Bab 1 Bab 2 Indah
Bab 1 Bab 2 Indah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan perilaku dan
koping individu yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.
Kesehatan jiwa juga mempunyai sifat yang harmonis dan memperhatikan semua
2008).
ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Nasir & Muhith, 2011
dalam Jaya 2015). Kriteria umum dari gangguan jiwa meliputi beberapa hal yaitu
hubungan yang tidak efektif atau tidak memuaskan, tidak puas hidup didunia,
Jaya, 2015).
Tanda dan gejala gangguan jiwa bisa dilihat dari adanya gangguan
gangguan emosi dan afek. Emosi dan afek itu dapat di artikan dengan suatu
1
2
tubuh serta menghasilkan sensasi organic dan kinestik dan afek itu sendiri yaitu
atau tidak, menyertai suatu pikiran, bisa berlangsung lama dan jarang disertai
komponen fisiologis. dan tanda yang terakhir adanya gangguan psikomotor yaitu
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia
suatu syndrome atau proses penyakit yang mencakup banyak jenis dengan
positif dan negatif. Gejala positif seperti halusinasi dan waham menunjukan
gangguan fungsi otak. Klien dapat salah mengartikan persepsi atau pengalaman
waham (keyakinan yang salah). Isi waham dapat berupa rasa curiga hingga
waham kebesaran. Klien sering kali mengalami waham curiga dan merasa
utama adalah harga diri rendah, alogia, avolition, anhedonia dan masalah
perhatian. Klien yang menunjukan harga diri rendah memiliki ekspresi wajah
yang tampak tidak bergerak, seperti topeng, tidak responsif dan klien tersebut
Harga Diri Rendah (HDR) adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2008)
(Keliat, 2008) Tindakan untuk klien harga diri rendah secara pribadi, juga
untuk keluarga dan komunitas di lingkungan klien tinggal. Terapi yang diberikan
tindakan berupa terapi kognitif untuk individu. Terapi tersebut akan diuraikan
sebagai berikut: klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki, klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan, klien dapat
menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan, klien dapat
merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya. Untuk itu perawat sebagai bagian
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
diri rendah.
4
2. Tujuan Khusus
rendah.
C. Kerangka Penulisan
1. Pengumpulan Data
a) Observasi
mengevaluasi perkembangan.
b) Wawancara
5
c) Studi Kepustakaan
asuhan keperawatan.
d) Studi dokumentasi
3. Manfaat Penulisan
a) Teoritis
b) Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP SKIZOFRENIA
1. Pengertian Skizofrenia
2008)
2. Penyebab Skizofrenia
Sampai saat ini penyebab skizofrenia masih belum jelas dan masih
2008).
a. Faktor Genetik
15%. Angka ini meningkat sampai 35% jika kedua orang tua
c. Faktor Imunologi
lebih tinggi pada anak yang lahir di daerah padat dengan cuaca
pernafasan.
d. Faktor Perkembangan
ujung.
a. Gejala Positif
b. Gejala Negatif
responsif dan klien tersebut juga memiliki kontak mata yang buruk.
terbatas; isi pikiran, yang tercermin dalam bicara yang tidak lancar
a. Tipe Paranoid
mandiri dan beberapa diantara mereka mampu pergi kerja. Pada fase akut
yang intens atau watak yang keras. Klien dapat sangat hati-hati dan curiga
b. Tipe Hebefrenik
Tipe hebefrenik ditandai dengan awitan usia dini, biasanya saat pubertas.
perilaku yang sangat parah. Afek klien tampak tumpul dan labil.
c. Tipe Katatonik
Perubahan perilaku secara drastis dan cepat, mulai dari menarik diri total
hingga sangat heboh, sering kali terlihat pada tipe katatonik. Pada fase
kekerasan. Klien juga dapat mengalami ekolalia (meniru pola bicara atau
d. Tipe Residual
Pada tipe residual, klien telah terdiagnosis skizofrenia, tetapi saat ini tidak
menunjukan gejala positif. Tipe ini merupakan sisa-sisa (residu) dari gejala
tumpul dan mendatar serta tidak serasi, penarikan diri dari pergaulan
sosial, tingkah laku eksentrik, pikiran tidak logis dan tidak rasional.
Tipe ini tidak dapat dimasukkan dalam tipe-tipe yang telah diuraikan hanya
5. Patofisiologi Skizofrenia
sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia
sambungan sel yang satu ke sambungan sel yang lain. Di dalam otak
sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak klien skizofrenia, sinyal-sinyal yang
keluarga maupun klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres
dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-
mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga bisa kembali hidup
2010).
1. Definisi
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
16
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan realitas dunia (Stuart,
2006)
sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
1. Aktualisasi Diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
dari dirinya.
4. Kerancuan Identitas
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
1. Citra tubuh
individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran,
2. Ideal diri
persaan berharga.
4. Identitas diri
5. Peran
4. Mekanisme Koping
Penutupan Identitas
Identitas Negatif
20
5. Mekanisme Ego
Fantasi
Dissosiasi
Isolasi
Proyeksi
Displacement
6. Sumber Koping
7. Pohon Masalah
Gambar 2.2 Pohon Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri, Misalnya: ini akan terjadi jika saya
6) Mencederai diri, akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
(Keliat, 2012)
dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data. Data yang
diri rendah akan merasa tidak mampu, tidak berdaya, pesimis dapat
kurang penghargaan dari orang tua yang berarti. Pola asuh anak yang
badan, baik akibat kecelakaan adalah cacat dari lahir. Tindakan operasi
3. Diagnosa Keperawatan
diagnosis keperawatan. Diagnosa yang didapat pada klien yaitu harga diri
rendah.
4. Perencanaan Keperawatan
T mampu :
Klien Setelah ...x pertemuan 1 SP 1 Sebagai data awal dalam
2. Bantu klien
menyebutkan dan
memberi
penguatan
terhadap
kemampuan diri
yang diungkapkan
klien
3. Perhatikan respon
1. Diskusikan dengan
klien beberapa
aktivitas yang
dapat dilakukan
klien lakukan
sehari-hari
2. Bantu klien
menetapkan
aktivitas yang
lakukan secara
mandiri
3. Aktivitas
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga
penuh dari
keluarga atau
lingkungan
terdekat klien
pelaksanaan
aktivitas yang
dapat dilakukan
klien
6. Susun bersama
kegiatan sehari-
hari klien
Nilai kemampuan pertama
yang dipilih :
1. Diskusikan dengan
klien untuk
menetapkan urutan
kegiatan (yang
yang akan
dilatihkan.
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan
dilakukan klien
sesuai kemajuan
kegiatan klien :
1. Beri kesempatan
mencoba kegiatan
2. Beri pujian atas
aktivitas / kegiatan
yang dapat
dilakukan klien
setiap hari
3. Tingkatkan
kegiatan sesuai
5. Berikan
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
pelaksanaan
kegiatan. Yakinkan
bahwa keluarga
mendukung setiap
aktivitas yang
dilakukan klien.
Sp 2 : Memberikan kesempatan kepada
2. Pilih kemampuan
yang dapat
dilakukan
3. Latih kemampuan
yang dpilih
4. Masukkan dalam
kegiatan jadwal
klien
SP 3 :
1. Evaluasi kegiatan
SP 2)
2. Memilih
kemampuan ketiga
yang dapat
dilakukan
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
klien
SP 1 :
1. Identifikasi
masalah yang
dirasakan dalam
merawat klien
2. Jelaskan proses
terjadinya HDR
3. Jelaskan tentang
merawat pasien
HDR
5. Susun RTL
keluarga / jadwal
keluarga untuk
merawat klien
SP 2 :
1. Evaluasi
kemampuan SP 1
2. Latih keluarga
langsung ke klien
3. Menyusun RTL
keluarga / jadwal
keluarga untuk
merawat klien
SP 3
1. Evaluasi
kemampuan
keluarga
2. Evaluasi
kemampuan klien
3. RTL keluarga :
Follow Up
Rujukan
keluarga mampu :
1. Mengidentifikasi Sebagai data dasar intervensi
melakukan
kegiatan
3. Mendorong klien
melakukan
kegiatan
klien dapat
melakukan
kegiatan
5. Membantu melatih
klien
6. Membantu
menyusun jadwal
kegiatan klien
7. Membantu
perkembangan
klien
Sebagai dasar intervensi
selanjutnya
dengan memberikan
kepercayaan.
Sebagai bahan dasar intervensi
secara langsung.