Anda di halaman 1dari 52

MEMBANGUN FONDASI UNTUK PERTUMBUHAN

YANG BERKELANJUTAN
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Kuliah Umum
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 5 Januari 2017
2
OUTLINE

1. PERKEMBANGAN EKONOMI
TERKINI
2. KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN
3. KEBIJAKAN DESENTRALISASI
FISKAL DAN POTRET ACEH
4. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN
KEUANGAN SYARIAH
5. REFORMASI STRUKTURAL &
KESIMPULAN

PENJAGAAN TERBAIK BAGI GENERASI MUDA ADALAH CONTOH YANG BAIK BAGI
GENERASI TUA - CUT NYAK DHIEN
3

PERKEMBANGAN EKONOMI
TERAKHIR
4
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR


4

MENGENTASKAN MENGURANGI
KEMISKINAN KETIMPANGAN

MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS DAN
DAYA SAING
Tingkat Inovasi Infrastructure, Pasar keuangan
5 yang rendah Technology, dangkal
Kapasitas
produksi yang and Skill Gap
terbatas

RISIK
EKONO
O
DALA
MI Daya saing
NEGE
M Produktifitas
rendah
rendah Kemiskinan dan
ketimpangan
6 POTRET KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DI
INDONESIA
Tingkat Kemiskinan
17
17
15
15
13 14
13
13 12
11
11 11 11 11
9 10
2007 2009 2011 2013 2015 2017(target)

Tingkat Ketimpangan
0.45 Perkotaan
0,42
0.39 0,40
Total
0.33 0,33
Pedesaan
0.27

0.21
1970 1976 1980 1984 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2007 2012 2015

Source: BPS, Bapennas


7
POTENSI RISIKO GLOBAL

Economic rebalancing 03 04 Isu geopolitik, co.


Tiongkok Brexit

02 05
Harga komoditas Keibjakan ekonomi
yang rendah AS di bawah
01 06 pemerintahan baru
07
Tingkat permintaan Kenaikan suku
Pembalikan arus modal
yang lemah bunga the Fed
dari EME’s
8 PERTUMBUHAN PDB DI DUNIA
11.25

10
Rata-rata Pertumbuhan PDB 2006 - 2015 ( % POSISI PERTUMBUHAN
9.5
yoy) INDONESIA MASIH LEBIH BAIK
DIBANDINGKAN DENGAN
8.75

7.5
7.5
NEGARA LAINNYA DI DUNIA
6.25

5.8
5 5.4 5.4
4.9
3.75
3.8
3.3
2.5 2.8 2.6 2.5
1.25
1.4 1.3
0.8 0.5
0
China India Indonesia Singapore Philippines Malaysia Turkey Thailand Brazil South Russia US UK France Japan
Africa
9
PERTUMBUHAN PDB INDONESIA 2016
5.2

5.1*
5.0 5.0 5.0*
4.9

4.7 4.7 4.7

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4f 2017f
2015 2016
*) perkiraan
10
KONSUMSI RT DAN PMTB MENJADI
PENDORONG PERTUMBUHAN

2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Ytd Q3 Tahun Q1 Q2 Q3 Ytd Q3

Kons RT dan LNPRT 4,7 4,7 5,0 5,0 4,8 4,8 5,0 5,1 5,0 5,0

Kons Pemerintah 2,9 2,6 7,1 7,3 4,4 5,4 3,5 6,2 -3,0 2,0

PMTB 4,6 3,9 4,8 6,9 4,4 5,1 5,6 5,1 4,1 4,9

Ekspor -0,6 0,0 -0,6 -6,4 -0,4 -2,0 -3,5 -2,4 -6,0 -4,0

Impor -2,2 -7,0 -5,9 -8,1 -5,1 -5,8 -5,0 -2,9 -3,9 -3,9

PDB 4,73 4,66 4,74 5,04 4,71 4,79 4,91 5,19 5,02 5,04
11
SELURUH SEKTOR TUMBUH POSITIF PADA
TRIWULAN III-2016 2015 2016
Pertumbuhan PDB per Sektor
(%, YoY) s.d. Q3 s.d. Q3
Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1 Q2 Q3
(ytd) (ytd)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.0 6.9 3.3 4.7 1.6 4.0 1.8 3.4 2.8 2.7

