Anda di halaman 1dari 37

Glandulae

4, Endocrinae

834
GLANDULAE ENDOCRINAE 835

Catatan Fisiologi: Mempertahankan Homeostasis 836 Glandutae Endocrinae pada Abdomen dan Pelvis 849

Anatomi Dasar g36 Gtandutae Suprarenates 849

Glandutae Endocrinae di Kepata dan Leher 836 Catatan Fisiologi: Fungsi Glandulae Suprarenales 850
Gtanduta Pituitaria (Hypophysis Cerebri) 836 CatatanEmbriologi:PembentukanGlandulae
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pituitaria 837 Suprarenales 850
lnsulae Pancreaticae Langerhans 851
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Pituitaria 837 Catatan Fisiologi: Fungsi lnsulae Pancreaticae
Glanduta Pineatis 837 Langerhans 852

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pinealis 837 Catatan Embriologi: Pembentukan lnsulae
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula Pinealis g39 Pancreaticae Langerhans 853

Glanduta Thyoidea g39 Set-Sel lnterstisial Testis 8s3

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Thyroidea g4S Catatan Fisiologi: Fungsi Sel-Sel lnterstisial Testis 853
Catatan Embriologi: Pembentukan Sel-Sel
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
lnterstisial Testis 854
Thyroidea
Ovarium 854
Gtanduta Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Ovarium 855
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Parathyroidea
Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium 855
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Ptacenta 855
Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Placenta 855
Glandulae Endocrinae di Dalam Thorax
Thymus Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta 857
Catatan Fisiologi: Fungsi Thymus Pertanyaan 857
Catatan Embriologi: Pembentukan Thymus Jawaban dan Penjelasan 8s8

istem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar (glandula) (Cambar Profesional medis membutuhkan pengetahuan dasar akan
Q
J Zc-l):glandula pituitaria (Hypophysis), glandula pinealis, glandula struktur dan fungsi sistem endokrin agar dapat menerapkan fisiologi
thyroidea, glandula thymus, glandulae parathyroideae, glandulae dan terapi hormon dalam praktek sehari-hari. Lagi pula, harus diingat
suprarenales, insulae pancreaticae Langerhans, testis, ovarium, dan bahwa penyakit dapat mengenai lebih dari satu glandula endocrine
placenta jika ada. Tambahan Iagi, terdapat kelompok-kelompok sel pada waktu yang sama pada seorang pasien, keadaan ini dikenal
yang membentuk sebagian kecil dari sistem tetapi tidak termasuk sebagai neoplasia multiple endocrin. Juga harus diingat bahwa
dalam bab ini: sel-sel gastroenteroendokrin, sel-sel renalis, dan sel- pasien dengan penyakit keganasan stadium lanjut kadang-kadang
sel terlentu di dalam pulmo yang menyimpan dan mensekresikan menghasilkan hormon yang tidak berasal dari .jaringan yang sama
amina. dengan asal tumor (sindrom paraneoplastik).
Clandulae endocrinae tidak mempunyai ductus dan terdiri Bab ini menguraikan mengenai anatomi sistem endokrin dan
atas massa sel yang didarahi oleh banyak pembuluh darah, yang memberikan sedikit ulasan mengenai berbagai tipe hormon yang
mengalirkan sekretnya langsung ke dalam aliran darah. dihasilkan oleh berbagai kelenlar.
836

,+**,1"+ul, rrli",li l"i i ili,fh,j' ,,,IEtr..?i

Mempertahankan Homeostasis
Sistem saraf otonom dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengatur aktivitas berbagai organ dan jaringan tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Sistem saraf otonom menggunakan
Glandulae Endocrinae
impuls saraf dan melepaskan zat neurotransmiter pada ujung saraf
untuk mendapatkan respons yang cepat dan setempat. Sistem di Kepala dan Leher
endokrin menggunakan respons yang lebih lambat dan lebih
merata dengan mensintesa dan mengeluarkan zal-zat kimia ke
dalam darah yang disebut hormon. Struktur spesifik yang bekerja
atas pengaruh hormon disebut organ target. Aktivitas sistem saraf
I Glandula Pituitaria (Hypophysis
otonom dan sistem endokrin diintegrasikan dan dikoordtnasikan
Cerebri)
oleh hypothalamus.
Lokasi dan Deskripsi
Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan
pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (Garnba.r 24-2
dan 24-3). Selama kehamilan, ukurarmya bertambah besar dua
kali. Glandula ini dilindungi dengan baik karena letaknya yang
menguntungkan di dalam sella turcica ossis sphenoidalis. Karena

/l r

,/\\
l_v
glandula pituitaria
glandula pinealis

.ffi:
oa
glandula thyroidea
dan parathyroidea

sel-sel theca interna


dan corpus luteum
ovarii

Gambar 24-1 Lokasi kelenjar sistem endokrin.


GUNDUUE ENDOCRINAE 837

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini mempengaruhi aktivitas


banyak kelenjar lain, hypophysis cerebri sering disebut sebagai
glandula endocrine utama. Karena alasan ini, glandula pituitaria Pembentukan Glandula Pituitaria
penting untuk kehidupan.
Glandula pituitaria berkembang dari dua sumber: diverticulum
Glandula pituitaria terbagi menjadi lobus anterior atau
kecil ektodermal (kantong Rathke), yang berkembang ke
adenohypophysis dan lobus posterior atau neurohypophysis.
superior dari atap stomodeum tepat anterior terhadap mem-
Lobus anterior terbagi dua atas pars anterior (kadang-kadang
brana buccopharyngealis, dan diverticulum kecil ektodermal
disebut pars distalis) yang mungkin dipisahkan oleh sebuah
(intundibulum), yang tumbuh ke inferior dari lantai diencephalon
celah yang merupakan sisa dari kantong embrional dengan
cerebri.
pars intermedia. Sebuah tonjolan dari pars anterior, yaitu pars
Selama perkembangan bulan kedua, kantong Rathke
tuberalis, meluas ke atas sepanjang facies anterior dan lateralis
berhubungan langsung dengan facies anterior infundibulum, dan
tangkai pituitari (Gambar 24-4).
hubungannya dengan epithelium oral memanjang, menyempit,
dan akhirnya menghilang (Gambar 24-8). Sekarang kantong
Rathke berbentuk vesicula yang berbentuk pipih di sekitar facies
Batas-Batas
anterior dan lateral infundibulum. Sel-sel dinding anterior vesicula
a Ke anterior: Sinus sphenoidaiis. berprbliferasi dan membentuk pars anterior glandulae pituitariae;
I Ke posterior: Dorsum sellae, arteria basilaris, dan pons. dari pars superior vesicula terdapat pengembangan selular
I Ke superior: Diaphragma sellae, yang mempunyai apertura yang tumbuh ke superior dan di sekitar tangkai infundibulum,
centralis sebagai tempat lewatnya infundibulum. Diaphragma membentuk pars tuberalis. Sel-sel dinding posterior vesicula
sellae memisahkan lobus anterior dari chiasma opticum. tidak berkembang dengan ekstensif, sel-sel ini membentuk pars
I Ke inferior: Corpus sphenoidalis, dengan sinus sphenoidalis. intermedia" Kemudian beberapa sel bermigrasi ke anterior ke
a Ke lateral: Sinus cavernosus dan isinya. dalam pars anterior. Rongga vesicula menyempit membentuk
celah sempit, yang dapat menghilang seluruhnya. Sementara itu
infundibulum berdiferensiasi menjadi tangkai dan pars nervosa
Pendarahan glandulae pituitariae (Gambar 24-8).
Arteri yang mendarahinya berasal dari arteria hypophysialis
superior dan inferior, cabang dari arteria carotis interna (Gambar
24-4). Yenanya bermuara ke dalam sinus intetcavernosus. Perhati-
kan pentingnya sistem portal hipofisis yang terbentang dari
eminentia mediana ke lobus anterior pituitarii serta membawa
r el easing dan r eleas e-inhibitin g hormon.
I Glandula Pinealis
Glandula pinealis adalah organ kecil berbentuk kerucut yang
menonjol ke posterior dari ujung posterior atap ventriculus tertius
Tractus Hypothalamohypophysial is cerebri (Gambar 24-2). Glandula pinealis terdiri atas kelompok sel-
Tractus hypothalamohypophysialis terbentang dari nuclei supra- sel penting, pinealosit, yang disokong oleh sel-sel glia. Glandula
opticus dan paraventricularis hypothalamus ke lobus posterior mempunyai banyak aliran darah dan disarafi oleh serabut saraf
glandula pituitaria (Gambar 24-4). Hormon vasopressin dan posganglionik simpatik.
oksitosin dikeluarkan pada terminal axon di lobus posterior
glandr:lae pituitariae.

