4, Endocrinae
834
GLANDULAE ENDOCRINAE 835
Catatan Fisiologi: Mempertahankan Homeostasis 836 Glandutae Endocrinae pada Abdomen dan Pelvis 849
Glandutae Endocrinae di Kepata dan Leher 836 Catatan Fisiologi: Fungsi Glandulae Suprarenales 850
Gtanduta Pituitaria (Hypophysis Cerebri) 836 CatatanEmbriologi:PembentukanGlandulae
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pituitaria 837 Suprarenales 850
lnsulae Pancreaticae Langerhans 851
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Pituitaria 837 Catatan Fisiologi: Fungsi lnsulae Pancreaticae
Glanduta Pineatis 837 Langerhans 852
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pinealis 837 Catatan Embriologi: Pembentukan lnsulae
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula Pinealis g39 Pancreaticae Langerhans 853
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Thyroidea g4S Catatan Fisiologi: Fungsi Sel-Sel lnterstisial Testis 853
Catatan Embriologi: Pembentukan Sel-Sel
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
lnterstisial Testis 854
Thyroidea
Ovarium 854
Gtanduta Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Ovarium 855
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Parathyroidea
Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium 855
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Ptacenta 855
Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Placenta 855
Glandulae Endocrinae di Dalam Thorax
Thymus Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta 857
Catatan Fisiologi: Fungsi Thymus Pertanyaan 857
Catatan Embriologi: Pembentukan Thymus Jawaban dan Penjelasan 8s8
istem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar (glandula) (Cambar Profesional medis membutuhkan pengetahuan dasar akan
Q
J Zc-l):glandula pituitaria (Hypophysis), glandula pinealis, glandula struktur dan fungsi sistem endokrin agar dapat menerapkan fisiologi
thyroidea, glandula thymus, glandulae parathyroideae, glandulae dan terapi hormon dalam praktek sehari-hari. Lagi pula, harus diingat
suprarenales, insulae pancreaticae Langerhans, testis, ovarium, dan bahwa penyakit dapat mengenai lebih dari satu glandula endocrine
placenta jika ada. Tambahan Iagi, terdapat kelompok-kelompok sel pada waktu yang sama pada seorang pasien, keadaan ini dikenal
yang membentuk sebagian kecil dari sistem tetapi tidak termasuk sebagai neoplasia multiple endocrin. Juga harus diingat bahwa
dalam bab ini: sel-sel gastroenteroendokrin, sel-sel renalis, dan sel- pasien dengan penyakit keganasan stadium lanjut kadang-kadang
sel terlentu di dalam pulmo yang menyimpan dan mensekresikan menghasilkan hormon yang tidak berasal dari .jaringan yang sama
amina. dengan asal tumor (sindrom paraneoplastik).
Clandulae endocrinae tidak mempunyai ductus dan terdiri Bab ini menguraikan mengenai anatomi sistem endokrin dan
atas massa sel yang didarahi oleh banyak pembuluh darah, yang memberikan sedikit ulasan mengenai berbagai tipe hormon yang
mengalirkan sekretnya langsung ke dalam aliran darah. dihasilkan oleh berbagai kelenlar.
836
Mempertahankan Homeostasis
Sistem saraf otonom dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengatur aktivitas berbagai organ dan jaringan tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Sistem saraf otonom menggunakan
Glandulae Endocrinae
impuls saraf dan melepaskan zat neurotransmiter pada ujung saraf
untuk mendapatkan respons yang cepat dan setempat. Sistem di Kepala dan Leher
endokrin menggunakan respons yang lebih lambat dan lebih
merata dengan mensintesa dan mengeluarkan zal-zat kimia ke
dalam darah yang disebut hormon. Struktur spesifik yang bekerja
atas pengaruh hormon disebut organ target. Aktivitas sistem saraf
I Glandula Pituitaria (Hypophysis
otonom dan sistem endokrin diintegrasikan dan dikoordtnasikan
Cerebri)
oleh hypothalamus.
Lokasi dan Deskripsi
Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan
pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (Garnba.r 24-2
dan 24-3). Selama kehamilan, ukurarmya bertambah besar dua
kali. Glandula ini dilindungi dengan baik karena letaknya yang
menguntungkan di dalam sella turcica ossis sphenoidalis. Karena
/l r
,/\\
l_v
glandula pituitaria
glandula pinealis
.ffi:
oa
glandula thyroidea
dan parathyroidea
adhesio interthalamica
corpus callosum
diaphragma sellae
infundibulum
ventriculus tertius A. cerebri anterior
Aa. perforantes
tractus
opticus A. cerebri media
spatium subarachnoidale
A. communicans
arachnoideamater
posterior
lamina meningea
lobus temporalis
duramatris
hemispherii
cerebri
sinus cavernosus
N- oculomotorius
N. trochlearis
divisi ophthalmicus
nervi trigemini
Gambar 24-3 penampang coronal melalui corpus ossis sphenoidalis, memperlihatkan glandula pituitaria dan sinus cavernosus.
