Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desbin Raja Irsanto Siallagan

NIM : 1501113385

Hal : Review Buku “World Without Islam”

Di Barat, tepatnya di Eropa dan juga Amerika, Islam berkembang menjadi suatu
sebutan yang negatif. Sering disebut sebagai sumber masalah dan juga akar dari krisis-kirisis
yang ada. Sebutan bagi pemeluk Islam sendiri juga sudah berkembang, misalnya saja
Islamofobia ataupun Islamofasisme. Islam dimata Amerika dan juga Eropa merupakan akar
ketidakdemokrasian, krisis terorisme, pemberontakan-pemberontakan dan beragam masalah
lainnya. Intinya, bagi Amerika dan Eropa Islam sebaiknya ditiadakan.

Namun, apakah argumen-argumen diatas berdasar? Apakah setiap krisis yang


terjadi, tepatnya krisis terorisme dan krisis yang terjadi diwilayah Timur Tengah, merupakan
akibat dari Islam itu sendiri? Dengan kata lain, apakah jika Islam tidak pernah ada maka
semua Krisis tersebut tidak akan muncul? Atau apakah jika wilayah Timur Tengah memeluk
agama lain selain Islam tidak akan terjadi krisis seperti ini?

Jikapun Islam dihilangkan dari Timur Tengah, atau dalam buku ini dari dunia, sama
sekali tidak ada jaminan semua krisis yang ada yang dikaitkan dengan eksistensi islam itu
sendiri tidak akan muncul. Di Timur Tengah sendiri, jika Islam tidak ada, maka yang ada
disana adalah kebudayaan Timur Tengah, misalnya saja etnis-etnis Kurdi, Persia, Turki,
Arab, Yahudi dan lainnya. Diantara etnis-etnis ini saja sudah terjadi konflik yang dengan
keberadaan atau ketidakberadaannya Islam tetap akan terjadi.

Antara suku Kurdi dan juga negara-negara yang didiami oleh suku Kurdi terjadi
konflik. Gerakan separatisme oleh suku Kurdi yang menginginkan tanahnya sendiri
untukmendirikan negaranya sendiri. Jauh sebelumnya lagi, Kerajaan Persia, jauh sebelum
Islam berdiri, sudah melakukan invasi-invasi besar terhadap wilayah-wilayah dunia. Ada juga
Turki melakukan invasi yang sama terhadap wilayah Timur Tengah sendiri. Semua ini terjadi
sebelum Islam berdiri atau tanpa ada kaitannya dengan Islam. Dan ini semua adalah
permasalahan atas kekuasaan, wilayah dan juga pengaruh.

Jika Islam dikesampingkan,dan dianggap tidak pernagh tumbuh di Timur Tengah,


maka Timur Tengah saat ini seharusnya hanya akan dipenuhi dengan Kristen dan juga
kepercayaan Zoroaster. Namun, meskipun Timur Tengah hanya dipenuhi oleh agama Kristen,
Eropa tidak akan berhenti untuk menginvasi wilayah Timur Tengah dahulunya. Meski salah
satu tujuan invasi itu adalah penyebaran agama Kristen, namun tujuan utama dari invasi itu
tetap merupakan atas unsur kebutuhan politik, ekonomi dan sosial. Tujuan dari dilakukannya
invasi adalah untuk mendirikan pos kolonialisme dan menjadi pendukung kekayaan Eropa.
Yang pada akhirnya hal ini juga akan berujung pada Westernisasi wilayah Timur Tengah dan
akhirnya tetap pada kondisi seperti sekarang.

Masuk berikutnya pada masa Perminyakan. Wilayah Timur Tengah dimasuki untuk
dilakukannya ekstraksi minyak oleh Eropa dan juga Amerika, mengontrol semua sumber
daya minyak yang dimiliki Timur Tengah dan juga mendirikan pos-pos kontrol. Apapun
agama yang ada di Timur Tengah, baik itu Kristen sekalipun, tetap saja tidak ada masyarakat
yang mau wilayah negaranya dikelola dan dikuasai oleh negara lain tanpa mendapatkan
keuntungan yang pantas. Begitupulalah yang terjadi dengan masyarakat Timur Tengah.
Bukan didasarkan atas perbedaan agama, bahwa agama masyarakat Timur Tengah adalah
Islam dan agama pendatang Eropa dan Amerika adalah Non-Islam, perlawanan yang
dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah atas kuasa Eropa dan Amerika terhadap sumber
daya Timur Tengah. Melainkan karena perasaan terjajah masyarakat Timur Tengah
perlawanan mereka dilakukan.

Terkait masalah pemerintahan, kedemokratisasian. Apakah Timur Tengah akanlebih


Demokratis apabila tanpa adanya Islam? Hal ini tidak memiliki kaitannya sama sekali. Ambil
saja contoh pada Spanyol dan Portugal. Pemerintahan diktator yang keras baru berakhir pada
pertengahan tahun 1970. Amerika Latin juga mengalami pemerintahan diktator yang sama
belakangan ini. Banyak negara Afrika juga memiliki pemerintahan yang tidak jauh beda.
Pemerintahan Filipina dan juga Myanmar melakukan diktator yang tidak jauh berbeda.Walau
semua negara-negara ini memiliki sistem demokrasi, namun tetap memiliki diktator, dan
merekaadalah negara yang mayoritas non-muslim. Apakah Timur Tengah akan berbeda
apabila masyarakatnya menganut agama bukan Islam? Tentu saja tidak.

Saat ini Amerika menduduki Iraq, Amerika menggulingkan Saddam Hussein bukan
karena ia Muslim, namun karena memiliki tujuan lain. Tidak ada satupun masyarakat yang
menyambut pendudukan negara lain terhadap negaranya, baik dengan cara apapun. Orang-
orang Arab akan tetap mendukung Iraq atas pendudukan ini.
Meski tanpa adanya Islam sekalipun, semua krisis yang dikatakan terkait akan
eksistensi Islam itu sendiri tetap akan terjadi. Palestina akan tetap melawan Yahudi, Kashmir
melawan India, Iran melawan Inggris dan Amerika, Uigur dan juga Tibet tetap akan
melawan China. Bukan atas dasar Islam hal-hal ini terjadi, namun atas permasalahan wilayah,
kekuasaan dan juga pengaruh.

Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya Islam di Timur Tengah memberi dampak yang
besar. Islam sudah lama berkembang di wilayah Timur Tengah, mulai dari kebudayaan,
perekonomian sampai kepada sistem pemerintahan dipengaruhi oleh ajaran Islam. Banyak
etnis-etnis yang dipersatukan atas nama Islam di Timur Tengah. Islam sebagai identitas juga
memengaruhi perkembangan geo-politik. Tanpa adanya Islam tidak akan ada negara-neagra
Islam di Asia, seperti misalnya saja Bangladesh, Pakistan dan Malaysia. Negara-negara ini
mungkin akan tetap saja menjadi wilayah Hindu.

Didunia tanpa adanya Islam, Amerika akan dapat dengan mudah menguasai dan
mendominasi Timur Tengah dan juga Asia. Dikarenakan hal ini, Amerika terus menampilkan
gambaran buruk atas Islam, hal ini dimaksud agar publik lebih pro-Amerika dibandingkan
pro-Islam. Tujuan Amerika sendiri menguasai Timur Tengah dan Asia bukan untuk
modernisasi melainkan untuk menguasai sumber yang ada di wilayah tersebut, bukan
bermaksud memajukan umat manusia melainkan memperkaya Amerika.

Pemegang media saat ini lebih ingin menampilkan pertunjukan pengambinghitaman


Islam dibandingkan fakta yang seharusnya disebarkan. Dari segi Terorisme, publik lebih
banyak mengenal kejadian 9/11 dibandingkan kejadian lainnya. Walau begitu banyak
kejadian teroris lainnnya, selain kejadian 9/11, namun publik lebih mengenal kejadian ini
karena media mengoarkannya lebih dari yang lain. Terdapat gerakan Macan Tamil di Sri
Lanka yang membunuh Perdana Menteri India Rajiv Gandhi. Teroris Yunani yang berhasil
membunuh pemerintahan Amerika di Athena. Organisasi Terorisme Sikh yang membunuh
Indira Gandhi, menyebarkan ketakutan, mendirikan markas di Canada dan menjatuhkan
penerbangan Air India di laut Atlantic. Banyak lagi kejadian-kejadian terorisme yang tidak
dikenal masyarakat, namun kejadian 9/11 lebih terkenal. Hal ini dikarenakan isu keagamaan
lebih mudah memancing perhatian publik dibanding isu lainnya.

Kembali kepertanyaan awal, apakah dunia akan menjadi lebih aman tanpa adanya
Islam? Jawabannya adalah, dunia akan tetap berada pada kondisi berkonflik dengan dasar
persaingan kekuasaan dan geo-politik. Jika bukan didasarkan atas dasar agama, maka konflik
akan tetap terjadi meski diatas alasan yang lain selain agama. Tentu, mungkin alur ceritanya
tidak akan sama seperti yang ada saat ini, namun jika Amerika dan juga Eropa tetap
menginginkan kekuasaan atas wilayah sumber daya alam, apapun yang terjadi konflik antara
Timur Tengah-Asia VS Amerika-Eropa akan tetap terjadi.

Bukanlah Agama permasalahan konflik dunia saat ini. Tidak bisa memberikan
stigma pada esensi dasar yang baik, dalam hal ini agama, menjadi substansi yang outcomenya
buruk. Bahkan negara mayoritas Kristen, Hindu, Budha dan agama lainnya juga mengalami
krisis yang sama dengan negara Timur Tengah yang bermayoritaskan muslim. Permasalahan
utama tidak terletak pada agama melainkan pada prilaku dan pola pikir masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai