Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PALLIATIVE CARE

STROKE
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Program Studi Ners


STIKes Kusuma Husada Surakarta
2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmemberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan
nikmatnya itu penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
Palliative Care Stroke dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW,
yang telah menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi
pengikutnya hingga akhir zaman, Amin.
Makalah ini berisikan tentang materi Palliative Care Stroke. Kami berharap
makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi pemakalah ataupun
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.Akhir harapan dari penulis agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Surakarta, 2 april 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1. Latar Belakang.......................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
3. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
1. konsep keperawatan palliative care, kasus palliative care ........ 3
2. palliative team .......................................................................... 4
3. aspek yang ditangani keluarga dan pasien ................................ 5
4. peran dokter dan perawat.......................................................... 6
5. fase palliative ............................................................................ 7
6. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam palliative care. ......... 9
7. evaluasi care ............................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya supalai darah kebagian otak. Stroke disebakan oleh trombosis,
embolisme serebral, iskemia, dan hemoragi serebral. Penderita stroke saat ini
menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua
pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan
beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, stroke juga menjadi beban bagi
pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.
Angka kejadian stroke dunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk,
dalam setahun. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan
hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif.
Mengingat kecacatan yang ditimbulkan stroke permanen, sangatlah penting bagi
usia muda untuk mengetahui informasi mengenai penyakit stroke, sehingga
mereka dapat melaksanakan pola gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit
stroke. Di indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya
mengalami cacat ringan atau berat. Saat ini stroke menempati urutan ketiga
sebagai penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan kanker, sedangkan di
indonesia stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah
sakit.
Berbagai fakta diatas menujukan, stroke masih merupakan masalah utama
di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah
krusial ini diperlukan strategi penangulangan stroke yang mencakup aspek
preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi
sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka penderita stroke yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di indonesia. Karena penanganan stroke yang
cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk
itulah penulis menyusun makalah mengenai stroke yang menunjukan masih
menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di Indonesia.

1
2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi palliative care
2. Menjelaskan tujuan palliative cae
3. Kasus palliative care
4. Palliative team
5. Aspek yang ditangani keluarga dan pasien
6. Lembaga yang menyelenggarakan
7. Peran/pendampingan dokter
8. Peran/pendampinga perawat
9. Fase palliative care
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam palliative care
11. Evaluasi care

3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami perawatan paliatif pada pasien stoke
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep palliative care
b. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan palliative care pada pasien stroke.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Paliative Care


a. Pengertian keperawatan palliative care
Perawatan paliatif (palliative care) adalah perawatan kesehatan terpadu
yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multi disiplin yang
terintegrasi.
Perawatan palliative umumnya diberikan pada orang yang mengalami
penyakit yang membatasi hidup, atau dengan kata lain penyakit yang tidak
respon terhadap penangan kuratifdengan mempertimbangkan keluarga dan
budayanya.
Pada awalnya, perawatan palliative ini hanya diberikan kepada pasien
kanker yang secara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini
diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita
penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIV/AIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis.
Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan
spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan
penyakit dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga
keluarganya.

b. Kasus tentang Palliative Care Stroke


Laki-laki, 65 tahun diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit Ahmad
Yani Metro datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri tidak dapat
digerakkan serta berbicara pelo sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sebelum keluhan tersebut muncul, pasien sedang duduk dan mengaku
merasa berat pada lengan dan tungkai kiri sehabis makan, sehingga pasien
terjatuh dari tempat duduk dengan posisi badan jatuh ke sebelah kiri.
Pasien mengaku tidak bisa bangkit karena lengan dan tungkai kiri tidak
dapat digerakkan. Pasien tidak mengeluh adanya sakit kepala, mual,
ataupun muntah sebelumnya. Pasien mengaku tidak pingsan dan masih