Perhatikan posisi afteria carotis interna dan nervi craniales.
sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Jika
pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Pinealis
(Gambar 24-9).
Glandula pinealis terbentuk sebagai sebuah diverticulum kecil
ektoderm di pars posterior atap diencephalon selama perkem-
bangan minggu ketujuh. Batas-Batas Lobus
a Ke anterolateral: musculus sternothyroideus, venter superior
musculi omohyoidei, musculus sternohyoideus, dan pinggir
anterior muscul.us sternocleidomastoideus (Gambar 24-10).
I GlandulaThyroidea a Ke posterolateral: Selubung carotis dengan arteria carotis
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus (Gambar
24-70).
dihubungkan oieh isthmus yang sempit (Gambar 24-9). Glandula
ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung a Ke medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus.
yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda. Selubung Berkaitan dengan struktur-struktur ini adalah musculus
ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. cricothyroideus dan persarafannya nervus laryngeus externus.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya Di sulcus antara oesophagus dan trachea terdapat nervus
menghadap ke atas sampai linea obliqua cartilaginis t\roideae; laryngeus recurrens (Gambar 24-10).
basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau
kelima. Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan
Islhmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea dengan glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah
kedua, ketiga dan keempat (Gambar 24-9). Sering terdapat lobus posterior (Gambar 24-9) dan anastomosis terletak di antara arteria
py'ramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke thyroidea superior dan inferior.
840
pars tuberalis
infundibulum
(tangkai pituitaria)
lobus posterior
(neurohypophysis)
nucleus
paraventricularis
nucleus
supraopticus
celah (sisa
diverticulum ectodermal)
pars
anterior
Gambar 24-4 A. Divisi glandula pituitaria menjadi pars anteriot pars intermedia (lobus anterior), dan pars nervosa (lobus
posterior). B. Vasa porta hypothalamohypophysis. C, Tractus hypothalamohypophysis.
GLANDULAE ENDOCRINAE 841
--{.#=*-*
\*/r
\lfr
l"l
ffi-
si \{nK
::-=
ffi
v\9
Gambar 24-5 Peran glandula pituitaria dalam mengendalikan kelenjar endokrin lainnya dan jaringan tubuh. Diperlihatkan
berbagai macam hormon yang dihasilkan pada bagian yang berbeda pada glandula pituitaria.
hormon pelepasan
dan penghambat
hypothalamus
menghambat
growth hormone LHRH
I
estrogen +
progesteron
\n^nn"^nn/ o..yP(","; menghambat
LHRH
I
rIT"
ffi
ovarium
testis
Gambar 24-6 Kendali sekresi pars anterior glandulae pituitariae oleh hypothalamus. Perhatikan bahwa aKivitas hypothalamus
diubah oleh informasi yang diterima dari berbagai bagian sistem saraf dan kadar hormon di dalam plasma.
842- BAB 24
hypothalamus
nucleus
supraopticus
pars intermedia
lobus anterior
rangsangan hisapan
Gambar 24-7 Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior glandulae pituitariae dan pars posterior (lobus posterior)
glandulae pituitariae. Perhatikan bahwa sel-sel saraf nuclei supraopticus dan paraventricularis hypothalamus mensintesa
antidiuretic hormonedan oksitosin, yang kemudian disimpan di dalam tractus hypothalamohypophysis pada lobus posterior
GUNDUUE ENDOCRINAE 843
infundibulum
diencephalon
I
infundibulum
rat"rffi z
membrana
kantong Rathke buccopharyngealis
t-"'
,:/1:
^ (11 --pnarynx
cavitas oris
h)\b
\z membrana
z buccopharyngealis
pars iniermedia
pars nervosa
cavum ons
Gambar 24-8 Berbagai stadium pembentukan glandula pituitaria diperlihatkan dalam penampang sagital.
tampak anterior
cartilago thyroidea
M. levator glandulae thyroideae
lobus pyramidalis
V. jugularis interna
A. thyroidea superior
cricothyroideus V, thyroidea superior
A. carotis communis
cartilago
cricoidea
V. thyroidea media
A. thyroidea ima
oesophagus
trachea
V brachiocephalica sinistra
apex
glandula parathyroidea
inferior
basis
Gambar 24-9 Glandula thyroidea memperlihatkan hubungannya dengan larynx dan trachea serta pembuluh darah besar leher.
Juga diperlihatkan pendarahan dan aliran vena glandula thyroidea. Diagram bawah memperlihatkan glandulae parathyroideae di
posterior glandula thyroidea.