Pertambangan dan Penggalian -1.3 -5.2 -5.7 -4.1 -7.9 -5.1 -0.8 -0.1 0.1 -0.2

Industri Pengolahan 4.0 4.1 4.5 4.2 4.4 4.2 4.6 4.6 4.6 4.6

Konstruksi 6.0 5.4 6.8 6.1 8.2 6.6 7.9 6.2 5.7 6.6

Perdagangan Besar dan Eceran 4.1 1.7 1.4 2.4 2.8 2.5 4.1 4.1 3.7 3.9

Transportasi & Pergudangan 5.8 5.9 7.3 6.3 7.7 6.7 7.9 6.9 8.2 7.7

Informasi dan Komunikasi 10.1 9.7 10.7 10.2 9.7 10.1 8.1 9.8 9.2 9.0

Jasa Keuangan dan Asuransi 8.6 2.6 10.4 7.2 12.5 8.5 9.3 13.6 8.8 10.5

Jasa-jasa lainnya 5.1 6.5 5 5.6 5.9 5.6 6 5.4 4.3 5.2

Sumber: BPS, Diolah PDB 4.7 4.7 4.7 4.7 5.0 4.8 4.9 5.2 5.0 5.0
12 MESKI EKONOMI TUMBUH TINGGI, DISPARITAS DAERAH
MASIH LEBAR SULAWESI: 6.2% thd PDB
KALIMANTAN: 7.7% thd PDB 11.2% Pertanian, konstruksi,
Pertambangan, Industri, 6.3% perdagangan
Pertanian 2.1 6.7% 22.1
%
%
13.7%
11.2
%
3.9
%
SUMATERA: 22.0 thd PDB
Pertanian, Industri
pengolahan, pertambangan
10.2
%
JAWA: 58.4% thd PDB
Industri pengolahan, 5.6% 15% PAPUA: 2.5% thd PDB
perdagangan, konstruksi Pertambangan, pertanian,
5.6% BALI & NUSRA: 3.2% thd PDB dan administrasi
Pertanian, pariwisata, pemerintahan
perdagangan
Tingkat Kemiskinan Daerah, per
% Pertumbuhan PDRB, Q3, YoY % Maret 2016
13 KESEHATAN FUNDAMENTAL EKONOMI
TERJAGA
• Inflasi tahun 2016 3,02%
Inflasi terkendali & pasar • Apresiasi Rupiah 2016 2,6%
keuangan stabil • Pertumbuhan IHSG 2016 15,3%

• Triwulan III 2016:


Investasi langsung • PMA Rp. 295 T, tumbuh 10,7%
terus meningkat • PMDN Rp. 158 T, tumbuh 18,8%
• Total Rp. 453 T, tumbuh 13,4%
• Triwulan III 2016:
Surplus neraca • Surplus neraca pembayaran USD5,7 milyar
pembayaran • Surplus neraca modal dan keuangan USD9,4 milyar
• Defisit transaksi berjalan USD4,5 milyar (1,8% thd
PDB)
Cadangan devisa • Posisi cadangan devisa Nov 2016 USD111,5 milyar
• Cukup membiayai 8,1 bulan impor dan pembayaran
memadai ULN
14

KEBIJAKAN
REFORMASI REFORMASI MONETER
FISKAL STRUKTURAL YANG AKOMODATIF
DAN INDEPENDEN

GROWTH
FRIENDLY
ECONOMIC POLICY
15 MENGGESER SUMBER PERTUMBUHAN DARI CONSUMPTION
LED GROWTH MENJADI INVESTMENT LED GROWTH
Kontribusi terhadap PDB (%)

2020F

2013 2014 2015

32.1 32.6 32.8


39.
0
56.3
54.9
56.2 56.1

Source: BPS, MoF staff calculation

Investasi (PMTB) Konsumsi RT Lainnya


APBN SEBAGAI KEBIJAKAN FISKAL
17 APBN SEBAGAI KEBIJAKAN FISKAL
OPTIMALISASI PENERIMAAN BELANJA NEGARA YANG
NEGARA PRODUKTIF DAN
PENGELOLAAN BERKUALITAS
PEMBIAYAAN YANG
0% PRUDEN

14% 1.750,3 T 86% 37% 2.080,5 T 63%


330,2 T

pajak PNBP Hibah Pembiayaan Belanja Pem. Pusat Transf.ke Daerah & Dana Desa

APBN YANG KREDIBEL, EFISIEN DAN EFEKTIF, SERTA


BERKESINAMBUNGAN
STIMULUS YANG OPTIMAL BAGI PERTUMBUHAN
EKONOMI
18 ASUMSI EKONOMI MAKRO 2016 - 2017
2016 Realisasi 2017 APBN Proyeksi

Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy) 5,0* 5,1 pertumbuhan


ekonomi 2017 oleh
lembaga
Inflasi (%, yoy) 3,02 4,0 internasional:

SPN 3 Bulanan (%) 5,7 5,3 IMF


5,1%
Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) 13.307 13.300
World Bank
ICP (US$/barrel) 40 45 5,3%
Lifting Minyak (ribuan barrel/hari) 829 815 Bloomberg
consensus
Lifting Gas (setara dgn ribuan barrel minyak/hari) 1.184 1.150 5,3%
18

*) perkiraan
19
POSTUR REALISASI APBN-P 2016 & APBN 2017
2016 2017
Deksripsi (Triliun Rupiah) Realisasi
APBN-P Outlook APBN
Sementara
A. Pendapatan Negara 1.786,2 1.582,9 1.551,8 1.750,3
I. Penerimaan Dalam Negeri 1.784,2 1.580,9 1.546,0 1.748,9
1. Penerimaan Pajak 1.539,2 1.320,2 1.283,6 1.498,9
2. PNBP 245,1 260,7 262,4 250,0
II. Hibah 2,0 2,0 5,8 1,4
B. Belanja Pemerintah 2.082,9 1.898,6 1.859,5 2.080,5
I. Pemerintah Pusat 1.306,7 1.195,3 1.148,6 1.315,5
1. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) 767,8 672,0 677,6 763,6
2. Belanja Non K/L 538,9 523,3 471,0 552,0
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 776,3 703,3 710,9 764,9
1. Transfer Ke Daerah 729,3 659,1 664,2 704,9
2. Dana Desa 47,0 44,2 46,7 60,0
C. Keseimbangan Primer (105,5) (126,4) (124,9) (109,0)
D. Surplus/Defisit (296,7) (315,7) (307,7) (330,2)
% terhadap PDB (2,35) (2,50) (2,46) (2,41)
E. Pembiayaan 296,7 315,7 330,3 330,2
I. Pembiayaan Utang 371,6 387,8 n/a 384,7
II. Pembiayaan Investasi (94,0) (91,5) n/a (47,5)
III. Pembiayaan Lainnya 19,1 19,4 n/a (7,0)
20
PERHITUNGAN TARGET PENERIMAAN YANG
LEBIH REALISTIS
1,600
3,4%
1.539,2
-2,8%
1.489,3
24.1% 1495.9

1.318,9 13,5%
1,350 -3,6%
1.224,7 6% 1320.2
1271.7 6,4%
1240.4
30,4%
15%
1,100
1105.8
9,4%
1011.2

850 20

600 2015 2016 2017 2015 2016 2017


2015 2016 2017 2015 2016 2017
Pajak Non Migas Penerimaan Perpajakan
Realisasi APBNP Target APBNP
Target to target growth Realization to target growth Realization to realization growth
21
KEBIJAKAN PAJAK
MENGAPA MEMBAYAR SIAPA PEMBAYAR PAJAK
PAJAK

Sarana mencapai Sarana mobilisasi Merupakan kewajiban


tujuan bernegara sumber daya yang setiap Warga Negara
yaitu masyarakat berasal dari aktivitas Indonesia sebagaimana
adil dan makmur ekonomi masyarakat tertuang dalam
untuk membiayai konstitusi UUD 1945
pembangunan nasional
22
PAJAK UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN
KALIMANTAN SULAWESI
Pendapatan 86.0 6.0% Pendapatan 19.7 1.4%
Belanja 93.9 10.7% Belanja 104.5 11.9%
a. TKDD 73.7 11.6% a. TKDD 73.3 11.5%
b. Belanja K/L 20.3 8.3% b. Belanja K/L 31.2 12.8%
Neto (7.9) Neto (84.8)

SUMATERA JAWA BALI & NUSRA PAPUA & MALUKU


Pendapatan 141.1 10.1% 1143. Pendapatan 15.5 1.1% Pendapatan 18.4 1.3%
Pendapatan 80.1%
2
Belanja 232.3 30.5% Belanja 56.4 6.4% Belanja 89.6 10.2%
Belanja 302.8 34.4%
a. TKDD 176.1 27.7% a. TKDD 39.5 6.2% a. TKDD 71.7 11.3%
a. TKDD 201.8 31.7%
b. Belanja K/L 56.2 23.1% b. Belanja K/L 17.0 7.0% b. Belanja K/L 17.9 7.3%
b. Belanja K/L 101 41.5%
23 KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT
40 jt 80%

WP TERDAFTAR WP TERDAFTAR WAJIB SPT REALISASI SPT RASIO KEPATUHAN


30 jt 70%

62%
59% 60%
20 jt 56% 60%

10 jt 50%

0 jt 40%
2013 2014 2015 2016

URAIAN 2013 2014 2015 2016

WP TERDAFTAR 24.35 27.38 30.04 32.77


WP TERDAFTAR WAJIB
17.73 18.36 18.16 20.17
SPT
REALISASI SPT 9.97 10.85 10.97 12.56

RASIO KEPATUHAN 56.21% 59.2% 60.42% 62.28%


24
AMNESTI PAJAK

• Mendukung pertumbuhan ekonomi


• Memperluas tax base
Tujuan:

• MemperbaikiUltricies
24 penerimaan negara
Venenatis Malesuada
• Memperbaiki hubungan dan kepercayaan antara
Aenean lacinia bibendum nulla sed consectetur. Vivamus
sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

wajib pajak dan pemerintah


NILAI ASET UANG TEBUSAN PESERTA

Rp Rp

4.297 616.566
triliun
107 Data hingga 31 Desember 2016 Wajib Pajak
trilliun
25
TARIF UANG TEBUSAN AMNESTI PAJAK

1 Jul s.d. 1 Oct s.d. 1 Jan s.d. Khusus


30 Sep 31 Des 31 Mar UMKM *
2016 2016 2017
• Repatriasi : 2%
• Repatriasi : 3% • Repatriasi : 5%
• Deklarasi DN : 2%
• Deklarasi LN : 4%
• Deklarasi DN : 3%
• Deklarasi LN : 6%
• Deklarasi DN : 5%
• Deklarasi LN : 10%
0,5% Total harta
s.d. 10 Miliar
Total harta
2% lebih. 10
Miliar

Berlaku dari 1 Juli


2016
s.d. 31 Maret 2017
26
REFORMASI PERPAJAKAN YANG LEBIH
KOMPREHENSIF

Reformasi Kebijakan Reformasi Administrasi


• Revisi UU Ketentuan Umum dan Tata • Peningkatan efektivitas penegakan hukum
Cara Perpajakan • Peningkatan kualitas sistem IT perpajakan
• Revisi UU PPN • Manajemen database pajak yang lebih
• Revisi UU PPH baik
• Revisi UU Bea Materai • Perbaikan kapasitas dan kapabilitas SDM
27
BELANJA NEGARA
Instrumen fiskal dalam menstimulus pembangunan dengan
mengutamakan kestabilan perekonomian dalam negeri.

Transfer ke Daerah dan Dana Desa


PEMBANGUNAN TRANSFER
INFRASTRUKTUR KE DAERAH
Belanja Pemerintah Pusat

SUBSIDI PENDIDIKAN

KESEHATAN GAJI
DAU DAK DBH
ASN/TNI/POLRI
BANTUAN
SOSIAL
PEMBAYARAN
BUNGA UTANG
DANA DESA
28
PERBAIKAN KUALITAS BELANJA APBN MENJADI
500.0
PRIORITAS
Pendidikan
 27,4%
Budget Allocation (trillion rupiah)

375.0
Infrastruktur
 123,4%
250.0 Rata-rata peningkatan
alokasi 2011 s.d 2014 vs
2015 s.d 2017

125.0 Kesehatan
 83,2%
0.0 Subsidi Energi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017  66,2%

Source: MoF
29 PENGGUNAAN PAJAK PADA BELANJA K/L
3.541m
3.541 m jembatan infrastruktur
beras
729 ribuRTS
3.541 m jembatan
jembatan
subsidi
155 km 93 ribu ton
jalan benih

