Definisi :
a) Terputusnya kotinuitas suatu jaringan akibat perubahan-perubahan pada bagian yang
mengalami trauma.
b) Hilang atau rusaknya bagian jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh benda tajam, atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Penyebab Luka
1. Mekanik oleh karena benda-benda.
2. Fisik oleh karena suhu, trauma listrik.
3. Zat Kimia : - asam
- basa
Klasifikasi Penyembuhan Luka Secara Umum :
1) Penyembuhan Primer atau Sanatioper Primam Intentionam :
Luka-luka bersih yang sembuh dengan cara ini, misalnya luka operasi, luka kecil yang
bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan dengan cara ini berjalan cepat
dan hasilnya secara kosmetis baik.
Fase-Fase Penyembuhan Luka :
a. Fase perlekatan luka :
Terjadi karena adanya fibrinogen dan limfosit, terjadi dalam waktu 24 jam
pertama.
b. Fase aseptic peradangan :
Terjadi kalor, dolor, rubor, tumor dan function laesa, sehingga tejadi edema.
Terjadi setelah 24jam.
c. Fase pembersihan (initial phase) :
Karena edema, lekosit banyak keluar untuk memfagositosis atau membersihkan
jaringan yang telah mati.
d. Fase proliferasi :
Pada hari ketiga , fibroblast dan kapiler menutup luka bersama jaringan kolagen
dan makrofag lalu membentuk jaringan granulasi. Terjadi penutupan luka,
kemudian terjadi epitelisasi. Pada hari ketujuh penyembuhan sudah bagus,
berdasarkan hal ini luka bersih (kecuali pada daerah yang banyak bergerak) jahitan
dibuka minimum pada hari ketujuh.
2) Penyembuhan Primer Tertunda atau penyembuhan dengan jaringan tertunda :
Luka dibiarkan terbuka .
Setelah beberapa hari ternyata ada granulasi, baik tanpa gejala dan tanda infeksi.
Dipasang jahitan.
3) Penyembuhan sekunder atau Sanatioper secundam intentionen:
Luka dibiarkan terbuka.
Luka terisi jaringan granulasi mulai dari dasar.
Terisi penuh oleh jaringan granulasi, epitel menutup granulasi mulai dari pinggir.
Granulasi ditutup oleh epitel.
Proses perupaan kembali disertai pengerutan.
Penyembuhan luka kulit tanpa pertolongan dari luar berjalan secara alami.
Luka akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup dengan jaringan epitel.
Penyembuhan.
Jenis-Jenis Luka
1. Luka Terbuka
Yaitu luka dimana terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar.
a. Luka Tajam
Ciri-ciri :
Tepi luka tajam tidak rata.
Tidak ada jembatan jaringan.
Tidak ada nekrose.
b. Luka Tumpul
Ciri-ciri :
Tepi luka tidak rata.
Ada jembatan jaringan.
Ada jembatan mati di antara luka, misalnya : luka tembak, luka lacerasi/robek,
luka penetrasi, luka avulasi atau terkelupas.
2. Luka Tertutup
Ciri-ciri :
Conusio : memar
Perdarahan : - Petechial pada cutan.
- Echimosis sub cutan.
- Hematoma mengelompok.
Sprain : terputusnya suatu jaringan ikat kolagen (jaringan penghubung tulang).
Dislokasi : lepasnya kepala sendi dari lekuk sendi.
Fraktur.
Lacerasi organ dalam (kulit utuh, organ dalam yang rusak).
Tanda-Tanda Luka :
1. Tanda-Tanda Umum
a. Shock
Terjadi akibat kegagalan sirkulasi darah perifer dengan tanda-tanda sebagai berikut :
- Tekanan darah turun hingga tidak teratur.
- Nadi kecil hingga tak teraba.
- Keringat dingin dan lemah.
- Kesadaran menurun hingga tak sadar.
Shock bisa disebabkan rasa nyeri dan perdarahan
b. Sindrom Remuk (Crush Syndrome)
Terjadi karena banyknya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah luka,
sehingga mioglobin turut hancur.
2. Tanda-Tanda Local
a. Rasa Nyeri
Disebabkan oleh lesi pada sistem saraf. Pada luka-luka besar sering tidak terasa nyeri
karena gangguan sensibilitas akibat shock setempat (local) pada daerah tersebut.
b. Perdarahan
Banyaknya perdarahan tergantung vaskularisasi daerah luka dan banyaknya pembuluh
darah yang terpotong/rusak.
2) Pengobatan Lokal
a. Luka Tertutup
Umumnya tidak diperlukan tindakan pembedahan. Bila terjadi ruptura (robekan)
otot atau ligamentum, maka diperlukan tindakan bedah misalnya, menyambung
otot, tendon atau ligamentum tersebut. Pemeriksaan fisik sangat penting untuk
mengetahui adanya rupture organ dalam. Untuk mengetahui adanya perdarahan
organ dalam dilakukan tes Von Slany yang dilakukan dengan memeriksa
hemoglobin, hematokrit, lekosit. Jika Hb menurun, hematokrit meningkat, lekosit
meningkat maka tes tersebut positif, artinya terdapat perdarahan interna.
b. Luka Terbuka
Prinsipnya adalah mengubah luka terkontaminasi menjadi luka bedah yang bersih.
Pemeriksaan luka dilakukan dengan ;
Menarik tepi luka dan membukanya lebar-lebar, kemudian lihat apakah
terdapat organ di bawahnya yang terpotong seperti otot, tendon,
pembuluh darah.
Periksa juga keadaan luka tersebut apakah keadaan luka tersebut bersih,
kotor, terkontaminasi, ada benda asing atau tidak.
Apakah terdapat perdarahan, apabila terjadi perdarahan dapat dihentikan
dengan : Pembalut tekan, tampon dengan obat vasokonstriksi,
tourniquet, diklem lalu ligasi (ikat).
Cara membersihkan luka terbuka :
1) Letakkan sepotong kassa steril di tengah luka (tidak usah ditekan). Kassa
steril ini untuk melindungi luka selama didisinfeksi.
2) Kulit di sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci zat
antiseptik.
3) Kassa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril
untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
4) Dengan pinset steril kotoran yang tidak hayut ketika disiram dibersihkan.
5) Tutup luka dengan sehelai Sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di
atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
6) Kemudian berikan balutan yang menekan.
2. Derajat II :
Luka bakar derajat II ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Luka bakar derajat II superficial, Mengenai selluruh epidermis sehingga
timbul kemerahan dan lepuh (blister). Komplikasi jarang terjadi dan
penyembuhan terjadi dalam 10-14 hari.
b. Luka baker derajat II profunda, mengenai stratum germinativum dan
kornium, warnanya merah atau merah muda. Penyembuhan terjadi 25-50
hari.
Derajat kehilangan cairan lebih kurang sama dengan luka bakar derajat III. Bila
terinfeksi, maka penyembuhannya perlu dilakukan tandur alih kulit. Terasa
nyeri dan terdapat bula.
Penanganan:
o Disiram air dingin/mengalir selama 10 menit. Bila dijaga
kebersihannya, sembuh dalam 1-4 minggu. Bila luas kurang dari 9
%, periksakan ke dokter. Bila lebih dari 9 %, segera bawa ke
rumah sakit.
3. Derajat III :
Seluruh lapisan kulit mati dan kulit menjadi kering serta berwarna coklat, putih,
merah atau hitam, dan juga terjadi kerusakan pada jaringan di bawahnya (lemak
atau otot). Tidak terasa sakit karena saraf nyarinya rusak.
Penanganan :
Disiram air dingin/ mengalir selama 10 menit
SEGERA RUJUK KE RUMAH SAKIT !!
4. Derajat IV :
Merusak lebih dalam lagi dan menimbulkan arang pada anggota yang terbakar.
2. Tindakan Lanjutan
Hitung luas luka bakar yang terjadi, dan bila penderita kesakitan berikan morfin 10
mg/IV sedang pada anak-anak dapat diberikan barbiturate.
Kemudian lakukan pemasangan kateter, bila mungkin kateter Foley (kateter
Balon).
Lakukan pemberian ATS, untuk dewasa 3000 IU per IM,untuk anak-anak sebesar
1500 IU per IM; antibiotika; perawatan luka.