GLANDULAE ENDOCRINAE 845
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus cervicalis
profundus
A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior
truncus
M. scalenus
sympathicus
medius
lamina
superficialis
pars spinalis
nervi accessorii
M. trapezius
lamina
prevertebralis
A. vertebralis M. levator scapulae
seluruh sel dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen, dan inferior ke dalam mesenkim yang terletak di bawahnya dan disebut
meningkatkan produksi panas. Sel-sel parafolikular menghasilkan ductus thyroglossus. Dengan berlanjutnya perkembangan,
hormon tirokalsitonin, yang menurunkan kadar kalsium darah. ductus memanjang dan ujung distalnya membentuk dua lobus.
Sel-sel parafolikular distimulasi oleh hiperkalsemia dan dihambat Ductus segera berubah menjadi sebuah tali sel padat, dan sebagai
oleh hipokalsemia. Hormon ini tidak dikendalikan oieh glandula akibat proliferasi epithel, tonjolan terminal bilobus berkembang
pituitaria. membentuk glandula thyroidea.
Pada saat ini glandula thyroidea bermigrasi ke inferior ke
daerah leher dan berjalan di sebelah anterior atau posterior atau
846 BAB 24
hypothalamus emosi
-
panas
\
meningkatkan metabolisme
galaktosa ditambahkan
thyroid-stimulating
manosa ditambahkan
hormone (TSH)
kelompok
tirosil + iodium tiroksin (T4)
I
dan
Y triiodotironi
monoiodotirosil (r3)
I
I
Y
diodotiiosil norepinefrin
.t,
hiiodotyronin (T3) I
tiroksin (T4) \
serabut saraf
\ posganglionik
\ simpatik
disimpan
dalam koloid
I
thyroglobulin
Gambar 24-11 Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme
umpan balik ke hypothalamus.
menembus corpus ossis hyoidei yang sedang berkembang. Pada mesenkim vaskular di sekiiarnya, massa menjadi terbagi atas
minggu ketujuh, glandula akan mencapai posisi akhirnya di dekat lamina dan fasciculi, dan akhirnya menjadi kelompok-kelompok
larynx dan trachea. Sementara itu, pita padat yang menghubungkan sel. Pada usia 3 bulan, koloid mulai terkonsentrasi di pusat setiap
glandula thyroidea dengan lidah terpecah dan menghilang. Tempat kelompok, dengan demikian dibentuk folikel. Capsula fibrosa dan
asal ductus thyroglossus pada lidah menetap sebagai celah yang jaringan ikat berkembang dari mesenkim di sekitarnya.
disebut foramen caecum. Sekarang glandula thyroidea terbagi Corpus ultimobranchiale (dari kantong pharynx kelima) dan
atas bagian tengah yang kecil, isthmus, dan dua lobus lateral sel-sel crista neuralis diyakini masuk bergabung ke dalam glandula
yang besar (Gambat 24-12). thyroidea, di tempat sel-sel ini membentuk sel-sel parafolikular
Pada stadium .paling awal, glandula thyroidea terdiri atas yang menghasilkan tirokalsitonin. Fungsi kalsitonin adalah
massa sel padat. Kemudian, sebagai akibat dari invasi jaringan menurunkan konsentrasi kalsium plasma.
GUNDULAE ENDOCRINAE 847
tubercurum"NH":ff-
) dah'\
A
foramen caecum
os hyoideum
cartilago thyroidea
isthmus
Gambar 24-12 Berbagai stadium pembentukan glandula thyroidea. A. Penampang sagital lidah memperlihatkan penebalan
entoderm di antara tuberculum impar dan copula. B. Penampang sagital lidah memperlihatkan pembentukan ductus
thyroglossus. C. Penampang sagital lidah dan leher memperlihatkan jalur yang dilalui oleh glandula thyroidea saat bermigrasi ke
inferior. D. Glandula thyroidea yang berkembang penuh seperti terlihat dari depan. Perhatikan sisa ductus thyroglossus di atas
isthmus.
Pendarahan glandula parathyroidea berasal dari A.thyroidea oleh kadar kalsium di dalam darah.
lamina basalis
meningkatkan reabsorpsi
kalsium di dalam tubulus
contortus proximalis
Sel utama
(chief cell)
glandula
parathyroidea
\
meningkatkan kadar
kalsium darah
Gambar 24-13 Fungsi hormon tirokalsitonin (A) dan hormon paratiroid (B) pada metabolisme kalsium.
pharynx
glandula thyroidea
parathyroid lV
parathyroid lll
I Thymus
Thymus berbentuk pipih dan berlobus dua (Gambar 24-7 dan24-2)
terletak di antara stemum dan pericardium di dalam mediastinum Pembentukan Thymus
anterior. Pada bayi yang baru lahir, thymus mempunyai ukuran Thymus timbul sebagai sebuah diverticulum entoderm dari kantong
relatif yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuh, pada pharynx ketiga masing-masing sisi. Masing-masing diverticulum
saat ini thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum tumbuh ke inferior di leher dan mencapai aspek anterior aortae.
