Anda di halaman 1dari 6

Peran Transparansi dan Akuntabilitas

Dalam Mewujudkan Good Governance di


Kantor Pertanahan
Tugas Mata Kuliah : HTN & HAN

Oleh :
I. Asat Abidin NIM. Sekian
II. Gede Wira Utama NIM. 13222726
III. Loisa Yubelin Imbri NIM. Sekian
IV. Wasek Blue

DIPLOMA IV PERTANAHAN

SEKOLAH TINGGI PERTANAHANAN NASIONAL

YOGYAKARTA

2013/2014

2|HTN & HAN


Peran Transparansi dan Akuntabilitas
Dalam Mewujudkan Good Governance di
Kantor Pertanahan
I. Pendahuluan
Dewasa ini, good governance atau tata pemerintahan yang baik sudah sangat
sulit didapati, apalagi di Indonesia. Banyaknya kasus korupsi dari level bawah sampai
pada level pemerintahan yang muncul di media massa, maupun beberapa kasus yang
masih bergulir di KPK dan pengadilan menjadi bukti melemahnya good governance di
Indonesia. Contohnya saja beberapa waktu ini kita mendengar beberapa kasus korupsi
yang melibatkan oknum pejabat, seperti Gayus Tambunan yang melakukan korupsi di
Kementerian Keuangan, atau bahkan Angelina Sondakh yang menjadi terpidana atas
kasus suap anggaran di Kemendiknas dan Kemenpora. Padahal mereka adalah pejabat
di pemerintahan yang seharusnya mengemban amanah rakyat dengan baik dan tidak
melakukan korupsi terhadap uang rakyat.
Terlepas dari kasus korupsi, good governance bisa saja diwujudkan apabila
instansi atau bahkan negara memiliki transparansi dan akuntabilitas yang baik. Ketika
suatu instansi memiliki transparansi yang baik, maka segala bentuk kecurangan dapat
langsung diketahui karena adanya transparansi dari pihak instansi. Transparansi
diperlukan agar baik pegawai di instansi, maupun masyarakat di luar dapat mengerti
mengenai kondisi dari instansi tersebut, apalagi jika menyangkut masalah keuangan
yang merupakan hal yang sangat sensitif. Traparansi mutlak diperlukan, apalagi pada
instansi-instansi pemerintahan di mana uang yang mengalir di pemerintahan
merupakan uang rakyat. Transparansi diperlukan agar masyarakat dapat turut menilai
dan mengkritisi apabila terjadi kecurangan atau hal yang dianggap tidak wajar. Hal itu
dapat menjadi tindakan preventif karena pelaku kecurangan akan takut menghadapi
resiko yang ada, dan juga bisa menjadi tindakan represif ketika kecurangan telah
terdeteksi dengan adanya transparansi dari pihak instansi.
Di sisi yang lain, akuntabilitas juga memegang peranan yang sangat penting bagi
terbentuknya good governance. Menurut Prof. Miriam Budiardjo, akuntabilitas
didefinisikan sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat kepada mereka
yang diberi mandat itu. Jadi, akuntabilitas memang sebuah pertanggungjawaban yang
perlu dibarengi dengan pengawasan terhadap pihak-pihak yang diberi amanah.

1|HTN & HAN


Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pihak luar seperti media, yang punya peranan
cukup penting bagi terciptanya akuntabilitas suatu instansi. Menutut Guy Peter, ada tiga
tipe dalam akuntabilitas, antara lain: (1) akuntabilitas keuangan, (2) akuntabilitas
administratif, dan (3) akuntabilitas kebijakan publik.
Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di
Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Kepala Kanwil BPN dan dipimpin oleh seorang Kepala
yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan
Nasional di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Sebagai salah satu instansi
pemerintahan, sudah seharusnya setiap Kantor Pertanahan menjalankan Transparansi
dan Akuntabilitas dalam mewujudkan Good Governance sebagai pelayan masyarakat.

II. Transparansi dan Akuntabilitas di Kantor Pertanahan


Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) Menurut UU RI Nomor 28 Tahun
1999
Dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 1 angka 6
menyebutkan bahwa Azas Umum Pemerintahan Negara yang Baik adalah azas yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan
Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam Bab III Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 menyebutkan Azas-Azas Umum
Penyelenggaraan Negara meliputi :
1. Azas Kepastian Hukum ;
2. Azas Tertib Penyelenggaran Pemerintahan ;
3. Azas Kepentingan Umum ;
4. Azas Keterbukaan ;
5. Azas Proporsionalitas;
6. Azas Profesionalitas;
7. Azas Akuntabilitas.

Dalam penjelasan dari Pasal 3 dijelaskan yang dimaksud dengan :

1. Azas Kepastian Hukum adalah azas dalam Negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap
kebijakan Penyelenggara Pemerintah.
2|HTN & HAN
2. Azas Tertib Penyelenggaran Negara adalah azas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan
Negara.
3. Azas Kepentingan Umum adalah azas yang mendahulukan kesejahteraan umum,
dengan cara yang aspioratif, akomodatif, dan selektif.
4. Azas Keterbukaan adalah azas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia Negara.
5. Azas Proporsionalitas adalah azas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban Penyelenggara Negara.
6. Azas Profesionalitas adalah azas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Azas Akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka mewujudkan Good Governance, setiap Kantor Pertanahan


hendaknya berpatokan pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dalam
Perkaban No 1 tahun 2010, diatur mengenai SPOPP, yaitu. Setiap kegiatan didasarkan
pada peraturan di atas, mengenai jangka waktu penyelesaian dan
pertanggungjawabannya. Jadi disini asas akuntabilitas dapat dilaksanakan, disesuaikan
dengan peraturan diatas.
Lain halnya dengan Azas keterbukaan, mengenai ketransparanan biaya yang
diatur dalam PP No. 13 Tahun 2010 yang merinci biaya dalam setiap aspek kegiatan.
Jadi setiap pemohon ataupun pemegang hak yang ingin mengurus tanahnya sendiri
menjadi tahu besarnya biaya-biaya di kantor pertanahan.

3|HTN & HAN


Simpulan dan Saran

Akuntabilitas yang baik, akan mengurangi adanya tindak kecuranan di suatu


instansi. Dengan adanya pengawasan dan pertanggungjawaban, maka pihak-pihak yang
diberi amanah akan lebih merasa takut melakukan tindakan kecurangan. Setidaknya
tindakan kecurangan pada perusahaan yang memiliki akuntabilitas yang baik dapat
lebih diminimalisir jika dibandingkan dengan instansi yang bahkan tidak memiliki
akuntabilitas yang memadai. Akuntabilitas yang memadai merupakan pertanggung-
jawaban yang dibarengi dengan pengawasan yang baik, terstuktur, terdapat sanksi
yang tegas apabila dilanggar, dan mengikat pekerja di instansi tersebut.
Sudah seharusnya, pemerintah maupun petinggi-petinggi di instani-instansi
yang ada di Indonesia, termsuk Kantor Pertanahan membenahi transparansi dan
akuntabilitas di instansinya agar tindakan kecurangan dapat diminimalisir. Apalagi di
level pemerintahan yang sepertinya sudah mulai mengabaikan dua prinsip ini.
Pemerintah sudah seharusnya membenahi sistem yang ada agar tidak ada lagi kasus
korupsi maupun tindak kecurangan lainnya yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Sanksi yang tegas bagi pelaku tindak kecuranan juga diperlukan sebagai
tindakan represif, selain perbaikan di sisi transparansi dan akuntabilitas, sehingga
mampu terwujud tata pemerintahan yang baik (good governance).

4|HTN & HAN


Daftar Pustaka

Ridwan HR. (2008). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers.

R. Wiryonoo. (2009). Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Sinar Grafika.

S. F. Marbun. (1997). Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia.


Yogyakarta: Liberty.

5|HTN & HAN

Anda mungkin juga menyukai