Baqarah: 238).
Kata shalawat (shalat-shalat) pada ayat di atas berbentuk jamak atau plural yang
dalam bahasa Arab berjumlah tiga atau lebih. Kemudian ia ditambah dengan shalat
wustho (shalat pertengahan). Jadi kalau mencermati ayat di atas berarti Allah
paling tidak menyuruh untuk menjaga empat shalat. Namun kata pertengahan
menunjukkan posisinya berada di tengah. Jika hanya empat maka tidak ada yang
ditengah. Sehingga agar ada yang peris di tengah berarti minimal jumlahnya lima.
Dari sini saja dapat diketahui kelemahan logika mereka yang mengatakan bahwa
shalat hanya dua waktu, tiga waktu dan seterusnya. Ini secara logika sesuai dengan
makna bahasa yang ada.
Melihat QS ar-Rum ayat 17- 18 yang berbunyi,
(Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu
kamu berada di waktu subuh. Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi
dan di waktu kamu berada pada sore hari dan di waktu kamu berada di waktu
Zuhur).
Menurut Ibnu Abbas ra (mufassir dari kalangan sahabat yang mendapat doa khusus
dari Nabi saw agar diberi pemahaman dan kemampuan takwil), menurut beliau
maksud dari bertasbih pada ayat tersebut adalah shalat. Jadi shalatlah kamu kepada
Allah di waktu kamu berada di petang hari (Maghrib dan Isya), dan ketika berada
di waktu subuh,ketika berada di waktu sore (asar) dan ketika berada di waktu
zuhur(HR Ibn Jarir). Dengan demikian jumlahnya lengkap menjadi lima waktu.
Merujuk pada ayat al-Quran surat al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi,
(Maka apa yang dibawa Rasul kepadamu ambillah dan apa yang dia larang
tinggalkanlah)
Ayat di atas jelas menyuruh kita untuk mengambil semua yang diajarkan oleh
Rasulullah saw; terutama dalam masalah ibadah mahdah; dan lebih khusus lagi
terkait masalah shalat. Sebab Rasul saw bersabda, "Shalatlah kalian sebagaimana
melihatku shalat."
Nah terkait dengan itu Rasulullah saw menyebutkan kewajiban shalat lima waktu
dalam sejumlah hadits. Di antaranya beliau bersabda, "Bagaimana Menurut kalian
seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian di mana dia
mandi di dalamnya setiap hari lima kali, apakah masih ada kotorannya yang tersisa
sedikit pun? Mereka menjawab,Tidak ada kotoran yang tersisa sedikit pun.
Rasulullah saw bersabda, Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya
Allah menghapus kesalahan-kesalahan. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Jadi kalau kita mau menelaah ayat-ayat di atas secara tulus, benar, dan dengan
pemahaman yang sahih seperti yang menjadi pegangan para sahabat, tabiin, dan
seterusnya di mana mereka melaksanakan shalat lima waktu seperti yang
diwajibkan, insya Allah kita akan selamat dari pemahaman sesat.

Tayyamun ;
Tayamum menurut arti bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut arti
syara' adalah mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengansyarat
syarattertentu.
Tayammum merupakan salah satu sarana bersuci dari hadast kecil atau
hadast besar, sebagai pengganti wudlu' atau mandi, disaat seseorang tidak bisa
menggunakan air dikarenakan terdapat suatu halangan.
Rukun rukun Tayammum
1. Niat
2. Memindah debu
3. Mengusap wajah
4. Mengusap kedua tangan sampai siku-siku
5. Tartib
Buka Puasa

Akhirnya tiba juga saat yang kita tunggu-tunggu. Jam telah menyatakan
pukul 17.30 WIB dan itu tandanya untuk berbuka puasa. Kami membaca doa
bersama-sama kemudian menyantap hidangan yang telah disuguhkan.
Seusai berbuka puasa, kami melanjutkan dengan shalat magrib bersama.
Setelah shalat magrib kami pun menikmati kembali nasi yang telah disediakan
disana. Semua orang terlihat sangat menikmati nasi yang disediakan. Tawa kami
pun ikut menghiasi persaudaraan akrab yang terjalin saat itu. Hanya dalam sehari
saja, kami telah menjadi satu kesatuan saudara yang akrab.

Sholat Tarawih

Peserta melaksanakan sholat isya dilanjutkan sholat tarawih dengan imam


Bapak Sumaryana. Sholat tarawih dilaksanakan 8 rakaat dan dilanjutkan sholat
witir 3 rakaat.

Tadarus

Peserta dibagi berkelompok sesuai kelasnya setiap kelompok, setelah itu


setiap kelompok membaca 1 Juz Al Quran, dibimbing oleh Ibu.Mujiarti yang
diawali membaca Al-Fatihah lalu membaca Al Quran.

Tidur
Setelah acara selesai tepatnya pukul 22.00 para pesrta Pesantrn Kilat di
Perbolehkan untuk Tidur hingga pukul 03.20.

Sahur

Setelah peserta bangun mereka mencuci muka lalu mengamblil makanan dan
bersahur bersama dikelas masing-masing.

Solat Subuh

Setelah bersahur parapesrta pun menggosok gigi dan lalu mengambil air
wudhu dan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan solat Subuh berjamaah,
yang diimami oleh Bapak H.Sudarto dan kemudian member kultum yang berisi:
-Bila kita mendengar azan sebiknya kita segera meningalkan seluruh pekerjaan
kita dan segera melakukan solat, solat dapat dikatakan khusuk itu apaila ketika
kita melaksanakan salat kita melupakn atau tidak mengingat sejenak apapun
diluar salat.

Kajian Wudhu, Tayamum, dan Solat

Kajian ini disampaikan oleh Bapak H.Sudarto pada hari ke dua tepatnya
pukul 07.30-09.00. Isi materi yang disampaikan adalah :
-Solat tidak akan diterima salatnya tanpa bersuci (H.R.Musli)
-Bersuci ada dua yaitu :

Air Tayamum

Wudhu Mandi Debu

Urutan wudhu yang benar


1. Mencuci / membasuh kedua telapak tangan tiga kali sambil membaca basmalah.
"Bismilaahir rahmanir rahiim"
2. Membersihkan mulut dan lubang hidung, masing-masing sebanyak tiga kali.

3. Membasuh muka sebanyak tiga kali sambil mengucapkan doa niat wudhu.

Bacaan Doa Niat Wudhu


Nawaitul wudhuu-a lirafll hadatsil ashghari fardhal lilaahi taaalaa

Arti Doa Niat Wudhu


Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah
semata.

4. Mencuci / membersihkan tangan kanan dan kiri, mulai dari ujung jari hingga
pangkal / batas siku, masing-masing sebanyak tiga kali.

5. Mengusap kepala mulai dari dahi hingga batas rambut bagian atas sebanyak tiga
kali.

6. Menyapu / membersihkan kedua telinga mulai bagian daun telinga bawah dan
menuju bagian atas, sebanyak tiga kali.

7. Mencuci / membersihkan kaki kanan dan kiri, mulai dari ujung jari merata
hingga mata kaki, masing-masing sebanyak tiga kali.

8. Membaca doa setelah wudhu.

Bacaan Doa Setelah Wudhu


Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna
mUhammadan abduhu wa Rasuuluhu. Allahumma jalnii minat tawwabiina,
wajalnii minal mutathahiriina wajalnii min ibaadikash shalihiina.

Arti Doa Setelah Wudhu


Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang
menyekutukanNya. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli bertobat, jadikanlah aku
orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.
Pembatal wudhu

1. Semua yang keluar dari dua jalan qubul dan dubur (kemaluan dan
anus). Baik air seni, kotoran (tinja), atau angin.

Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala:

atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) [Al-Maa-
idah: 6].

Al-Ghaa-ith Yaitu kiasan dari buang hajat.

Juga sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian jika ia berhadats
hingga dia berwudhu

Seorang laki-laki dari Hadhramaut berkata, Apakah hadats itu, wahai Abu
Hurairah? Dia menjawab, Kentut, baik yang bersuara ataupun tidak. [1]

Keluarnya madzi dan mani juga membatalkan wudhu:

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma,, dia berkata, Mani, wadi, dan madzi.
Adapun mani, maka ia mewajibkan mandi. Sedangkan wadi dan madzi, beliau
berkata:

Basuhlah alat kelamin atau kemaluanmu dan berwudhulah sebagaimana wudhumu


untuk shalat.

2. Tidur nyenyak
Yaitu, tidur yang menghilangkan kesadaran. Baik dalam keadaan duduk di atas
lantai ataupun tidak.
Dasarnya adalah hadits Shafwan bin Assal Radhiyallahu anhu. Dia berkata,
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kami jika kami dalam
keadaan safar agar tidak melepas sepatu kami selama tiga hari tiga malam. Kecuali
dalam keadaan junub. Bahkan ketika buang hajat, kencing, dan tidur.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyamakan antara tidur, kencing, dan buang
hajat. [2]

Dari Ali Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:



.
Mata adalah wikaanya sah. Barangsiapa tertidur hendaklah berwudhu.[3]

Al-Wikaa, dengan wawu dikasrah, yaitu benang pengikat tempat air minum dari
kulit.

As-Sah, dengan siin tidak bertitik yang difat-hah dan ha yang dikasrahkan serta
tidak bertasydid, yaitu dubur.

Artinya, keadaan jaga adalah wikaa-nya dubur. Yaitu, menjaga apa yang di
dalamnya agar tidak keluar. Karena selama dia terjaga dia bisa merasakan apa yang
keluar darinya. [4]

3. Hilangnya kesadaran karena mabuk atau sakit


Karena hilangnya kesadaran oleh sebab-sebab ini lebih parah daripada tidur.

4. Menyentuh kemaluan tanpa penghalang dengan syahwat. Berdasarkan sabda


beliau Shallallahu alaihi wa salalm :

Barangsiapa menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu. [5]

Juga sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam :

Ia tidak lebih dari salah satu anggota tubuhmu. [6]

Ia adalah salah satu bagian tubuh Anda jika tidak disertai syahwat saat
menyentuhnya. Karena dalam keadaan ini, dapat disamakan antara menyentuhkan
satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lain. Lain halnya jika menyentuhnya
disertai syahwat. Maka dalam keadaan seperti itu tidak diserupakan antara
menyentuh satu bagian tubuh dengan menyentuh bagian tubuh lain yang biasanya
tidak disertai dengan syahwat. Ini adalah perkara yang jelas, sebagaimana Anda
lihat. [7]

5. Makan daging unta


Berdasarkan hadits al-Barra bin Azib Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Berwudhulah karena (makan) daging unta. Dan janganlah berwudhu karena


(makan) daging kambing. [8]

Dari Jabir bin Samurah Radhiyallahu anhu, seorang laki-laki bertanya kepada Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam, Haruskah aku berwudhu karena (makan) daging
kambing? Beliau menjawab, Kalau kau suka berwudhulah. Jika tidak, maka
janganlah berwudhu. Dia berkata lagi: Haruskah aku berwudhu karena (makan)
daging unta? Beliau menjawab: Ya, berwudhulah karena (makan) daging
unta.[9]

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerja-kan shalat, maka
basuhlah mukamu [Al-Maa-idah: 6]

Dan sabda Nabi Shalalllahu alaihi wa sallam :

.

Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci (wudhu).

Alasan Tayamum
1. Sakit.
Akan makin parah sakitnya bila badan terkena air.
2. Mendesak.
Saking sibuknya bekerja hingga tiada waktu untuk berwudhu sekalipun.
3. Kurang Air.
Air hanya pas untuk minum saja.
4. Kondisi Bahaya.
yang bisa mengancam jiwa manusia.
5. Binatang Buas.
Di dekat air ada binatang buas.
6. Safar atau bepergian.
Perjalanan jauh.

Cara bertayamum
1. Membaca basmalah
2. Tempelkan kedua telapak tangan dengan merengganggkan jari pada tanah
atau debu.
3. Angkat tangan mu dan tiup kedua telapak tangan yang sudah menempel
pada debu, atau usapkan pada pakaian secara perlahan. ( Jika meniup,
tiuplah kearah lain dari tempat mengambil debu )
4. Baca doa atau niat tayamum.
5. Usapkan debu pada wajah.
6. Usapkan debu pada telapak tangan.
7. Ambil debu lagi dan lakukan seperti langkah ke 3 diatas.
8. Usapkan debu ke lengan kanan dan kiri

Yang membatalkan Tayamum

1. Segala hal yang membatalkan wudhu.


2. Sebelum shalat melihat air.
3. Pada saat shalat melihat air.

Syarat Wajib Solat


1. Islam. Setiap orang yang beragama Islam diwajibkan untuk shalat tetapi bagi
non muslim tidak diwajibkan shalat.
2. Baligh/ mencapai usia dewasa. Bagi perempuan dikatakan baligh apabila
telah keluar darah haid. Dan untuk laki-laki ketika berusia 15 tahun atau
telah keluar sperma.
3. Berakal. Bagi yang tidak berakal sehat tidak diwajibkan untuk shalat.
4. Tidak dalam keadaan haid atau nifas.
5. Telah sampai dakwah tentang shalat kepadanya.
6.

Syarat Sah Solat


1. Suci dari hadas kecil dan hadas besar.
2. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari berbagai macam najis.
3. Menutup aurat. Aurat laki-laki yaitu antara pusar sampai lutut, sedangkan
bagi perempuan semua anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.
4. Menghadap kiblat.
5. Sudah masuk waktu shalat.

Hal yang membatalkan Solat


1. Berbicara Dengan Sengaja
Berbicara dengan sengaja yang dimaksud disini bukanlah berupa bacaan bacaan
dalam AlQuran, dzikir atau pun doa. Akan tetapi merupakan pembicaraan yang
sering dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini sesuai dengan
hadits Rasulullah saw. yang di riwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim
(Muttafaqun Alaih) berikut:

, : , ,
: ( )

Artinya:

Dari Zaid bin Al-Arqam ra berkata,Dahulu kami bercakap-capak pada saat


shalat. Seseorang ngobrol dengan temannya di dalam shalat. Yang lain berbicara
dengan yang disampingnya. Hingga turunlah firman Allah SWT Peliharalah
semua shalat, dan shalat wusthaa . Berdirilah untuk Allah dengan khusyu. Maka
kami diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara dalam shalat. (HR. Jamaah
kecuali Ibnu Majah).
Perkataan yang keluar disaat shalat, baik itu satu kata ataupun hanya satu huruf
akan membatalkan shalat jika dilakukan dengan sengaja. Berbeda bila seseorang
melakukannya tanpa sadar alias tidak disengaja, ataupun melakukannya tanpa tahu
hukumnya maka syari memberikan keringanan bagi orang yang melakukannya
(berbicara dalam shalat), selama perkataan atau atau pun kata yang disebutkan
masih dalam kategori sedikit. Dalam satu riwayat dikatakan tidak lebih dari 6 kata.

2. Makan dan Minum

Makan dan minum adalah salah satu perbuatan yang dapat membatalkan shalat.
Apabila seseorang makan atau pun minum ketika melaksanakan shalat dengan
sengaja, maka shalatnya batal. Hal ini disebabkan karena akan menghilangkan
kemulian dalam shalat. perbuatan makan dan minum dalam shalat ini, baik sedikit
ataupun banyak selama dilakukan dengan sengaja tetap akan membatalkan
shalatnya.

Adapun jika perbuatan makan dan minum dalam shalat ini dilakukan tanpa
disengaja, maka disyaratkan dalam hal tersebut tidak lebih dari kadar humsah
( tidak bisa dibakar ataupun di masak kembali), yaitu kadar/batasan yang
menjadi kebiasaan dalam kehidupan. Maka shalatnya tidak batal. Dan apabila di
dalam mulut seseorang ada sisa gula atau sesuatu yang bisa mencair atau pun
meleleh ketika melaksanakan shalat, maka jika ia menelannya akan membatalkan
shalatnya.

3. Banyak Gerakan dan Terus Menerus

Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus dan bukan
merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam Syafii memberikan
batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut sehingga seseorang batal dari
shalatnya.

Namun bukan berarti setiap ada gerakan langsung membatalkan shalat. Sebab
dahulu Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong anak (cucunya).

Rasulullah SAW shalat sambil mengendong Umamah, anak perempuan dari anak
perempuannya. Bila beliau SAW sujud, anak itu diletakkannya dan bila berdiri
digendongnya lagi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan beliau SAW memerintah orang yang sedang shalat untuk membunuh ular
dan kalajengking (al-aswadain). Dan beliau juga pernah melepas sandalnya sambil
shalat. Kesemuanya gerakan itu tidak termasuk yang membatalkan shalat.

4. Membelakangi atau Tidak Menghadap Kiblat

Bila seseorang shalat dengan membelakangi kiblat dengan sengaja, atau di dalam
shalatnya melakukan gerakan hingga badannya bergeser arah hingga
membelakangi kiblat , maka shalatnya itu batal dengan sendirinya.

Hal ini ditandai dengan bergesernya arah dada orang yang sedang shalat itu,
menurut kalangan Ulama Syafiiyah dan Ulama Hanafiyah. Sedangkan menurut
Ulama Mazhab Malikiyah, bergesernya seseorang dari menghadap kiblat ditandai
oleh posisi kakinya. Sedangkan menurut Mazhab Hanabilah, ditentukan dari
seluruh tubuhnya.

Kecuali pada shalat sunnah, dimana menghadap kiblat tidak menjadi syarat shalat.
Rasulullah SAW pernah melakukannya di atas kendaraan dan menghadap kemana
pun kendaraannya itu mengarah.

Namun yang dilakukan hanyalah shalat sunnah, adapun shalat wajib belum pernah
diriwayatkan bahwa beliau pernah melakukannya. Sehingga sebagian ulama tidak
membenarkan shalat wajib di atas kendaraan yang arahnya tidak menghadap kiblat.
Namun, dalam kondisi darurat, tidak menghadap kiblat dibolehkan, selama yang
bersangkutan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menghadap kiblat,
misal orang yang habis operasi berat dan tidak mungkin menggeser-geser tempat
tidurnya atau orang yang berada dalam bus umum yang perjalanannya tidak
mengarah ke arah kiblat, sementara sopirnya tidak toleran terhadap orang-orang
yang mau shalat. Maka jika mungkin, di waktu takbiratul ihram, tetap menghadap
kiblat, tapi jika tidak mungkin (misalnya karena menghadap kiblat berarti
menghadap ke sandaran kursi), maka dibolehkan menghadap sesuai arah bus.
Namun, jika bisa mengusahakan bus berhenti di waktu shalat, maka ini adalah
yang terbaik.

5. Terbuka Aurat Secara Sengaja

Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba terbuka auratnya secara
sengaja, maka shalatnya otomatis menjadi batal. Baik dilakukan dalam waktu yang
singkat ataupun terbuka dalam waktu yang lama. Namun jika auratnya terbuka
tanda disengaja dan bukan dalam waktu yang lama, maksudnya hanya terbuka
sekilas dan langsung ditutup lagi, para Ulama dari mazhab Syafiiyah dan Ulama
Hanabilah mengatakan tidak batal.
Namun Ulama Mazhab Malikiyah mengatakan secepat apapun ditutupnya, kalau
sempat terbuka, maka shalat itu sudah batal dengan sendirinya.
Namun perlu diperhatikan bahwa yang dijadikan sandaran dalam masalah terlihat
aurat dalam hal ini adalah bila dilihat dari samping, atau depan atau belakang.
Bukan dilihat dari arah bawah seseorang. Sebab bisa saja bila secara sengaja
diintip dari arah bawah, seseorang akan terlihat auratnya. Namun hal ini tidak
berlaku.

6. Mengalami Hadats Kecil atau Besar

Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal pula shalatnya. Baik
terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.

Namun harus dibedakan dengan orang yang merasa ragu-ragu dalam berhadats.
Para ulama mengatakan bahwa rasa ragu tidak lah membatalkan shalat. Shalat itu
baru batal apabila memang ada kepastian telah mendapat hadats.

7. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat Shalat

Bila seseorang yang sedang shalat terkena benda najis, maka secara langsung
shalatnya menjadi batal. Namun yang dijadikan patokan adalah bila najis itu
tersentuh tubuhnya atau pakaiannya dan tidak segera ditepis/tampiknya najis
tersebut maka batallah shalatnya tersebut. Adapun tempat shalat itu sendiri bila
mengandung najis, namun tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau
pakaian, shalatnya masih sah dan bisa diteruskan.

Demikian juga bila ada najis yang keluar dari tubuhnya hingga terkena tubuhnya,
seperti mulut, hidung, telinga atau lainnya, maka shalatnya batal.

Namun bila kadar najisnya hanya sekedar najis yang dimaafkan, yaitu najis-najis
kecil ukuran, maka hal itu tidak membatalkan shalat.
8. Tertawa

Orang yang tertawa dalam shalatnya, batallah shalatnya itu. Maksudnya adalah
tertawa yang sampai mengeluarkan suara. Adapun bila sebatas tersenyum,
belumlah sampai batal shalatnya.

9. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal

Orang yang sedang melakukan shalat, lalu tiba-tiba murtad, maka batal shalatnya.
Demikian juga bila mengalami kematian. Dan orang yang tiba-tiba menjadi gila
dan hilang akal saat sedang shalat, maka shalatnya juga batal.

10. Berubah Niat

Seseorang yang sedang shalat, lalu tiba-tiba terbetik niat untuk tidak shalat di
dalam hatinya, maka saat itu juga shalatnya telah batal. Sebab niatnya telah rusak,
meski dia belum melakukan hal-hal yang membatalkan shalatnya.

11. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat dengan sengaja

Apabila ada salah satu rukun shalat yang tidak dikerjakan dengan sengaja, maka
shalat itu menjadi batal dengan sendirinya. Misalnya, seseorang tidak membaca
surat Al-Fatihah lalu langsung ruku, maka shalatnya menjadi batal. Namun jika
lupa, dan ingat selama masih dalam shalat maka dia harus melakukan sujud syahwi
sebelum salam, jika lupa pula untuk sujud syahwi, maka bisa dilakukan setelah
salam.

Kecuali dalam kasus shalat berjamaah dimana memang sudah ditentukan bahwa
imam menanggung bacaan fatihah makmum, sehingga seorang yang tertinggal
takbiratul ihram dan mendapati imam sudah pada posisi rukuk, dibolehkan
langsung ikut ruku bersama imam dan telah mendapatkan satu rakaat.

Demikian pula dalam shalat jahriyah (suara imam dikeraskan), dengan pendapat
yang mengataka bahwa bacaan Al-Fatihah imam telah menjadi pengganti bacaan
Al-Fatihah buat makmum, maka bila makmum tidak membacanya, tidak
membatalkan shalat.
12. Mendahului Imam dalam Shalat Jamaah

Bila seorang makmum melakukan gerakan mendahului gerakan imam, seperti


bangun dari sujud lebih dulu dari imam, maka batal-lah shalatnya. Namun bila hal
itu terjadi tanpa sengaja, maka tidak termasuk yang membatalkan shalat.

AS-Syafiiyah mengatakan bahwa batasan batalnya shalat adalah bila mendahului


imam sampai dua gerakan yang merupakan rukun dalam shalat. Hal yang sama
juga berlaku bila tertinggal dua rukun dari gerakan imam.

13. Terdapatnya Air bagi Orang yang Shalatnya dengan Tayammum

Seseorang yang bertayammum sebelum shalat, lalu ketika shalat tiba-tiba terdapat
air yang bisa dijangkaunya dan cukup untuk digunakan berwudhu, maka shalatnya
batal. Dia harus berwudhu saat itu dan mengulangi lagi shalatnya.

14. Berubah Niat

Niat adalah salah satu rukun dalam shalat, jika rukun tersebut tidak terpenuhi maka
tidak sah shalatnya tersebut. Seseorang yang sedang melaksanakan shalat,
kemudian dia berniat keluar dari shalatnya tersebut, atau ada sesuatu kejadian yang
membuat (mushalli) keluar dari shalatnya, maka shalatnya tersebut akan menjadi
batal dengan berubah niatnya tersebut, karena shalat harus dimulai dengan niat
yang pasti.

15. Mengucapkan Salam Secara Sengaja

Bila seseorang mengucapkan salam secara sengaja dan sadar, maka shalatnya
batal. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa salam adalah
hal yang mengakhiri shalat. Kecuali lafadz salam di dalam bacaan shalat, seperti
dalam bacaa tahiyat.

Wallahu subhnahu wa tal alam.


Cara Solat yang benar

1. Berdiri tegak menghadap kiblat, pandangan ke arah tempat sujud, kemudian


lakukan takbiratul ihram.

2. Angkat kedua tangan sejajar pundak atau telinga, hadapkan telapak tangan ke
arah kiblat, dan ucapkan Allahu akbar.

3. Bersedekap, dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak


tangan kiri, atau di atas pergelangan atau lengan tangan kiri.

4. Letakkan tangan di depan dada. Tetap tundukkan pandangan ke arah tempat


sujud.

5. bacalah doa iftitah dengan pelan:

6. Bacalah taawudz dengan pelan:

7. Bacalah Surat Al-fatihah, dan sebelumnya membaca basmalah dengan pelan,


dan berhenti di setiap akhir ayat.

8. Ucapkanlah amiin setelah selesai Al-fatihah, baik jadi imam, makmum, maupun
shalat sendiri.

9. Keraskan bacaan amiin jika anda menjadi makmum.

10. Bacalah surat yang anda hafal.

11. Diam sejenak seusai baca surat.

12. Mulai rukuk dengan mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau telinga,
ucapkan Allahu akbar sambil bergerak turun.

13. Letakkan telapak tangan di lutut, dengan posisi mencengkeram, jari-jari


direnggangkan, dan siku agak dibentangkan.
14. Punggung lurus, kepala lurus dengan punggung, dan lakukan dengan
thumakninah.

15. Bacalah doa rukuk setelah anda sempurna rukuk:




16. Bangkit, sambil mengucapkan:

17. Disambung dengan bacaan:

dalam posisi sudah berdiri sempurna

18. Dianjurkan untuk memperlama berdiri itidal dan bersikap tenang.

19. Durunlah menuju sujud sambil bertakbir: Allahu akbar dan letakkan tangan
sebelum lutut.

20. Sujud dengan bertumpu pada 7 anggota badan: wajah (kening dan hidung), dua
telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki.

21. Posisi jari tangan dirapatkan menghadap kiblat, telapak tangan sejajar pundak
atau sejajar telinga.

22. Tangan membentang ke samping, punggung posisi tengah dan kaki hampir
menyiku.

23. Tenang dan bacalah doa sujud:

24. Bangkit dari sujud sambil membaca takbir: Allahu akbar, kemudian duduk
iftirasy.

25. Punggung tegak, letakkan telapak tangan di atas paha atau lutut, posisi jari
agak renggang

26. Baca doa:




27. Kemudian bergerak turun sambil bertakbir. Dan sujudlah sebagaimana cara
yang pertama.

28. Bangkit dari sujud, tanpa membaca takbir, lakukanlah duduk istirahat sejenak,
dengan Posisi duduk iftirasy.

29. Kemudian berdiri ke rakaat berikutnya dengan bertumpu pada kedua tangan,
sambil bertakbir.

30. Berdirilah sempurna dan langsung sedekap.

31. Lakukan seperti yang anda lakukan pada rakaat sebelumnya.

32. Setelah anda mendapatkan dua rakaat, bertakbir kemudian duduk tasyhud awal.
duduk iftirasy,
letakkan telapak tangan di atas paha atau lutut, posisi jari agak renggang, acungkan
jari telunjuk tangan kanan

33. Baca doa tasyahud awal:

34. Dianjurkan untuk ditambah dengan bacaan shalawat:

35. Bangkit dengan membaca Allahu akbar. Dan setelah sempurna berdiri
angkatlah kedua tangan dan bersedekaplah.

36. Setelah di rakaat terakhir, duduknya tanyahud akhir dengan posisi tawarruk.
Posisi tangan di atas paha, acungkan telunjuk tangan kanan.

37. Bacalah tasyahud dan shalawat:






*







38. Berdoalah memohon perlindungan dari 4 hal:

39. Anda boleh berdoa yang lainnya:

40. Selanjutnya salam, menoleh ke kanan sampai kelihatan pipi kanan dari
belakang dengan mengucapkan:

41. Dan salam ke kiri sampai kelihatan pipi kiri dari belakang dengan
mengucapkan:

42. Baca istighfar dan lanjutkan berdzikir. Semoga Allah menerima ibadah kita.

Hafalan Surat Pendek


Hafalan Surat Pendek dibimbing oleh Ibu.Mujiarti. Siswa/i secara membentuk
kelompok seperti saat Tadarus Al-Quran, kita diminta untuk hafalan bergantian
antar kemudian akan diperbaiki oleh Guru jika memang lafadz yang diucapkan
kurang tepat.

Taharah,Hadas, dan Najis


Materi ini dibimbing oleh Ibu.Mujiarti. Isi materi adalah sebagai berikut :

Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas
menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam
beberapa macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat : 6

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,


maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

A. Bersuci lahiriah

Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal
dan lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri
dari najis adalah membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami dari
kotoran sampai hilang rasa, bau dan warnanya. QS Al-Muddassir ayat : 4

B. Bersuci batiniah

Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara membersihkannya dengan
taubatan nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.

MACAM-MACAM ALAT THAHARAH

Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk


bersuci misalnya, kita tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita juga bisa
menggunakan tanah, batu, kayu dan benda-benda padat lain yang suci untuk
menggantikan air jika tidak ditemukan.

Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang
boleh dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.
Macam-macam air

Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah

Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu air :

1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air sungai
5. Air danau/ telaga
6. Air salju
7. Air embun
QS Al- Anfal ayat : 11

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu


penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit
untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh
dengannya telapak kaki(mu).

Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk
diminum tapi tidak dapat digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi, sirup,
air kelapa dll.
Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain
emas dan perak. Air ini makruh digunakan untuk bersuci
Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak
boleh digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun
warnanya
Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah
rasa, warna dan baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang
sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270 liter menurut ulama kontemporer)

CARA-CARA THAHARAH
Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan
mandi junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah
yaitu dengan bertayamum. Dan bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu
(tissue atau kertas itu masuk kategori kayu) yaitu dengan beristinja.

Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya

1. Najis ringan (najis mukhafafah)

Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang
belum makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2
tahun. Cara membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang
terkena najis.

2. Najis sedang (najis mutawassitah)


Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai
najis tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).
3. Najis berat (najis mughalazah)

Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil
yang pasti (qati) . yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan
menghilangkan barang najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih
sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah atau batu.

Mandi Wajib
Pengertian : Mandi Wajib sendiri ialah cara untuk menghilangkan suatu Hadast
besar atau menyucikan diri dari Hadats Besar yg terdapat didlm tubuh atau diri kita
dg cara membasuh atau mandi dg air diseluruh tubuh dari mulai ujung rambut
hingga ujing kaki. Kemudian untuk Manji Wajib sendiri banyak di kenal di
kalanganmasyarakat umum dg sebutan Mandi Besar, Mandi Junub atau Berjunub
dan Manji Janabah.

Untuk Manji Wajib ini memegang peranan yg sangat penting bagi umat Islam
karena seorang Muslim sebelum melakukan ibadah Shalat harus memperhatikan
kesucian dalam dirinya dari Hadats besar maupun Hadast Kecil sehingga jika diri
anda mengalami atau terkena Hadats besar maka ada baiknya anda langsung
mengambil Mandi Wajib ini.

Pentingnya Mandi Wajib Di Islam sendiri seperti sudah di ucapkan oleh Alloh Swt
dalam firmanya yg berbunyi, Dan Jika kalian sd dlm keadaan Hadats maka
Bersucilah atau Mandi . Sedangkan untuk Hukum Mandi Wajib bagi setiap
umat muslim ialah Wajib atau Harus dilakukan karena jika anda sedang Berhadast
dan tidak mandi maka Shalat anda tidak akan sah.

Cara Mandi Wajib : Tata cara mandi wajib yang Betul selepas bersetubuh, haid,
bersalin atau tidak , adalah perkara yang mesti diketahui setiap orang muslim, dan
tentu setiap muslim tidak sekedar mencukupkan dirinya dengan perkara yang
sifatnya mubah, tapi berusaha beranjak kepada perkara-perkara sunnah/mustahab,
yakni mencontoh apa yang biasa dikerjakan oleh rasulullah shallahu alaihi wa
sallam.
Adapun perkara sunnah dalam tata cara mandi wajib atau mandi junub/besar yang
sah sempurna bisa diambil dari dua hadis yakni hadis aisyah dan hadis maimunah
radiyallahu anhuma.Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya terkadang kita
menyepelehakan permasalahan yang satu ini mengenai Mandi wajib atau janabah,
atau junub adalah mandi yang dilakukan ketika kita mengalami mimpi basah atau
habis bersenggama. Nah, pada saat seperti inilah kita diwajibkan untuk mandi
wajib janabah mandi besar. Namun tidak seperti hanya dikala mandi biasa, mandi
wajib ini harus diperhatikan niat dan tata caranya, Namanya juga mandi wajib,
hukumnya pasti harus dikerjakan sebelum kita melaksanakan pekerjaan lain
utamanya kewajiban beribadah seperti sholat.
Niat mandi besar atau mandi jinabat itu seperti niat niat dalam ibadah yang lain,
yaitu di dalam hati, adapun kalimat dan arti Doa Niat Mandi Wajib niatnya adalah
sebagai berikut yang di kelompkan dalam tiga bagian :
1. Jika mandi besar disebabkan junub Mimpi basah, keluar mani, senggama maka
niat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAFIL


HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TAALA
Artiya: Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan
hadats besar dari jinabah, fardlu karena Allah Taala

2. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka niat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAFIL


HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TAALAArtinya
Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar
dari haidl, fardlu karena Allah Taala

3. Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka niyat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAFIL


HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TAALA
Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan
hadats besar dari nifas, fardlu karena Allah Taala

Adapun Tata Cara Mandi Wajib Mandi Junub sebagai berikut:


Dan untuk urutan tata cara mandi wajib yang benar menurut Islam adalah sebagai
berikut:

1. Dimulai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar. Mulailah segala sesuatu
hal dengan niat. Bisa bahasa Arab atau bahasa Indonesia saja.

2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3x lalu bercebok Membersihkan


kemaluan serta kotoran yang ada disekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.

3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan


ke tanah atau dengan menggunakan sabun.

4. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat

5. Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut

6. Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri

7. Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari

8. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.

Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib
seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi
wasallam.

Tambahan:
Oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairiy

Mandi wajib dimulai dengan mengucapkan bismillah, dan berniat untuk


menghilangkan hadast besar,
Membersihkan kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian bercebok.
Membersihkan kemaluannya, dan kotoran yang ada di sekitarnya.
Berwudhu seperti halnya orang yang berwudhu hendak shalat, kecuali kedua
kakinya. Namun boleh membersikan kedua kakinya ketika berwudhu atau
mengakhirkannya sampa selesai mandi.
Mencelupkan kedua telapak tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal
rambut kepalanya dengan kedua telapak tangannya itu kemudian membersihkan
kepalanya dan kedua telinganya tiga kali dengan tiga cidukan.

HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki. Bagi


perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan
menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena
ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya
kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini
perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh
mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab,
Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali
guyuran.

Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas
sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil
membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan
lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda:

Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi
janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan
diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka . HR. Abu
Dawud

Seorang Wanita Tidak Harus Melepas Jalinan atau Kepangan Rambutnya


cara mandi wajibYa Rasulullah, aku adalah wanita yang SANGAT KUAT
kepangan/jalinan rambutku, apakah aku harus melepaskannya saat mandi
janabah? Beliau menjawab: Tidak perlu, namun cukup bagimu untuk
menuangkan air tiga tuangan ke atas kepalamu, kemudian engkau curahkan air ke
tubuhmu, maka engkau suci. HR. Muslim no. 330
Boleh Mandi Hanya Sekali Setelah Men-jimai Beberapa Istri
Anas bin Malik radiyallahu anhu berkata: Adalah Nabi shallahu alaihi wa sallam
mengelilingi istri-istrinya (menjimai mereka secara bergantian -pent.) dengan satu
kali mandi. HR. Muslim no. 706 dan mandinya disini dilakukan ketika selesai
jima yang akhir.

Penutup
Inilah kegiatan terakhir yang kami jalani. Setelah Solat Dhuha, kami pun
berpamitan untuk pulang dengan Guru-guru dan saudara-saudara lainnya. Rasanya
tidak rela untuk berpisah dengan saudara-saudara baru kami. Rasanya tidak rela
untuk mengakhiri kegiatan pada hari itu.

Bab III
PENUTUP

Kesimpulan

Pesantren Kilat ini benar-benar merupakan kegiatan yang sangat


positif bagi aktivitas para generasi muda. Nah sekarang, apa yang kalian takutkan
untuk mengikuti Pesantren Kilat? Apa kalian masih merasa malas untuk datang ke
Pesantren Kilat? Sudah jelas kan, jika Pesantren Kilat ini tidaklah menakutkan
ataupun membosankan. Karena sebenarnya, Pesantren Kilat merupakan wadah dari
kumpulan kegiatan seru yang tidak akan kita lupakan.

Saran

Diharapkannya supaya kegiatan Pesantren Kilat ini dapat diadakan


terus-menerus. Jadi tidak hanya dilakukan sekali setiap tahunnya, Melainkan
kegiatan ini bisa diadakan berangsur-angsur di setiap minggu bulan Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai