TINJAUAN PUSTAKA
menjelaskan dan memprediksi realita atau fenomena yang diteliti. Landasan teori
juga berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu
yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga
seseorang di masa depan (Mulyadi, 2001). Maksud dari kartu nilai untuk
serta dapat digunakan sebagai evaluasi. Maksud dari berimbang (balanced) adalah
kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non-
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Karena itu jika
jangka panjang, serta antara kinerja bersifat internal dan kinerja eksternal.
secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.
Balanced scorecard memberi para eksekutif perusahaan suatu kerangka kerja yang
mutahir saat ini dan mampu diterapkan pada lembaga publik maupun lembaga
strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka
Pendekatan ini mengukur kinerja berdasarkan aspek finansial dan non finansial
1. Perspektif Keuangan
pertumbuhan dan siklus hidup yang berbeda. Jadi perspektif financial lebih
pelanggan, proses internal, pekerja, dan sistem dalam rangka mencapai kinerja
2. Perspektif Pelanggan.
dalam tujuan yang spesifik yang berkenaan dengan pelanggan dan segmen
pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar
ada saat ini maupun pelanggan yang potensi dan kemudian memilih segmen
mana yang akan dimasuki. Mengidentifikasi nilai yang akan diberikan kepada
perspektif pelanggan.
proses penting yang harus dikuasai organisasi dengan baik agar mampu
perspektif bisnis internal diturunkan dari strategi dan pelanggan sasaran. Proses
bisnis baru yang harus dikuasai dengan baik oleh sebuah organisasi.
pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu
membutuhkan investasi yang besar dalam sumber daya manusia, sistem dan
tujuan masa depan yang tergambar dalam tindakan nyata setiap individu
mengukur kinerja keuangan dan non keuangan, berwujud dan tidak berwujud; 3)
pandangan yang holistic tentang proses yang terjadi dalam organisasi; dan 6)
jangka panjang.
sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi. Hal ini
pengelolaannya.
dalam berbagai tujuan dan ukuran.Berbagai tujuan dan ukuran tersebut tersusun
informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat
ini dan yang akan datang. Keempat perspektif ini memberi keseimbangan antara
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan
dengan faktor pendorongnya, dan antara ukuran objektif dan subjektif, dan
balanced scorecard tidak hanya penilaian taktis yang operasional tetapi juga
Gambar 2.1.
Empat Perspektif Dalam Analisis BalanceScorecard
Sumber : Kaplan and Norton (1996)
suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Istilah
individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target- target tertentu yang
hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi
tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya (Mahsun,2006).
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya
mendefinisikan kinerja merupakan hasil kerja itu sendiri, karena hasil kerja
kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan,
dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut. Menurut Prawirosentono
(2001) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan
mencapainya).
disimpulkan bahwa pada dasarnya kinerja selalu mengarah pada potensi kerja
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu, hasil kerja yang dapat dicapai baik perserorangan maupun
pengertian kinerja dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditafsirkan
bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam
dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan
dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat
kerjanya.Oleh sebab itu, kinerja merupakan suatu perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan
dan sumber daya non manusia yang mendukung maka suatu organisasi dapat
memberikan hasil kerja yang baik sehingga kualitas dan kuantitas kerja yang
ditunjukan oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai fakor yang
penting artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi
atau instansi dimana pegawai tersebut bekerja. Performance atau kinerja ini perlu
kinerja dari seorang pegawai pada khususnya dan organisasi pada umumnya.
yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan.
menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan
berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Menurut Mulyadi (2001) penilaian
menitik beratkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat
keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik
Kinerja dapat diukur dengan melihat apakah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik
perilaku, dan hasil, merupakan variabel yang tidak dapat dipisahkan dan saling
pengetahuan kerja yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik.
Proses penilaian kinerjanya dilakukan melalui refleksi terhadap kinerja masa lalu,
membuat keputusan untuk perbaikan kinerja yang akan datang. Tujuan utama dari
yang bekerja dalam organisasi tersebut. Apabila dalam organisasi setiap individu
mereka terhadap organisai, maka kinerja organisasi secara keseluruhan akan baik.
1. Quantity of work : Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu
yang ditentukan.
2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya.
3. Job Knowledge : Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya.
4. Creativeness : Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama
anggota organisasi).
6. Dependability : Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja tepat pada waktunya.
7. Initiative : Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal Qualities : Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-
tamahan, dan integritas pribadi.
berikut:
sebagai berikut:
peraturan, norma, dan etika yang berlaku. Penilaian kinerja dalam kurun waktu
berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada
publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan Negara lain yang diatur
barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal
ini masyarakat merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga
dalam rangka memenuhi customer satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola pikir
mengejar laba semata sehingga pilihan alternatif tindakan dan pengukuran atas
kinerja menjadi sangat sulit. Karena tugas utama pemerintah sebagai organisasi
material saja, namun termasuk kesejahteraan non fisik yang bersifat immaterial .
Dalam suatu Negara yang berbentuk republik yang dimiliki Negara adalah rakyat
atau masyarakat. Oleh karena itu, rakyat yang harus dilayani oleh Negara.
sangat penting karena pengukuran kinerja memiliki kaitan yang erat dengan
akuntabilitas publik. Hasil kerja organisasi sektor publik harus dilaporkan dalam
murah dan berkualitas. Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk
ditarik pungutan sementara pelayanan yang mereka terima tidak ada peningkatan
kinerja. Sistem pengukuran kinerja yang baik diperlukan sebagai instrumen dalam
harta tidak berwujud (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya
manusia) perusahaan. Hal ini mendorong Kaplan dan Norton (2000) untuk
merancang suatu sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif yang disebut
dilaksanakan pada organisasi publik adalah dalam rangka untuk mewujudkan misi
publik yaitu untuk merespon tuntutan publik yang merupakan stakeholder akan
atau kerangka kinerja yang secara efektif mampu membagi dengan baik alokasi-
prioritas tersebut dan mengukur hasilnya. Menurut Rohm (2005) untuk dapat
maka sebelum digunakan ada beberapa perubahan yang dilakukan dalam konsep
dimana yang menjadi driver dalam balanced scorecard untuk organisasi publik
balanced scorecard seperti tidak berguna. Seorang pegawai negeri sipil di diukur
kinerjanya dengan tiga alat ukur yaitu Daftar Penilaian Penyelesaian Pekerjaan
balanced scorecard. Untuk tingkat unit ditambah satu lagi yaitu laporan kinerja
diperlukan pengukuran kinerja sektor publik untuk memenuhi tiga maksud yaitu :
adalah:
pegawai dinilai atas unsur-unsur yang melekat pada personality pegawai yang
Disamping itu juga dilakukan penilaian terhadap unsur kerjasama, prakarsa, dan
1. SKP (Sasaran Kerja Pegawai), yaitu: rencana kerja dan target yang akan
oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
sehingga kehilangan makna substantif dan tidak berkait langsung dengan sesuatu
yang telah dikerjakan oleh pegawai. Selain itu model penilaian dengan
pendekatan tersebut secara substantif tidak dapat digunakan sebagai penilaian dan
organisasi. Melalui model penilaian tersebut juga tidak dapat diketahui seberapa
Penilaian selama ini juga lebih berorientasi pada penilaian kepribadian dan
penilaian DP3. Selanjutnya pengukuran dan penilaian prestasi kerja juga tidak
didasarkan pada target goal, sehingga proses penilaian cenderung terjadi bias dan
bersifat subyektif.
semua lapisan jabatan pegawai negeri sipil. Model penilaian kinerja yang berbasis
output nantinya diharapkan dapat secara obyektif mengukur dan menilai suatu
goal yang telah ditetapkan dan perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.
ini berarti bahwa jika capaian kinerja masing-masing pegawai bernilai baik, maka
kinerja organisasi semestinya juga bernilai baik dan sebaliknya. Disamping itu
organisasi atau lebih jauh lagi mendukung capaian visi dan misi organisasi.
mempengaruhi nilai dan manfaat, secara keseluruhan akan bermuara pada misi
merupakan salah satu model pengukuran kinerja sebuah organisasi, yang bukan
hanya menekankan pada seberapa jauh keberhasilan organisasi dilihat dari segi
finansial saja, akan tetapi lebih ditekankan pada keseimbangan (Balanced) antara
hasil (Result) yang dicapai dengan faktor pendorong (Enablers) untuk mencapai
organisasi bisnis atau profit akan tetapi dalam jangka panjang penerapannya dapat
digunakan pada organisasi publik, baik kinerja dari sisi keuangan (finansial)
maupun kinerja non keuangan. Menurut Baharuddin ( 2006) ada empat aspek
public belum baik dan keluhan yang terjadi karena sikap dan perilaku aparat
2) Aspek Bisnis Internal dikaitkan dengan proses internal pada organisasi publik,
pajak dan retribusi daerah atau sumber lainnya. Ini adalah hasil akhir sebagai
akibat dari tiga aspek berjalan dengan baik. Oleh karena itu keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Keuangan
relevan dengan topik yang akan digunakan dalam penelitian (Lubis, 2012).
memiliki cara pembahasan dan penekanan analisis data yang berbeda-beda. Dari
untuk meneliti kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera
government in the USA and Canada. Variabel indenpen yang digunakan dalam
karyawan.
balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja adalah baik untuk digunaka pada
penelitian ini pada konsep balanced scorecard pada perspektif pembelajaran dan
Penelitian Leen (2009) dengan judul The e-balanced scorecard (e-BSC) for
Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank BNI Kantor
penelitian yaitu Iklim kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep
karyawan.
Pengawasan dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Kediri. Kompensasi dan
mampu membentuk para pegawai untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan
jelas tentang visi, misi, perspektif, sasaran strategis, indikator kinerja utama mau
pun target yang harus dicapainya, sehingga hal tersebut sangat berpengaruh
Judul Variabel
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian
Tirta Perdana Analisis Variabel Fokus penelitian pada perspektif
3 Purba 2008 Penerapan independen pembelajaran dan pertumbuhan
Konsep Balanced kepuasan dalam sebagai alat pengukuran kinerja
Scorecard sebagai bekerja (X1) dan ditambah dengan variabel kepuasan,
Suatu Alat pelatihan (X2), pelatihan, turnover dan produktivitas
Pengukuran turnover (X3) dan karyawan. Dari koefisien determinasi
Kinerja Sumber produktivitas (Adjusted R Square) dihasilkan
Daya Manusia karyawan (X4) regresi sebesar
pada PT. 0,863 yang berarti 86,3% kinerja
Excelcomindo Variabel dependen karyawan dapat dijelaskan oleh
Pratama, TBK Kinerja sumber variasi variabel kepuasan dalam
Regional daya manusia bekerja, pelatihan, turnover dan
Sumatera produktivitas karyawan sedangkan
sisanya 13,7% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Sehingga secara parsial, variabel
kepuasan dalam bekerja (X1) dan
pelatihan (X2),
turnover (X3) dan produktivitas
karyawan (X4) secara parsial
berpengaruh signifikan dan nyata
terhadap kinerja sumberdaya manusia.
4 Yu May The e-balanced Variabel Dengan mengadopsi balanced
Leen (2009) scorecard (e- independen scorecard, yang diusulkan Sistem
BSC) for Performance menyediakan sarana untuk
measuring planning penyelarasan top down dari tujuan
academic staff Performance organisasi sekaligus menciptakan
performance appraisal media komunikasi antara dosen dan
excellence Performance manajemen. BSC telah menjadi
coaching efektif dan strukturnya cocok untuk
manajemen kinerja staf akademik dan
Variabel dependen pengukuran bisa berpotensi
the performance digunakan untuk semua tingkat staf .
excellence of
academic staff.
5 Azhar Adaption of Variabel Penelitian dilakukan pada pegawai
(2009) Performance independen negeri senior di Malaysia dan
measurement the balanced hasilnya menunjukkan bahwa konsep
among Publik scorecard (BSC) balanced scorecard cukup baik
approach dikembangkan untuk pengukuran
Sector in
kinerja sektor public. Penelitian ini
Malaysia Variabel dependen memberikan bukti adanya
Servants keselarasan strategis dengan
Performance karakteristik keseimbangan. Dalam
Measurement meneliti sifat seimbang pengukuran
kinerja, penelitian ini mengungkapkan
bahwa keseluruhan indikator baik
kecuali untuk indikator keuangan dan
dalam pengukuran kinerja dari aspek
keuangan masing belum seimbang
dengan keselarasan strategis namun
Judul Variabel
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian
6 Ade Pengaruh Variabel Dependen hubungan langsung
Wedhasm Penerapan yaitu Kinerja antara konsep Balanced Scorecard
ara 2010 Balanced karyawan dengan kinerja karyawan adalah
Scorecard signifikan (r = - 0,3495; p = 0,0000 <
Terhadap Kinerja Variabel Independen 0,05), ini berarti terdapat pengaruh
Karyawan pada yaitu Balanced yang signifikan namun negatif antara
PT. Bank BNI Scorecard meliputi: konsep Balanced Scorecard terhadap
Kantor Cabang Perspektif Keuangan, kinerja karyawan. Kedua, jumlah
Sutomo dengan Perspektif Pelanggan, pengaruh tidak langsung jalur konsep
Iklim Kerja Perspektif Proses Balanced Scorecard terhadap kinerja
sebagai Variabel BisnisInternal, karyawan
Intervening PerspektifPembelajar melalui iklim kerja adalah siginifikan
an dan Pertumbuhan; dan bersifat positif sebesar 0,4295.
dan Variabel
Intervening yaitu
Iklim
7 Latif Pengaruh Variabel Independen pengaruh penerapan balanced
Helmi Kompensasi dan Kompensasi dan scorecard pada Kantor Pengawasan
(2013) Penerapan Penerapan Balanced dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Balanced Scorecard sebagai Madya Kediri telah mampu
Scorecard membentuk para pegawai untuk dapat
Terhadap Kinerja variabel dependen melaksanakan tugas pokok dan
Pegawai Pada Kinerja Pegawai fungsinya masing-masing menjadi
Kantor lebih fokus, karena telah ditetapkan
Pengawasan dan dengan jelas tentang visi, misi,
Pelayanan Bea perspektif, sasaran strategis, indikator
Dan Cukai Tipe kinerja utama mau pun target yang
Madya Kediri. harus dicapainya, sehingga hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja para pegawai.