Anda di halaman 1dari 6

Definisi Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah Inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian
enteropatogen yang luas, yaitu bakteria, virus, dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada organisme
dan respons pejamu ( host ) terhadap infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare
kronik, dan manifestasi ekstraintestinal dari infeksi.
Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk epidemiologik, manifestasi klinik,
pemeriksaan fisik, dan pengetahuan tentang mekanisme patofisiologis dari enteropatogen. Traktus
gastrointestinal jika terinfeksi akan melakukan mekanisme pengeluaran cairan yang banyak kedalam
lumen dan gerakan motilitas yang meningkat untuk membersihkan lumen usus dari patogen keluar
tubuh. Hal ini akan menyebabkan terjadinya diare dan terjadi dehidrasi karena cairan banyak keluar ke
ekstrasel. Jadi yang perlu diperhatikan adalah semua pasien dengan diare memerlukan terapi cairan dan
elektrolit sebagai terapi suportif mengingat gejala utamanya adalah diare dan muntah, sedang sebagian
kecil memerlukan support nonspesifik lain, dan sebagian lagi memerlukan terapi antimikrobial. Namun
studi lab yang dipakai untuk identifikasi patogen diare sering tidak diperlukan karena banyak episode
yang self-limited (sembuh sendiri).

I.B Etiologi Gastroenteritis


Pada anak-anak, 40% kasus adalah idiopatik, sedang agen viral menyebabkan 30-40% gastroenteritis,
diantaranya rotavirus, enteric adenovirus, Norwalklikeviruses, astrovirus 1Bakteri dan parasit juga
penyebab yang signifikan dari penyakit diare pada anak-anak.
Dua tipe dasar diare infeksi akut adalah tipe noninflammasi and inflammasi. Enteropatogen dapat
menimbulkan diare noninflamasi melalui produksi enterotoxin oleh beberapa mekanisme invasif,
penghancuran permukaan (fili) sel oleh virus, perlekatan (adherence) oleh parasit, perlekatan
(adherence) oleh bakteri. Berlawanan dengan diatas, diare inflamasi biasanya disebabkan oleh invasi
intestinal secara langsung atau produksi sitotoksin. Namun ada beberapa enteropatogen memiliki lebih
dari satu sifat virulensi yang artinya dapat menginfeksi melalui berbagai macam cara.Etiologi diare akut
dapat dihubungkan dengan bakteri, viral atau parasit yang telah dikenal sebagai penyebab enteritis
adalah sebagai berikut:BakteriAeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium
perfringens, Clostridium difficile, Escherichia coli, Plesiomonas shigelloides, Salmonella, Shigella,
Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae 01 and 0139, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia
enterocolitica.VirusAstroviruses, Caliciviruses, Norovirus*, Enteric adenoviruses, Rotavirus,
Cytomegalovirus*, Herpes simplex viruses*.ParasitBalantidium coli, Blastocystis hominis,
Cryptosporidium parvum, Cyclospora cayetanensis, Encephalitozoon intestinalis*, Entamoeba histolytica,
Enterocytozoon bieneusi*, Giardia lamblia, Isospora belli, Strongyloides stercoralis, Trichuris
trichiuraNorwalk-like viruses*Secara umum dikaitkan dengan penyakit yang hanya terdapat diantara
orang-orang yang immunocompromised.*
Juga ada penyebab diare noninfeksi sebagai berikut:Defek AnatomikMalrotasi, duplikasi intestinal,
penyakit Hirschsprung, impaksi fecal, sindrom usus pendek, atrofi microvillus,
striktur.MalabsorpsiDefisiensi disakaridase, malabsorsi glucose-galactose, insuffisiensi pancreas, fibrosis
kistik, Sindrom Shwachman, penurunan garam empedu intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup,
abetalipoproteinemia, Penyakit Celiac.EndokrinopatiThyrotoxicosis,Penyakit Addison,Sindrom
Adrenogenital.KeracunanLogam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.NeoplasmaNeuroblastomas,
Ganglioneuromas, Pheokromocytomas, Karsinoid, Sindrom Zollinger-Ellison, Sindrom vasoaktif invasif
intestinal.Lain-LainInfeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn (regional enteritis), Familial
Dysautonomia, Penyakit defisiensi Immune, Protein-Losing Enteropati, Kolitis Ulseratif , Enteropatika
Acrodermatitis, Penyalahgunaan Laxative, Gangguan Motilitas, Pellagra (kekurangan vitamin B
kompleks).2Diarrhea kronik atau persisten lebih dari 14 hari dapat karena ;(1) Agen infeksiosa seperti
Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, enteropatogenik Escherichia coli;(2) Setiap enteropatogen
yang menginfeksi pejamu yang immunocompromised ; atau(3) Gejala residual setelah kerusakan
intestinal setelah infeksi akut.

Rotavirus adalah penyebab utama gastroenteritis karena virus pada anak-anak umur 3 sampai 15
bulan dan merupakan penyebab utama diare pada anak-anak dibawah umur 5 tahun. Gejala-gejala
infeksi rotavitus muncul dalam 1 sampai 2 hari setelah terpapar. Gejala yang khas dari rotavirus
adalah muntah, diare berair yang disertai demam dan sakit di bagian perut. Biasanya gejala ini akan
berlangsung 3 hingga 8 hari. Rotavirus juga dapat menginfeksi orang dewasa yang melakukan kontak
langsung dengan anak yang terinfeksi, tetapi gejala-gejala yang dialami orang dewasa akan tidak
terlalu parah. Di Amerika Serikat, infeksi rotavirus umumnya terjadi dari bulan November hingga
April.

Adenovirus terjadi umumnya pada anak dibawah dua tahun. Dari 49 tipe adenovirus, salah satu
jenisnya dapat mempengaruhi sistem pencernaan sehingga menyebabkan muntah dan diare. Gejala
biasanya muncul 1 minggu setelah penderita terpapar virus. Infeksi adenovirus dapat berlangsung
kapan saja.

Calicivirus dapat menginfeksi orang di umur berapa pun. Keluarga virus ini terbagi ke dalam 4 jenis.
Norovirus adalah jenis yang paling sering menginfeksi manusia. Virus ini juga bertanggung jawab
sebagai penyebab gastroenteritis karena virus yang mewabah dan biasanya terjadi di bulan Oktober
hingga April. Orang yang terinfeksi akan mengalami muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, dan
kadang sakit otot. Gejala muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah terpapar virus.

Astrovirus umumnya menginfeksi bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia. Virus ini sangat aktif
selama musim dingin. Muntah dan diare muncul setelah 1 sampai 3 hari setelah terpapar.

I.C Patofisiologi Gastroenteritis


Manifestasi klinik dari gastroenteritis adalah ditandai dengan diare. Proses terjadinya diare
dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat
pengaruh keduanya. Gangguan proses meknik dan enzimatik, disertai gangguan mukosa, akan
mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang
terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang teratur akan mengakibatkan proses cerna secara
enzimatik berjalan baik. Sedangkan peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna
secara enzimatik, yang akan mempengaruhi pola defekasi.

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman
atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buru, Penularannya
adalah transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, Rotavirus), tangan yang
terkontaminasi (Clostridium difficile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya
diare akut adalah factor penyebab (agent) dan fakto pejamu (host). Faktor pejamu adalah
kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau
lingkunganlumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga
mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi pathogenesis
antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk
koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.

I.D Klasifikasi Gastroenteritis


Tanda utama pasien mengalami gastroenteritis yaitu diare. Diare diklasifikasikan menjdi 2,
yaitu :

1. Diare akut
Diare yang awalnya mendadakdan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14
hari.

2. Diare Kronik
Diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa,
sedangkan pada bayi dananak ditetapkan batas waktu dua minggu. Diare kronik dibagi menjadi
tiga, yaitu :
· Diare Osmotik : Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akibat adanya malabsorpsi
karbohidrat, lemak, atau protein.
· Diare sekretorik : Terdapat gangguan transport akibat adanya perbedaan osmotikdengan
mukosa yang besar.
· Diare inflamasi : Diare dengan kerusakan dan kematian enterosit disertai dengan peradangan.

Klasifikasi Dehidrasi :
Derajat Dehidrasi
Kebutuhan cairan (x kg BB)
Ringan
5%
Sedang
8%
Berat
10%

Metode Daldiyono
Klinis
Skor
Rasa haus/muntah
1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg
1
Tekanan darah sistolik < 60 mmHg
2
Frekuensi nadi > 120 x/menit
1
Kesadaran apatis
1
Kesadaran somnolen
2
frekuensi napas > 30 x/menit
1
Fasies Kolerika
2
Vox Cholerica
2
Turgor kulit menurun
1
Washer womans hand
1
Ekstremitas dingin
1
Sianosis
2
Umur 50-60 tahun
-1
Umur > 60 tahun
-2

I.E Managemen dan edukasi pasien Gastroenteritis


Pendekatan Umum Anak dengan Diare Akut.Tujuan utama pendekatan anak dengan diare akut
adalah:1.menilai tingkat dehidrasi dan memberi pergantian cairan dan elektrolit,2.mencegah
penyebaran enteropatogen, dan3.pada episode tertentu menentukan agen etiologi dan memberi
terapi spesifik jika terindikasi.(Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition (May 2003) hal 1274 )
Informasi mengenai masukan oral, frekuensi dan volume keluaran tinja, kesan umum dan
aktifitas anak, serta frekuensi kencing harus ditanyakan. Lama dan keparahan diare, konsistensi
tinja, adanya lendir dan darah, dan gejala terkait seperti muntah, kejang dan demam. Demam
memberi kesan adanya proses alergi dan juga terjadi sebagai akibat dehidrasi. Nausea dan
muntah merupakan gejala nonspesifik, tetapi muntah memberi kesan bahwa organisme
menginfeksi usus bagian atas seperti virus, bakteri penghasil enterotoksin, Giardia, and
Cryptosporidium. Demam sering pada pasien dengan diare inflamasi, nyeri abdomen lebih parah,
dan tenesmus dapat terjadi pada perut bawah dan rektum mengindikasikan keterlibatan usus
besar. Muntah juga sering terjadi pada diare noninflamasi; dan pada diare noninflamasi demam
biasanya tidak ada atau derajat ringan; nyerinya adalah kram, periumbilikal, dan tidak berat; dan
diare yang cair mengindikasikan keterlibatan usus bagian atas. (Nelson Textbook of Pediatrics
17th edition (May 2003) hal 1274)
1. PENCEGAHAN
· Biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan maupun sesudah buang air besar.
· Masaklah makanan dengan baik dan benar
2. PENGOBATAN
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah minum cairan yang cukup. Pada
penderita yang muntahpun, harus minum sedikit demi sedikit untuk mengatasi dehidrasi, yang
selanjutnya bisa membantu menghentikan muntahnya. Jika muntah berlangsung terus dan terjadi
dehidrasi berat, mungkin diperlukan infus cairan dan elektrolit. Karena anak-anak lebih cepat
jatuh ke dalam keadaan dehidrasi, mereka harus diberi larutan garam dan gula. Cairan yang biasa
digunakan seperti minuman bersoda, teh, minuman olahraga dan sari buah, tidak tepat diberikan
kepada anak-anak dengan diare. Bila muntahnya hebat, bisa diberikan suntikan atau supositoria
(obat yang dimasukkan melalui lubang dubur). Jika gejalanya membaik, penderita secara
bertahap mendapatkan makanan lunak seperti gandum, pisang, bubur nasi, selai apel dan roti
panggang. Jika makanan tersebut tidak menghentikan diare setelah 12-24 jam dan bila tidak
terdapat darah pada tinja, berarti ada infeksi bakteri yang serius, dan diberikan obat-obat seperti
difenoksilat, loperamide atau bismuth subsalisilat. Karena antibiotik dapat menyebabkan diare
dan merangsang pertumbuhan organisme yang resisten terhadap antibiotik, maka antibiotik
jarang digunakan meskipun diketahui penyebabnya adalah bakteri. Antibiotik bisa digunakan,
tetapi pada infeksi bakteri tertentu, yaitu Campylobacter, Shigella dan Vibrio cholerae.
AntibiotikTerapi anti mikrobaterial untuk bakteri enteropatogen pada anak-anak:Organisme*1.
Aeromonas dan Campylobacter,Agen Antimicrobial: TMP/SMZIndikasi Untuk Terapi
Antimikrobial : Dysentery-like illness,diare berkepanjangan2. CampylobacterAgen
Antimikrobial:Erythromycin† atau azithromycinIndikasi Terapi Antimikrobial : Pada awal
penyakit3. Clostridium difficileAgen Antimikrobial :Metronidazole atau vancomycinindikasi
terapi AntimikrobialPenyakit sedang hingga berat4. Escherichia coliAgen Antimikrobial
:Metronidazole atau vancomycinindikasi terapi Antimikrobial : Penyakit sedang hingga berat5.
EnterotoxigenicAgen Antimikrobial : TMP/SMZ†indikasi terapi Antimikrobial : Penyakit berat
atau berkepanjangan6. EnteropathogenicAgen Antimikrobial :TMP/SMZ†indikasi terapi
Antimikrobial : Nursery epidemics, penyakit pengancam jiwa7. EnteroinvasiveAgen
Antimikrobial :TMP/SMZ†indikasi terapi Antimikrobial : Semua pada kasus jika organisme
rentan8. SalmonellaAgen Antimikrobial :Cefotaxime atau ceftriaxone atau ampicillin atau
chloramphenicol atau TMP/SMZ†indikasi terapi Antimikrobial : pasien bayi
3.PENGELOLAAN PASIEN GASTROENTERITIS
Perawatan Prarumahsakit 11) Perawatan Prarumahsakit ditujukan pada terapi cairan secepatnya
pada pasien yang tidak stabil.2) Perawatan gawat darurat:Tujuan terapia) Rehidrasi oral atau
Intra Vena sebagaimana dibutuhkan.b) Rawat gejala yng terindikasi mis: demam, nyeri.c)
Identifikasi komplikasi.d) Cegah penyebaran infeksi.e) Identifikasi dan rawat penyebab tertentu
dengan terapi antibiotik spesifik atau empiris.Terapi Rehidrasi Orala) Glukosa harus diberikan
sebagai tambahan pemberian elektrolit.b) Pengantian volume umumnya dapat dilakukan dalam 8
jam.c) Terapi rehidrasi oral (TRO) hanya direkombinasikan pada pasien yang kooperatif dan ada
pengawas yang mengawasi dalam memberikannya. Dalam penurunan volume berat atau jika
TRO gagal, lakukan terapi IV. Status volume cairan harus sering di reevaluasi. Anak yang telah
menunjukkan dapat mentoleransi rehidrasi oral dapat segera dipindah dari rawat darurat ke
bangsal biasa. Tapi anak yang menunjukkan tidak dapat mentoleransi rehidrasi oral atau
kehilangan cairan berat tetap harus di observasi hingga rehidrasi oral dapat di toleransi dan
kehilangan cairan telah diganti.Pertimbangkan pemasangan NGT pada pasien dengan kriteria
berikut:a) Kehilangan cairan beratb) Gagal terapi rehidrasi oralc) Gagal mencoba berulang kali
saat akses Intra Vena

I.F Komplikasi Gastroenteritis

Dehidrasi menjadi komplikasi Gastroenteritis, bila tidak ditangani segera dengan rehidrasi yang
tepat, dapat menyebabkan pasien kekurangan cairan sehingga tubuh akan melakukan
kompensasi. Bila kita tidak segera mengganti cairan tubuh yang hilang, maka pasien bisa
kehilangan kesadaran dan juga menyebabkan kematian

Anda mungkin juga menyukai