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai pangkal Diverticula menjadi batang padat sebagai akibat proliferasi sel.
leher. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah Kemudian batang padat ini bergabung dengan mediastinum
itu mengalami involusi. Thymus tampak berwama dadq berlobus, superius dan kehilangan hubungannya dengan kantong pharynx.
dan merupakan tempat pembentukan limfosit, yaitu limfosit T Sel-sel entoderm membentuk corpusculus Hassall, dan
(thymus), yang didistribusikan ke seluruh tubuh. mesenkim di sekitarnya membentuk rangka jaringan ikat dan
capsula. Organ kemudian diinvasi oleh sejumlah limfosit yang
Pendarahan jumlahnya meningkat.
dari ginjal oleh lemak perirenal). Setiap kelenjar mempunyai cortex Pendarahan
beru,ama kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.
Arteri
Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan
melingkupi polus superior ren dexter (Gambar 24-15). Glandula Arteri yang mendarahi masing-masing glandula suprarenalis ada
ini terletak di belakang lobus hepatis dexter dan terbentang ke tiga buah: arteria phrenica inferior, aorta, dan arteria renalis.
medial di belakang vena cava inferior. Glandula terletak posterior
Vena
terhadap diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan sabit serta Sebuah vena keluar dari hilus masing-masing glandula supra-
terbentang sepanjang margo medialis ren sinister dari polus renalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava inferior pada sisi
superior hilus renis (Gambar 24-15). Glandula terletak di belakang kanan dan vena renalis pada sisi kiri.
pancreas, omentum minus, dan gaster serta terletak posterior
terhadap diaphragma. Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke dalam nodi aortici laterales.
Persarafan
Fungsi Glandulae Suprarenales
Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus
Cortex glandulae suprarenales mensekresikan hormon-hormon mensarafi glanduia suprarenalis. Sebagian besar saraf berakhir
termasuk mineralokortikoid, yang berperan dalam pengaturan pada medulla glandulae suprarenalis.
keseimbangan cairan dan elektrolit; glukokortikoid, yang
berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein; dan sedikit hormon seks, yang mungkin berperan
dalam pengembangan prepubertas organ-organ seksual. lvledula
glandulae suprarenales mensekresikan kalekolamin, epinefrine Pembentukan Glandulae Suprarenales
dan norepinefrine. Fungsi hormon-hormon yang disekresikan Cortex berkembang dari mesothelium selom yang menutupi
oleh cortex glandula suprarenalis diringkas dalam Gambar 24-16. dinding posterior abdomen. Pada mulanya, dibentuk cortex
Kendali simpatik untuk pelepasan katekolamin dari sel-sel epitel fetalis; kemudian cortex diliputi oleh cortex tetap. Setelah lahir,
medulla suprarenalis serta respons cortex dan medulla suprarenalis cortex fetalis menghilang, dan involusinya sebagian besar selesai
terhadap stres diperlihatkan dalam Gambar 24-17. pada beberapa minggu pertama kehidupan.
\
A. phrenica
suprarenalis sinistra
\ ,IE
lien
glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter
ductus choledochus
A. hepatica
hypothalamus
-- stres
co tti cotro p i n - re I e a s i n g
hormone (CRH)
/--\^ _./---\ ritme sirkadia
serum angiotensinogen
t
angiotensin I
sel-sel kortikotrop I
angiotensin ll
adrenokortikotropin (ACTH)
angiotensin ll
glukokortikoid darah
turunnya
tekanan
darah
zona glomerulosa
zona fasciculata
sel-sel medulla
influences metabolism
of carbohydrates, fats,
and proteins
Gambar 24-16 Fungsi hormon yang disekresi oleh cortex glandula suprarenalis. Juga diperlihatkan kendali cortex glandula
suprarenalis oleh glandula pituitaria dan hypothalamus, seperti kendali renin-angiotensin terhadap sekresi aldosterone.
852 BAB 24
serabut preganglionik
N. splanchnicus
epinefrin dan
norepinefri n
hypothalamus
co tti cotro p h i n - re Ie a s in g
factor (CRF)
sel kortikotrop
Gambar 24-17 A. Kendali simpatikterhadap pelepasan katekolamin dari sel epithel medulla glandulae suprarenalis. B. Respons
insulae Langerhans
(bagian endokrin pankreas)
kapiler darah
sel alpha
glukagon disekresikan
oleh sel alpha, meningkatkan
kadar glukosa darah
hypothalamus
gonadotropin
releasing hormon
(GHRH)
pars anterior
sel basofil
testosteron
LH (rCSH)
sel-sel interstisial
testosteron
Gambar 24-19 Kendali aktivitas testis oleh
* hypothalamus dan pars anterior glandulae
mengembangkan dan
pituitariae. Perhatikan kemungkinan mekanisme
mempertahankan organ
seks aksesori dan ciri seks umpan balik oleh inhibin dari sel Sertoli dan
sekunder testosteron dari sel-sel interstisial (sel Leydig).
GLANDULAE ENDOCRINAE
luteinizing hormone-releasing
progesteron
corpus luteum
I I
Y Y
perkembangan dan Pemeliharaan dengan estrogen mengembangkan
uterus, vagina, genitalia externa, endometrium sekretorius-merangsang
dan mammae tunica mucosa tuba uterina dan sel-sel
acinus glandulae mammae
Gambar 24-2O Kendali aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae. Perhatikan mekanisme
umpan balik yang dilakukan oleh estrogen dan progesteron.
850' BAB 24
I Placenta
Estrogen juga meningkatkan kontraksi otot polos dinding uterus
dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus pada saat
Pembentukan dan fungsi placenta selama kehamilan telah persalinan dimulai.
diuraikan dalam Bab 23. Salah satu fungsi utama placenta adalah Progesteron placenta mengambil alih produksi progesteron
sebagai kelenjar endokrin, dan hormon dihasilkan dari pars fetalis dari corpus luteum sekitar usia kehamilan empat bulan. Progesteron
placentae di sinsitiotrofoblas. penting untuk memelihara decidua selama kehamilan dan berperan
untuk perkembangan selanjutnya dari alveoli glandulae mammae.
l\,4enjelang akhir kehamilan, jumlah produksi estrogen menlngkat,
sementara kadar progesteron tidak meningkat. Dengan demikian
otoi uterus menjadi lebih peka dan rentan terhadap kerja oksitosin
Fungsi Hormon Placenta dari lobus posterior glandulae pituitariae.
Placenta mensekresikan estrogen, progesteron, gonadotropin Gonadotropin korionik terdapat di dalam aliran darah
korionik, dan somatomammotropin korionik (Gambar 24-21). pada saat ovum yang telah dibuahi diimplantasikan ke dalam
Estrogen placenta berperan untuk meneruskan pembesaran endometrium. Hormon ini berperan untuk pertumbuhan selanjutnya
uterus, pertumbuhan ductus glandulae mammae, dan memperbesar dan memelihara corpus luteum. Hormon ini juga masuk ke dalam
genitalia externa ibu. Menjelang akhir kehamilan, estrogen sirkulasi janin, dan pada janin laki-laki hormon ini merangsang sel-
menimbulkan relaksasi articulatio sacroiliaca dan symphisis pubis. sel interstisial testis menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang
hypothalamus
Fertanyaan Pilihan Ganda D. Serabut saraf aferen yang masuk hypothalamus meme-
ngaruhi produksi releasing hormone oleh sel saraf.
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT. E. Sel-sel neurogiia hypothaiamus mengatur produksi release-
inhibiting hormone.
1. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula pituitaria
(hypophysis cerebri), kecuali: +- Pemyataan berikut ini benar untuk glandula pinealis, kecuali:
A. Dipisahkan dari chiasma opticum oleh diaphragma A. Kecil dan berbentuk kerucut.
sellae. B. Menonjol dari ujung posterior pons cerebri.
B. Sinus sphenoidalis terletak disebelah inlerior glandula C. Aktivitasnya dapat mempengaruhi fungsi glandula
ini. suprarenalis dan gonad.
C. Didarahi oleh arteria carotis interna. D. Tidak mempunyai sawar darah otak.
D. Tergantung pada pars anterior lantai ventriculus tertius. E. Menghasilkan meiatonirL yang menghambat pelepasan
E. Terietak dalam di dalam sella turcica cranii. hormon gonadotropin.
2. Pernyataan berikut ini benar untuk tractus hypothala- Nervus yang dapat cedera saat pengikatan arteria thyroidea
mohypophysis, kecuali: inferior selama operasi glandula thyroidea adalah:
A. Oksitosin menghambat kontraksi otot polos uterus. A. Truncussympathicus.
B. Sel-sel saraf nucleus supraopticus dan paraventricularis B. Nervus laryngeus internus.
menghasilkan hormon vasoPressin dan oksitosin. C. Nervus cervicalis descendens.
C. Hormon berjalan di dalam axon tractus. D. Nerr,'us laryngeus recurrens.
D. Vasopresin merangsang tubulus contortus distalis dan E. Nervus Iaryngeus superior.
tubulus colligens renis, meningkatkan absorbsi air dari
urin. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula parathyroidea,
E. Hormon meninggaikan axon dan diabsorbsi ke dalam kecuali:
aliran darah di kapiier lobus posterior glandulae A. Jumlahnya empat.
pituita riae. B. Terletak saling berdekatan dengan pinggir posterior
glandula thyroidea di dalam capsula fascialis.