Fungsi Glandula Pinealis


Glandula pinealis dapat mempengaruhi aktivitas glandula pituitaria,
insulae pancreaticae Langerhans, glandulae parathyroideae,
Fungsi Glandula Pituitaria glandula suprarenalis, dan gonad. Sekret glandula pinealis
Glandula pituitaria mempengaruhi aktivitas banyak kelenjar dihasilkan oleh sel-sel pinealosit, mencapai organ target melalui
endokrln. Pengaruh pengaturan diringkas dalam Gambar 24-5. aliran darah atau melalui cairan cerebrospinalis. Kerjanya terutama
Glandula piturtaria sendiri diatur oleh hypothalamus, dan aktivitas menghambat, apakah langsung menghambat produksi hormon
hypothalamus dikendalikan oleh informasi yang diterima melalui atau tidak langsung dengan menghambat sekresi releasing factor
berbagai lintasan saraf aferen dari berbagai bagian sistem saraf oleh hypothalamus. Menarik untuk diingat bahwa glandula pinealis
pusat serta kadar hormon dan elektrolit yang beredar (Gambar tidak memiliki sawar darah otak.
24-6). Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior dan pars Melatonin terdapat dalam konsentrasi tinggi di glandula
posterior (lobus posterior) glandula pituitaria diringkas dalam pinealis. Zat ini dikirim ke lobus anterior pituitarii dan menghambat
Gambat 24-7. pelepasan gon ad otroph ic hormone.
838 BAB 24

sinus sagitalis superior


sinus sagitalis inferior

adhesio interthalamica
corpus callosum

thalamus septum pellucidum

falx cerebri foramen interventriculare


A. cerebri anterior
V. cerebri N. opticus
magna
hypophysis cerebri
glandula sinus frontalis
pinealis concha nasalis superior
aqueductus agger nasr
concha nasalis media
mesencephalon vestibulum
tentorium
cerebelli

srnus concha nasalis


rectus inferior
ventriculus quartus palatum durum
cerebellum palatum molle
lingua
pons
M. genioglossus
medulla oblongata
atlas M. geniohyoideus
ligamentum nuchae M. mylohyoideus
muara tuba auditiva
tonsil
os hyoideum
membrana thyrohyoidea
M. postvertebrales epiglottis
plica vestibularis
spinae cervicales vocalis
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
arcus cartilago cricoidea
trachea
oesophagus

isthmus glandulae thyroideae


medulla spinalis superficalis fascia colli profunda

canalis centralis arcus jugularis


spatium suprasternale
A. brachiocephalica
sisa glandula thymus
V. brachiocephalica sinistra manubrium sterni

Gambar 24-2 Penampang sagital kepala dan leher


GLANDULAE ENDOCRINAE 839

lobus posterior hypophysis cerebri

diaphragma sellae
infundibulum
ventriculus tertius A. cerebri anterior
Aa. perforantes
tractus
opticus A. cerebri media

spatium subarachnoidale
A. communicans
arachnoideamater
posterior
lamina meningea
lobus temporalis
duramatris
hemispherii
cerebri
sinus cavernosus
N- oculomotorius

N. trochlearis

divisi ophthalmicus
nervi trigemini

lamina endosteal foramen ovale


duramatris A. carotis interna
N. abducens\ divisi mandibularis
plexus caroticus nervi trigemini
sympathicus
divisi maxillaris
nervi trigemini

Gambar 24-3 penampang coronal melalui corpus ossis sphenoidalis, memperlihatkan glandula pituitaria dan sinus cavernosus.
Perhatikan posisi afteria carotis interna dan nervi craniales.

sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Jika
pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Pinealis
(Gambar 24-9).
Glandula pinealis terbentuk sebagai sebuah diverticulum kecil
ektoderm di pars posterior atap diencephalon selama perkem-
bangan minggu ketujuh. Batas-Batas Lobus
a Ke anterolateral: musculus sternothyroideus, venter superior
musculi omohyoidei, musculus sternohyoideus, dan pinggir
anterior muscul.us sternocleidomastoideus (Gambar 24-10).
I GlandulaThyroidea a Ke posterolateral: Selubung carotis dengan arteria carotis
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus (Gambar
24-70).
dihubungkan oieh isthmus yang sempit (Gambar 24-9). Glandula
ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung a Ke medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus.
yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda. Selubung Berkaitan dengan struktur-struktur ini adalah musculus
ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. cricothyroideus dan persarafannya nervus laryngeus externus.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya Di sulcus antara oesophagus dan trachea terdapat nervus
menghadap ke atas sampai linea obliqua cartilaginis t\roideae; laryngeus recurrens (Gambar 24-10).
basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau
kelima. Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan
Islhmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea dengan glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah
kedua, ketiga dan keempat (Gambar 24-9). Sering terdapat lobus posterior (Gambar 24-9) dan anastomosis terletak di antara arteria
py'ramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke thyroidea superior dan inferior.
840

pars tuberalis
infundibulum
(tangkai pituitaria)

lobus posterior
(neurohypophysis)

nucleus
paraventricularis

nucleus
supraopticus

celah (sisa
diverticulum ectodermal)

A. hypophysialis sel-sel saraf di


superior dalam hypothalamus

tractus badan sel


hypothalamohypophysis saraf

pars
anterior

kapiler dan sinusoid V. hypophysialis


inferior
V hypophysialis
inferior

Gambar 24-4 A. Divisi glandula pituitaria menjadi pars anteriot pars intermedia (lobus anterior), dan pars nervosa (lobus
posterior). B. Vasa porta hypothalamohypophysis. C, Tractus hypothalamohypophysis.
GLANDULAE ENDOCRINAE 841

pars tuberalis lobus posterior


pars intermedia
pars anterior

--{.#=*-*
\*/r
\lfr
l"l
ffi-
si \{nK
::-=
ffi
v\9
Gambar 24-5 Peran glandula pituitaria dalam mengendalikan kelenjar endokrin lainnya dan jaringan tubuh. Diperlihatkan
berbagai macam hormon yang dihasilkan pada bagian yang berbeda pada glandula pituitaria.

hormon pelepasan
dan penghambat
hypothalamus

menghambat
growth hormone LHRH

I
estrogen +
progesteron
\n^nn"^nn/ o..yP(","; menghambat
LHRH

I
rIT"
ffi
ovarium
testis

cortex glandula suprarenalis

Gambar 24-6 Kendali sekresi pars anterior glandulae pituitariae oleh hypothalamus. Perhatikan bahwa aKivitas hypothalamus
diubah oleh informasi yang diterima dari berbagai bagian sistem saraf dan kadar hormon di dalam plasma.
842- BAB 24

hypothalamus

nucleus
supraopticus

pars intermedia
lobus anterior

rangsangan hisapan

Gambar 24-7 Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior glandulae pituitariae dan pars posterior (lobus posterior)
glandulae pituitariae. Perhatikan bahwa sel-sel saraf nuclei supraopticus dan paraventricularis hypothalamus mensintesa
antidiuretic hormonedan oksitosin, yang kemudian disimpan di dalam tractus hypothalamohypophysis pada lobus posterior
GUNDUUE ENDOCRINAE 843

infundibulum
diencephalon
I

infundibulum

rat"rffi z
membrana
kantong Rathke buccopharyngealis

t-"'
,:/1:
^ (11 --pnarynx

cavitas oris

vesicula berasal dari


pars tuberalis
kantong Rathke

*finrundiburum pars anterior

h)\b
\z membrana
z buccopharyngealis
pars iniermedia
pars nervosa

cavum ons

Gambar 24-8 Berbagai stadium pembentukan glandula pituitaria diperlihatkan dalam penampang sagital.

