Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. 1.Menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. 2.Menentukan sifat asam basa minyak.
3. 3.Mengidentifikasi sifat ketidakjenuhan minyak.
4. 4.Mengidentifikasi terjadinya hidrolisis pada minyak (safonifikasi).
5. 5.Mengidentifikasi bentuk noda minyak.

B. Latar Belakang
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang
tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.Ada sifat
tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata
'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak
tanah (kerosena).Namun, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai
bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya
minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium
pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).Minyak
adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik
yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan
senyawaan ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas
dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang
disebut adiposa. Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormone leptin dan
resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam
komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara
khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen
activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-
alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolic seperti adiponectin dan hormon
adipokinetik (Akh).
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan
lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang
dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak
disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol
adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung
sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya
16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala
yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul
ini disebut asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon
panjang yang disebut ekor.

Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis minyak
yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit,
minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng jenis ini
mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali
minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan
lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih
tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak
oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan
dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen
dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam
diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan
mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan
kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan,komponen
lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan,
seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan
tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu
karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang
menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya (Lechninger,
1982).
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme
disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-
asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada
trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya
selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida
campuran. Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai
penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis lemak
yang berbeda (Poedjiadi, 1994).
C. Cara Kerja
Alat :
Tabung reaksi, Penjepit tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet ukur, Sikat tabung reaksi,
Kertas lakmus, Alat pemanas, Pipet tetes, Porselin tetes

Bahan :
Minyak zaitun, Margarine, Mentega, Alcohol 96%, Kloroform, Eter, Aquadest, NaOH

1. Cara Kerja
 Uji kelarutan minyak
1. Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. berturut turut isilah dengan
aquades, alkohol 96%, eter, dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. Menambahahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak zaitun
3. Mengocok sampai homogen, lalu biarkan beberapa saat.
4. Mengamati sifat kelarutannya.
5. Ulangi cara kerja tersebut menggunakan sampel margarin dan mentega

B. Uji keasaman minyak


1. Meneteskan sedikit minyak zaitun kedalam tabung reaksi
2. Menguji dengan kertas lakmus
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Mengulangi percobaan pada mentega dan margarin

C. Uji penyabunan minyak


1. Memasukkan 5 ml minyak kedalam erlenmeyer
2. Menanbahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alkohol 96%
3. Memanaskan sampai mendidih selama 15 menit
4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambilah 3 tetes larutan,
kemudian larutkan dalam air. bila larut berarti sudah sempurna
5. Menguapkan alkohol yang tersisa sampai habis
6. Mendinginkan, lalu tanbahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut.

D. Uji noda minyak


1. Memasukkan 2 ml campuran alkohol eter kedalam tabung reaksi bersih dan tambahkan
2-3 tetes minyak sawit. kocok kuat kuat sampi semua minyak larut.
2. Meneteskan campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis, biarkan pelarut
menguap
3. Melihat noda yang terbentuk
4. Mencuci noda dengan air
5. Mengeringkan kertasnya dan lihat kembali nodanya.

Anda mungkin juga menyukai