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk sistem portal hypophysis, C. Pendarahannya berasal dari arteria thyroidea superior dan
kecuali: inferior.
A. Sistem portal membawa releasing hormone dan release- D. Sel-sel glandula parathyroidea berfungsi menurunkan
inhibiting hormone ke sel-sel sekretorius iobus anterior kadar kalsium darah.
glandulae pituitariae. E. Glandula paratyhroidea inferior dapat pindah ke
B. Produksi releasing hormone dan release-inhibiting hormone mediastinum superius thoracis.
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon yang dihasilkan
oleh organ target yang dikendalikan oleh glandula 7. Pernyataan berikut ini benar untuk thymus, kecuali:
pituitaria. A. Pada neonatus, thymus mencapai ukuran relatif terbesar
C. Pembuluh darah berakhir di superior terhadap eminentia terhadap ukuran tubuh.
mediana dan di inferior di dalam sinusoid vaskular lobus B. Pada bayi, thymus dapat meluas ke atas dari mediastinum
anterior glandulae Pituitariae. anterius sampai ke mediastinum superius bahkan sampai
ke pangkal leher.
858 BAB 24
C. Thymus terus berkembang sampai masa dewasa dan pada C. Insula I,angerhans lebih banyak di dalam caput pancreatis
usia pertengahan mulai mengecil. dibandingkan dalam corpus, co11um, atau cauda.
D. N4erupakan tempat untuk pembentukan limfosit T. D. Ductus biliaris (ductus choledochus) terletak posterior
E. Menghasiikan hormon thymosiry yang mempengaruhl terhadap caput pancreatis.
kematangan dan fungsi limfosit T. E. Mesocoion transversum dilekatkan pada pinggir anterior
pancreas.
Pernvataan berikut ini benar untuk glandula suprarenalis
sinistra, kecuali: 12. Pernyataan berikut benar untuk sel-sel interstisial testis,
A. Glandula suprarenalis sinistra meluas sepaniang margo kecuali:
medialis ren sinister dari polus superior ke hilus. A. Sel-sel interstisial tertanam di dalam jaringan ikat di antara
B. Vena dari glandulae bermuara ke vena renalis sinistra. tubulus seminiferous.
C. Clandula dipisahkan dari ren sinister oleh lemak B. Sel-sel interstisial mensekresi hormon dihidrotestosteron,
peritoneal. androstenediory dan testosteron.
D. Glandula terletak di belakang omentum minus. C. Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas
E. Medulla glandulae suprarenalis sinistra disarafi oleh dibandingkan dengan sel-sel epitel germinativum tubulus
serabut saraf posganglionik simpatik. seminlferus.
D. Pada janin sel-sel interstisial terdapat dalam jumlah kecil,
9. Glandula suprarenalis mendapatkan pendarahan dari: tetapi terdapat dalam jumlah besar pada pubertas.
A. -A.orta, arterla phrenica inferior, dan arteria renalis. E. Sel-sel interstisial didarahi oleh arteria testlcularis.
B. Arteriae lumbales.
C. Arleria phrcnica superior. 13. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,
D. Arteria testicularis (arteria ovdrica). kecuali:
E. Arteriasubcostalis. A. Aliran limfenya dialirkan ke nodi para-aortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
1.0. Fakta berikut ini benar mengenai perkembangan glandulae B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
suprarenales, kecuali: sampai ujung atas dinding lateral corpus uteri.
A. Cortex berkernbang dari epitel selom yang meliputi C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan
dindirrg posterior abdomen. vena iliaca externa dan di belakang arteria dan vena iliaca
B. Medulla berkembang dari krista neural. interna.
C" Serabut saraf preganglionik simpatik tumbuh ke dalam D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang arteria iliaca
medulla dan memengaruhi akti-ritas sel-sel medulia. interna sinistra.
D. Mula-mula dibentuk cortex fetalis, kemudian berde- E. Nervus obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
generasi dan menghilang.
E. Cortex tetap tumbuh di antara cortex fetalis dan medulla. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk ovarium, kecuali:
A. Tertanam di dalamjaringan ikat cortex folikel ovarii.
11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pancreas, B. Corpus luteum letaknya terbatas di medulla.
kecuali: C. Sel-sel theca interna menghasilkan hormon estrogen.
A. Sebagian dari pancreas didarahi oleh arteria lienalis. D. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
B. Ductus pancreaticus utama bermuara ke dalam baglan E. Corpus luteum dikendalikan oleh LH dari pars anterior
kedua duodenum. glandulae pituitariae dan selama kehamilan oleh hormon
gonadotropin korionik placenta.
1. D yang tidak benar. Glandula pituitaria digantungkan dari 4. B yang tidak benar. Glandula pinealis menonjol dari ujung
lantai ventriculus tertius oleh infundibulum (Gambar 24-3). posterior atap ventriculus tertius (Gambar 24-2).
2. A yang tidak benar. Oksitosin merangsang kontraksi serabut 5. D yang benar. Nervus laryngeus recurrens terletak sangat
otot polos uterus (Gambar 24-7). dekat dengan arteria thyroidea inferior dan dapat cedera saat
proses pengikatan arteri selama operasi glandula thyroidea.
3. E yang tidak benar. Sel,sel neurosekretorik hypothalamus
mengatur produksi releasing hormone dan release-inhibiting 5. D yang tidak benar. Hormon paratiroid yang diproduksi oleh
hormone (Gambar 24-6). chief cell dari glandulae parathyroideae, berfungsi mening-
katkan kadar kalsium darah.
GLANDUUE ENDOCRINAE 859
7. C yangtidak benar. Glandula thymus tumbuh terus sampai 12. D yangtidak benar. Sel-sel interstisial testis terdapat dalam
pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi. jumlah besar pada janin, tetapi sebagian mengalami atrofi
setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah besar
g. E yang tidak benar. Medulia glandulae suprarenalis disarafi pada saat pubertas.
oleh serabut saraf preganglionik simpatik (Gambar 24-17).
13. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra
g. A yang benar. Glandula suprarenalis mendapat pendarahan merupakan cabang-cabang aorta abdominalis yang terletak
dari aorta, arteria phrenica, dan arteria renalis. setinggi vertebra lumbalis pertama.
860
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREA TERTENTU DARI ANATOlvll REGIONAL 861
Kulit Wajah 861 Persarafan Sensorik Kutit Wajah yang Sedang Berkembang 863
Catatan Ktinik 861 Otot-Otot Wajah yang Sedang Berkembang (Otot-Otot
Persarafan Sensorik Wajah 861 Ekspresi Wajah) 864
I Persarafan Sensoril<Wajah
yang berbahaya.
lateral keiopak mata, bermuara ke nodi parotidei. Cairan limfe Perkembangan waj ah selanjutnya tergantung pada menyatunya
dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi sejumlah processus penting, yaitu processus frontonasalis,
submentaies. processus maxillaris, dan processus mandibularis (Gambar 1).
Processus frontonasalis muiai sebagai proliferasi mesenkim pada
I Pembentukan Wajah
permukaan ventral otak yang sedang berkembang, menuju ke arah
stomodeum. Sementara ifu, processus maxillaris tumbuh keluar
Pada awal pembentukan, wajah embrio dibatasi di sebelah dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk
cranial oleh lempeng neural, di caudal oleh pericardium, dan di pinggir bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini
lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama saling mendekat satu dengan yang lain di garis tengall di bawah
kanan dan kiri (Gambar 1). Di tengah-tengah daerah ini, terdapat stomodeum dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir
cekungan ektoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar ban''ah (Gambar 1).
cekungan terdapat membrana buccopharyngealis. Menjelang Fovea nasalis tampak sebagai depresi pada ujung bawah
minggu keempat, membrana buccopharyngealis pecah sehingga processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya
stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan. menjadi processus nasalis medialis danprocessus nasalis lateralis.
fovea nasalis
processus nasalis
lateralis
processus maxillaris
arcus pharyngeus
processus mandibularis processus mandibularis
kedua
fovea nasalis
processus nasalis
lateralis
nostril
bakal telinga
luar
bakal telinga luar
philtrum
mandibula
Dengan berlanjutnya perkembangary Processus maxillaris tumbuh Masing-masing bibir dipisahkan dari gingiva yang berdekatan
ke medial dan menyatu dengan processus nasalis lateralis dan karena adanya penebalan linier ektoderm, lamina labiogingiva,
dengan processus nasaiis medialis (Gambar 1). Processus nasalis yang tumbuh ke bawah ke dalam mesenkim yang terdapat di
medialis membentuk philtrum pada bibir atas dan premaxilla. bawahnya dankemudianberdegenerasi. Dengan demikian terdapat
Processus maxillaris meluas ke medial, membentuk rahang atas sulcus yang dalam di antara bibir dan gingiva. Pada garis tengah,
dan pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu pada tersisa sebagian kecil lamina labiogingiva yang menghubungkan
garis tengah. Berbagai processus yang membentuk wajah menyatu bibir dengan gingival, dengan demikian terbentuk frenulum.
selama bulan kedua. Pada awalnya, cavum oris terbuka lebar, tetapi kemudian
Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus maxillaris mengecil, karena terjadi fusi dari bibir pada angulus lateralis.
arcus pharyngeus pertamapada masing-masing sisi ke arah medial.
Akhirnya, processus maxillaris saling bertemu di garis tengah dan
bersatu, juga dengan processus nasalis medialis (Gambar 1). Jadi I Persarafan Sensorik KulitWajah yang
bagian lateral dari bibir atas dibentuk oleh processus maxillaris, Sedang Berkembang
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasaiis
medialis dengan bantuan processus maxillaris. Daerah kulit di atas processus frontonasalls dan derivatnya
Bibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus mendapatkan persarafan sensorik dari divisi ophthalmicus
pharyngeus pertama masing-masing sisi (Gambar 1). Processus ini nervus trigeminus, sedangkan divisi maxillaris nervus trigeminus
tumbuh ke arah medial di bawah stomodeum dan bersatu di garis menyarafi daerah kulit di atas processus maxiilaris. Kulit di atas
tengah untuk membentuk seluruh bibir bawah. processus mandibularis dipersarafi oleh divisi mandibuiaris
nervus trigeminus.
( Kelainan Kongenital
Cheiloschisis Superior (Sumbing BibirAtas)
Cheiloschisis superior mungkin terbatas hanya pada bibir atau
dapat juga disertai palatoschisis (celah pada palatum). Kelainan ini
biasanya cheiloschisis unilateral (sumbing sesisi) dan disebabkan
oleh gagalnya processus maxillaris bersatu dengan processus
nasalis medialis (Gambar 2 dan 3). Cheiloschisis bilateral dlsebab-
kan oleh gagalnya kedua processus maxillaris bersatu dengan
processus nasalis medialis, yang kemudian menetap sebagai Gambar 4 Cheiloschisis bilateral bibir atas dan palatum (Atas izin
penutup ditengah-tengah (Gambar 4). Cheiloschisis superior R.Chase.)
mediana sangat jarang terjadi dan disebabkan oleh kegagalan
benjolan bulat processus nasalis medialis bersatu di garis tengah.
Penanganan Murni Cheiloschisis
Prosoposchisis
Keadaan murni cheiloschisis biasanya dikoreksi dengan bedah
Prosoposchisis jarang terjadi, yaihr cheiloschisis unilateral yang plastik paling lambat 2 bulan setelah lahir, tergantung pada
meluas ke atas sampai ke margo medialis orbitae (Gambar 2 dan kondisi bayi. Dokter bedah berusaha untuk mengkoreksi pada
5). Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan processus maxillaris bagian batas bibir dan tampak seperti bibir normal.
bersatu dengan processus nasalis lateralis dan medialis.
ft\
.1,
%
Gambar 5 Prosoposchisis dextra dengan cheiloschisis superior sinistra.
Gambar 3 Chelloschisis unilateral bibir atas (Atas izin R.Chase.) luga terdapat palatoschisis bilateral total (Atas izin R.Chase.)
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANATOIAI REGIONAL 865
lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V. jugularis M. omohyoideus
interna
M. longus cervicis
nodus lymphordeus
cervicalis profunda
A. carotis communis
N. vagus
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis
pars sprnalis
N. accessorius
M. trapezrus
lamina prevertebralis
dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pe rge langan Tangam ej arc Tarigan
besar atau macrostomla. Sangat iarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan ini dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan {ungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i.El:*r Disarankan ap;ar anatomi regional pergelangan tangan seperti
seffi yang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur penting terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Garnbar 7 dan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting I],.' l ".t ,; i r i 'g;i rr K ,r l'.
untuk diingat (Gambar 6).
M. palmaris longus
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus
M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus
Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOIV'I REGIONAL 865
lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V jugularis M. omohyoideus
interna
l\,4. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profunda
A. carotis communis
VAgUS M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis
pars spinalis
N. accessorius
M. trapezius
lamina prevertebralis
dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pergelangan Tangan dan Tangan
besar atau macrostomia. Sangat jarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan inl dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan fungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i {:l';fiil Disarankan agar anatomi regional pergelangan tangan seperti
iffiwffi vang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur peniing terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Cambar 7 clan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting Fcrg*l:irrgan Kalq.i
untuk diingat (Gambar 6).
M
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus
M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus
Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOMI REGIONAL
M. interosseus dorsalis I
M. flexor digiiorum
M. flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis
A. N. digitalis palmaris
M. opponens
digiti
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. flexor digiii minimi
M. flexor pollicis brevis
Gambar I Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
868 A,PENDIKS
M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus
; "1';.,/'::,,,r'.,:1A...:dcifSaliS. pedis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N.
V. saphena
N. peroneus profundus
retinaculum musculorum
malleolus lateralis
M. tibialis posterior
V. saphena parva
tendo M" plantaris
tendo calcaneus