Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PASIEN RETENSIO PLASENTA


DI ZAAL KEDIDANAN

Disusun oleh :
RINA HASNA SARI,S.KEP
172426120NS

Pembimbing Akademik Pembimbing Kelinik

..

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( SETIKES )
DEHASEN BENGKULU
TA.2017/2018
BAB I
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Retensio plasenta merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah jalan lahir.
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda
mati, dapat terjadi plasenta inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degenerasi ganas korio
karsinoma.
B. ETIOLOGI
Sebab-sebab plasenta belum lahir bisa oleh karena :
a. plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Palsenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan
Apabila plasenta belum lahir sama sekali tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian terjadi perdarahan
yang merupkan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dari dinding uterus karena:
a. kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
b. plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai
miometrium sampai dibawah peritonium (plasenta akreta-perkreta).
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak
adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala II, sehingga terjadi lingkaran konstriksi
pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).

C. GEJALA KLINIS
a. anamnesis, meliputi pertanyaan tentang periode prenatal, meminta informasi mengenai episode
perdarahan post partum sebelumnya, paritas serta riwayat multipel fetus dan polihidramnion. Serta
riwayat post partum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul perdarahan aktif
setelah bayi dilahirkan.
b. Pada pemeriksaan pervaginam olasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis tetapi secara
parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap
Untuk menentukan tingkat Hb dan Ht, melihat adanya trombositopenia serta jumlah leukosit. Pada
keadaan yang disertai dengan infksi, leukosit biasanya meningkat.
b. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan activated Partial
Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding time (BT). Ini penting
untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain.

E. DIAGNOSIS BANDING
Meliputi palsenta akreta, suatu plasenta abnormal yang melekat pada miometrium tanpa garis
pembelahan fisiologis melalui garis spons desidua.
F. PENATALAKSANAAN
Penanganan retensio plasenta adalah :
a. Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter yang berdiamter besar
serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida atau larutan ringer laktat yang hangat apabila
memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksige. Transfusi darah
apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
b. Drips oksitosin 20 IU dalam 500 ml larutan ringer laktat atau NaCl 0,9 (normal saline) sampai
uterus berkontraksi.
c. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt andrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin
untuk mempertahankan uterus.
d. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan manual plasenta.
e. Jika tindakan manual plasenta tidak meungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang
abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan
dengan kuratase.
f. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta delanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau per oral.
g. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder.

G. KOMPLIKASI
a. Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah yang dilakukan
b. Multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi
jaringan
c. Sepsis
d. Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya potensi untuk memiliki anak selanjutnya.

H. PATOFISIOLOGI
Multifaktor
(keainan plasenta, kelainan uterus, salah penanganan kala III)

Implantasi plasenta yang kuat

Plasenta melekat pada
Dinding uterus

Lapisan fibrinoid nitabuch
Tidak terbentuk

Kontraksi uterus kurang kuat

Retensio plasenta

Plasenta lepas tapi belum lahir


Terjadi lingkaran kontriksi
Perdarahan Pada bagian bawah uterus

Saraf terjepi/putus terjadi hipovolemik kekurangan volume resiko
cairan tinggi
keluarga
Reseptor nyeri terangsang gangguan perfusi berduka
jaringan
Menstimulasi thalamus

respon fisiologis tubuh


Ambang nyeri
ketakutan
Nyeri akut
sering bertanya kurang pengetahuan

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Klien mengeluh pusing
Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
Klien mengatakan sakit perut pada bagian bawah
Klien mengatakan lemah
Klien mengeluh tidak mengerti dengan keadaanya
Klien mengatakan takut
Tampak perdarahan
Sianosis
Pengisian kapiler dibawah batasan normal
Ekspresi wajah klien tampak meringis
Klien tampak gelisah
Membran mukosa kulit tampak kering
Klien tampak sering bertanya
Ekspresi wajah pasien tampak kebingungan
Kulit tampak terasa dingin

2. Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
Klien mengeluh pusing Tampak perdarahan
Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir Sianosis
Klien mengatakan sakit perut pada bagian bawah Pengisian kapiler dibawah batasan normal
Klien mengatakan lemah Ekspresi wajah klien tampak meringis
Klien mengeluh tidak mengerti dengan keadaanya Klien tampak gelisah
Klien mengatakan takut Membran mukosa kulit tampak kering
Klien tampak sering bertanya
Ekspresi wajah pasien tampak kebingungan
Kulit tampak terasa dingin

3. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS : Klien mengeluh pusing Plasenta lepas tapi belum lahir Gangguan perfusi

DO : perdarahan jaringan
Sianosis
Kulit tampak terasa dingin Terjadi hipovolemik

Gangguan perfusi jaringan
2. DS : Klien mengatakan lemah Retensio plasenta Kekurangan

DO : Plasenta lepas tapi belum lahir volume cairan
Tampak perdarahan
Membran mukosa kulit tampak kering perdarahan

Pengisian kapiler dibawah batasan
Kekurangan volumecairan
normal
3. DS : Saraf terjepit/putus Nyeri

Klien mengatakan nyeri pada jalan Reseptor nyeri terangsang
lahir
Klien mengatakan sakit perut pada Menstimulasi talamus

bagian bawah Ambang nyeri
DO :
Ekspresi wajah klien tampak meringis Nyeri
Klien tampak gelisah
4. DS : Respon fisologis tubuh Kurang pengetahuan

Klien mengeluh tidak mengerti Ketakutan
dengan keadaanya
Klien mengatakan takut Sering bertanya

DO :
Kurang terpajan informasi
Klien tampak sering bertanya
Ekspresi wajah pasien tampak Kurang pengetahuan
kebingungan
5. DS : Retensio plasenta Resiko tinggi keluarga

DO : Plasenta lepas tapi belum lahir berduka

perdarahan

Resiko tinggi keluarga berduka

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
2. kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
3. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot rahim
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi
5. Resiko tinggi keluarga berduka berhubungan dengan ancaman perdarahan

C. Rencana Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
Tujuan : Pasien akan menunjukan penurunan perfusi jaringan teratasi dengan kriteria :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Perifer hangat tidak sianosis
Intervensi ;
1) Monitor TTV setiap jam
R/ respon konpensasi untuk menurunkan volume sirkulasi adalah pengeluaran o2 darah dengan
meningkatkan frekuensi jantung dan pernapasan serta menurunkan sirkulasi ekstremitas
menyebabkan penurunan nadi, kulit dingin dan sianosis
2) Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahan prilaku
R/ perubahan sensorium adalah indikator dini dari hipoksia. Sianosis, tanda lanjut lainya tidak
nampak sampai kadar PO2 turun dibawah 50 mmHg.
3) Pantau GDA dan kadar Ph
R/ membantu dalam mendiagnosa derajat hipoksia jaringan atau asidosis yang diakibatkan dari
terbentuknya asam laktat dari metabolisme anerob
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian oksigen
R/ memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk transpor sirkulasi kejaringan
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : Klien akan menunjukan kekurangan volume cairan terasi dengan kriteria :
TTV dalam batas normal
Pengisian kapiler cepat
Memberan mukosa kulit lembab
Intervensi
1) Kaji ulang catatan kehamilan, persalinan. Perhatikan faktor penyebab pada situasi hemoragi
R/ membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan memberikan kesempatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi
2) Kaji jumlah, tipe perdarahan (timbang dan hitung kembali)
R/ perkiraan kehilangan darah, arteriaversus vena, membantu menentukan penggantian
cairan.
Anjurkan melakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 dan tubuh horizontal
R/ pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik vena, menjamin persediaan
darah ke otak dan organ vital lainnya lebih besar
3) Pantau masukan dan haluaran, perhatikan berat jenis urin.
R/ bermanfaat dalam memperkirakan luas kehilangan cairan. Volume perfusi
atau sirkulasi adekuat ditunjukan dengan haluaran 30-50 ml/jam atau lebih besar
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan IV satu atau 2 jalur dari cairan isotonik
atau elektrolit atau produk darah sesuai indikasi
R/ perlu untuk di infus cepat dari cairan atau produk darah untuk meningkatkan volume
sirkulais dan mencegah pembekuan
3. Nyeri akut berhubngan dengan kontraksi otot rahim
Tujuan : Klien akan menunjukan nyeri hilang dengan kriteria :
- Ungkapan bebas nyeri
- Ekspresi wajah yang rileks
Kaji sifat dan derajat nyeri
o R/ membantu mengidentfikasi faktor-faktor yang memperbebrat ketidak nyamanan nyeri
Berikan informasi yang tepat tentang kedaannya
o R/ Informasi yang teapt dapat mengurangi persepsi nyeri dan adanya kooperatif
ajurkan penggunaan tehnik relaksasi
o R/ meningkatkan rasa kontrol dan dapat mengurangi beratnya nyeri berkenaan dengan
kontraksi dan masase funus
Tekankan pentingnya menjalani pemeriksaan ginekologi lanjut secra teratur
o R/ pemeriksaan ginekologi membantu mengetahui tingkat kesuburan
Kolaborasi pemberian analgetik
R/ pemberian obat analgetik bekerja mengurangi nyeri
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpjan informasi
Tujuan : Klien mampu menunjukan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria
o Klien mengerti dengan penyakitnya
o Tidak tampak kebingungan pada klien
Jelaskan faktor predisposisi dan tindakan khusus terhadap penyebab hemoragi
o R/ memberikan informasi untuk membantu klien atau pasangan memahami
dan mengatasi situasi
Kaji tingkat pengetahuan klien, kesiapan dan kemampuan untuk belajar
o R/ memberikan informasi yang perlu untuk menembangkan rencana
perawatan individu
Rujuk pada kelompok pendukung
o R/ Kelompok-kelompok spesifik seperti kelompok pendukung dapat
memberikan informasi terus menerus untuk memudahkan adaptasi positif
5. Resiko tinggi keluarga berduka berhubungan dengan ancaman perdarahan
Tujuan : Agar tidak terjadi ancaman kematian dengan kriteria
a. Keluarga dapat mengatasi perasan sedih
b. Keluarga dapat mengungkapkan perasaannya
Kaji situasi yang berat dan mengancam nyawa klien
o R/ mengidentifikasi situasi dengan tepat untuk memberikan informasi yang tepat dan
jelas
Berikan informasi sederhana dan akurat pada keluarga, penetapan diagnosis dan
keperawatan
o R/ pengetahuan dapat mengurangi rasa berduka keluarga
Tentukan orientasi religius orang tua, hubngan dukungan yang tepat bila mereka
menginginkan
o R/ banyak pasangan sangat tergantung pada keyakinan mereka sebagai
sumber kekuatan selama resolusi krisis

DAFTAR PUSTAKA

Doengos, Marillyn E (2001) Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. Penerbit


Buku Kedokteran EGC; Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono. (1997). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. yayasan Bina Pustaka; Jakarta
Prof. dr. Ida BagusGde Manuaba, SpOG. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku EGC;Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai