Anda di halaman 1dari 19

LUKA

Definisi :
a) Terputusnya kotinuitas suatu jaringan akibat perubahan-perubahan pada bagian yang
mengalami trauma.
b) Hilang atau rusaknya bagian jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh benda tajam, atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.

Pembagian fase luka :


 Fase Inflamasi
Berlangsung mulai dari terjadinya luka sampai hari kelima. Pembuluh darah yang terputus
pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha untuk
menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus
(retaksi) dan reaksi hemostasis.
 Fase Proliferasi
Disebut juga fase fibroplasias karena yang menonjol adalah proses proliferasi fibroblast.
Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga. Pada
fase ini serat dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang
cenderung mengkerut. Pada fase fibroplasias ini, luka dipenuhi oleh sel radang,
fibroblast, kolagen dan membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan
yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.
 Fase Penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan
yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali
jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dapat
dikatakan berhasil kalau semua tanda radang sudah lenyap.

Penyebab Luka
1. Mekanik  oleh karena benda-benda.
2. Fisik  oleh karena suhu, trauma listrik.
3. Zat Kimia : - asam
- basa
Klasifikasi Penyembuhan Luka Secara Umum :
1) Penyembuhan Primer atau Sanatioper Primam Intentionam :
Luka-luka bersih yang sembuh dengan cara ini, misalnya luka operasi, luka kecil yang
bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan dengan cara ini berjalan cepat
dan hasilnya secara kosmetis baik.
Fase-Fase Penyembuhan Luka :
a. Fase perlekatan luka :
Terjadi karena adanya fibrinogen dan limfosit, terjadi dalam waktu 24 jam
pertama.
b. Fase aseptic peradangan :
Terjadi kalor, dolor, rubor, tumor dan function laesa, sehingga tejadi edema.
Terjadi setelah 24jam.
c. Fase pembersihan (initial phase) :
Karena edema, lekosit banyak keluar untuk memfagositosis atau membersihkan
jaringan yang telah mati.
d. Fase proliferasi :
Pada hari ketiga , fibroblast dan kapiler menutup luka bersama jaringan kolagen
dan makrofag lalu membentuk jaringan granulasi. Terjadi penutupan luka,
kemudian terjadi epitelisasi. Pada hari ketujuh penyembuhan sudah bagus,
berdasarkan hal ini luka bersih (kecuali pada daerah yang banyak bergerak) jahitan
dibuka minimum pada hari ketujuh.
2) Penyembuhan Primer Tertunda atau penyembuhan dengan jaringan tertunda :
 Luka dibiarkan terbuka .
 Setelah beberapa hari ternyata ada granulasi, baik tanpa gejala dan tanda infeksi.
 Dipasang jahitan.
3) Penyembuhan sekunder atau Sanatioper secundam intentionen:
 Luka dibiarkan terbuka.
 Luka terisi jaringan granulasi mulai dari dasar.
 Terisi penuh oleh jaringan granulasi, epitel menutup granulasi mulai dari pinggir.
 Granulasi ditutup oleh epitel.
 Proses perupaan kembali disertai pengerutan.
Penyembuhan luka kulit tanpa pertolongan dari luar berjalan secara alami.
Luka akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup dengan jaringan epitel.
 Penyembuhan.

Jenis-Jenis Luka
1. Luka Terbuka
Yaitu luka dimana terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar.
a. Luka Tajam
Ciri-ciri :
 Tepi luka tajam tidak rata.
 Tidak ada jembatan jaringan.
 Tidak ada nekrose.
b. Luka Tumpul
Ciri-ciri :
 Tepi luka tidak rata.
 Ada jembatan jaringan.
 Ada jembatan mati di antara luka, misalnya : luka tembak, luka lacerasi/robek,
luka penetrasi, luka avulasi atau terkelupas.
2. Luka Tertutup
Ciri-ciri :
 Conusio : memar
 Perdarahan : - Petechial  pada cutan.
- Echimosis  sub cutan.
- Hematoma  mengelompok.
 Sprain : terputusnya suatu jaringan ikat kolagen (jaringan penghubung tulang).
 Dislokasi : lepasnya kepala sendi dari lekuk sendi.
 Fraktur.
 Lacerasi organ dalam (kulit utuh, organ dalam yang rusak).

