Anda di halaman 1dari 2

PROFIL

Prof. dr. I. Oetama Marsis, SpOG (K)

Berperan pada Posisi Kunci dalam


Organisasi Profesi itu Sangat Penting

D
okter yang ramah dan murah senyum ini cukup dikenal di
kalangan kedokteran, karena selain bertugas di bagian Ke-
bidanan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
(FK-UKI), beliau juga aktif di berbagai organisasi profesi, terutama di
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Di PB IDI beliau me-
megang kunci penting dalam pendidikan kedokteran, yaitu duduk di
Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia. Beliau adalah Prof. dr. I. Oetama
Marsis, SpOG (K) yang lahir di Jakarta 63 tahun yang lalu.

CDK-196/ vol. 39 no. 8, th. 2012 633

CDK-196_vol39_no8_th2012 ok.indd 633 8/6/2012 3:27:38 PM


PROFIL

Boy (panggilan sehari-harinya) mengakui, pur, sampai pada tanggal 16 Februari 1976 operasi sesar hampir setiap hari,” ujar dokter
sejak SD sampai SMA tinggal di Jakarta. seluruh daerah Timor Timur dapat dikuasai anggota Majelis Kolegium Kedokteran
Dengan 6 bersaudara, Boy yang sulung, dan oleh Indonesia. Setelah berhasil menguasai Indonesia ini.
dengan didikan orang tuanya, kesemua 6 daerah Timor Timur, Prof. Marsis kembali ke
bersaudara menjadi sarjana. “Adik saya paling Surabaya dan beberapa bulan bertugas di Untuk menunjang perkembangan ilmunya,
bungsu telah mengikuti jejak saya, yaitu masuk RS Militer KKO, yang sekarang sudah men- Prof. Marsis juga mengikuti berbagai kursus,
fakultas kedokteran dan lulus sebagai dokter jadi RS Dr. Ramlan. Setelah itu, beliau kem- terutama mengenai ultrasonografi baik di da-
kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran bali ke Jakarta dan bertugas di RS Marinir lam negeri maupun di luar negeri, seperti di
Universitas Indonesia,” tutur dokter lulusan Cilandak Jakarta; tidak beberapa lama ke- Korea, Jepang, Belanda dan Canada.
tahun 1975 di Fakultas Kedokteran Universitas mudian, diberi kesempatan untuk belajar
Indonesia ini. kemiliteran di Amerika Serikat pada tahun Profesor yang pernah mendapatkan
1979. Tetapi beliau memilih jalan lain, yaitu penghargaan Satya Lencana Karya dari
Ketika ditanya mengapa senang dengan ilmu keluar dari kemiliteran dengan alasan untuk Pemerintah Indonesia ini berharap, perlu
kedokteran. Dokter yang sering disapa de- mengikuti pendidikan Spesialisasi. ditegakkan pendidikan kedokteran dasar
ngan nama Prof. Marsis oleh staf Pengurus dan spesialis. Perlu pengembangan untuk
Besar IDI ini mengakui, bahwa karena paman- Dokter yang berpangkat terakhir kapten ini kesetaraan pendidik-an: pertama adalah
nya seorang dokter dan sering melihat peker- mengambil spesialisasi Kebidanan karena tingkat ASEAN, itu sudah dilakukan, kedua
jaanya yang selalu memberikan pelayanan pada awal beliau bertugas di daerah sering untuk tingkat Asia. “Kebetulan sampai saat ini
dengan tulus kepada pasien. Hal ini membuat melayani ibu-ibu yang akan melahirkan, dan saya duduk di Konsil Kedokteran Indonesia
Prof Marsis tertarik dalam ilmu kedokteran. juga melakukan tindakan operasi sesar di (KKI), banyak berperan untuk memperbaiki
daerah Timor Timur. “Jadi akhirnya saya tertarik kualitas pendidikan dokter di Indonesia,” ujar
Setelah lulus Prof Marsis langsung ditugas- untuk melanjutkan ke spesialis kandungan,” Mantan Ketua Ultrasonografi Indonesia ini.
kan sebagai wajib militer. “Saya masuk militer ujar Dokter yang mempunyai 3 putra ini.
di KKO (Pasukan Marinir) di Surabaya, hampir Beliau masuk pendidikan spesialisasi ilmu Beliau yang pernah mendapatkan peng-
seluruh Indonesia sudah saya jelajahi, dan kebidanan dan penyakit kandungan pada hargaan Satya Lencana Seroja dan Wira Bhakti
yang paling berat selama penugasan militer tahun 1979 di FKUI dan selesai tahun 1982. ini juga menyempatkan waktunya melakukan
ini adalah di daerah Timor Timur pada tahun “Pada waktu itu saya disiapkan sebagai staf penelitian, saat ini yang sudah dipublikasikan
1975,” tutur lulusan dokter spesialis Obstetri pengajar, tetapi kemudian ada suatu masalah secara nasional berjumlah 14 buah dan
dan Ginekologi tahun 1982 ini. internal nonakademis di FKUI, saya tidak jadi internasional 4 buah. Prof. Marsis juga sering
diterima. Akhirnya saya diminta oleh dr. Iman menulis untuk seminar yaitu secara nasional
Prof. Marsis ditugaskan di pasukan khusus Sujudi sebagai staf pengajar di FK-UKI,” tutur berjumlah 147 buah dan internasional 17
pada saat awal masuk militer dengan pang- Mantan Ketua Perhimpunan Menopause buah.
kat Letnan satu. Pada waktu itu beliau ditu- Indonesia ini.
gaskan ke Timor Timur dua periode, periode Profesor yang pernah mendapatkan peng-
pertama selama satu setengah tahun, dan Sesibuk apa pun dalam kesehariannya, hargaan (award) dari Jurnal Ultrasound ini
periode kedua selama enam bulan. “Pada Prof. Marsis menyempatkan waktu untuk berharap, untuk selanjutnya bagaimana men-
waktu itu saya termasuk pasukan pertama keluarganya, yaitu hari Sabtu dan Minggu, dorong program peningkatan mutu dokter di
yang masuk ke Timor Timur sebagai pa- dan menyempatkan waktu olahraga fitness Indonesia agar setara dengan standar dokter
sukan tempur dengan nama pasukan Elit 3 kali seminggu. Selain sebagai Staf Pengajar negara Asia yang sudah berkembang, yang
(Kipam), jumlahnya masih sedikit, dan ber- di FK-UKI, beliau juga mengajar di program sesuai dengan kebutuhan masa depan ke-
tempur melawan Portugis,” tutur Guru Besar pendidikan Ultrasonografi yang secara rutin sehatan masyarakat Indonesia. Kegiatan ini
tetap bagian Obstetri dan Ginekologi Fakul- dilakukan untuk dokter umum dan spesialis. dimulai dengan mendorong peningkatan
tas Kedokteran Universitas Kristen Indone- Sore harinya berpraktek di dua rumahsakit. mutu pendidikan dokter di Indonesia. Dan
sia ini. Pada waktu itu, Timor Timur masih Kembali ke rumah pkl. 23.00, Prof. Marsis masih untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
dikuasai oleh tentara Angola dari Portugis. menyempatkan diri untuk menulis artikel kesempatan untuk berperan pada posisi
Tugas Prof Marsis pada saat itu selain mem- sampai larut malam (pkl. 02.00). “Saya pukul kunci dalam organisasi profesi dan organisasi
bantu teman yang terluka juga ikut bertem- 6.00 pagi sudah berangkat untuk melakukan pendidikan di Indonesia. (Redaksi)

634 CDK-196/ vol. 39 no. 8, th. 2012

CDK-196_vol39_no8_th2012 ok.indd 634 8/6/2012 3:27:45 PM

Anda mungkin juga menyukai

  • Fraktur Distal Radius
    Fraktur Distal Radius
    Dokumen50 halaman
    Fraktur Distal Radius
    Ida Bagus Udayana Kramasanjaya
    Belum ada peringkat
  • Soap 220321
    Soap 220321
    Dokumen3 halaman
    Soap 220321
    Ida Bagus Udayana Kramasanjaya
    Belum ada peringkat
  • PPOK Eks Akut
    PPOK Eks Akut
    Dokumen20 halaman
    PPOK Eks Akut
    Ida Bagus Udayana Kramasanjaya
    Belum ada peringkat
  • PBL
    PBL
    Dokumen9 halaman
    PBL
    Ida Bagus Udayana Kramasanjaya
    Belum ada peringkat
  • Disfungsi Endotel
    Disfungsi Endotel
    Dokumen4 halaman
    Disfungsi Endotel
    Ida Bagus Udayana Kramasanjaya
    Belum ada peringkat