melintas di depan atau belakang arteri ini, atau mungkin berjalan


Batas-Batas lsthmus
di antara cabang-cabangnya.
r) Ke anterior: musculus stemothyroideus, musculus Arteria thyroidea ima, jika ada merupakan cabang dari arteria
stemohyoideus, vena jugularis anterior, fascia" dan kulit' brachiocephalica atau arcus aortae. Berjalan ke atas di depan
I Ke posterior: Cincin trachea kedua, ketiga, dan keempat. trachea menuju isthmus (Gambar 24-9).
Vena-vena dari glandula thyroidea adalah vena thyroidea
Cabang-cabang terminal arteria thyroidea superior beranas-
superior yang bermuara ke vena jugularis intema; Vena thyroidea
tomosis sepanjang pinggir atas isthmus.
media, yang bermuara ke vena jugularis interna; dan vena
thyroidea inferior (Gambar 24-9). Yena thyroidea in{erior dari
Pendarahan kedua sisi beranastomosis safu dengan lainnya pada saat mereka
Arteri-arteri yang mendarahi glandula thyroidea adalah arteria berjalan furun di depan trachea. Vena-vena ini akan bermrrara ke
thyroidea superior, arteria thyroidea inferiot dan kadang-kadang dalam vena bradriocephalica sinistra di dalam rongga thorax.
arteria thyroidea ima. Arteri-arteri ini saling beranastomosis
dengan luas di permukaan glandula. Aliran Limfe
Arteria thyroidea superior, cabang dari arteria carotis extema,
Cairan limfe dari glandula thyroidea terutama mengalir ke lateral
berjalan turun menuju ke kutub atas setiap lobus, bersama dengan
ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh
nervus laryngeus externus (Gambar 24-9).
limfe berjalan turun ke nodi lymphoidei parahacheales.
Arteria thyroidea inferior, cabang dari truncus thyrocervicalis,
berjalan ke atas di belakang glandula sampai setinggi cartilago
Persarafan
cricoidea. Kemudian arteri membelok ke medial dan bawah untuk
mencapai pinggir posterior glandula. Nervtrs laryngeus recurrens Ganglion sympathicum cervicale superius, medium, dan inferius.
844 BAB 24

tampak anterior
cartilago thyroidea
M. levator glandulae thyroideae

lobus pyramidalis

V. jugularis interna

A. thyroidea superior
cricothyroideus V, thyroidea superior
A. carotis communis

cartilago
cricoidea

isthmus glandulae thyroideae

lobus glandulae thyorideae

V. thyroidea media

A. thyroidea ima

oesophagus
trachea

V brachiocephalica sinistra

apex

lobus dexter tampak lateral


capsula lamrnae pretrachealis

capsula glandulae thyroideae

lobus glandulae thyroideae

glandula parathyroidea isthmus glandulae thyroideae


superior

glandula parathyroidea
inferior

basis

Gambar 24-9 Glandula thyroidea memperlihatkan hubungannya dengan larynx dan trachea serta pembuluh darah besar leher.
Juga diperlihatkan pendarahan dan aliran vena glandula thyroidea. Diagram bawah memperlihatkan glandulae parathyroideae di
posterior glandula thyroidea.
GLANDULAE ENDOCRINAE 845

N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus

selubung carotis M. platysma

V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus cervicalis
profundus

A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior

truncus
M. scalenus
sympathicus
medius

lamina
superficialis

pars spinalis
nervi accessorii

M. trapezius
lamina
prevertebralis
A. vertebralis M. levator scapulae

N. spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 24-10 Potongan melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

Fungsi Glandula Thyroidea Pembentukan Glandula Thyroidea


Sebagai reaksi terhadap terbentuknya thyroid-stim ulating hormone Glandula thyroidea mulai berkembang selama minggu ketiga
oleh pars anterior pituitarii, hormon thyroxin dan triiodotironin sebagai penebalan entoderm pada garis tengah di dasar pharynx, di
dilepaskan dari koloid folikular dan masuk ke aliran darah (Gambar antara tuberculum impar dan copula (Gambar 24-1 2). Kemudian,
24-11 ). Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di hampir penebalan ini berubah menjadi diverticulum yang tumbuh ke

seluruh sel dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen, dan inferior ke dalam mesenkim yang terletak di bawahnya dan disebut
meningkatkan produksi panas. Sel-sel parafolikular menghasilkan ductus thyroglossus. Dengan berlanjutnya perkembangan,
hormon tirokalsitonin, yang menurunkan kadar kalsium darah. ductus memanjang dan ujung distalnya membentuk dua lobus.
Sel-sel parafolikular distimulasi oleh hiperkalsemia dan dihambat Ductus segera berubah menjadi sebuah tali sel padat, dan sebagai
oleh hipokalsemia. Hormon ini tidak dikendalikan oieh glandula akibat proliferasi epithel, tonjolan terminal bilobus berkembang
pituitaria. membentuk glandula thyroidea.
Pada saat ini glandula thyroidea bermigrasi ke inferior ke
daerah leher dan berjalan di sebelah anterior atau posterior atau
846 BAB 24

hypothalamus emosi

-
panas

\
meningkatkan metabolisme

galaktosa ditambahkan
thyroid-stimulating
manosa ditambahkan
hormone (TSH)

kelompok
tirosil + iodium tiroksin (T4)
I
dan
Y triiodotironi
monoiodotirosil (r3)
I
I
Y
diodotiiosil norepinefrin

.t,
hiiodotyronin (T3) I
tiroksin (T4) \
serabut saraf
\ posganglionik
\ simpatik
disimpan
dalam koloid
I
thyroglobulin

Gambar 24-11 Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme
umpan balik ke hypothalamus.

menembus corpus ossis hyoidei yang sedang berkembang. Pada mesenkim vaskular di sekiiarnya, massa menjadi terbagi atas
minggu ketujuh, glandula akan mencapai posisi akhirnya di dekat lamina dan fasciculi, dan akhirnya menjadi kelompok-kelompok
larynx dan trachea. Sementara itu, pita padat yang menghubungkan sel. Pada usia 3 bulan, koloid mulai terkonsentrasi di pusat setiap
glandula thyroidea dengan lidah terpecah dan menghilang. Tempat kelompok, dengan demikian dibentuk folikel. Capsula fibrosa dan
asal ductus thyroglossus pada lidah menetap sebagai celah yang jaringan ikat berkembang dari mesenkim di sekitarnya.
disebut foramen caecum. Sekarang glandula thyroidea terbagi Corpus ultimobranchiale (dari kantong pharynx kelima) dan
atas bagian tengah yang kecil, isthmus, dan dua lobus lateral sel-sel crista neuralis diyakini masuk bergabung ke dalam glandula
yang besar (Gambat 24-12). thyroidea, di tempat sel-sel ini membentuk sel-sel parafolikular
Pada stadium .paling awal, glandula thyroidea terdiri atas yang menghasilkan tirokalsitonin. Fungsi kalsitonin adalah
massa sel padat. Kemudian, sebagai akibat dari invasi jaringan menurunkan konsentrasi kalsium plasma.
GUNDULAE ENDOCRINAE 847

tubercurum"NH":ff-

) dah'\
A

foramen caecum

os hyoideum

cartilago thyroidea

glandula thyroidea lobus lateralis

isthmus

Gambar 24-12 Berbagai stadium pembentukan glandula thyroidea. A. Penampang sagital lidah memperlihatkan penebalan
entoderm di antara tuberculum impar dan copula. B. Penampang sagital lidah memperlihatkan pembentukan ductus
thyroglossus. C. Penampang sagital lidah dan leher memperlihatkan jalur yang dilalui oleh glandula thyroidea saat bermigrasi ke
inferior. D. Glandula thyroidea yang berkembang penuh seperti terlihat dari depan. Perhatikan sisa ductus thyroglossus di atas
isthmus.

I Glandula Parathyroidea Aliran Limfe


Glanduia parathyroidea merupakan organ berbentuk lonjong Nodi lymphoidei cervicales profundi dan paratracheales.
dengan ukuran diametemya yang paling panjang adalah 6 mm.
Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan
pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus Persarafan
f ascianya (G amb ar 24-9).
Kedua glandula parathyroidea superior mempunyai posisi Ganglion sympathicum cervicale superius atau medius.
yang lebih konstan dan terletak setinggi pertengahan pinggir
posterior glandula thyroidea.
Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya terletak
dekat kutub inferior glandula thyroidea. Keduanya mungkin
terletak di daiam selubung fascia, tertanam di dalam substansi Fungsi Glandula Parathyroidea
thyroid, atau di iuar selubung fascia. Kadang-kadang glandula
Chief cell menghasilkan hormon paratiroid, yang merangsang
ini terdapat disebelah distal dan kaudal dari glandula thyroide4
aktivitas osteoklas di dalam tulang, jadi memobilisasi kalsium tulang
berdekatan dengan vena thyroidea; atau dapat juga terletak di
dan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah (Gambat 24-
dalam mediastinum superior pada thorax.
13). Hormon paratiroid juga merangsang absorpsl kalsium dalam
makanan di intestinum tenue serta mereabsorpsi kalsium di dalam
Pendarahan tubulus contortus proximalis renis. Sekresi hormon paratiroid diatur

