Anda di halaman 1dari 6

I.

DEFINISI TAQWA
Takwa sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap kehidupan seorang
muslim. Namun masih banyak yang belum mengetahui hakekatnya.
Untuk mengenal hakekat takwa tentunya harus kembali kepada bahasa
Arab, karena kata tersebut memang berasal darinya. Kata takwa (‫)التَّ ْق َوى‬
dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja (‫)وقَى‬
َ yang
memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung.
Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari
sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa.
Sehingga takwa dalam istilah syar’i adalah menjaga diri dari perbuatan
dosa. Dengan demikian maka bertakwa kepada Allah adalah rasa takut
kepadaNya dan menjauhi kemurkaanNya. Seakan-akan kita berlindung
dari kemarahan dan siksaanNya dengan mentaatiNya dan mencari
keridhoanNya.
Menurut Imam Al-Ghozali sendiri taqwa di dalam Al qur’an disebut
dalam tiga pengertian, pertama takut dan malu, kedua taat dan
beribadah, ketiga membersihkan hati dari dosa, dan yang terakhir
adalah taqwa yang sejati. Demikianlah pengertian taqwa menurut
Imam Al-Ghozali. Secara umum, taqwa adalah perkataan yang
mengungkapakn penghindaran diri dari kemurkaan Allah SWT dan
Siksa-Nya. Yakni dengan melaksanakan apa yang diperintah-Nya dan
menahan diri dari melakukan segala larangan-Nya. Hakikat taqwa
ialah Tuhan melihat kehadiranmu dimana Dia telah melarangmu.
Tuhan tidak kehilangan kamu dimana Dia telah memerintahkanmu.

1
II. AMALAN TAQWA
Amalan taqwa bukan sebatas apa yang terkandung di dalam rukun
islam, seperti syahadat, sholat, zakat, dan haji saja. Bukan sebatas
membaca Al qur’an atau berwirid dan berzikir. Amalan taqwa juga
tidak dimasjid saja. Amalan taqwa adalah apa saja amalan dan
perbuatan didalam kehidupan yang dilandaskan syariat, baik itu
fardhu, wajib, sunah, mubah, atau apa saja amalan dan perbuatan yang
dijauhi dan ditinggalkan baik itu haram dan makruh.
Begitu pentingnya ketaqwaan bagi seorang muslim, sehingga derajat
seorang manusia ditentukan oleh kadar ketaqwaannya kepada Allah.
Mulia atau tidaknya seorang manusia bukan ditentukan oleh
banyaknya harta yang dimiliki atau jabatan yang di duduki. Tidak
mustahil jika ada seseorang, jabatannya tinggi, hartanya melimpah,
dipuji oleh manusia, tetapi karena tidak bertaqwa kepada Allah maka
ia pun tidak memiliki derajat bahkan hina dihadapan Allah SWT.
Berbicara juga dapat menjadi taqwa apabila apa yang di bicarakan itu
adalah ilmu, nasihat atau perkara-perkara yang baik, dan manfaat, dan
dilakukan karena Allah. Diam juga dapat menjadi taqwa kalau diam itu
untuk mengelakkan dari berkata-kata yang maksiat dan sia-sia atau
supaya tidak menyakiti hati orang dan dilakukan karena takut kepada
Allah.
Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah :
1. Gemar menginfaqkan harta bendanya dijalan Allah, baik dalam
waktu sempit maupun lapang.
2. Mampu menahan diri dari sifat marah
3. Selalu memaafkan orang lain yang telah membuat salah
kepadanya ( tidak pendendam).
4. Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau
mendzalimi diri sendiri, ia segera ingat Allah, lalu bertaubat,
memohon ampun kepada-Nya atas dosa yang telah dilakukan.

2
5. Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi, dengan kesadaran
dan sepengetahuan dirinya.

Betapa pentingnya nilai taqwa. Hingga merupakan bekal yang terbaik


dalam menjalani kehidupan didunia dan betapa tinggi derajat taqwa,
hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang
paling taqwa di antara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan
dipetik, hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan diraih oleh
orang yang bertaqwa di antaranya adalah :
1. Ia akan memperoleh Al-Furqon yaitu kemampuan untuk
membedakan antara yang haq dan yang batil, halal dan haram,
antara yang sunnah dengan bid’ah. Serta kesalahan-
kesalahannya dihapus dan dosa-dosanya di ampuni.
2. Ia akan memperoleh jalan keluar dari segala macam problema
yang dihadapinya, amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah
hingga menjadi berat timbangannya di hari akhir kelak, mudah
penghisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan
tangan kanan.
3. Amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah hingga menjadi
berat timbangannya di hari kiamat kelak, mudah
penghisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan
tangan kanan.
4. Serta Allah memasukkan ke dalam Surga, kekal di dalamnya
serta hidup dalam Keridhoan-Nya.

3
REALISASI TAQWA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN

1. RUKUN ISLAM
Syahadat, puasa, sholat, zakat dan haji bagi yang mampu merupakan
kewajiban umat islam yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan apakah
kita melakukan atau tidak kecuali haji. Sehingga implementasi taqwa pada
rukun islam menjadi pokok paling utama yang sudah saya lakukan dalam
realisasi takwa. Tidak perlu ditanyakan lagi tentang bagaimana sholat
menjadinkan kita bertaqwa, karena sudah jelas bahwa puasa sholat zakat
sudah diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, sedangkan
merujuk dari pengertian takwa sendiri yaitu menta’ati perintah Allah dan
menjauhi larangannya, sehingga dengan mengerjakan perintah Allah
seperti puasa sholat dan zakat merupakan realisasi taqwa yang paling
utama, karena selain hukumnya wajib sudah sangat jelas bahwa Allah
memerintahkan utnuk melakukannya, bahkan perintah sholat sendiri Allah
secara langsung kepada Nabi Muhammad.

2. MENAHAN MARAH
Menahan marah merupakan salah satu dari ciri orang bertakwa. Namun
aplikasinya sendiri dalam kehidupan nyata sangat berat, mengingat
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak hidup sendirian, bahkan
berdampingan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dari setiap
individu sendiri mempuanyai sifat-sifat yang berbeda, bahkan anak yang
kembar sangat identik sekalipun pasti mempunyai sifat yang berbeda. Dari
semua sifat yang ada di manusia itulah, baik yang bersifat baik ataupun
buruk dapat menimbulkan perbedaan persepsi dan pendapat. Dari
perbedaan persepsi dan pendapat tersebut dapat menimbulkan perselisihan
pikiran yang mengakibatkan perbedaaan keinginan dan kemauan. Apabila
keinginan dan kemauan kita tidak dapt terwujud atau tidak sesuai, maka
rasa marah dapat timbul. Baik yang disebabkan antar sesama manusi
amaupun makhluk hidup lain. Bahkan kita dapat marah pada diri sendiri

4
karena kemampuan kita tidak sesuai dengan apa yang kita inginka.
Terutama menahan marah pada orang lain, menahan marah sangatlah
penting agar tidak menyakiti hati orang lain walaupun hati kita sendiripun
sakit. Disitulah titik terberat dari pengaplikasian menahan marah karena
sebisa mungkin kita harus bersabar agar perkataan dan perbuatan kita tetap
terkontrol untuk tidak mengatakan dan melakukan perbuatan yang tidak
baik, disisi lain kita merasa sedang di katakan atau diperlakukan tidak
baik. Kita harus pasrah kepada Allah bahwa semua perbuatan akan dibalas
oleh Allah sendiri, sedangkan kita yang sesama makhluk Allah tidak
berhak untuk membalas, biar Allah sajalah yang menilai baik dan
buruknya.

3. BERSABAR DAN MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN


Seperti menahan marah, bersabar dan memaafkan kesalahn orang juga
berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Namun tidak terlepas juga
dengan yang diperintahkan oleh Allah SWT agar kita bersabar. Hal ini
juga sulit sekali untuk aplikasikan. Namun jika kita mengingat kembali
hikmah bersabar begitu banyak akan lebih mudah untuk bersabar. Apalagi
menghadapai sesama situasi yang mungkin tidak diinginkan, kesabaran
kita benar-benar diuji. Contohnya apabila pada saat ujian, kita sudah
berusaha semampu kita agar mendapat nilai yang terbaik, namun ternyata
nilai yang ada tidak sesuai dengan keinginan kita, apalagi yang harus dapat
kita lakukan selain bersabar dan pasrah kepada Allah SWT, mungkin
usaha kita memang kurang maksimal. Contoh lain apabila saat kita dalam
keadaan terburu untuk melakukan sesuatu, namun kita harus menungggu
seseorang yang ruoanya tidak kunjung datang untuk urusan tertentu,
apakah kita akan bersabar menunggu orang tersebut padahal kita sudah
berjanji untuk bertemu pada waktu itu. Berfikirlah postitif, mungkin
memang ada sesuatu yang sangat penting yang membuat orang tersebut
terlambat menemui kita, dan berfikirlah bahwa Allah selalu memberikan
kemudahan bagi hambaNya yang senantiasa bersabar.

5
Memaafkan orang yang sudah berbuat kesalahan pada kita lebih menguji
kesabaran kita. Bagaimana tidak, apabila kita dirugikan oleh orang lain,
apakah mudah bagi kita untuk melupakan kerugian itu hanya dengan kata
yang berisi empat huruf saja, maaf. Walaupun apabila kita yang berada
dalam posisi sebaliknya, kita yang berbuat salah dan merugikan orang lain,
meminta maaf dengan mengucapkannya saja mungkin terasa berat apabila
kita benar-benar menyadari kesalahan kita, dan kita sangat berharap
permintaan maaf kita diterima walau rasanya tidak cukup hanya dengan
kata. Sebisa mungkin kita memperbaiki kesalahan dan kerugian yang telah
kita perbuat dengan orang lain, sehingga menjadikan maaf bukan hanya
sekedar kata. Itulah yang dapat saya pikirkan apabila memaafkan
kesalahan orang. Karena setiap orang berbeda mungkin ada yang tidak
menyadari kesalahannya sehingga, apabila ada orang yang berbuat salah
namun ternyata tidak meminta maaf harus dimaklumi karena mungkin
bagi mereka menganggap apa yang dilakukannya bukan kesalahan, namun
apabila terulang-ulang kita juga wajib mengingatkan. Karena mungkin
bagi kita yang dapat memaafkan dapat bersabar menghadapinya, namun
bagi orang lain yang lebih sensitif bisa menjadi masalah yang lebih besar.
Intinya kita harus menghargai perbedaan sifat orang karena tidak ada
individu yang sama persis, sehingga sebisa mungkin kita selalu bersabar,
ingat bahwa Allah menyayangi orang yang bersabar.

Anda mungkin juga menyukai