Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara
konstan tergantung massa otot. Kadar kreatinin berhubungan dengan massa otot,
menggambarkan perubahan kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak
dipengaruhi oleh protein dari diet. Ekskresi kreatinin dalam urin dapat diukur dengan
menggunakan bahan urin yang dikumpulkan selama 24 jam.1,2,6,9,13,14
Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk
mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi
pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan
sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seseorang dengan gangguan fungsi ginjal
memerlukan tindakan hemodialisis. Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit nilai
diatas batasan ini menunjukkan semakin berkurangnyan nilai ginjal secara pasti. Disamping itu
terdapat hubungan yang jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan
ginjal , sehingga diketahui pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah.
Adapun kondisi specimen yang ditolak pada pemeriksaan ini adalah sampel yang terlalu lama di
simpan sebelum pemeriksaan, lipemik, ikterik, hemolysis.
Pada prinsipnya, suatu molekul yang dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frek
uensi yang sesuai akan menyerap energy dan energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang
lebih tinggi, sehingga terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi) energi oleh molekul. Banyaknya
sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya molekul
yang menyerap radiasi, dan jumlah cahaya yang diabsorpsi berbanding lurus dengan
konsentrasinya sesuai hukum lambert-beer.
Langkah awal praktikum yang dilakukan adalah pembuatan tiga larutan yaitu larutan blanko,
standard dan sampel. Pembuatan blanko dilakukan untuk mengetahui atau mengkalibrasi
pengujian serta standar digunakan sebagai pembanding dari sampel yang diuji. kemudian
dilakukan pengukuran dengan menggunakan fotometer pada panjang gelombang 340 nm . Selain
itu dilakukan inkubasi selama 30 detik untuk memberikan waktu kontak reagen terhadap sampel
uji.
Pada pemeriksaan ini diakukan inkbasi pada suhu 37C adalah karena suhu ini
merupakan suhu yang optimal untuk reaksi antara reagensia dengan larutan sampel. sedangkan
penggunaan mikropipet karena memilki keakuratan yang baik untuk penambahan cairan dalam
skala mikroliter (l). Tip yang digunakan harus diperhatikan kebersihannya unuk meminimalisir
kontaminasi yang mempengaruhi absorbansi sampel. Kuvet yang berisi larutan blanko
dimasukkan ke dalam alat fotometer, untuk diukur absorbansinya. Blanko ini berfungsi sebagai
mengenal matriks selain sampel sebagai pengotor. Selama proses pemeriksaan ini, bagian bening
kuvet tidak boleh disentuh oleh tangan karena sumber sinar akan diteruskan melalui bagian
bening kuvet. Jika bagian bening kuvet terkontaminasi oleh tangan, maka akan mempengaruhi
nilai absorbansi. Hal ini akan memungkinkan kesalahan dalam menginterpretasikan data yang
diperoleh.
Berdasarkan data hasil praktrikum didapatkan nilai kadar kreatinin dalam darah yaitu
sebesar 0,5 mg/dl. Nilai normal kadar kreatinin dalam darah pada laki-laki sebesar 0,6-1,1 mg/dl,
sedangkan pada perempuan sebesar 0,5-0,9 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
kreatinin dalam darah masih dalam keadaan normal artinya zat nefrotoksin yang terkandung
dalam darah masih dalam keadaan normal tidak membahayakan dan tidak mengindikasikan
adanya gangguan pada ginjal.
Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjal akut
dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia,
pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok
berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung
kemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein.
Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah: Amfoterisin B, sefalosporin
(sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin, asam
askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin,
metildopa, triamteren.Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi otot (tahap akhir),
myasthenia gravis.