Pendarahan glandula parathyroidea berasal dari A.thyroidea oleh kadar kalsium di dalam darah.

superior dan inferior. Aliran vena menuju ke V.thyroidea superior,


medius, dan inferior.
848 BAB 24

folikel glandula thyroidea

lamina basalis

sel-sel parafolikular glandula thyroidea

meningkatkan reabsorpsi
kalsium di dalam tubulus
contortus proximalis
Sel utama
(chief cell)
glandula
parathyroidea

\
meningkatkan kadar
kalsium darah

Gambar 24-13 Fungsi hormon tirokalsitonin (A) dan hormon paratiroid (B) pada metabolisme kalsium.

kantong pharynx keempat pada masing-masing sisi. Glandula ini


kehilangan hubungan dengan dinding pharynx dan mencapai posisi
finalnya pada facies posterior lobus lateralis glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Parathyroidea
masing-masing sisi, kurang lebih setinggi isthmus (Gambar 24-
Sepasang glandula parathyroidea inferior, dikenal sebagai
14)
parathyroid lll, berkembang sebagai hasil dari proliferasi sel-sel
Pada stadium lebih awal, masing-masrng glandula terdiri dari
entoderm di kantong pharynx ketiga pada masing-masing sisi. Saat
massa padat sel jernih, yaitu sel utama (chief cell). Pada akhir
d;verticulum thymus pada masrng-masing sisi tumbuh ke inferior
masa anak-anak, timbul sel-sel asidofil, sel-sel oksifil. Jaringan
di leher, diverticulum ini menarik glandula parathyroidea inferior
ikat dan pendarahan diperoleh dari mesekhim di sekitarnya.
bersamanya, sehingga akhirnya terletak pada facies posterior
Diyakini bahwa hormon paratiroid awalnya disekresi oleh sel-sel
lobus lateral glandula thyroidea dekat kutub inferior dan menjadi
principal untuk mengatur metabolisme kalsium. Sel-sel oksifll
terpisah secara total dari thymus (Gambar 24-14).
diperkirakan sebagai sel-sel principal yang tidak berfungsi.
Sepasang glandula parathyroidea superior, dikenal sebagai
parathyroid lV, berkembang sebagai proliferasi sel-sel entoderm
GUNDUUE ENDOCRINAE 849

pharynx

glandula thyroidea

parathyroid lV

parathyroid lll

Gambar 24-14 Glandulae parathyoideae menuju ke posisi terakhirnya di leher.

pada sel-sel thymus yang menunjukkan bahwa aktivitas thymus


Glandulae Endocrinae dapat dimodifikasi oleh hormon dari glandulae endocrinae lain.
di Dalam Thorax Rincian dari aktivitas ini diluar lingkup buku ini.

I Thymus
Thymus berbentuk pipih dan berlobus dua (Gambar 24-7 dan24-2)
terletak di antara stemum dan pericardium di dalam mediastinum Pembentukan Thymus
anterior. Pada bayi yang baru lahir, thymus mempunyai ukuran Thymus timbul sebagai sebuah diverticulum entoderm dari kantong
relatif yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuh, pada pharynx ketiga masing-masing sisi. Masing-masing diverticulum
saat ini thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum tumbuh ke inferior di leher dan mencapai aspek anterior aortae.
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai pangkal Diverticula menjadi batang padat sebagai akibat proliferasi sel.
leher. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah Kemudian batang padat ini bergabung dengan mediastinum
itu mengalami involusi. Thymus tampak berwama dadq berlobus, superius dan kehilangan hubungannya dengan kantong pharynx.
dan merupakan tempat pembentukan limfosit, yaitu limfosit T Sel-sel entoderm membentuk corpusculus Hassall, dan
(thymus), yang didistribusikan ke seluruh tubuh. mesenkim di sekitarnya membentuk rangka jaringan ikat dan
capsula. Organ kemudian diinvasi oleh sejumlah limfosit yang
Pendarahan jumlahnya meningkat.

Thymus mendapat darah dari arteria thyroidea inJerior dan arteria


thoracica interna.
Glandulae Endocrinae
pada Abdomen dan Pelvis

Fungsi Thymus ( Glandulae Suprarenales


Sekarang diketahui bahwa thymus menghasilkan banyak hormon,
termasuk timosin, yang mempengaruhi kematangan dan Lokasi dan Deskripsi
fungsi limfosit di dalam thymus dan di seluruh tubuh. Demikian Kedua glandula suprarenalis merupakan organ retroperitoneal
pula diperlihatkan bahwa thymus melepaskan hormon yang yang berwarna kekuningan pada polus superior ren. Glandula
mempengaruhi glandulae endocrinae lain. Reseptor diidentifikasi suprarenalis ini dikelilingi oleh fascia renalis (tetapi dipisahkan
850 BAB24

dari ginjal oleh lemak perirenal). Setiap kelenjar mempunyai cortex Pendarahan
beru,ama kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.
Arteri
Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan
melingkupi polus superior ren dexter (Gambar 24-15). Glandula Arteri yang mendarahi masing-masing glandula suprarenalis ada
ini terletak di belakang lobus hepatis dexter dan terbentang ke tiga buah: arteria phrenica inferior, aorta, dan arteria renalis.
medial di belakang vena cava inferior. Glandula terletak posterior
Vena
terhadap diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan sabit serta Sebuah vena keluar dari hilus masing-masing glandula supra-
terbentang sepanjang margo medialis ren sinister dari polus renalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava inferior pada sisi
superior hilus renis (Gambar 24-15). Glandula terletak di belakang kanan dan vena renalis pada sisi kiri.
pancreas, omentum minus, dan gaster serta terletak posterior
terhadap diaphragma. Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke dalam nodi aortici laterales.

Persarafan
Fungsi Glandulae Suprarenales
Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus
Cortex glandulae suprarenales mensekresikan hormon-hormon mensarafi glanduia suprarenalis. Sebagian besar saraf berakhir
termasuk mineralokortikoid, yang berperan dalam pengaturan pada medulla glandulae suprarenalis.
keseimbangan cairan dan elektrolit; glukokortikoid, yang
berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein; dan sedikit hormon seks, yang mungkin berperan
dalam pengembangan prepubertas organ-organ seksual. lvledula
glandulae suprarenales mensekresikan kalekolamin, epinefrine Pembentukan Glandulae Suprarenales
dan norepinefrine. Fungsi hormon-hormon yang disekresikan Cortex berkembang dari mesothelium selom yang menutupi
oleh cortex glandula suprarenalis diringkas dalam Gambar 24-16. dinding posterior abdomen. Pada mulanya, dibentuk cortex
Kendali simpatik untuk pelepasan katekolamin dari sel-sel epitel fetalis; kemudian cortex diliputi oleh cortex tetap. Setelah lahir,
medulla suprarenalis serta respons cortex dan medulla suprarenalis cortex fetalis menghilang, dan involusinya sebagian besar selesai
terhadap stres diperlihatkan dalam Gambar 24-17. pada beberapa minggu pertama kehidupan.

centrum tendineum diaphragmatis

\
A. phrenica
suprarenalis sinistra

\ ,IE

lien
glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter

ductus choledochus
A. hepatica

Gambar 24-15 StruKur-struktur yang


descendens terletak pada dinding posterior abdomen
di belakang gaster. Perhatikan posisi
colon ascendens colon transversum
A. pancreaticoduodenalis superior glandulae suprarenales.
GUNDUUE ENDOCRINAE 851

