Anda di halaman 1dari 3

Kendala dan Upaya Pengembangan

Buah Tropika
09/08/2010
Setidaknya ada lima kendala dalam pengembangan buah-buahan di
Indonesia, yaitu:
1. Ketersediaan bibit unggul dengan mutu genetik yang baik.
2. Keterbatasan paket tehnologi produksi buah-buahan.
3. Investor enggan menanam modal dalam bidang agribisnis.
4. Lahan yang mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi untuk
budidaya daya buah – buahan sulit di temukan.
5. Panen buah bersifat musiman sehingga ketersediaan melimpah
dan harga turun pada saat panen raya.
Varietas unggal merupakan faktor utama penunjang keberhasilan
pengembangan buah-buahan. Penelitian yang dilakukan belum
mampu menghasilkan teknologi baru dan atau varietas unggul
masih sangat terbatas sehingga varietas superior buah-buahan
tropis yang dimiliki sangat langka.Varietas unggul buah-buahan di
produksi dalam jumlah yang sedikit, tidak seperti pada benih
jagung dan padi. Dalam satuah luas tanaman buah ditanam dengan
jumlah yang sedikit karena jarak tanam yang besar disamping itu
masa produktif yang lama, sehingga pihak swasta kurang tertarik
untuk berinvestasi melakukan penelitian dan pengembangan
tanaman buah-buahan.
Pemuliaan tanaman buah-buahan melalui seleksi genetik bertujuan untuk
menghasilkan tanaman buah-buahan yang sesuai dengan tututan pasar.
Penelitian tanaman buah memerlukan waktu yang lama, waktu yang
diperlukan sampai bertahun-tahun agar hasil penelitian dapat diterapkan.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pemerintah, para peneliti dan
industri pelaku agribisnis buah-buahan agar terjadi link antara hasil
penelitian dengan kebutuhan pelaku agribisnis.
Masa juvenil atau masa tanam belum berbuah yang lama pada tanaman
buah-buahan menyebabkan investor krang tertarik untuk menanamkan
modal dalam agribisnis buah-buahan tropika. Petani juga enggang
mengembangkan tanaman buah dalam skala luas dan komersil. Selain
masa juvenil yang lama antara 4 sampai 10 tahun ketersediaan teknologi,
sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan pada bidang ini juga
sangat terbatas, sifat produk yang mudah rusak dan sebagainya.
Untuk memperpendek masa pengembalian investasi dalam agribisnis buah
tropika antara lain dapat dilakukan dengan cara: memacu pertumbuhan
tanaman agar cepat berbuah, penanaman dengan populasi tinggi dan
menanam tanaman crash crop sebagai tanaman sela ( Poerwanto,2003).
Upaya untuk memacu pertumbuhan agar masa juvenil lebih cepat terlewati
sehingga tanaman cepat berproduksi dapat dilakukan dengan cara:
menggunakan media tumbuh yang sesuai saat pembibitan, penggunaan
bibit dari hasil perbanyakan secara vegetatif seperti cangkok, stek,
sambung puck dan okulasi, pemberian zat pengatur tumbuh, pemberian
mikoriza dan pemeliharaan yang baik. Kendala lain adalah lambatnya
tanaman buah mencapai puncak produksi, ada beberapa cara untuk
mengatasi lamanya tanaman buah mencapai masa puncak produksi
misalnya dengan melakukan penanaman dengan populasi tinggi cara ini
dilakukan dengan menanam tanaman lebih rapat dari jarak tanam yang
dianjurkan, setelah tajuk rapat dilakukan penjarangan, biaya yang di
perlukan memang cukup besar tetapi tanaman akan mencapai masa puncak
produksi lebih cepat. Penanaman tanaman cras crop yang cepat panen
sebagi tanaman sela dapat memberikan penghasilan sebelum tanaman buah
menghasilkan, misalnya dengan menanam pepaya atau pisang sebagi
tanaman sela sampai tahun ke empat atau kelima. Keuntungannya adalah
tanama sela bisa sebagai tanaman pelindung dan mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi sehingga periode pengembalian investasi bisa lebih
pendek.
Mutu buah yang dihasilkan tergantung dari kemampuan tanaman
beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya oleh karena itu penanaman
harus mengacu pada habitat tumbuh yang sesuai. Meskipun negara kita
luas tetapi cukup sulit untuk mendapatkan lahan yang mempunyai tingkat
keksesuaian yang tinggi untuk pengembangan tanaman buah karena sudah
dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas lain. Tersedianya peta
Perwilayahan Komoditas, yang dibuat berdasarkan ketersediaan lahan,
kesesuaian lahan dan agroklimat, nilai ekonomi buah yang dikembangkan ,
peluang pasar dan harga, ketersediaan dan penguasaan tehnologi dan
dukungan pemerintah setempat. Dengan cara demikian pengembangan
konsep one village one variety dapat diterapkan sehingga dapat
meningkatkan potensi daerah.
Permasalahan penting yang dihadapi para eksportir buah saat ini adalah
ketidak , mampuan untuk memenuhi kuantitas dan kontinuitas permintaan
dari negara pengimpor. Sifat musiman menyebabkan ketersediaan buah
melimpah pada musim panen danti tidak ada suplai saat tidak musim
shingga kesinambungan pemasaran / ekspor menjadi tergantung. Sifat
musiman dari segi agribisnis tentu tidak menguntungan, karena
mmenyebabkan fluktuasi harga. Pada saat musim panen harganya merosot
sangat tajam, sedangkan pada awal dan akhir musim panen harganya
menjadi tinggi. Perentangan periode pembuahan dengan mempercepat
awal musim buah dan atau memperlambat akhir musim buah akan
memberikan keseimbangan penawaran-permintaan dalam rentang waktu
yang lebih panjang. Cara tersebut dapat dilakukan dengan
mengembangkan teknologi produksi buah di luar musim agar tidak semua
pohon berbuah pada saat yang sama.

Anda mungkin juga menyukai