Pembagian Luka Berdasarkan Penyebabnya :


 Mekanik :
1. Kekerasan tumpul :
a. Luka memar.
b. Luka lecet
c. Luka robek.
2. Kekerasan tajam :
a. Luka iris.
b. Luka tusuk.
3. Luka akibat senjata api :
a. Luka tembak.
4. Luka akibat bahan peledak.
 Fisik :
1. Luka karena paparan suhu :
a. Panas  Luka bakar.
b. Dingin.
2. Luka karena aliran listrik.
 Kimia :
1. Asam.
2. Basa.

Tanda-Tanda Luka :
1. Tanda-Tanda Umum
a. Shock
Terjadi akibat kegagalan sirkulasi darah perifer dengan tanda-tanda sebagai berikut :
- Tekanan darah turun hingga tidak teratur.
- Nadi kecil hingga tak teraba.
- Keringat dingin dan lemah.
- Kesadaran menurun hingga tak sadar.
Shock bisa disebabkan rasa nyeri dan perdarahan
b. Sindrom Remuk (Crush Syndrome)
Terjadi karena banyknya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah luka,
sehingga mioglobin turut hancur.
2. Tanda-Tanda Local
a. Rasa Nyeri
Disebabkan oleh lesi pada sistem saraf. Pada luka-luka besar sering tidak terasa nyeri
karena gangguan sensibilitas akibat shock setempat (local) pada daerah tersebut.
b. Perdarahan
Banyaknya perdarahan tergantung vaskularisasi daerah luka dan banyaknya pembuluh
darah yang terpotong/rusak.

Jenis Perdarahan ada 3, yaitu :


1. Perdarahan Parenkimatosa
 Perdarahan yang berasal dari kapiler, tidak berbahaya kecuali bila terjadi
pada organ-organ viscera, misalnya limpa harus menjalani splenektomi.
2. Perdarahan Venosa
 Perdarahan yang berasal dari vena, tidak berbahaya kecuali pada dearah
yang mengandung banyak varises.
3. Perdarahan Arterial
 Perdarahan yang berasal dari arteri, sifat perdarahannya memancar dan
seirama dengan denyut nadi penderita. Bila tidak segera diatasi akan
menyebabkan shock dan kematian.
Penanganan Luka :
1) Pengobatan Umum
Dalam melakukan pengobatan umum yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengatasi shock
dan perdarahan.
Mengatasi shock primer  Berikan suntikan analgesik narkotik (seperti mofin,
petidin dll) untuk mengatasi nyeri.
Mengatasi shock sekunder  Berikan terapi cairan, infuse segera dengan NaCl 0,9
% atau Ringer Laktat.Bila perdarahan banyak ,
lakukan transfuse darah, dan bila transfuse belum
memungkinkan dilakukan, untuk sementara berikan
ekspander plasma, misalnya Dextran L.
Mengatasi perdarahan  Dilakukan dengan transfuse secepatnya dan bantuan
obat-obat hemostatika seperti Karbazokrom,
Trasnamin, dll.

2) Pengobatan Lokal
a. Luka Tertutup
Umumnya tidak diperlukan tindakan pembedahan. Bila terjadi ruptura (robekan)
otot atau ligamentum, maka diperlukan tindakan bedah misalnya, menyambung
otot, tendon atau ligamentum tersebut. Pemeriksaan fisik sangat penting untuk
mengetahui adanya rupture organ dalam. Untuk mengetahui adanya perdarahan
organ dalam dilakukan tes Von Slany yang dilakukan dengan memeriksa
hemoglobin, hematokrit, lekosit. Jika Hb menurun, hematokrit meningkat, lekosit
meningkat maka tes tersebut positif, artinya terdapat perdarahan interna.

b. Luka Terbuka
Prinsipnya adalah mengubah luka terkontaminasi menjadi luka bedah yang bersih.
Pemeriksaan luka dilakukan dengan ;
 Menarik tepi luka dan membukanya lebar-lebar, kemudian lihat apakah
terdapat organ di bawahnya yang terpotong seperti otot, tendon,
pembuluh darah.
 Periksa juga keadaan luka tersebut apakah keadaan luka tersebut bersih,
kotor, terkontaminasi, ada benda asing atau tidak.
 Apakah terdapat perdarahan, apabila terjadi perdarahan dapat dihentikan
dengan : Pembalut tekan, tampon dengan obat vasokonstriksi,
tourniquet, diklem lalu ligasi (ikat).
Cara membersihkan luka terbuka :
1) Letakkan sepotong kassa steril di tengah luka (tidak usah ditekan). Kassa
steril ini untuk melindungi luka selama didisinfeksi.
2) Kulit di sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci zat
antiseptik.
3) Kassa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril
untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
4) Dengan pinset steril kotoran yang tidak hayut ketika disiram dibersihkan.
5) Tutup luka dengan sehelai Sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di
atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
6) Kemudian berikan balutan yang menekan.

Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Luka :


a. Lama Luka
Golden period (masa emas) merupakan saat kita menganggap suatu luka dapat ditangani
dengan sempurna. Jadi luka masih dapat dijahit secara primer. Golden period suatu luka
kurang lebih 6 jam.
b. Bentuk Anatomi Luka
Luka-luka sederhana cukup dibersihkan dan diberi obat. Sedang luka dengan bentuk tak
teratur harus didebridemen (pembersihan luka) kemudian dilakukan tindakan selanjutnya.
c. Bersih Tidaknya Luka
Luka yang kotor harus dicuci terlebih dahulu, supaya proses penyembuhan lebih mudah.
d. Lokalisasi Luka
Luka di daerah thoraks dan abdomen lebih sulit ditangani dibanding luka di daerah lain,
sebab harus dipastikan bahwa luka tidak menembus ke rongga tersebut.

Luka dan Penanganannya:


1) Luka Memar (Vulnus Conussum)
Luka memar : adalah robeknya/rusaknya pembuluh darah (kapiler di
subkutan)sehingga darah meresap ke daerah sekitarnya. Luka ini
disebabkan oleh benda tumpul.
Penatalaksanaan : Jaringan kulit yang memar diikompres dengan es atau air dingin
dan kalau perlu diberi balutan menekan. Pembengkakan karena
memar dapat diobati dengan salep Lasonil atau sejenisnya.

2) Luka Lecet (Vulnus Excoriasum)


Luka lecet : adalah luka yang terjadi akibat gesekan tubuh dengan benda-benda
rata seperti aspal, semen atau tanah.
Penatalaksanaan : a. Bersihkan luka dengan air atau antiseptic yang ada.
b. Tutup luka itu dengan kasa steril yang kering, plester atau
balut, balutan diganti setiap hari sampai luka sembuh.
c. Luka lecet kecil cukup dibersihkan dan diolesi Betadine.

3) Luka Robek (Vulnus Laceratum)


Luka robek : adalah robeknya/rusaknya kulit baik epidermis maupun dermis
serta jaringan di bawahnya. Luka ini disebabkan oleh kekerasan
benar tumpul.
Penatalaksanaan : a. Hentikan perdarahan dengan cara ditekan.
b. Bersihkan luka dari pecahan-pecahan benda penyebab luka dan
beri antiseptic.
c. Lalu tepi luka disatukan dan dijahit.

4) Luka Iris (Vulnus Scissum/Vulnus Incicivum)


Luka iris : adalah luka yang disebabkan karena irisan benda tajam.
Penatalaksanaan : Bersihkan luka dengan air dan antiseptic, lalu diplester.

5) Luka Tusuk (Vulnus Punktum)


Luka tusuk : adalah luka yang disebabkan oleh benda runcing memanjang. Dari
luar tampak kecil tapi di dalam mungkin rusak berat. Derajat
bahaya tergantung dari benda yang menusuk (besarnya, kotornya)
dan daerah yang tertusuk.
Penatalaksanaan : Apabila masih terdapat benda tajam pada luka tersebut sebaiknya
jangan dicabut, sebab benda tajam yang tertancap dapat mencegah
terjadinya perdarahan yang lebih banyak. Lakukan penekanan di
sekitar benda tersebut bila terdapat perdarahan sekaligus untuk
memfiksasi benda tajam yang masih tertancap.

6) Luka Tembak (Vulnus Sclopetorum)


Luka tembak : adalah luka yang terjadi akibat tembakan, granat, dsb.
Ciri-ciri : - Tepi luka dapat tidak teratur.
- Benda asing dapat ditemukan di dalam luka, misalnya pecahan
granat, anak peluru, sobekan baju yangmengikuti peluru ke
dalam tubuh, dll.
- Kemungkinan infeksi dangan bakteri anaerob dan gangrene gas
lebih besar.

7) Luka Bakar (Combustio)


Adalah kerusakan kulit (dapat disertai kerusakan jaringan di bawahnya) yang disebabkan
oleh panas (termal), listrik, zat kimia atau radiasi.
Macam luka bakar berdasarkan penyebabnya :
a) Luka bakar radiasi atom
Luka yang timbul berasal dari kilauan cahaya atau api. Kilauan cahaya atom
intesitasnya tinggi tapi berlangsung sebentar yaitu pada saat terjadi letusan bom
atom. Luka yang diakibatkan bermacam-macam mula dari derajat satu sampai tiga,
tapi paling sering derajat satu.
Bila baju terbakar suruhlah korban berguling-guling di tanah, tutup dengan selimut
basah agar api mati atau disiram dengan air. Setelah api padam rendam pasien
dalam air dingin, pengobatannya sama dengan luka bakar lainnya.
b) Luka bakar bahan kimia
Pertolongan pertamanya adalah segera mencuci daerah yang terkena bahan kimia
dengan air yang mengalir. Lalu dapat dipakai cairan penawar, misalnya bahn kimia
basa dapat dinetralkan dengan asam lemah (asam cuka) dan bahan kimia asam
dinetralkan dengan basa lemah (natrium bikarbonat).
c) Luka bakar listrik
Ciri-ciri :
 Biasanya ditemukan tidak sadar.
 Luka bakar permukaan biasanya pada tempat masuknya listrik.
 Merah dan bengkak sebelah dalam dan sekitar mata.
 Mata yang cidera banyak mengeluarkan air mata.
Ada dua akibat yang dapat ditimbulakan oleh arus listrik :
 Hangus, terjadi pada kulit tempat masuk aliran listrik itu dan kerusakan
organ yang lebih dalam akibat perjalanan arus listrik ke dalam jaringan.
 Kematian, sering terjadi akibat fibrilasi ventrikel jantung atau karena
kerusakan pusat pernapasan.
d) Derajat Luka Bakar
1. Derajat I :
 Pada derajat ini luka bakar hanya mengenai epidermis.
 Sifat luka bakar derajat I adalah eritema, kerusakan jaringan, nyeri tekan
dan edema minimum.
 Keluhan utamanya berupa rasa nyeri (membaik dalam 2-3 hari) luka bakar
derajat ini sembuh dalam 5-10 hari.
 Penanganan : Disiram air dingin/ mengalir selama 10 menit
o Tidak memerlukan bantuan medis bila tidak luas, sembuh dalam
2-3 hari

2. Derajat II :
 Luka bakar derajat II ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Luka bakar derajat II superficial, Mengenai selluruh epidermis sehingga
timbul kemerahan dan lepuh (blister). Komplikasi jarang terjadi dan
penyembuhan terjadi dalam 10-14 hari.
b. Luka baker derajat II profunda, mengenai stratum germinativum dan
kornium, warnanya merah atau merah muda. Penyembuhan terjadi 25-50
hari.
 Derajat kehilangan cairan lebih kurang sama dengan luka bakar derajat III. Bila
terinfeksi, maka penyembuhannya perlu dilakukan tandur alih kulit. Terasa
nyeri dan terdapat bula.
 Penanganan:
o Disiram air dingin/mengalir selama 10 menit. Bila dijaga
kebersihannya, sembuh dalam 1-4 minggu. Bila luas kurang dari 9
%, periksakan ke dokter. Bila lebih dari 9 %, segera bawa ke
rumah sakit.
3. Derajat III :
Seluruh lapisan kulit mati dan kulit menjadi kering serta berwarna coklat, putih,
merah atau hitam, dan juga terjadi kerusakan pada jaringan di bawahnya (lemak
atau otot). Tidak terasa sakit karena saraf nyarinya rusak.

Penanganan :
Disiram air dingin/ mengalir selama 10 menit
SEGERA RUJUK KE RUMAH SAKIT !!

4. Derajat IV :
Merusak lebih dalam lagi dan menimbulkan arang pada anggota yang terbakar.

Dalam Jaringan Klinis Tes Jarum Waktu Hasil


Luka / Rusak Sembuh
Derajat

I Epidermis -sakit Hiperalgesi 7 hari Normal


-merah
-kering

II.Dangkal -sebagian -sakit Hiperalgesi 7-14 Normal, pucat


II.Dalam dermis. -merah atau hari berbintik
Folikel /kuning normal 14-21 Pucat,depig-
rambut dan -basah Hipoalgesi hari mentasi, rata,
kel keringat -bula mengkilat,
utuh idem rambut(-),
-hanya kel sikatrik
keringat utuh hipertrofi

III Dermis -tidak Analgesia > 21 Sikatrik


seluruhnya sakit hari hipertrofi
-putih,
coklat,
hitam
-kering

Penentuan Luas Luka Bakar :


Penentuan luas luka bakar penting untuk menentukan terapi cairan, perawatan dan
prognosis.
Ada dua cara menetukan luas luka bakar :
1. Rule Of Nine (Untuk Orang Dewasa)
Mudah digunakan, praktis dan cepat tetapi kurang teliti sehingga
tidak boleh digunakan untuk anak-anak.

Skema Rule of Nine :

 Kepala dan leher : 9%


 Dada dan perut : 18%
 Punggung hingga
bokong : 18%
 Anggota gerak
atas masing-
masing : 9%
 Anggota gerak
bawah masing-
masing : 18%
 Perineum dan
organa
genetalia
eksterna : 1%
2. Rule Of Five (Untuk Anak-Anak)

Skema Rule of Five :


Bagian tubuh Bayi Anak
Kepala 4 X 5% 3 X 5%
Lengan kanan dan kiri 2 X 5% 2 X 5%
Badan depan dan belakang 4 X 5% 3 X 5%
Kaki kanan dan kiri 2 X 5% 3 X 5%

Penggologan Berat Ringan Luka Bakar :


a. Luka Bakar Ringan
Yang termasuk luka bakar ringan adalah luka bakar derajat I dan II dengan luas luka
bakar < 15% pada orang dewasa, dan < 10% pada anak-anak, luka bakar derajat III
dengan luas luka baker < 2%.
Pada luka jenis ini cukup berobat jalan dan dirawat bila perlu dilakukan tindakan
tertentu, misalnya tandur alih kulit.
b. Luka Bakar Sedang
Yang termasuk luka bakar sedang adalah luka bakar derajat II dengan luas luka bakar 15-
25% pada orang dewasa, dan 10-20% pada anak-anak, luka bakar derjat III dengan luas
luk bakar < 10%.
Pada luka bakar jenis ini sebaiknya dirawat di rumah sakit. Perawatan jalan akan
mempersulit penderita dan meningkatkan resiko.
c. Luka Bakar Berat
Yang termasuk luka bakar berat adalah luka bakar derajat II dengan luas luka bakar >
25% pada orang dewasa, > 20% pada anak-anak, luka bakar derajat III dengan luas luka
bakar > 10%, dan luka bakar derajat IV.
Pada luka bakara berat harus dirawat.

Penatalaksanaan Luka Bakar :


1. Sewaktu Penderita Tiba
 Bebaskan jalan napas dan bila perlu berikan oksigen. Bila terjadi stidor dan sianosis,
segera lakukan trakeotomi.
 Tangani shock yang terjadi. Bila pasien sadar dan memungkinkan, segera ukur berat
badannya.

2. Tindakan Lanjutan
 Hitung luas luka bakar yang terjadi, dan bila penderita kesakitan berikan morfin 10
mg/IV sedang pada anak-anak dapat diberikan barbiturate.
 Kemudian lakukan pemasangan kateter, bila mungkin kateter Foley (kateter
Balon).
 Lakukan pemberian ATS, untuk dewasa 3000 IU per IM,untuk anak-anak sebesar
1500 IU per IM; antibiotika; perawatan luka.

3. Pertolongan pada luka bakar yang < 20%(tanpa luka terbuka)


 Rendam atau kompres bagian yang terbakar dalam air es atau air dingin.
 Lakukan tindakan ini sampai rasa sakit tidak terasa lagi bila bagian yang terbakar itu
diangkat dari air. Ini dapat berlangsung antara 0 menit sampai 5 jam.
 Bagian yang melepuh jangan dikupas, biarkan saja sampai kelak sembuh sendiri.
4. Pada luka bakar yang luas
 Tutup bagian yang terbakar dengan lembaran sofratulle atau kain yang bersih
supaya tidak berhubungan langsung dengan udara, untuk mencegah infeksi kuman-
kuman yang ada di udara.
 Baringkan penderita dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya lalu
kirim ke rumah sakit.
 Apabila penderita tetap sadar dan masih bisa menelan berikan minum sebanyak
mungkin.

5. Pemberian cairan pada luka bakar


Ada banyak cara pemberian cairan pada luka bakar, namun yang paling mudah dan
paling sering digunakan adalah cara Formula Baxter, yaitu :
24 jam I. Berikan :
o Ringer Laktat : 4 X BB X % luka bakar
o Setangah dari jumlah kebutuhan cairan total diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
24 jam II. Berikan :
o Ringer Laktat : 4 X BB X % luka bakar.
o Kebutuhan cairan hari kedua sama dengan hari pertama, hanya cara
pemberiannya yang berbeda. Pada hari kedua cairan diberikan sedemikian rupa
sehingga produksi urin sekitar 50-100ml/jam.
o Jumlah cairan dan elektrolit yang diberikan dalam 48 jam pertama (24 jam I +
24 jam II) tidak banyak berbeda antara cara satu dengan yang lainnya.

Perawatan Luka Bakar


Tujuan : Untuk menghindari infeksi sekunder, mencegah kontraktur pada lokasi luka
tertentu, dan mempercepat penyembuhan.
Cara perawatan luka bakar :
a. Pembersihan Luka
 Cukur rambut di sekitar luka, lalu cuci luka dengan air hangat yang steril, larutan
Betadine diencerkan 2X.
 Membuang jaringan nekrotik dan benda asing, serta melakukan debridemen.
 Bula yang terjadi, bila kecil biarkan saja, bila besar pecahkan secara steril.
b. Perawatan Luka Bakar Secara Terbuka
Perawatan luka bakar secara terbuka sering dilakukan bila mendadak banyak korban
luka bakar, sehingga tidak cukup banyak kasa steril untuk menutupnya. Selain itu juga
luka bakar di daerah muka, leher, perineum dan seluruh badan lebih baik dilakukan
perawatan secara terbuka. Penderita hanya perlu diberi sungkup supaya tidak dihinggapi
lalat atau debu.
Yang Perlu Diperhatikan di sini adalah :
 Membiarkan luka bakar berhubungan dengan udara, luka mengering dalam
waktu 3-4 hari. Sehingga akan terbentuk keropeng yang melindungi kulit.
 Kulit epitel akan tumbuh di bawah keropeng, pada luka bakar derajat kedua
dalam waktu 2-3 minggu; sedang pada luka bakar derajat ketiga epitilisasi baru
terjadi setelah 4-5 minggu. Penumbuhan epitel kulit sangat tergantung pada ada
tidaknya infeksi.
 Perawatan harus memenuhi sterilitas, misalnya harus di ruangkhusus (burn
unit), tidur di sprei yang steril, dll.
 Suhu kamar berkisar antara 24-25 derajat celcius. Suhu yang terlalu panas dapat
menyebabkan penderita kehilangan cairan melalui keringat. Bila terlalu dingin,
pasanglah selimut di atas sungkupan pasien.
Keuntungan cara terbuka :
1. Perasaan takut sewktu mengganti perban, tidak ada.
2. Infeksi yang terjadi dapat segera terlihat.
3. Lebih banyak pasien yang dapat diobati dengan segera.
Kerugian cara terbuka :
1. Tidak cocok untuk luka bakar pada bagian alat gerak (extremitas)
2. Tidak cocok untuk pasien yang harus dikirim ke rumah sakit untuk rujukan atau
mengangkat pasien dari medan pertempuran.
3. Bila ada kerusakan lain, misalnya patah tulang tidak dapat diobati dengan cara
terbuka.

c. Perawatan Luka Bakar Secara Tertutup


Perawataan luka bakar secara tertutup memakai kasa steril dengan lubang agak besar
yang diberi vaselin atau dapat dipakai kasa paten, misalnya sofratulle dan Drayant tulle.
Biasanya dikombinasikan dengan antibiotika topical (salep, krim, dsb). Antibiotika
topical langsung dibubuhkan pada luka bakar atau kain kasa pembalut steril.
Yang perlu diperhatikan :
 Kotoran, pasir, kayu, daun dan kulit yang telah mati harus dibuang dengan cara
aseptic. Gelembung besar harus dipecahkan dan dibuang agar tidak menjadi
tempat perkembangbiakan kuman. Lukanya dibersihkan dengan antiseptic,
misalnya Phisohex dan cairan garam fisiologis.
 Setelah bersih lalu tutup dengan kain kasa jarang yang diberi salep atau
Sufratulle, lalu lapisi dengan beberapa lapis kain kasa steril.
 Pembalut harus yang memiliki daya penyerapan, dan diganti setiap 8-24 jam,
bila basah atau berbau, dan bila timbul rasa nyeri yang tidak jelas penyebabnya.
 Luka bakar di muka, leher dan perineum (kulit antara anus dan alat kelamin)
angan dirawat secara tertutup karena selain sulit membungkusnya, juga sulit
menjaga kebersihannya dari ingus yang keluar dari hidung dan kencing.
 Luka bakar yang mengenai jari-jari harus dibungkus satu persatu dan diusahakan
jangan sampai kulit yang terbakar bersentuhan satu sama lain, karena bila
bersentuhan dapat tumbuh bersatu dan saling melekat. Luka bakar di telinga,
dahi, paha dan di antara buah dada, harus dijaga agar tidak bersentuhan satu
sama lain.
 Untuk mencegah terjadinya edema pada luka bakar di tungkai bawah dapat
diganjal dengan bantal kepala yang telah dilapisi dengan plastik.
 Sewaktu memasang perban jagalah agar balutannya tidak terlalu kencang,
supaya tidak merusak saraf dan perdarahan di tempat itu.

Keuntungan cara tertutup :


1. Imobilisasi luka lebih sempurna, yang merupakan syarat penyembuhan luka.
2. Penentuan dalamnya luka lebih teliti (dengan pergantian pembalut, luka
tampak jelas, tidak tertutup keropeng).
d. Eksisi Primer
Dilakukan dengan membuang jaringan nekrotik dengan segera. Eksisi ini juga
memungkinkan tandur alih kulit lebih cepat, memungkinkan penyembuhan luka lebih
awal, dan memperkecil kemungkinan infeksi.
Kerugiannya adalah menyebabkan perdarahan dan menyebabkan rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai