Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selain benda hidup terdapat benda tidak hidup (protoplasmik) yang disebut
benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat dalam
cairan sel berupa asam organic, lemak, protein, karbohidrat, tannin, antosian,
alkaloid, minyak etiris, dan harsa. Benda ergastik yang bersifat padat yaitu
amilium, aleuron, Kristal Ca Oksalat, Kristal putih telur.
Benda-benda mati dalam plasma sel (sitoplasma) berada dalam dua wujud,
yakni berwujud semacam cair dan berwujud benda padat. Benda berwujud cair
mencakup cairan lemak dan aetheris. Benda berwujud padat terdiri atas dua
bentuk, yakni kristal garam oksalat (Ca(CO2)2) dan bentuk eleuron dan kristal zat
putih telur. Kristal garam oksalat dapat ditemukan dalam sel daun jeruk (kristal
besar), daun bayam (kristal kecil), bunga pukul empat (kristal jarum), pada lapisan
epidermis daun golongan graminae, palm dan anggrek (kristal kersik). Bentuk
aleuron dan kristal zat putih telur (albumin) yang terdapat pada sel biji jarak atau
padi.
Benda padat dalam sel biji/umbi sebagai sumber karbohidrat untuk
pemenuhan kebutuhan pangan manusia adalah butir tepung, yang dikenal dengan
istilah amilum. Pembentuka amilum dimulai dari pembetukan hilus atau hilum.
Hilum yag terletak di tengah-tengah butir tepung dan berbentuk bulat lebih
mengarah ke pembentukan butir tepung kosentris. Butir tepung kosentris dapat
ditemukan dalam sel tanaman ketela rambat (Ipomea batatas). Hilum dapat
terletak tidak di tengah-tengah butir tepung eksentris atau butir tepungnya
berbentuk bulat telur. Butir tepung eksentris dapat ditemukan pada sel umbi
kentang (solanum tuberosum).
Butir tepung dapat ditemukan berdasarkan jumlah hilum sel biji/umbi.
Berdasarkan jumlah hilum maka dibedakan butir tepug dalam tiga golongan,
yaitu: butir tepung tunggal, butir tepung semi majemuk dan butir majemuk. Satu
butir tepung dengan satu hilus ditemukan dalam sel Ipomea batatas. Butir tepung
semi majemuk memiliki dua hilus dilingkari masing-masing lamella kemudian
terdapat lamela lagi yang mengelilingi seluruhnya, terdapat pada S. tuberosum.
Butir majemuk tersusun atas beberapa bagian dengan hilusnya masing-masing dan
tidak ada suatu lamela yang mengelilingi seluruh butiran. Kelompok butir tepung
ini dapat ditemukan dalam sel biji O. Sativa L.
Berdasarkan teori-teori di atas yang membahas tentang keberadaan sel-sel
mati dalam sel dan alat-alat tambahan, maka perlu dilakukan paktikum untuk
mengetahui keberadaan dari sel-sel mati dan alat-alat tambahan dalam sel
tersebut.

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan praktikum benda-benda mati dalam sel dan alat-alat tambahan
adalah untuk memberi pengalaman kepada praktikan dalam menyiapkan preparat
untuk pengamatan benda-benda mati dalam bentuknya dalam sel. Memberi
keterampilan kepada praktikan dalam mengamati benda-benda mati dan
bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan. Serta
memberi pengetahuan kepada praktikan terkait variasi benda-benda mati dan
bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat terampil dalam
menyiapkan preparat untuk pengamatan benda-benda mati dalam sel dan benuk
bagian tambahan jaringan tumbuhan seprti papillae dan tricoma.. Praktikan
terampil dalam melakukan pengamatan terhadp benda-benda mati dan bentuknya
dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan. Serta praktikan
mampu menyajikan dan mendeskripsikan secara visual benda-benda mati dan
bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Pembelajaran biologi sel memiliki peran yang sangat penting dalam melatih
pemahaman, kemampuan penalaran (reasoning), aplikasi konsep, berpikir analitik,
serta memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang
berhubungan dengan struktur, fungsi, serta keterkaitan antara struktur dan fungsi
sel. Fenomena kehidupan sel yang merupakan sistem unik hanya dapat teramati
menggunakan teknologi tinggi, dan dapat dipelajari melalui pendekatan
molekuler. Karakter Biologi Sel yang spesifik tersebut dapat memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan kemampuan berpikir mahasiswa. (S. .
Saptono, dkk 2013).
Tinjauan tentang sel ditekankan pada struktur sel dengan bagian-bagiannya
yang dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bagian sel yang bersifat hidup
(komponen protoplasmik) dan bagian sel ytmg bersifat mati (komponen non-
protoplasmik). Pada awal perkembangannya, sebelum ditemukan mikroskop
elektron, tinjauan anatomi tumbuhan hanya mengandalkan mikroskop cahaya
dengan batas ketelitian sampai ukuran 100 nm. Oalam konteks ini, para anatomis
baru dapat mengamati struktur luar inti sel dan beberapa organela di antaranya
mitokondria dan plastida. Komponen nonprotoplasmik, ditunjukkan adanya
dinding sel, vakuola dan benda ergastik lainnya. Benda ergastik ini, oleh beberapa
anatomis dikelompokkan menjadi produk makanan, produk sekret, dan produk
buangan. (L. Hartanto Nugroho,2014).
Bahasan tentang sel merupakan hal mendasar untuk memahami organisme,
karena sel mrupakan struktur dan fungsi terkecil dari organisme, dan hampir
semua organisme tersusun atas sel. Sel umumnya tersusun atas membran,
sitoplasma, dan inti. Ada organisme yang tidak tersusun atas sel contohnya virus.
Virus tidak memiliki sitoplasma, terdiri atas protein, RNA atau DNA, karbohidrat,
lemak, dan mineral. Organisme seluler ada yang terdiri atas satu sel atau uni
seluler dan ada yang terdiri atas banyak sel atau mullti seluler. Cabang biologi
yang membahas khusus tentang sel disebut sitologi. (Taufik Rahman, 2007).
Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak
dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda-benda
nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut benda ergastik. Benda-benda ini terdiri
dari substansi yang bersifat cair maupun padat dan merupakan hasil dari
metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum,
aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit, dll. Sedang benda ergastik yang
bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik
atau anorganik terdapat di dalam cairan sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya,
antara lain asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian
alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam
sitoplasma atau dalam vakuola Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda
untuk setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing
masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain. (Hery Purnobasuki,2011).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM


3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit
Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo pada hari Rabu, 18 Oktober
2017 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku catatan praktek,
buku gambar ukuran A4, pensil, silet, pulpen, busur, peruncing, penghapus, tisu
lensa, air syringe, lap yang terbuat dari bahan kaos bersih, gelas objek dan gelas
penutup, pipet pasteur dan tisu gulung ukuran kecil.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang merah
(Phaseolus vulgaris), kentang (S. tuberosum), ubi jalar (I. batatas), jarak (Ricinus
comumunis), bayam (Amarantus sp.), bunga telang (Clitoria ternatea), daun waru
(Hibicus tuliaceus), daun durian (durio zibhethinus), daun keluwih (Artocarpus
communis) dan mikroskop.

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah mengambil butir-butir amilum
dari kacang merah, ketang dan ubi jalar, menetesi air lalu mengamati di bawah
mikroskop; Membuat irisan melintang dari endosperma biji jarak tetesi air lalu
amati di bawah mikroskop; Membuat irisan melintang dari batnag bayam,
menetesi air lalu mengamati di bawah mikroskop; Mengiris sel-sel epidermis
bunga telang (permukaan atas tajuk bunga), menetesi air dan mengamati di bawah
mikroskop; Mengiris sel-sel epidermis (permukaan bawah) dari daun waru, duian
keluwi, menetesi air lalu mengamati di bawah mikoskop; Menggambar semua
bahan dengan jelas masing-masing perbedaan bentuk serta menulis bagian-
bagiannya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

No Tumbuhan Keterangan
1 Kacang merah Trikoma

10x

2 Kentang Trikoma

10x

3 Ubi jalar Trikoma

10x
4 Jarak Belum dilakukan pengamatan

10x

5 Bayam 1. Trikom
2. Amilum

10x

6 Bunga telang 1. Trikoma


2. Amilum

10x

7 Daun waru Amilum

10x
8 Daun durian Amilum

10x
9 Daun keluwih 1. Trikoma
2. Amilum

10x

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini membahas tentang bagian bentuk sel mati pada
tumbuhan dan alat-alat tambahan. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk
hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil
kerena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang
berdiri sendiri.
Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk
sel mati dan alat-alat tambahan dari kacang merah (Phaseolus vulgaris), kentang
(S. tuberosum), ubi jalar (I. batatas), jarak (Ricinus comumunis), bayam
(Amarantus sp.), bunga telang (Clitoria ternatea), daun waru (Hibicus tuliaceus),
daun durian (durio zibhethinus), dan daun keluwih (Artocarpus communis).
Bahan-bahan tersebut di iris dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.
Secara umum benda-benda mati dalam sel terdiri dari:
1. Amilum
Amilum (pati) merupakan butir-butir tepung yang dapat disimpan sebagai
cadangan makanan. Pada setiap jenis tumbuhan, butir amilum mempunyai bentuk
dan susunan tertentu, namun pada umumnya berbentuk bundar atau lonjong.
Adanya perbedaan bentuk dan susunan butir amilum ini karena adanya hilus (titik
permulaan terbentuknya butir tepung) di setiap butir tepung.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
a.Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus
b.Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing
dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
c.Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi
lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya.
lamela-lamela disebabkan pada waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan
mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengaruhi indeks bias. Lamela-
lamela akan hilang apabila ditetesi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di
bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di
tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji
yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang
sedang berkecambah.
2. Aleuron dan kristal protein
Di tempat penyimpanan makanan cadangan (misalnya biji) selain amilum
terdapat juga protein. Pada waktu biji masih muda, terdapat vakuola berukuran
kecil dan berjumlah banyak. Menjelang biji menjadi tua, vakuola menjadi dan
besar. Setelah biji mengering, air dalam vakuola menjadi semakin sedikit
sehingga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya (protein, garam dan lemak)
semakin besar. Karena peristiwa pengeringan ini maka vakuola pecah menjadi
beberapa vakuola kecil-kecil yang berisi protein, garam dan lemak. Kemudian zat
zat tersebut akan mengkristal. Vakuola yang berisi kristal ini disebut aleuron.
3. Kristal Ca-oksalat
Kristal merupakan hasil tambahan yang terjadi pada berbagai proses
metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah kristal garam kalsium,
terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal Ca-oksalat merupakan hasil akhir
atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Ada
yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan
karenanya diendapkan berupa garam Ca-oksalat. Kristal ini terdapat di dalam
plasma atau vakuola sel dan larut dalam asam kuat (HCl dan H2SO4). Bentuk dari
kristal Ca-oksalat bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat
serta ditemukan sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun Citrus
sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun Amaranthus);
jarum/rafida (daun Ananas commosus, daun Mirabilis jalapa,); bintang/roset (=
majemuk) terdapat pada daun Datura metel, sisik, pyramid; kristal majemuk dan
terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus; dan sebagainya.
4. Lainnya
Minyak dan lemak termasuk lipida serta senyawa lain yang bersifat lemak
seperti malam, suberin dan kutin juga merupakan zat ergastik. Zat-zat itu
langsung dibentuk oleh sitoplasma dan elaioplas. Pada biji, embrio dan sel
meristematik umum terdapat bahan cadangan seperti minyak dan lemak.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan benda-benda mati yang
ditemukan dalam sel berupa amilum (pati) dan tricoma. Amilum terdapat pada
tumbuhan yang diamati umbinya sedangkan tricoma terdapat pada tumbuhan yang
pengamatannya dilakukan pada daun.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dengan judul benda-benda mati dalam
sel dan alat-alat tambahan disimpulkan bahwa dapat memberikan pengalaman
kepada praktikan dalam menyiapkan preparat ntuk pengamatan benda-benda mati
dan bentuknya dalam sel dan bentuk bagian tambahan jaringan tumbuhan seperti
pappilae dan tricoma. Benda-benda mati dalam sel terdiri dari amilum, Aleuron
dan kristal protein,Kristal Ca-oksalat dan alat-alat tambahan. Amilum terdiri dari
amilum tunggal, amilum semi majemuk, dan amilum majemuk. Selain amilum di
dalam sel, kita juga dapat menemukan tricoma yang merupakan benda-benda mati
dalam sel yang bentuknya ada tanda positif dan negatif di dalam inti selnya juga
dalam bentuk titik-titik.

5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah, sebaiknya pengamatan dilakukan
dengan benar serta memperhatikan cara pengirisan sehingga tidak terjadi
kesalahan. Praktikan seharusnya harus meneliti di bawah mikroskop seluruh
bahan yang disediakan dan praktikan bergatian dalam mengamati di bawah
mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Hery Purnobasuki.2011.Inklusi Sel.PUBLISH:24-05-2011 11:14:08.

Taufik Rahman, 2007.SEL DAN JARINGAN. UPI BANDUNG.

irwina syafitri .2015. Laporan praktikum botani farmasi.http://botani farmasi


benda elgasitikra.blogspot.co.id/2015/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html di
akses tanggal 22 Oktober 2017.

S. Saptono1.dkk 2013. MODEL INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN


FORMATIF (IAAF) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL UNTUK
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR
ANALITIK MAHASISWA CALON GURU.Jurnal Pendidikan Ipa
Indonesia 2 (1):31-40.

L. Hartanto Nugroho.2014.PERAN ANATOMI DALAM STUDI BIOSINTESIS


DAN AKUMULASI METABOLIT SEKUNDER PADA
TUMBUHAN.Jurnal UGM.Ac.Id.
LAMPIRAN

Kacang merah Ubi jalar Bunga telang


Perbesaran 10x Perbesaran 10x Perbearan 10x

Daun keluwih Daun waru Kentang


Perbesaran 10x Perbesaran 10x Perbesaran 10x

Daun durian Batang bayam


Perbesaran 10x Perbesaran 10x

Anda mungkin juga menyukai