4. Tujuan .......................................................................................... 19
2. Tahapan Penyusunan.................................................................. 25
3. Persiapan Penyusunan................................................................ 26
-2-
Bab III Tahapan dan Langkah Penyusunan RIPPDA
Kabupaten/Kota ................................................................ 31
1. Pengumpulan Data/Survey .......................................................... 31
2. Analisis ........................................................................................ 33
-3-
Daftar Lampiran
Lampiran A Survey dan Kajian Sisi Sediaan .................... Lampiran - 1
1. Survey Umum Terhadap Karakteristik
Daerah ................................................................ Lampiran - 1
-4-
d. Kebutuhan Fasilitas dan Pelayanan
Wisata yang Lain ...................................... Lampiran - 33
-5-
2. Aspek Wisatawan.............................................. Lampiran - 60
2. Perencanaan Pengembangan
Kepariwisataan Alam......................................... Lampiran - 71
-6-
5. Daftar Pustaka .................................................. Lampiran - 78
3. Pengantar.......................................................... Lampiran - 81
-7-
Lampiran H Wisata Buatan......................................... Lampiran - 100
1. Wisata Buatan................................................. Lampiran - 100
a. Pendekatan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable
Development) ......................................... Lampiran - 110
b. Pendekatan Pasar (Market) .................... Lampiran - 110
-8-
b. Analisis Kualitatif .................................... Lampiran - 119
-9-
a. Tahap Identifikasi ................................... Lampiran - 135
b. Tahap Fonmulasi .................................... Lampiran - 135
c. Tahap Analisis ........................................ Lampiran - 136
d. Tahap Implementasi ............................... Lampiran - 136
e. Tahap Operasi ........................................ Lampiran - 136
f. Tahap Evaluasi Hasil .............................. Lampiran - 137
- 10 -
b. Tanaman Pangan ................................... Lampiran - 151
c. Peternakan ............................................. Lampiran - 152
d. Perikanan................................................ Lampiran - 152
- 11 -
c. Aspek Lingkungan .................................. Lampiran - 170
d. Aspek Pengunjung .................................. Lampiran - 173
e. Aspek Penilaian ...................................... Lampiran - 173
f. Nilai- Nilai Baku. ..................................... Lampiran - 174
g. Model Nilai Baku ..................................... Lampiran - 175
- 12 -
Bab I
Pendahuluan
Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk
berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak
asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal
Declaration of Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata diperiukan serangkaian upaya yang saling terkait dan
terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.
Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya dan
alam, serta hubungan antar manusia. Melalui pengembangan pariwisata diharap-
kan dapat memperkukuh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan. Namun
demikian pengembangan kepariwisataan Indonesia tetap menempatkan kebhine-
kaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu alter-
natif dalam pembangunan ekonominya melalui berbagai macam pendekatan dan
cara. Indonesia mengembangkan kepariwisataannya melalui suatu konsepsi pe-
ngembangan yang bertumpu kepada asas kehidupan yang berkeseimbangan.
Untuk itu diperlukan suatu konsepsi yang menjadi landasan dalam pengembang-
an kepariwisataan nasional. Konsepsi tersebut meliputi falsafah pengembangan
kepariwisataan nasional, sistem kepariwisataan nasional dan sistem pariwisata
nasional.
- 13 -
Kebudayaan). Hal ini merupakan keunggulan komparatif pengembangan
kepariwisataan di Indonesia.
Benda
Hankam I deologi
Perilaku
Sosial-Budaya Politik
Ekonomi Ide/Gagasan
- 14 -
Gambar 2 : Landasan Filosofis Pengembangan Pariwisata Indonesia
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena
itu ia harus berinteraksi dengan sesamanya, baik dalam lingkup
keluarga maupun lingkungan masyarakat. interaksi yang dijalin harus
tetap mengedepankan toleransi dan rasa saling mengasihi, serta
menjunjung tinggi asas keadilan dan kesetaraan. Dalam
pengembangan pariwisata hendaknya tetap mengacu pada prinsip-
prinsip di atas.
- 15 -
c. Hubungan Manusia dengan Lingkungannya
- 16 -
Pelaku utama yang menggerakan roda pembangunan pariwisata adalah
unsur : dunia usaha, masyarakat (termasuk pers, LSM, akademisi) dan
pemerintah. Namun demikian, pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator,
sedangkan usaha pariwisata dan masyarakat merupakan pelaku-pelaku
langsung dan kegiatan pariwisata. Kepariwisataan Nasional yang
dilaksanakan dalam konsepsi tersebut di atas bersifat multi dimensi,
interdisipliner dan partisipatoris dalam suatu sistem yang utuh dan terpadu.
P a r iw isa ta
B erm a
R ak yat
sy a r a k a t B e r b a n g sa B e r n e g a r a
K e ta h a n a n N a sio n a l
- 17 -
a. Ketahanan Ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang ber-
landasan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengan-
dung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan
kesatuan nasional) dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideo-
logi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.
3. Latar Belakang
- 18 -
yang baik dan manajemen pariwisata yans baik. Tujuan pariwisata akan da-
pat dicapai dengan efektif jika pembangunan dilakukan dengan
perencanaan yang baik dan termtegrasi dengan pengembangan daerah
secara kese-luruhan. Secara umum, perencanaan pariwisata diperlukan
karena berbagai alasan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Dengan alasan-alasan di atas, maka perlu disusun suatu pedoman di, dalam
penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata yang akan dilakukan
di daerah yang dikenal dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) sebagai suatu proses sistematis dengan tahapan-tahapan
tertentu.
4. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
- 19 -
perlu dilakukan secara sistematis dan terstruktur untuk dapat mengha-
silkan suatu RIPPDA.
5. Pendekatan Perencanaan
- 20 -
untuk pemanfaatan di masa depan, oleh karena itu hendaknya peren-
canaan melakukan analisis daya dukung.
- 21 -
Gambar 4 : Hirarkhi Perencanaan Pembangunan Kepariwisataan dan Penataan Ruang
Hirarki Kepariwisataan Tata Ruang Hirarki
Nasional UU Nomor No. 24 Tahun 1992 Nasional
tentang Penataan Ruang
UU Nomor No. 9 Tahun 1990
tentang Kepariwisataan
GBHN
RTRW
Nasional
RIPP Nasional
Sub-DTW Kabupaten
RIPPDA Kabupaten/Kota RTRW
Sub-DTW Kabupaten/Kota
Objek Lokal
dan Rencana Tapak RTR
Daya Tarik
Wisata Desain Teknis Desain Teknis
Implementasi
- 22 -
Bab II
Persiapan Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) Kabupaten/Kota
1. Kriteria
1- Berazaskan :
Fungsi dan peranan sektor pariwisata terhadap pengem-
bangan wilayah.
Kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Tidak bertentangan dengan agama, adat-istiadat, dan sosial
budaya masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat.
Harmonis dengan pembangunan sektor-sektor lain di. Dalam
wilayah, dan berdayaguna dan berhasil guna, serasi, sela-
ras, seimbang dan berkelanjutan.
2- Bertujuan untuk :
Mewujudkan rencana pengembangan pariwisata yang ber-
kualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan kebijakan pemba-
ngunan daerah.
Mewujudkan kesesuaian antara kebutuhan pembangunan
dan kemampuan daya dukung lingkungan, melalui peman-
faatan dan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya
buatan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Mencapai keseimbangan pembangunan antar sektor dan
antar wilayah.
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
- 23 -
lingkung-annya dapat berjalan serasi, selaras, dan seimbang
menghasilkan ki-nerja pariwisata yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kesejah-teraan masyarakat, kelestarian lingkungan dan
pengembangan budaya masyarakat.
1- Keterkaitan Fungsional
2- Konsistensi Perencanaan
d. Aspek teknik sektoral, aspek teknik ruang dan aspek kebijakan peman-
faatan ruang perlu diperhatikan dalam penyusunan RIPPDA
3- Aspek Kebijakan
- 24 -
1- Kepentingan nasional dan daerah.
2- Arah dan kebijakan pengembangan pariwisata tingkat nasional
dan propinsi.
3- Arah dan kebijakan penataan ruang wilayah tingkat nasional dan
propinsi.
4- Pokok permasalahan daerah (kabupaten/kota) dan mengutama-
kan kepentingan kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian
lingkungan.
5- Keselarasan dengan aspirasi masyarakat.
6- Persediaan dan peruntukan tanah, air dan sumberdaya alam lain-
nya.
7- Daya dukung dan daya tampung lingkungan
8- RIPPDA daerah/kabupaten lainnya yang berbatasan.
2. Tahapan Penyusunan
a. Persiapan Penyusunan
b. Pelaksanaan Penyusunan
- 25 -
Pasar,
Daya dukung lingkungan,
Investasi,
Kelembagaan.
b- Analisis pengembangan :
Proyeksi kunjungan wisatawan,
Kebutuhan sarana dan prasarana penunjang,
Perkiraan kapasitas/kemampuan pengembangan.
3- Perumusan sasaran pengembangan.
4- Perumusan rencana pengembangan, yang terdiri dari :
a- Kebijakan pengembangan.
b- Strategi dan langkah pengembangan :
Struktur ruang,
Produk,
Pasar,
Investasi,
Pengelolaan lingkungan,
SDM,
Kelembagaan.
c- Indikasi program pengembangan meliputi :
Program utama (program-program kepariwisataan).
Program penunjang (program sektor lain).
Indikasi program dijabarkan untuk kerangka waktu I - 5
tahun.
3. Persiapan Penyusunan
- 26 -
konsultasi dengan pihak legislatif, swasta dan masyarakat melalui proses
kelembagaan yang ada.
- 27 -
Tujuan Khusus berisikan apa yang ingin dicapai dengan-
dilakukannya penyusunan RIPPDA kabupaten/kota ini.
3- Sasaran Kegiatan : memberikan gambaran hal-hal yang lebih rinci
mengenai apa yang ingin dicapai baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
4- Lingkup Pekerjaan : memberikan gambaran kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan penyusunan
RIPPDA; selanjutnya juga dijelaskan mengenai lingkup wilayah
studi dan jangka waktu perencanaan.
5- Keluaran Pekerjaan yang berisikan materi-materi yang harus
terdapat dan diuraikan di dalam RIPPDA.
6- Tenaga Ahli yang berisikan tenaga ahli minimal yang diperlukan
di dalam penyusunan RIPPDA, beserta uraian tugasnya serta
dise-suaikan dengan karakteristik wilayah perencanaan. Tenaga
ahli yang harus ada di da!am Tim Penyusunan RIPPDA kabupa-
ten/kota ada minimal adalah :
Ahli Perencanaan Pariwisata.
Ahli Pemasaran Pariwisata.
Ahli Perencanaan Wilayah.
Ahli Sosial Budaya dan Pengembangan Masyarakat.
Ahli Ekonomi.
Ahli Lingkungan.
Ahli Arsitektur/Lansekap.
Ahli Transportasi.
Ahli Pengelolaan Sumber Daya Alam (misalnya : kelautan,
kehutanan, gua, dan lain-lain), sesuai dengan karakteristik
dan potensi daerah.
Ahli antropologi.
Dan tenaga profesional lainnya yang berpengalaman/ber-
gerak secara langsung di bidang pengembangan produk
pariwisata.
7- Jadwal waktu pelaksanaan.
8- Sistem Pelaporan.
1- Laporan Pendahuluan
- 28 -
Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 30 hari kerja
setelah kontrak dilakukan. Laporan Pendahuluan ini kemudian di
bahas dalam Rapat Tim Pengarah (Steering Committee) guna
mendapat masukan.
2- Laporan Kemajuan
4- Laporan Akhir
- 29 -
Rancangan Laporan Akhir yang telah diperbaiki sebagaimana
telah disepakati bersama di dalam Notulen Rapat sebelumnya.
- 30 -
Bab III
Tahapan dan Langkah Penyusunan
RIPPDA Kabupaten/Kota
Tahapan-tahapan dan lingkup kegiatan di dalam pelaksanaan penyusunan
RIPPDA kabupaten/kota meliputi :
1. Pengumpulan data/survey.
2. Analisis.
3. Perumusan sasaran pengembangan pariwisata.
4. Perumusan rencana pengembangan pariwisata : kebijakan pengembangan,
strategi pengembangan dan indikasi program.
1. Pengumpulan Data/Survey
- 31 -
Tingkat kepuasan terhadap masing-masing komponen pariwisata yang
mereka beli.
1- Persiapan Survei
2- Pelaksanaan Survei
3- Kompilasi Awal
- 32 -
serta fungsi dan peran wilayah perencanaan dalam lingkup
regional dan nasional.
2. Analisis
- 33 -
Perkembangan sediaan produk wisata (obyek wisata, akomodasi,
biro perjalanan/agen perjalanan, hotel/restoran),
Karakteristik wilayah dan keterkaitan antara wilayah perencanaan
dengan wilayah yang lebih luas, keadaan masyarakat, kegiatan
usaha, lingkungan dan modal pada masa kini, sehingga dapat
memberikan gambaran potensi, dan permasalahan pembangunan
wilayah dan kepariwisataan di wilayah perencanaan.
- 34 -
Pertumbuhan ekonomi.
Struktur ekonomi.
Perkembangan sektor.
Arahan pengembangan tata ruang wilayah.
b. Analisis Kewilayahan
- 35 -
d. Analisis Pasar dan Proyeksi Wisatawan
- 36 -
ngunan pariwisata yang dilakukan telah sesuai dengan rencana yang diurai-
kan di dalam RIPPDA. Sasaran pembangunan pariwisata daerah ditetapkan
untuk jangka waktu tertentu, yang terdiri dari :
Sasaran ini adalah untuk jangka waktu 15 tahun. Sasaran jangka pan-
jang ini dibagi atas 3 periode 5 tahunan. Pariwisata merupakan sektor
yang sangat dinamis, yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor situasi ekonomi, politk, pola liburan, kecenderungan/trend pasar,
dan lain-lain yang kadang kala sulit untuk diprediksi. Namun, demikian,
destinasi/daerah tujuan wisata harus dapat menetapkan sasaran pem-
bangunan jangka panjang yang digunakan sebagai tolok ukur pemba-
ngunan. Dalam operasionalisasinya, sasaran jangka panjang 15 tahun
ini kemudian dibagi menjadi 3 periode 5 tahunan untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi selama jangka waktu
tersebut.
2- Sasaran Ekonomi
- 37 -
masyarakat, dan lain-lain) yang kesemuanya akan mendorong
pelestarian nilai-nilai budaya tradisional, dan memelihara
kepribadian bangsa. Sasaran ini bersifat kualitatif dan normatif.
- 38 -
dalam mengadopsi kebijakan pariwisata, membuat rencana,
membuat peraturan daerah, mengembangkan prasarana dan
akses.
- 39 -
4- Jangka Waktu Penyusunan Rencana
- 40 -
Pengembangan pariwisata memberikan kesempatan yang
tebih besar kepada masyarakat untuk berpartisipasi secara
aktif.
- 41 -
aksesibilitas dan infrastruktur. Strategi dan arah pengem-
bangan Obyek dan Daya Tarik Wisata, sebagai contoh :
Pengembangan pariwisata minat khusus dan petua-
langan.
Pengembangan pariwisata pedesaan.
Pengembangan ekowisata.
Pengembangan agrowisata.
2) Skala Pengembangan
a- Strategi l
- 42 -
Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan yang akan di-
kembangkan.
Rencana pengelolaan lingkungan.
Sasaran pengembangan dan skala waktu pengem-
bangan.
b- Strategi 2
c- Strategi 3
- 43 -
meliputi aspek pengembangan pasar, promosi, 'market intelegent',
dan positioning. Strategi ini merupakan penjabaran dari kebijakan
yang ditetapkan, dengan telah mempertimbangkan aspek-aspek
terkait, serta merupakan cerminan dari hasil analisis yang telah
dilakukan sebelumnya.
1) Asal Wisatawan :
Wisatawan Mancanegara atau Wisatawan Nusantara
2) Kelas Pendapatan :
Wisatawan Kelas Atas atau Backpackers
- 44 -
ini tidak berminat pada pengembangan yang bersifat
mass-tourism. Hal ini biasanya membutuhkan investasi
yang cukup besar.
b- Strategi Promosi
- 45 -
1) Penetapan Pusat-Pusat Pengembangan
- 46 -
Pengembangan jalur/koridor wisata dalam lingkup
Kabupaten/Kota akan meningkatkan daya tarik serta
lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke wilayah
tersebut. Jalur wisata yang dikembangkan akan meng-
hubungkan beberapa obyek dan daya tarik wisata yang
berbeda-beda, dengan pengaturan rute perjalanan
yang berbeda pula. Alternatif jalur wisata yang dikem-
bangkan sebaiknya memiliki tema yang berbeda sesuai
dengan jenis/daya tarik wisata yang ditawarkan.
- 47 -
yang berasal dari luar daerah maupun penanam modal yang
berasal dari daerah itu sendiri.
- 48 -
Rincian indikasi program terdiri dari :
Program Jangka Panjang, dengan skala waktu 10 tahun; yang
dibagi menjadi program 5 tahunan. Perumusan program masih
bersifat umum dan garis besar, tetapi memperlihatkan langkah-
langkah yang akan ditakukan pada setiap lima tahunan selama 10
tahun.
Program Jangka Pendek, dengan skala waktu 5 tahun, yang ter-
diri, dari program tahunan. Merupakan program 5 tahun per-tama
dari program 10 tahun; yang mengidikasikan materi program uta-
ma dan program pendukung.
- 49 -
Gambar 5 : Kerangka Proses dan Tahapan Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten/Kota
Pengumpulan Data
Analisis
Perumusan Sasaran
Perumusan Rencana
Pengembangan Pariwisata
Daerah
Rumusan Kebijakan
Rumusan Strategi
Rumusan Indikasi
Program Pengembangan
- 50 -
mosi, sumber daya manusia, pengelolaan lingkungan, peman-
tapan kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat
Program Pendukung, yaitu program-program yang diharapkan di-
lakukan oleh instansi lain untuk mendukung pengembangan
pariwisata.
- 51 -
Bab IV
Materi Produk-Produk RIPPDA Kabupaten/Kota
Produk-produk RIPPDA, Kabupaten/Kota adalah produk yang dihasilkan dalam
rangka penyusunan atau peninjauan kembali RIPPDA kabupaten/kota yang terdiri
dari dokumen-dokumen :
1. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang RIPPDA Kabupaten/
Kota;
2. Rancangan RIPPDA kabupaten/kota
3. Analisis dan Sintesis RIPPDA kabupaten/kota
4. Kompilasi Data RIPPDA kabupaten/kota
Uraian lengkap sebagaimana dimaksud pada Butir 2 untuk kompilasi data, malisis
dan rancangan RIPPDA kabupaten/kota dapat dilihat pada Bab hi edoman
Penyu-sunan RIPPDA kabupaten/kota, dan disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik di masing-masing daerah. Ketentuan presentasi peta-peta untuk
RIPPDA kabu-paten/kota sebagaimana dimaksud dalam sesuai dengan yang
dipergunakan di dalam penyusunan RTRW Kabupaten/Kota. Uraian lengkap
sebagaimana dimak-sud pada Butir 2 untuk rancangan kabupaten/kota meliputi :
Tujuan pengembangan kepariwisataan daerah,
Metodologi dan pendekatan perencanaan,
Gambaran potensi dan permasalahan kepariwisataan wilayah,
Sasaran pengembangan pariwisata,
Rencana pengembangan pariwisata yang terdiri dari : kebijakan pengem-
bangan pariwisata daerah, strategi pengembangan kepariwisataan, dan indi-
kasi program pengembangan kepariwisataan.
- 52 -
Metodologi pendekatan sebagaimana yang dimaksud di dalam Butir 6 di atas
menjabarkan bagaimana pariwisata dikembangkan ditinjau dari berbagai aspek
dan selaras dengan konsep pembangunan wilayah dan pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan. Pendekatan-pendekatan serta pertimbangan-pertimbangan
umum yang diadopsi untuk pengembangan pariwisata menunjang tujuan pemba-
ngunan wilayah dijabarkan dalam bentuk konsepsi-konsepsi perencanaan pemba-
ngunan.
- 53 -
Strategi pengelolaan lingkungan.
- 54 -