Medulla dibentuk dari sel-sel simpatokromafin dari krista


neural. Sel-sel ini menginvasi cortex pada sisi medial. Dengan cara
I lnsulae Pancreaticae Langerhans
ini, medulla menempati posisi sentral dan disusun dalam tali dan Pancreas merupakan organ lunak berlobus yang terletak pada
kelompok. Serabulserabut saraf simpatik preganglionik tumbuh ke dinding posterior abdomen di belakang peritoneurr.. Caput
dalam medulla dan mempengaruhi aktivitas sel-sel medulla. pancreatis terletak di dalam cekungan duodenum, dan collum,
corpus, serta cauda terbentang ke kiri; cauda terletak berhubungan
langsung dengan hilum lienalis (Gambar 24-\5). Sebagian

hypothalamus
-- stres

co tti cotro p i n - re I e a s i n g
hormone (CRH)
/--\^ _./---\ ritme sirkadia
serum angiotensinogen

t
angiotensin I

sel-sel kortikotrop I
angiotensin ll

adrenokortikotropin (ACTH)

angiotensin ll

glukokortikoid darah

turunnya
tekanan
darah

zona glomerulosa

zona fasciculata

zona reticularis glukokortikoid

sel-sel medulla
influences metabolism
of carbohydrates, fats,
and proteins

Gambar 24-16 Fungsi hormon yang disekresi oleh cortex glandula suprarenalis. Juga diperlihatkan kendali cortex glandula
suprarenalis oleh glandula pituitaria dan hypothalamus, seperti kendali renin-angiotensin terhadap sekresi aldosterone.
852 BAB 24

besar glandula menghasilkan sekret eksokrin yang mengalir ke


duodenum. Bagian endokrin glandula dibentuk oleh kelompok-
kelompok sel disebut insulae Langerhans, yang tersebar di antara Fungsi lnsulae Pancreaticae Langerhans
asini eksokrin. Insulae Langerhans ini lebih banyak di cauda
Dengan teknik pewarnaan khusus, dapat diidentiflkasi empat jenis
pancreatis dibandingkan dengan di corpus, collum, atau caPut
sel di dalam insulae pancreaticae. Sel-sel itu adalah sel beta,
pancreatis.
alpha, dan delta, serta sel PP (sel pancreatik polipeptida). Teknik
khusus antibodi memungkinkan peneliti menentukan lokasi spesifik

serabut preganglionik
N. splanchnicus

epinefrin dan
norepinefri n

hypothalamus

co tti cotro p h i n - re Ie a s in g
factor (CRF)

sel kortikotrop

medulla glandulae suprarenalis

katekolamin merarrgsang sistem


kardiovaskular dan respirasi serta
aktivitas metabolik umum tubuh;
juga meningkatkan kadar glukosa
mineralokortikoid mengatur darah
kadar air dan elektrolit di
dalam cairan tubuh
glukokortikoid mengaktifkan
glukosa sebagai sumber energi

Gambar 24-17 A. Kendali simpatikterhadap pelepasan katekolamin dari sel epithel medulla glandulae suprarenalis. B. Respons

coftex dan medulla glandulae suprarenalis terhadap stres.


GLANDULAE ENDOCRINAE 853

hormon-hormon terhadap sel-sel tertentu. Sel-sel beta membentuk


sebagian besar sel-sel insulae dan mensekresikan insulin. Sel
I Sel-Sel lnterstisial Testis
alpha mensekresikan glukagon, dan sel delta mensekresikan Testis adalah sepasang organ berbentuk oval, terletak di dalam
somatostatin. Fungsi sel PP pada manusia tidak diketahui. scrotum. Masing-masing testis merupakan glandula eksokrin dan
Fungsi utama insulin adalah mengabsorpsi, menyimpan, dan endokrin. Bagian besar dari masing-masing kelenjar tersusun dari
menggunakan glukosa secara cepat di dalam tubuh (Gambar 24- tubulus seminiferous yang berfungsi menghasilkan spermatozoa.
18). lnsulin berperan penting juga pada metabolisme lemak dan Spermatozoa merupakan sekresi eksokrin yang berjalan melewati
protein. Glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam ductus ke urethra.
darah, dan karena itu efeknya berlawanan dengan yang dimiliki Bagian endokrin dari masing-masing testis terdiri dari
oleh insulin (Gambar 24-18). Fungsi somatostatin tidak diketahui, kelompok sei-sel interstisial berbentuk bulat (se1 Leydig)
walaupun hormon ini diketahui menghambat sekresi insulin dan yang tertanam di dalam jaringan ikat jarang di antara tubulus
glukagon. seminiferous.

Fungsi Sel-Sel lnterstisiai Testis


Pembentukan lnsulae Pancreaticae Langerhans Fungsi sel-sel rnterstisial adalah mensekresikan andrcgen, yang
Pembentukan insu ae Langerhans diuraikan dengan pancreas seperti testosteron, dihidrotestosteron, dan andrastenediott
dalam Bab 2A (hal.741). Yang paling pentrng rjan paling banyak adalah tesic$ieron. Sal-
sel interstisial terdapat dalam jumlah iranyak pa,l* jiii:ir. i'rilfrrr

insulae Langerhans
(bagian endokrin pankreas)

kapiler darah

asinus dari bagian


eksokrin pancreas
sel beta
sel delta
mensekresikan
somatostatin

sel alpha

glukagon disekresikan
oleh sel alpha, meningkatkan
kadar glukosa darah

Gambar 24-18 Efek insulin dan glukagon,


kadar masing-masing disekresi oleh sel beta dan sel
glukosa alpha serta insulae Langerhans terhadap kadar
kadar
darah glukosa glukosa. Perhatikan kerja umpan balik glukosa
darah darah terhadap aktivitas sel-sel ini.
854 BAB 24

mengecil setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah


besar ketika pubertas. Pada janin, gonadotropin korionik dari
placenta merangsang sel-sel interstisial testrs menghasilkan
Pembentukan Sel-Sel lnterstisial Testis
testosteron, yang penting untuk perkembangan genitalia masculina
Pembentukan sel-sel interstisial testis diuraikan bersama pem-
dan menekan pembentukan genitalia feminina. Testosteron juga
bentukan testis dalam bab 22 (hal. 840).
menyebabkan descensus testiculorum. Kendali aktivitas teStis oleh
hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae diperlihatkan
dalam gambar 24-1 L
Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas dibandingkan
dengan sel-sel epitelium germinativum dari tubulus semineferous.
I Ovarium
Oleh karena itu, testosteron diproduksiterus menerus pada individu Masing-masing ovarium mempunyai cortex di luar dan medulla di
dengan undescensus testiculorum. dalam, tetapi batas dari keduanya tidak begitu jelas. Tertanam di
dalam jaringan ikat cortex ovarii terdapat folliculi ovarici dengan
berbagai stadium perkembangan.

hypothalamus
gonadotropin
releasing hormon
(GHRH)

pars anterior

sel basofil

testosteron

LH (rCSH)

sel-sel interstisial

testosteron
Gambar 24-19 Kendali aktivitas testis oleh
* hypothalamus dan pars anterior glandulae
mengembangkan dan
pituitariae. Perhatikan kemungkinan mekanisme
mempertahankan organ
seks aksesori dan ciri seks umpan balik oleh inhibin dari sel Sertoli dan
sekunder testosteron dari sel-sel interstisial (sel Leydig).
GLANDULAE ENDOCRINAE

siklus menstruasi dan pada masa kehamilan untuk perkembangan


dan pemeliharaan decidua. Progesteron juga menyebabkan
pembesaran epitelium di dalam sistem ductus mammae selama
Fungsi Hormon Ovarium
paruh kedua siklus menstruasi, dan selama kehamilan, progesteron
Hormon ovarium adalah steroid estrogen dan progesteron. menyebabkan perkembangan alveolar secara ekstensif. Kendali
Estrogen terutama B-estradiol dan estron. Hormon ini aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae
dihasilkan oleh sel-se theca interna, yang terdapat di dalam pituitariae diperlihatkan dalam Gambar 24-20).
stroma ovarii tepat di luar folikel de Graff dan dekat sel-sel corpus
luteum. Pada pubertas, peningkalan produksi estrogen berperan
dalam perkembangan ulerus dan vagina, genitalia externa, pelvis,
payudara, serta rambut publs dan ketiak. Estrogen menyebabkan
perbaikan dan proliferasi perubahan dalam endometrium setelah
masa menstruasi.
Pembentukan Ovarium
Progesteron dihasilkan oleh corpus luteum ovarii. Bersama
dengan estrogen, progesteron berperan dalam fase sekresi Pembentukan ovarium diuraikan dalam Bab 23. halaman 811.

endometrium yang sedang berkembang selama paruh kedua

luteinizing hormone-releasing

progesteron

corpus luteum

sel theca interna progesieron


estrogen

I I
Y Y
perkembangan dan Pemeliharaan dengan estrogen mengembangkan
uterus, vagina, genitalia externa, endometrium sekretorius-merangsang
dan mammae tunica mucosa tuba uterina dan sel-sel
acinus glandulae mammae

Gambar 24-2O Kendali aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae. Perhatikan mekanisme
umpan balik yang dilakukan oleh estrogen dan progesteron.
850' BAB 24

I Placenta
Estrogen juga meningkatkan kontraksi otot polos dinding uterus
dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus pada saat
Pembentukan dan fungsi placenta selama kehamilan telah persalinan dimulai.
diuraikan dalam Bab 23. Salah satu fungsi utama placenta adalah Progesteron placenta mengambil alih produksi progesteron
sebagai kelenjar endokrin, dan hormon dihasilkan dari pars fetalis dari corpus luteum sekitar usia kehamilan empat bulan. Progesteron
placentae di sinsitiotrofoblas. penting untuk memelihara decidua selama kehamilan dan berperan
untuk perkembangan selanjutnya dari alveoli glandulae mammae.
l\,4enjelang akhir kehamilan, jumlah produksi estrogen menlngkat,
sementara kadar progesteron tidak meningkat. Dengan demikian
otoi uterus menjadi lebih peka dan rentan terhadap kerja oksitosin
Fungsi Hormon Placenta dari lobus posterior glandulae pituitariae.
Placenta mensekresikan estrogen, progesteron, gonadotropin Gonadotropin korionik terdapat di dalam aliran darah
korionik, dan somatomammotropin korionik (Gambar 24-21). pada saat ovum yang telah dibuahi diimplantasikan ke dalam
Estrogen placenta berperan untuk meneruskan pembesaran endometrium. Hormon ini berperan untuk pertumbuhan selanjutnya
uterus, pertumbuhan ductus glandulae mammae, dan memperbesar dan memelihara corpus luteum. Hormon ini juga masuk ke dalam
genitalia externa ibu. Menjelang akhir kehamilan, estrogen sirkulasi janin, dan pada janin laki-laki hormon ini merangsang sel-
menimbulkan relaksasi articulatio sacroiliaca dan symphisis pubis. sel interstisial testis menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang

hypothalamus

Gambar 24-21 Aktivitas hormon placenta. Hormon-


hormon dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas di pars fetalis
placenta.
GLANDUUE ENDOCRINAE 857

menyebabkan berkembangnya organ genitalia laki-laki pada janin


Gonadotropin korionik tidak memiliki efek terhadap perkembangan
organ genitalia perempuan. Pembentukan Placenta
Terdapatnya gonadotropin korionik di dalam urin perempuan
Pembentukan placenta diuraikan dalam bab 23, halaman 818
selelah 12 hari ovulasi merupakan petuniuk pasti adanya
kehamilan.
Somatomammotropin korionik dapat mempengaruhi meta-
bolisme karbohidrat dan lemak ibu serta menyediakan lebih banyak
glukosa dan lemak bagi janin.

Fertanyaan Pilihan Ganda D. Serabut saraf aferen yang masuk hypothalamus meme-
ngaruhi produksi releasing hormone oleh sel saraf.
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT. E. Sel-sel neurogiia hypothaiamus mengatur produksi release-
inhibiting hormone.
1. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula pituitaria
(hypophysis cerebri), kecuali: +- Pemyataan berikut ini benar untuk glandula pinealis, kecuali:
A. Dipisahkan dari chiasma opticum oleh diaphragma A. Kecil dan berbentuk kerucut.
sellae. B. Menonjol dari ujung posterior pons cerebri.
B. Sinus sphenoidalis terletak disebelah inlerior glandula C. Aktivitasnya dapat mempengaruhi fungsi glandula
ini. suprarenalis dan gonad.
C. Didarahi oleh arteria carotis interna. D. Tidak mempunyai sawar darah otak.
D. Tergantung pada pars anterior lantai ventriculus tertius. E. Menghasilkan meiatonirL yang menghambat pelepasan
E. Terietak dalam di dalam sella turcica cranii. hormon gonadotropin.

2. Pernyataan berikut ini benar untuk tractus hypothala- Nervus yang dapat cedera saat pengikatan arteria thyroidea
mohypophysis, kecuali: inferior selama operasi glandula thyroidea adalah:
A. Oksitosin menghambat kontraksi otot polos uterus. A. Truncussympathicus.
B. Sel-sel saraf nucleus supraopticus dan paraventricularis B. Nervus laryngeus internus.
menghasilkan hormon vasoPressin dan oksitosin. C. Nervus cervicalis descendens.
C. Hormon berjalan di dalam axon tractus. D. Nerr,'us laryngeus recurrens.
D. Vasopresin merangsang tubulus contortus distalis dan E. Nervus Iaryngeus superior.
tubulus colligens renis, meningkatkan absorbsi air dari
urin. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula parathyroidea,
E. Hormon meninggaikan axon dan diabsorbsi ke dalam kecuali:
aliran darah di kapiier lobus posterior glandulae A. Jumlahnya empat.
pituita riae. B. Terletak saling berdekatan dengan pinggir posterior
glandula thyroidea di dalam capsula fascialis.
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk sistem portal hypophysis, C. Pendarahannya berasal dari arteria thyroidea superior dan
kecuali: inferior.
A. Sistem portal membawa releasing hormone dan release- D. Sel-sel glandula parathyroidea berfungsi menurunkan
inhibiting hormone ke sel-sel sekretorius iobus anterior kadar kalsium darah.
glandulae pituitariae. E. Glandula paratyhroidea inferior dapat pindah ke
B. Produksi releasing hormone dan release-inhibiting hormone mediastinum superius thoracis.
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon yang dihasilkan
oleh organ target yang dikendalikan oleh glandula 7. Pernyataan berikut ini benar untuk thymus, kecuali:
pituitaria. A. Pada neonatus, thymus mencapai ukuran relatif terbesar
C. Pembuluh darah berakhir di superior terhadap eminentia terhadap ukuran tubuh.
mediana dan di inferior di dalam sinusoid vaskular lobus B. Pada bayi, thymus dapat meluas ke atas dari mediastinum
anterior glandulae Pituitariae. anterius sampai ke mediastinum superius bahkan sampai
ke pangkal leher.
858 BAB 24

C. Thymus terus berkembang sampai masa dewasa dan pada C. Insula I,angerhans lebih banyak di dalam caput pancreatis
usia pertengahan mulai mengecil. dibandingkan dalam corpus, co11um, atau cauda.
D. N4erupakan tempat untuk pembentukan limfosit T. D. Ductus biliaris (ductus choledochus) terletak posterior
E. Menghasiikan hormon thymosiry yang mempengaruhl terhadap caput pancreatis.
kematangan dan fungsi limfosit T. E. Mesocoion transversum dilekatkan pada pinggir anterior
pancreas.
Pernvataan berikut ini benar untuk glandula suprarenalis
sinistra, kecuali: 12. Pernyataan berikut benar untuk sel-sel interstisial testis,
A. Glandula suprarenalis sinistra meluas sepaniang margo kecuali:
medialis ren sinister dari polus superior ke hilus. A. Sel-sel interstisial tertanam di dalam jaringan ikat di antara
B. Vena dari glandulae bermuara ke vena renalis sinistra. tubulus seminiferous.
C. Clandula dipisahkan dari ren sinister oleh lemak B. Sel-sel interstisial mensekresi hormon dihidrotestosteron,
peritoneal. androstenediory dan testosteron.
D. Glandula terletak di belakang omentum minus. C. Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas
E. Medulla glandulae suprarenalis sinistra disarafi oleh dibandingkan dengan sel-sel epitel germinativum tubulus
serabut saraf posganglionik simpatik. seminlferus.
D. Pada janin sel-sel interstisial terdapat dalam jumlah kecil,
9. Glandula suprarenalis mendapatkan pendarahan dari: tetapi terdapat dalam jumlah besar pada pubertas.
A. -A.orta, arterla phrenica inferior, dan arteria renalis. E. Sel-sel interstisial didarahi oleh arteria testlcularis.
B. Arteriae lumbales.
C. Arleria phrcnica superior. 13. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,
D. Arteria testicularis (arteria ovdrica). kecuali:
E. Arteriasubcostalis. A. Aliran limfenya dialirkan ke nodi para-aortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
1.0. Fakta berikut ini benar mengenai perkembangan glandulae B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
suprarenales, kecuali: sampai ujung atas dinding lateral corpus uteri.
A. Cortex berkernbang dari epitel selom yang meliputi C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan
dindirrg posterior abdomen. vena iliaca externa dan di belakang arteria dan vena iliaca
B. Medulla berkembang dari krista neural. interna.
C" Serabut saraf preganglionik simpatik tumbuh ke dalam D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang arteria iliaca
medulla dan memengaruhi akti-ritas sel-sel medulia. interna sinistra.
D. Mula-mula dibentuk cortex fetalis, kemudian berde- E. Nervus obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
generasi dan menghilang.
E. Cortex tetap tumbuh di antara cortex fetalis dan medulla. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk ovarium, kecuali:
A. Tertanam di dalamjaringan ikat cortex folikel ovarii.
11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pancreas, B. Corpus luteum letaknya terbatas di medulla.
kecuali: C. Sel-sel theca interna menghasilkan hormon estrogen.
A. Sebagian dari pancreas didarahi oleh arteria lienalis. D. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
B. Ductus pancreaticus utama bermuara ke dalam baglan E. Corpus luteum dikendalikan oleh LH dari pars anterior
kedua duodenum. glandulae pituitariae dan selama kehamilan oleh hormon
gonadotropin korionik placenta.

1. D yang tidak benar. Glandula pituitaria digantungkan dari 4. B yang tidak benar. Glandula pinealis menonjol dari ujung
lantai ventriculus tertius oleh infundibulum (Gambar 24-3). posterior atap ventriculus tertius (Gambar 24-2).

2. A yang tidak benar. Oksitosin merangsang kontraksi serabut 5. D yang benar. Nervus laryngeus recurrens terletak sangat
otot polos uterus (Gambar 24-7). dekat dengan arteria thyroidea inferior dan dapat cedera saat
proses pengikatan arteri selama operasi glandula thyroidea.
3. E yang tidak benar. Sel,sel neurosekretorik hypothalamus
mengatur produksi releasing hormone dan release-inhibiting 5. D yang tidak benar. Hormon paratiroid yang diproduksi oleh
hormone (Gambar 24-6). chief cell dari glandulae parathyroideae, berfungsi mening-
katkan kadar kalsium darah.
GLANDUUE ENDOCRINAE 859

7. C yangtidak benar. Glandula thymus tumbuh terus sampai 12. D yangtidak benar. Sel-sel interstisial testis terdapat dalam
pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi. jumlah besar pada janin, tetapi sebagian mengalami atrofi
setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah besar
g. E yang tidak benar. Medulia glandulae suprarenalis disarafi pada saat pubertas.
oleh serabut saraf preganglionik simpatik (Gambar 24-17).
13. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra
g. A yang benar. Glandula suprarenalis mendapat pendarahan merupakan cabang-cabang aorta abdominalis yang terletak
dari aorta, arteria phrenica, dan arteria renalis. setinggi vertebra lumbalis pertama.

10. E yang tidak benar. Cortex tetap dari glandula suprarenalis


14. Byangtidakbenar.CorpusluteumberasaldarifolikeldeGraff
yangsedangberkembangmenutupicortexfetalis;cortexfetalis yang telah ruptur dan mengeluarkan ovum. Folikel de Graff
berdegenerasi dan menghilang selama beberapa minggu ditemukan tersebar di seluruh cortex ovarii, dan dapat pula
pertama kehidupan. ditemukan corpus luteum.

1"1. C yang tidak benar. Insulae Langerhans terdapat lebih banyak


di dalam cauda pancreatis dibandingkan pada corpus, collum,
dan caput.
Catatan Kepentingan Klinis
Apendiks pada Area Tertentu dari
Anatomi Regional

860
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREA TERTENTU DARI ANATOlvll REGIONAL 861

Wajah 861 Pembentukan Wajah 862

Kulit Wajah 861 Persarafan Sensorik Kutit Wajah yang Sedang Berkembang 863
Catatan Ktinik 861 Otot-Otot Wajah yang Sedang Berkembang (Otot-Otot
Persarafan Sensorik Wajah 861 Ekspresi Wajah) 864

Pendarahan Wajah 861 Kelainan Kongenital 864

Catatan Klinik 861 Leher 865


Aliran Vena Wajah 861 Pergelangan Tangan dan Tangan 865
Catatan Klinik 861
Perpelansan Kaki 865
Aliran Limfe Wajah 861

Wajah I Pendarahan Wajah


Wajah kaya akan pembuluh darah yang terdapat di dalam fascia
Wajah adalah jendela ke dalam kepribadian seseorang. Tlndakan superficialis. Dua arteri utama yang mendarahinya yaitu A.facialis
kurang tepat atau terlambat dari cedera waiah berakibat dan A.temporalis superficialis, yang keduanya merupakan cabang
-yang
pada kerusakan permanen atau kelainan bentuk. Kelainan bentuk dari A.carotis externa, dibantu oleh beberapa arteri kecil yang
yang disebabkan oleh parut dapat mengakibatkan ganggr-1an mengikuti saraf sensoris.
dalam hubungan psikososial dengan keluarga atau pasangannya.
Ha1 ini terutama penting pada anak-anak, karena cedera yang
Catatan Klinik
memperburuk kosmetika wajah dapat mengganggu perkembangan
kehidupan selanjutnya. Pendarahan yang luas dapat menyebabkan perdarahan hebat
dari luka yang relatif kecil. Vaskularitas yang besar ini sering
memungkinkan penempelan kulit yang luas pada cedera besar
I KulitWajah dan dijahitkan kembali tanpa terjadi nekrosls.
Kulit wajah memperlihatkan berbagai ketebalan yang berbeda, Denyut nadi dapat diraba melalul palpasi arteria temporalis
dan paling tipis di keiopak mata. Garis-garis keriput pada wajah superficialis pada saat arteria ini menyllang arcus zygomaticus di
timbui sebagai akibat lipatan kullt yang berulang-ulang, yang depan telinga. Dapat juga dengan melakukan palpasi arteria facialis
tegak lurus terhadap sumbu panjang otot yang ada di bawahnya, pada saat arteria lni melengkung di pinggir bawah mandibulae.
dan dipercepat dengan hilangnya elastisitas kulit yang masih
muda. Dengan demikian, kita mendapatkan garis horizontal pada
dahi, garis-garis memancar dari angulus lateralis mata, dan garis-
I AliranVenaWajah
garis vertikal di atas dan bawah kedua bibir. Vena facialis berjalan dari sudut mata medial, di belakang margo
lateralis orls, dan menyilang mandibula untuk bermuara ke dalam
vena jugularis interna.
Catatan Klinil<
Insisi bedah pada wajah sembuh dengan meninggalkan sedikit
Catatan Klinik
parut jika dibuat sepanjang garis-garis kerutan ini. Jahitan pada
luka yang terletak sejajar dengan garis tarikan menyebar kurang Di antara vena facialis tidak terdapat katup dan sinus cavernosus
luas dibandingkan dengan pada luka yang terjadi tegak lurus memungkinkan jalur penyebaran infeksi dari wajah ke sinus. Area
terhadap garis tarikan. kulit triangularis centralis yang dibatasi oleh hidung, mata, dan
bibir atas merupakan tempat paling mungkin tejadl infeksi kulit

I Persarafan Sensoril<Wajah
yang berbahaya.

Persarafan sensorik wajah diperoleh dari cabang-cabang ketiga


divisi N.trigeminus, kecuali daerah kecil di atas sudut mandibula
I Aliran LimfeWajah
dan glandula parotidea, yang dipersarafi oleh N.auricularis Cairan limfe dari dahi dan bagian anterior wajah dlalirkan ke
magnus (C2 dan 3). nodi submandibulares. Bagian lateral waja\ termasuk bagian
862 APENDIKS

lateral keiopak mata, bermuara ke nodi parotidei. Cairan limfe Perkembangan waj ah selanjutnya tergantung pada menyatunya
dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi sejumlah processus penting, yaitu processus frontonasalis,
submentaies. processus maxillaris, dan processus mandibularis (Gambar 1).
Processus frontonasalis muiai sebagai proliferasi mesenkim pada

I Pembentukan Wajah
permukaan ventral otak yang sedang berkembang, menuju ke arah
stomodeum. Sementara ifu, processus maxillaris tumbuh keluar
Pada awal pembentukan, wajah embrio dibatasi di sebelah dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk
cranial oleh lempeng neural, di caudal oleh pericardium, dan di pinggir bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini
lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama saling mendekat satu dengan yang lain di garis tengall di bawah
kanan dan kiri (Gambar 1). Di tengah-tengah daerah ini, terdapat stomodeum dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir
cekungan ektoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar ban''ah (Gambar 1).
cekungan terdapat membrana buccopharyngealis. Menjelang Fovea nasalis tampak sebagai depresi pada ujung bawah
minggu keempat, membrana buccopharyngealis pecah sehingga processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya
stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan. menjadi processus nasalis medialis danprocessus nasalis lateralis.

processus frontonasalis processus frontonasalis


membrana buccopharyngealis
membentuk dasar stomodeum processus nasalis
medialis
fovea nasalis

fovea nasalis

processus nasalis
lateralis

processus maxillaris

arcus pharyngeus
processus mandibularis processus mandibularis
kedua

5 minggu 5.5 minggu


A
processus nasalis medialis

fovea nasalis

processus nasalis
lateralis

nostril

bakal telinga
luar
bakal telinga luar

philtrum

mandibula

6.5 minggu 8 minggu


c D

Gambar 1 Berbagai tahap perkembangan wajah.


CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANA|OIAI REGIONAL 863

Dengan berlanjutnya perkembangary Processus maxillaris tumbuh Masing-masing bibir dipisahkan dari gingiva yang berdekatan
ke medial dan menyatu dengan processus nasalis lateralis dan karena adanya penebalan linier ektoderm, lamina labiogingiva,
dengan processus nasaiis medialis (Gambar 1). Processus nasalis yang tumbuh ke bawah ke dalam mesenkim yang terdapat di
medialis membentuk philtrum pada bibir atas dan premaxilla. bawahnya dankemudianberdegenerasi. Dengan demikian terdapat
Processus maxillaris meluas ke medial, membentuk rahang atas sulcus yang dalam di antara bibir dan gingiva. Pada garis tengah,
dan pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu pada tersisa sebagian kecil lamina labiogingiva yang menghubungkan
garis tengah. Berbagai processus yang membentuk wajah menyatu bibir dengan gingival, dengan demikian terbentuk frenulum.
selama bulan kedua. Pada awalnya, cavum oris terbuka lebar, tetapi kemudian
Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus maxillaris mengecil, karena terjadi fusi dari bibir pada angulus lateralis.
arcus pharyngeus pertamapada masing-masing sisi ke arah medial.
Akhirnya, processus maxillaris saling bertemu di garis tengah dan
bersatu, juga dengan processus nasalis medialis (Gambar 1). Jadi I Persarafan Sensorik KulitWajah yang
bagian lateral dari bibir atas dibentuk oleh processus maxillaris, Sedang Berkembang
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasaiis
medialis dengan bantuan processus maxillaris. Daerah kulit di atas processus frontonasalls dan derivatnya
Bibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus mendapatkan persarafan sensorik dari divisi ophthalmicus
pharyngeus pertama masing-masing sisi (Gambar 1). Processus ini nervus trigeminus, sedangkan divisi maxillaris nervus trigeminus
tumbuh ke arah medial di bawah stomodeum dan bersatu di garis menyarafi daerah kulit di atas processus maxiilaris. Kulit di atas
tengah untuk membentuk seluruh bibir bawah. processus mandibularis dipersarafi oleh divisi mandibuiaris
nervus trigeminus.

cheiloschisis unilateral cheiloschisis bilateral

cheiloschisis superior mediana cheiloschisis inferior mediana

Gambar 2 Berbagai bentuk cheiloschisis


prosoposchisis (sumbing).
864 APENDIKS

I Otot-OtotWajah yang Sedang


Berkembang (Otot-Otot Ekspresi
Wajah)
Otot-otot wajah berasal dari mesenkim arcus pharvngeus kedua.
Persarafan otot-otot ini adalah nervus arcus pharyngeus kedua,
disebut nervus facialis.

( Kelainan Kongenital
Cheiloschisis Superior (Sumbing BibirAtas)
Cheiloschisis superior mungkin terbatas hanya pada bibir atau
dapat juga disertai palatoschisis (celah pada palatum). Kelainan ini
biasanya cheiloschisis unilateral (sumbing sesisi) dan disebabkan
oleh gagalnya processus maxillaris bersatu dengan processus
nasalis medialis (Gambar 2 dan 3). Cheiloschisis bilateral dlsebab-
kan oleh gagalnya kedua processus maxillaris bersatu dengan
processus nasalis medialis, yang kemudian menetap sebagai Gambar 4 Cheiloschisis bilateral bibir atas dan palatum (Atas izin
penutup ditengah-tengah (Gambar 4). Cheiloschisis superior R.Chase.)
mediana sangat jarang terjadi dan disebabkan oleh kegagalan
benjolan bulat processus nasalis medialis bersatu di garis tengah.
Penanganan Murni Cheiloschisis
Prosoposchisis
Keadaan murni cheiloschisis biasanya dikoreksi dengan bedah
Prosoposchisis jarang terjadi, yaihr cheiloschisis unilateral yang plastik paling lambat 2 bulan setelah lahir, tergantung pada
meluas ke atas sampai ke margo medialis orbitae (Gambar 2 dan kondisi bayi. Dokter bedah berusaha untuk mengkoreksi pada
5). Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan processus maxillaris bagian batas bibir dan tampak seperti bibir normal.
bersatu dengan processus nasalis lateralis dan medialis.

Macrostomia dan Microstomia


Cheiloschisis lnferior (Sumbing Bibir Bawah)
Ukuran normal mulut bervariasi pada berbagai individu. Jarang
Chiloschisis inferlor jarang terjadi. Biasanva tepat di tengah dan
terdapat fusi yang tidak lengkap di antara processus maxillaris
disebabkan oleh tidak sempurnanva fusi processus mandibularis
(Cambar 2).

ft\
.1,

%
Gambar 5 Prosoposchisis dextra dengan cheiloschisis superior sinistra.
Gambar 3 Chelloschisis unilateral bibir atas (Atas izin R.Chase.) luga terdapat palatoschisis bilateral total (Atas izin R.Chase.)
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANATOIAI REGIONAL 865

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis

V. jugularis M. omohyoideus
interna
M. longus cervicis
nodus lymphordeus
cervicalis profunda

A. carotis communis

N. vagus

truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis

pars sprnalis
N. accessorius

M. trapezrus
lamina prevertebralis

A. vertebralis t4 M. Ievator scapulae

N. spinalis M. splenius caprtis


ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 6 Penampang meiintang leher setinggi vertebra cervicalis VL

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pe rge langan Tangam ej arc Tarigan
besar atau macrostomla. Sangat iarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan ini dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan {ungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i.El:*r Disarankan ap;ar anatomi regional pergelangan tangan seperti
seffi yang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur penting terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Garnbar 7 dan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting I],.' l ".t ,; i r i 'g;i rr K ,r l'.
untuk diingat (Gambar 6).

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar 9.
866 APENDIKS

M. palmaris longus
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus

ramus cutaneus ramus cutaneus


palmaris N. ulnaris palmaris N. medianus

otototot eminentia otolotot eminentia thenar


hypothenar

A. M. flexor carpi radialis

N. ulnaris crista trapezium

M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
selubung sinovial fl exorum N. radialis
M. extensor carpi ulnaris
A. radialis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris V cephalica

M. extensor carpi radialis


M. extensor digiti minimi
longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensoi indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOIV'I REGIONAL 865

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V jugularis M. omohyoideus
interna
l\,4. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profunda

A. carotis communis

VAgUS M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis

pars spinalis
N. accessorius

M. trapezius
lamina prevertebralis

A. vertebralis a M. levator scapulae

N. spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semrspinalis caprtis

Gambar 6 Penampang melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pergelangan Tangan dan Tangan
besar atau macrostomia. Sangat jarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan inl dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan fungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i {:l';fiil Disarankan agar anatomi regional pergelangan tangan seperti
iffiwffi vang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur peniing terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Cambar 7 clan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting Fcrg*l:irrgan Kalq.i
untuk diingat (Gambar 6).

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar 9.
866

M
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus

ramus cutaneus ramus cutaneus


palmaris N. ulnaris palmaris N. medianus

otolotot eminentia otot-otot eminentia thenar


hypothenar

A. ulnaris M. flexor carpi radialis


N. ulnaris crista trapezium

M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
selubung sinovial flexorum N. radialis
M- extensor carpi ulnaris
A. radialis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris V. cephalica

M. extensor carpi radialis


M. extensor digiti minimi
longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensor indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOMI REGIONAL

selubung fibrosa otot flexor

M. interosseus dorsalis I

M. flexor digiiorum

M. flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis

A. N. digitalis palmaris
M. opponens
digiti
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. flexor digiii minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


'M. abductor pollicis brevis
hamulus ossis hamati crista os trapezium
M. abductor pollicis longus
os pisiforme

M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum tuberculum scaphoideum

A. N. u naris M. flexor carpi radialis

M. flexor pollicis longus


M. flexor digitorum superificialis

M. flexor digitorum profundus

Gambar I Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
868 A,PENDIKS

M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus

; "1';.,/'::,,,r'.,:1A...:dcifSaliS. pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius

N.

V. saphena

N. peroneus profundus

retinaculum musculorum
malleolus lateralis
M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus


musculorum
A. tibialis posterior peroneorum supenus
talofibulare posterius

M- peroneus brevis dan longus

M. flexor hallucis longus


suralis

V. saphena parva
tendo M" plantaris
tendo calcaneus

Gambar 9 Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan.

Anda mungkin juga menyukai