3
dapat mengenali anggota keluarga yang lain serta os menjadi tidak jelas
saat berbicara (pelo). Pasien tidak mengeluh adanya demam maupun
kekakuan pada leher dan tengkuk. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Riwayat trauma disangkal oleh
pasien. Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik tanggal 8 Agustus 2012 didapatkan
pasien dengan keadaan kompos mentis, keadaan umum tampak sakit
sedang, status gizi baik, TD 160/90 mmHG, nadi 74 x/menit, respirasi 20
x/menit, dengan temperatur 36,6C. Pada pemeriksaan mata pada
konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak kuning, tidak ada edema
palpebra, mulut tertarik ke arah sebelah kanan, lidah mengalami
lateralisasi ke kiri, hidung terdapat sekret di kedua mukosa hidung.
Pemeriksaan thoraks tampak simetris, suara nafas vesikuler, ronkhi tidak
ada, suara mengi (wheezing) tidak ada. Suara jantung S1 dan S2 tunggal,
murmur dan gallop tidak ada. Pemeriksaan abdomen tidak tampak
distensi, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas
superior dan ekstremitas inferior tidak dapat digerakkan, ditemukan refleks
fisiologis, refleks patologis Babinsky (pada kedua ekstremitas serta
Schaefer, Chaddock, Gordon pada ekstremitas inferior sinistra. Pada
pemeriksaan rangsang meningeal tidak ada kelainan. Dari pemeriksaan
laboratorium darah lengkap, profil lipid dan ureum serta creatinin
dalam batas normal.

c. Palliative team
1. Dokter
2. Ahli medis
3. Ahli hematologi
4. Pekerja social dan psikolog
5. Konselorspiritual
6. Relawan
7. Perawat
8. Keluarga

4
Peran team multidisiplin
Tim kesehatan yang terdiri dari berbagai multi disiplin ilmu merupakan
kunci utama kualitas pelayanan end of life pada pasien stroke akut. Fokus
utama keperawatan adalah upaya rehabilitasi, kontrol tanda dan gejala,
memberikan kenyamanan pada pasien, serta memberikan support untuk
keluarga dan tim kesehatan. Perawat seharusnya bekerja secara bersama
dengan staff dari disiplin ilmu lain, untuk menyediakan pelayanan
keperawatan end of life yang berkualitas dan berkontribusi dalam
pengambilan keputusan sebagai bagian dari konteks multidisiplin.
Peran pelayanan palliative care
Perawat yang merawat pasien dengan stroke akut membutuhkan pelatihan
tentang manajemen perawatan stroke. Akan tetapi, palliative care pada pasien
stroke seringkali tidak dilaksanakan oleh spesialis palliative care, sehingga
kebanyakan perawat di unit stroke harusnya membutuhkan pendidikan tambahan
dan dukungan untuk meningkatkan kemampuan spesifik tentang manajemen
stroke. Sebagai contoh, pasien stroke yang memiliki masalah kesulitan dalam
berkomunikasi, maka perawat bertanggung jawab untuk melatih komunikasi pada
pasien tersebut agar bisa berkomunikasi secara efektif. Sebagai tambahan, staf
keperawatan, spesialis palliative care seharusnya mampu memberikan dukungan
kepada pasien dengan masalah end of life yang kompleks.

d. Aspek yang ditangani keluarga dan pasien

Aspek psikologis:
Rasa aman dan nyaman karena keyakinan bahwa dirinya berada
dalam perawatan oleh para ahli yang kompeten dan keluarga/care givers
yang peduli dengan keadaannya.Kasih sayang yang diexpresikan secara
nyata seperti jabat tangan, sentuhan, strokes atau belaian.Kebutuhan untuk
mengetahui tentang penyakit yang dideritanya serta gejala-gejala yang
sedang/akan dialaminya sehingga penderita tidak berada dalam keadaan
ketidak-pastian yang berkepanjangan.Penderita juga ingin untuk tetap
dihargai dan dianggap mampu, dengan cara melibatkannya dalam
mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan dirinya.
Aspek Fisik:
Kondisi fisik pasien secara keseluruhan (dari ujung rambut sampai
ujung kaki)

5
Aspek spiritual :
Kesempatan untuk memperbaiki hubungan interpersonal yang
terganggu diwaktu yang lalu, serta mendapatkan pengampunan atas
kesalahan-kesalahannya dimasa lalu.Keyakinan bahwa dirinya tetap
dicintai dan dihargai.Perasaan bahwa hidupnya tetap mempunyai
arah/tujuan yang jelas dan berarti bagi sesamanya.

e. Lembaga yang menyelenggarakan Palliative Care sesuai peraturan


Palliative
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
812/Menkes/sk/VII/2007 tentang kebijakan perawatan palliative. Lembaga
yang menyelenggarakan Palliative Care adalah:
1. Dinas kesehatan propinsi&dinas kesehatan kab/kota
2. Rumah Sakit pemerintah&swasta
3. Puskesmas
4. Rumah perawatan/hospis
5. Fasilitas kesehatan pemerintah&swasta lain

f. Peran/pendampingan dokter
1. Melakukan pemeriksaan pada pasienuntuk mendiagnosa penyakit
pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
2. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada paseien
pada saat sehat atau sakit
4. Menangani pemyakit akut dan kronik
5. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
6. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke
rumah sakit
7. Tetap bertaggung jawab atas pasien yang di rujuk ke dokter rumah
sakit dan memantau pasien yang telah di rujuk atau di
konsultasikan
8. Bertindak sebagai mitra, penasehat dan konsulta bagi pasien
9. Memberikan nasehat untuk parawat dan memelihara sebagai
pencegah sakit
10. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien
sekarag harus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative.
g. Peran/pendampingan Perawat
Peranan perawat dalam bagi pasien stroke dan stadium terminal
atau pasien yang sedang dalam perawatan palliatif pastilah sangat
dibutuhkan. Hampir semua jenis pelayanan kesehatan dapat diberikan,
antara lain:

6
Perawatan khusus, seperti pada penderita dekubitus, luka diabetes,
inkontinensia, serta demensia.
Perawatan umum, yaitu dengan mambantu dan mendorong
penderita agar mampu mandiri dalam ADL.
Pengobatan, seperti pemberian antibiotik atau obat-obat lain
malalui suntikan-suntikan atau infus, pemberian makanan lewat NGT,
pasang kateter urine, transfusi darah, pengobatan nyeri karena berbagai
sebab, pengobatan simptomatis atau suportif terhadap penderita terminal.
Rehabitasi, baik itu rehab fisik pada penderita stroke atau rehab mental
dan sosial. Pencegahan, terutama terhadap kecacatan dan hambatan lain
akibat sakitnya. Promosi, yang dapat berupa penyuluhan, pendidikan
terhadap keluarga penderita.
Sebagai perawat, kita dapat membayangkan bagaimana perasaan
penderita maupun keluarganya, pada saat mengetahui bahwa penyakit
yang diderita sudah tidak mungkin lagi disembuhkan. Ada beberapa sikap
yang terjadi dalam menghadapi kondisi cobaan berat seperti ini, bisa
berupa penolakan, amarah, konflik batin, depresi, sampai dengan
penerimaan atau pasrah akan takdir yang dialaminya. untuk itu perawatan
yang diberikan tidak hanya untuk mengatasi keluhan-keluhan fisik yang
dirasakan penderita saja, namun keluhan lain juga perlu menjadi perhatian
seperti rasa sepi, rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, was-was,
rasa ingin dicintai serta suport.

h. Fase Palliative Care


1. Pengkajian data perawatan palliative care:

Fisik,Psikologi, Mental, dan status emosional,Latar belakang budaya,

sosial, dan ekonomi.Pengalaman masa lalu,Tingkat

pengetahuan,Lingkungan dan sekitarnya.

2. Persiapan perawatan palliative care :

a. Menyediakan bantuan untuk rasa sakit dan gejala lain yang

menaggangu klien

b. .Menegaskan hidup dan menganggap mati sebagai proses yang

normal

c. Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian

7
d. Mengintegrasi aspek aspek psikologis dan spiritual perawatan

pasien

e. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu

3. Pelaksanaan perawatan palliative care:

Perawatan paliatif adalah komponen inti dari komprehensif STROKE

tidak boleh dibatasi karena kendala politik atau sosial, diberikan sesuai

dengan kebutuhan pasien. pengobatan penyakit dan perawatan tidak

boleh dihentikan pada setiap tahap penyakit.Perawatan paliatif harus

dimasukkan sesuai pada setiap tahappenyakit TUMOR PARU dan

tidak hanya ketika pasien sedang sekarat.

4. Post care:

Tim Interdisipliner Palliative Care Dalam melakukan palliative care

membutuhkan tim kerja yang terdiri dari berbagai multidisiplin ilmu

karena ilmu kedokteran pada zaman sekarang ini telah berkembang

menjadi adanya interaksi dari fisik, fungsional, emosional, psikologis,

sosial, dan aspek spiritual yang akan menjadi multidisiplin ilmu. Tim

palliative care dapat terdiri dari perawat, dokter, psikiater, petugas

sosial medis, rohaniawan, terapis, dan anggota lain sesuai kebutuhan.

Setiap anggota tim sebaiknya memahami dan menguasai prinsip-

prinsip dan praktek palliative care. Tim harus berani menjamin bahwa

pasien akan mendapat pelayanan seutuhnya, baik fisik maupun mental,

sosial, serta spiritual dengan cara yang benar dan dalam porsi yang

seimbang. Tim paliatif ini akan dipimpin oleh seorang dokter yang

memiliki pengalaman yang luas tentang menangani penyakit tingkat

8
lanjut dan gejala yang kompleks. Dokter dapat memberikan konsultasi

untuk membantu dokter lain. Perawat yang diberi pelatihan khusus

dalam merawat pasien dengan penyakit stadium lanjut dan terminal

akan merawat pasien di dalam pallitaitive care. Perawat bertanggung

jawab untuk memberikan kasih saying dan pendidikan kepada pasien

dan keluarganya.

i. Hal hal yang perlu di perhatikan dalam palliative care

1. Perawatan palliative dimulai apabila pengobatan secara medis tidak


lagi efektif, karena orga kita dalam tubuh pasien sudah mengalami
kegagalan atau pasien dan keluarga mengatakan tak lagi melanjutkan
terapi
2. Akontabilitas
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap keputusan
dan tindakan keperawatan serta mengenal batas peran dan fungsi
perawat dalam bertindak
3. Menghormati hak-hak privasi pasien terhadap asuhan keperawatan
bagi dirinya. Menghormati nilai, kebiasaan, keyakinan dan
kepercayaan atau agama serta budaya
4. Legal
Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan keperawatan. Kebijakan lokal dan nasional serta mengenal
tindakan yang tidak sesuai dengan hokum yang berlaku dan terkait

j. Evaluasi perawatan secara global untuk palliative care

a. Evaluasi terhadap gejala yang ada


1. Apa penyebab gejala tersebut (stroke)
2. Mekanisme apa yang mendasari gejala yang muncul?
3. Adakah hal yang memperberat yang ada? (cemas, depresi,
insomnia dan kelelahan)
4. Apakah dampak yang muncul akibat gejala tersebut?
5. Pengobatan atau tindakan apa yang telah diberikan? Mana yang
tidak bermanfaat?
6. Tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi
penyebabnya?

9
b. Evaluasi terhadap pasien
1. Seberapa jauh progeresifitas penyakit! Apakah gejala yang ada
merupakan gejala terminal atau sesuatu yang bersifat reversible?
2. Apa pendapat pasien terhadap gejala tersebut?
3. Bagaimana respon pasien ?
4. Bagaimna fungsi tubuh

10
KESIMPULAN

Perawatan paliatif (palliative care) adalah perawatan kesehatan terpadu


yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multi disiplin yang
terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada
keluarganya
Stroke merupakan penyakit kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya supalai darah kebagian otak. Stroke disebakan oleh trombosis,
embolisme serebral, iskemia, dan hemoragi serebral. Penderita stroke saat ini
menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua
pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan
beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, stroke juga menjadi beban bagi
pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. CV. Trans Info Media. Jakarta

Ilyas S. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,.Halaman


1-12

Awad &Vorganti.2008. the burden of schizophrenia caregiver.Departemen


of Psychiatry and the institute of medical sience, universytas of
Toronto.

Irvan,M.2010.fisioteapi bagi insane stroke.Yogyakarta.: Graha Ilmu.

Misbach,J.2011.Stroke:Aspek diagnostic,patofisiologi,menejemen,Jakarta:
Badan Penerbit FKUI

12

Anda mungkin juga menyukai