52.631 ha Rp 306 ribu ton


sawah

11.900
1
triliun
pupuk

2,2 juta/
1,3 juta/1 juta
rumah prajurit
siswa SD/SMP/SMA

9,4 ribu 355 ribu


gaji guru senior keluarga miskin
belanja pegawai
10 ribu bantuan sosial 3,6 juta PBI
Gaji Polri setahun orang miskin
30 PENGGUNAAN PAJAK PADA TRANSFER DAERAH DAN DANA DESA
6.765
3.541 m jembatan
DAK Fisik 1,25 juta
BOS
ruang kelas SD BOS siswa SD/
Ibtidaiyah setahun

5.511 1 juta
ruang kelas SMP BOS siswa SMP/
Tsanawiyah setahun

4.182 Rp 714.286
ruang kelas SMA

50 +
1
triliun +
BOS siswa SMA/
Aliyah setahun

2.018
rumah sakit BOK Puskesmas

23.585org 4,2 juta


Tunj.prof guru setahun Jampersal ibu hamil
tunj.profesi guru
24.911org BOK 2.144
Tunj.khss guru setahun Akreditasi RS
31
RASION UTANG PUBLIK TERHADAP PDB (%)
300.

249

225.

2006 2016
150. 133
107
89
76
75. 66 68
49 51 52 56
39 44
31 36
28
20

0.

Italy
Chile

Germany
Turkey

South Africa

Japan
India
Colombia

United Kingdom
Malaysia

United States
Philippines
Indonesia

Australia

Thailand

Poland

Brazil
Sumber: World Economic Outlook – IMF, Oktober 2016, diolah
32
UTANG PEMERINTAH PER KAPITA
Dalam USD

Developed Countries

Sumber: World Economic Outlook – IMF, Oktober 2016 & CEIC, diolah
33
33
DEFISIT DAN PEMBIAYAAN
Pengelolaan defisit dan pembiayaan yang pruden dan
produktif – dengan defisit dan utang salah satu paling rendah,
pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satu paling tinggi
6.7 5.5
5.3 5.5
4.4
2.7 2.9
2.0 2.1 2.1
0.6 1.0

-0.7 -0.2
-1.1
-2.0
-3.4 -3.3 -3.0
-3.9
-4.9
-6.2 -5.9 -2.0
-7.7 -7.5

Average deficit in the last 5 years (%) Average GDP growth in the last 5 years (%)

Italy
India

S. Africa
Japan

UK

Turkey
Malaysia

Thai
US

Aus

Indonesia
Brazil

Sumber: World Economic Outlook – IMF, Oktober 2016 & CEIC, diolah
34

KEBIJAKAN DESENTRALISASI
FISKAL
DAN
POTRET ACEH
35
KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL
Sebagai Salah Satu Instrumen Kebijakan Fiskal

Peningkatan
Penyerahan Kualitas
Pelayanan
Kewenangan Publik

Pajak
Transfer
daerah
Penyerahan Sumber
pendanaan Kesejahteraan
Masyarakat
36
PENGUATAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI
FISKAL
Penguatan Perpajakan Daerah
UU 28/2009 ttg Pajak Daerah & Retribusi
Daerah
• Closed list jenis-2 pajak daerah yg dapat dipungut
 kepastian bagi masyarakat
• Penambahan jenis pajak baru (BPHTB, PBB P2,
Penguatan Transfer ke Daerah
Pajak Rokok)  penguatan PAD Kuantitas transfer
• Diskresi penetapan tarif (sesuai range dlm UU)  • Jumlah terus ditingkatkan, bahkan melebihi porsi belanja K/L
strategi kebijakan daerah • Pagu DAU tidak Final (disesuaikan PDN dlm APBNP)
• Penyesuaian alokasi DAU sbg konsekuensi pengalihan kewenangan
Revisi UU 28/2009
• Penyederhanaan jenis-2 pajak daerah Peningkatan kualitas Transfer
• Modernisasi aqdministrasi perpajakan daerah • Penggunaan DAU dan DBH minimal 25% untuk infrastruktur layanan
publik
• Pengendalian Perda Perpajakan daerah yg
distortif dan/atau tidak efektif • Penyaluran Dana Transfer berbasis kinerja pelaksanaan di daerah
• Penguatan monev earmarked transfer
37
SEBARAN ALOKASI DTU (DAU & DBH) 2017
Minimal 25% dari Alokasi Dana Transfer Umum (DTU) berupa DAU dan DBH harus
dibelanjakan untuk pembangunan infrastruktur ...

KALIMANTAN SULAWESI
DAU Rp38,48 (9,6%) DAU Rp54,15 T (13,5%)
DBH Rp16,14 (19,7%) DBH Rp3,07 T (3,7%)
Belanja Infra (25% DTU) Belanja Infra (25% DTU)
Rp13,66 T Rp14,30 T

SUMATERA
DAU Rp108,58 T (27,1%)
DBH Rp22,51 T (27,5%)
Belanja Infra (25% DTU)
Rp32,77 T

JAWA BALI dan NUSA TENGGARA MALUKU DAN PAPUA


DAU Rp126,43 T (31,5%) DAU Rp29,03 T (7,2%) DAU Rp44,46 T (11,1%)
DBH Rp33,59 T (41,0%) DBH Rp2,28 (2,8%) DBH Rp4,35 T (5,3%)
Belanja Infra (25% DTU) Belanja Infra (25% DTU) Belanja Infra (25% DTU)
Rp40,01 T Rp7,83 T Rp12,20 T
38
SEBARAN ALOKASI DAN TARGET OUTPUT DAK
DAK Fisik untuk peningkatan penyediaan layanan dasar publik di masyarakat ...
FISIK 2017
Kalimantan Sulawesi
Rp6,83T Rp9,99T Sanitasi
Maluku &
Papua 169.500 SR
1.026 unit IPAL USK
Rp8,21T 348.000 unit tangki
septik individu
Sumatera TPS 3R sebanyak 700
Rp15,99T unit.

Air Minum
• 448 SPAM bagi 716.352
Jawa rumah tangga.
Rp11,86T • Akses air minum layak
Bali & Nusa Tenggara bagi 688.436 rumah
Rp5,45T tangga

Irigasi dan
Pertanian Pendidikan Jalan Kesehatan Perumahan
• Baru : 5.000 Ha • Rehab Ruang Kondisi Mantap: • Rumah Sakit : 453 49.000 rumah untuk
• Rehab :755.200 Ha Belajar: 27.140 unit Provinsi: 71,75% unit Masyarakat
• 10.000 unit embung • Ruang Kelas Baru: Kab/Kota: 60,76% • Puskesmas : 5.059 Berpenghasilan Rendah
3.590 unit unit (MBR)
39
TANTANGAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
TANTANGAN STRATEGI
1 Pendapatan
Peningkatan Kapasitas Daerah dalam
Pendapatan Asli Daerah (Pajak + Retribusi) pemungutan Pajak
belum optimal
Pertukaran data, audit bersama dan
APBD masih tergantung Dana Transfer modernisasi perpajakan daerah

2 Belanja Efisiensi belanja, belanja pegawai < 50%


Belanja pegawai mendominasi belanja Belanja Infrastruktur min. 25% dari
APBD DBH+DAU
Belanja modal belum meningkat signifikan Peningkatan belanja modal produktif

Penetapan Perda APBD tepat waktu


3 Penyerapan
Percepatan proses tender/lelang
SiLPA APBD relatif tinggi
Perbaikan perencanaan kas
Simpanan dana APBD di perbankan tinggi
Reward (DID) dan Punishment (Konversi
Penyaluran DAU atau DBH ke SBN)
4 SDM dan IT
Kualitas SDM belum memadai Fasilitasi daerah untuk meningkatkan
kapasitas pengelola keuangan daerah
Sistem informasi belum memadai
Pengembangan dan transformasi SIKD
40
INDIKATOR OUTPUT DAN OUTCOME DI
Capaian umum dari indikator IPM di Aceh berada di atas rata-rata nasional, namun
PROV.NAD
penanganan masalah kemiskinan dan tingkat pengangguran harus ditingkatkan ....

Tingkat Indeks
Angka Partisipasi Angka Partisipasi
Kemiskinan (%) Pengangguran Pembangunan
Daerah Murni (APM) SD Murni (APM) SMP
Terbuka/TPT (%) Manusia (IPM)

2011 2015 2011 2015 2011 2015 2011 2015 2011 2015
Provinsi Aceh 19,48 17,11 8,37 9,93 92,51 97,99 74,87 85,55 67,45 69,45

Rata-rata Nasional 12,56 11,70 6,36 5,98 87,65 95,99 64,02 75,61 64,24 68,58

Indikator kemiskinan dan Indikator pendidikan relatif baik bahkan


pengangguran di Aceh perlu di atas rata-rata nasional untuk tahun
menjadi perhatian, karena masih 2011 dan 2015, demikianjuga IPM masih
relatif tinggi (di atas rata-rata relatif baik.
nasional)
41
PEMERINGKATAN KESEHATAN FISKAL DAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2016
SE-PROV NAD
INDIKATOR
KINERJA INDIKATOR INDIKATOR
KESEHATAN KINERJA KINERJA
FISKAL DAN PELAYANAN EKONOMI
PENGELOLAAN DASAR DAN
KEUANGAN PUBLIK KESEJAHTER
DAERAH AAN

HASIL PEMERINGKATAN

• 1 Daerah dalam kategori Sangat Baik (AA-)


• 17 Daerah dalam kategori Baik (BB);
• 1 Daerah dalam kategori Cukup (CC+).

13 Kab/Kota mendapatkan reward


alokasi Dana Insentif Daerah (DID)
2017
42

PERKEMBANGAN EKONOMI
DAN KEUANGAN SYARIAH
43
PERKEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH DI
1992 1997 2000 2003 2004 2006 2008 2014
INDONESIA Pengaturan Bank Syariah
Bank Syariah Office Channelling
PERBANKAN Bank Muamalat 1st Shariah Business
Unit
UU Bank Syariah
1st Islamic Banking
Accounting Standard
Pengaturan asuransi RBC Asuransi
ASURANSI 1st Asuransi Syariah
As Takaful Keluarga
syariah Syariah

SYARIAH 1st Shariah Business 1st Retakaful Amandmen UU


Unit ReIndo Syariah Asuransi
Pengaturan Multifinance
Syariah
MULTIFINANCE 1st Multifinance
Amanah Finance

1st reksadana syariah Daftar Efek Syariah


Danareksa Syariah Berimbang

PASAR Jakarta Islamic


UU SBSN
Index
MODAL 1st SBN
1st Corp. Sukuk Pengaturan Pasar
Mudharabah Indosat
Modal Syariah

1994 1999 2002 2005 2007 2011


Sumber: IAEI
44
SUKUK NEGARA, INSTRUMEN ALTERNATIF UNTUK MENDUKUNG
PENGEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH

PMK Lelang reguler


 Lelang
No.19/2008 (PBS & SPN-S)
reguler Saving Sukuk
Sukuk Negara Sukuk Green Shoe penerbitan
Option – Lelang Global Sukuk
(IFR) Negara pertama
kelima (Wakala
penerbitan Global Sukuk Dual Tranche
Sukuk)
pertama ketiga Global Sukuk

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Retail Sukuk (SR) Sukuk Buyback


Islamic T-Bills
Penerbitan Project & Switching
(SPN-S)
Global Sukuk Financing Sukuk (proses)
Lelang pertama
(SNI) Global Sukuk Saving Sukuk
Project Based
Sukuk Dana Haji keempat (proses)
Sukuk (PBS)
(SDHI) Global Sukuk
Global Sukuk
Lelang pertama keenam
kedua
Sukuk Negara
(Oktober)
45 PERANAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH

Aset perbankan syariah Aset asuransi


4,83% dari total set 5,42% dari total aset
perbankan nasional asuransi nasional

Aset pembiayaan syariah Pangsa pasar Reksadana


syariah di pasar modal
5,54% dari total aset
pembiayaan nasional 8,52%

Pangsa pasar sukuk negara Pangsa pasar sukuk korporasi


13% 3%

46
46
TANTANGAN KEUANGAN SYARIAH DI
INDONESIA
Rendahnya modal
01 lembaga 04 Pelayanan kurang
keuangan & optimal
persaingan di era
MEA
Belum ada
Jenis produk Pasar sekunder
02 terbatas dan harga 05 standardisasi 07 sukuk yang belum
model dan polis
kurang kompetitif likuid dan dalam
takaful

Keterbatasan Peluang investasi


03 jaringan distribusi 06 asuransi syariah
dan jangkauan terbatas
47
ARAH KEBIJAKAN ROADMAP SYARIAH
Arah Kebijakan Roadmap Pasar
Arah Kebijakan Roadmap Modal Syariah
Perbankan Syariah 1. Penguatan pengaturan atas produk, lembaga, dan
profesi.
1. Memperkuat sinergi kebijakan otoritas
dengan Pemerintah & stakeholders. 2. Peningkatan supply & demand produk.
2. Memperkuat permodalan, skala usaha 3. Pengembangan SDM dan TI
serta efisiensi 4. Promosi dan edukasi.
3. Memperbaiki struktur dana untuk 5. Koordinasi dengan Pemerintah dan regulator
mendukung perluasan segmen terkait dalam rangka menciptakan sinergi kebijakan
pembiayaan pengembangan pasar modal syariah.
4. Memperbaiki kualitas dan layanan produk
5. Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM,
Arah Kebijakan Roadmap IKNB Syariah
TI serta infrastruktur lainnya 1. Meningkatkan peran industri keuangan non bank
6. Meningkatkan literasi dan preferensi (IKNB) syariah dalam perekonomian dan keuangan
masyarakat inklusif.
7. Memperkuat serta harmonisasi 2. Mewujudkan IKNB syariah yang tangguh, terkelola
pengaturan dan pengawasan dan stabil.
3. Meningkatkan dukungan SDM, infrastruktur dan TI.
48

REFORMASI STRUKTURAL &


KESIMPULAN
49
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA BELI
DAN1 9INVESTASI
Sept 15 2 29 Sept 15 3 7 Oct 15 4 15 Oct 15 5 23 Oct 15
• Deregulasi • Peluncuran program • Penurunan harga BBM • Sistem upah yang • Penurunan pajak
• Akselerasi proyek perizinan 3 jam dan TDL simpel dan adil revaluasi aset
strategis • Pembebasan PPN untuk• Penyederhanaan izin Kredit UMKM yang
• • Penghapusan pajak
• Mendorong industri transportasi investasi mudah dan berganda REITs
pembangunan rumah Perluasan basis penerima terjangkau
• Fasilitas logistik •
bagi Masyarakat kredit UMKM
terintegrasi
Berpenghasilan Rendah
(MBR)

6 5 Nov 15 7 4 Dec 15 8 21 Dec 15 9 27 Jan 16 10 11 Feb 16


• Pembangunan KEK • Percepatan proses • One Map Policy • Percepatan konstruksi • Perbaikan
• Perbaikan suplai air sertifikasi tanah • Pembangunan infrastruktur kemudahan
bersih • Insentif pajak untuk pengolahan sumber ketenagalistrikan berinvestasi (ease of
• Penyederhanaan izin industri padat karya daya alam (refinery) • Stabilisasi harga daging doing business)
impor untuk farmasi • Insentif untuk • Deregulasi sektor logistik
industri penerbangan

11 29 Mar 16 12 28 Apr 16 13 24 Aug 16 14 10 Nov 16


• Insentif kredit usaha REIT berbasis • Penyederhanaan izin, prosedur, • Percepatan pembangunan • Pembiayaan E-commerce
ekspor durasi dan biaya memulai bisnis rumah murah bagi MBR • Insentif pajak bagi pelaku
• Indonesia Single Risk Mgmt (ISRM) melalui kemudahan dan usaha digital
• Pembangunan industri farmasi penyederhanaan proses • Perlindungan konsumen
perizinan • Perbaikan logistik
50
PERBAIKAN SIGNIFIKAN POSISI EASE OF
DOING BUSINESS
150
#91
Dari 190 negara

Skor: 61.52 (↑3.4)


130 - India
- Brazil
Melonjak
110 15 peringkat
2016: #106
- Philippines 2015: #120
90 - INDONESIA
- Vietnam Indonesia is amongst the top 10
- China improvers in Doing Business 2017:
70 Equal Opportunity for All
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
- World Bank Group, Press Release
Source: World Bank Ease of Doing Business Report 2017 EODB 2017
51 Kesimpulan...EKONOMI INDONESIA SEHAT & PROSPEKTIF

• Fundamental ekonomi sehat


• Pertumbuhan menjanjikan
• Investasi meningkat
• Populasi terbesar ke-4 di dunia
• Growing middle income class
• Negara demokrasi ke-3 terbesar di dunia
• Stabilitas politik
• Sumber daya alam melimpah

• Reformasi struktural
• Reformasi fiskal
• APBN lebih kredibel dan produktif

• Perbaikan Ease of Doing Business


• Investment grade dari Moody’s & Fitch
• Penerbitan surat utang pemerintah selalu diminati
• Penilaian positif dari institusi internasional (e.g. IMF
Article IV)
TERIMA KASIH
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia

Kuliah Umum
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 5 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai