Anda di halaman 1dari 26

INDUSTRI KERAMIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi

Kelompok 3 :

1. Bunga Leliana
2. Gagah Arga Raya Saputra
3. Melia Ahsanul Latifa

TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber material alam yang cukup besar dalam


bentuk SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan keramik. Perkembangan industri keramik
di Indonesia semakin meningkat. Kebutuhan akan keramik sangat
meningkat baik keramik untuk hiasan, ubin dan lain-lain.

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos


yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Pada mulanya diproduksi dari mineral lempung yang
dikeringkan di bawah sinar matahari dan dikeraskan dengan pembakaran
pada temperatur tinggi. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah
felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.

Material industri keramik mengalami perkembangan yang begitu


pesat. Perkembangan tersebut meliputi di dalam struktur, komposisi,
sifat- sifat fisik dan mekanik. Sifat-sifat fisik yaitu berkaitan dengan berat
jenis material tersebut, manakala sifat mekanik berkaitan dengan
kemampuannya untuk digunakan di dalam produk teknik. Keramik
adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM.
Barang – barang yang di buat dari keramik adalah pot bunga dan bata.
Dalam industri otomotif, keramik telah di gunakan sejak berpuluh-puluh
tahun yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition park di dalam proses
pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai isolator listrik.
Bahan keramik menjadi bahan yang penting di dalam mesin karena
sifatnya yang kuat. Keramik pada dasarnya terbuat dari tanah liat dan
umumnya di gunakan untuk perabot rumah tangga dan bata untuk
pembangunan perumahan. Pada masa kini keramik tidak lagi hanya
terbatas penggunaanya untuk keperluan tradisional, keramik telah
mengalami kemajuan dan di kenal dengan bahan keramik termaju. Bahan
keramik sudah di gunakan dalam bidang teknik elektro, sipil, mekanik,
nuklir bahkan bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang
kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah di gunakan dalam motor
bakar seperti untuk komponen-komponen mesin diesel misalnya untuk
turbo charge, klep dan kepala piston.

Keramik yang sangat bermanfaat menjadikan perkembangan


industri keramik semakin pesat. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas industri keramik dari bahan baku, proses pembuatan, limbah
dari industri keramik serta analisis bahan baku dan analisis limbah.

II. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikemukakan diantaranya sebagai


berikut:

1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam industri keramik?


2. Bagaimana cara menganalisis bahan baku yang digunakan dalam
industri keramik?
3. Bagaimana proses pembuatan keramik dalam industri keramik?
4. Bagaimana analisis limbah dari industri keramik?

III. Tujuan
1. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri keramik.
2. Mengetahui cara menganalisis bahan baku yang digunakan dalam
industri keramik.
3. Mengetahui proses pembuaran keramik dalam industri keramik.
4. Mengetahui analisis limbah dari industri keramik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keramik
2.1.1 Pengertian dan Sejarah Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos


yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan
barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin,
dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan
bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal
dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum
dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat
keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung
pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum
strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar
bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan
juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik
mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Klasifikasi Keramik
Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan
menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dan lain-lain. Yang
termasuk keramik ini adalah barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik
teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic)
adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida
logam atau logam, seperti oksida logam (Al 2O3, ZrO2, MgO,dan lain-
lain). Keramik halus digunakan untuk elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Jenis-Jenis Keramik
Keramik Konvensional
a) Keramik Berstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik.
Antara bahan yang termasuk di dalam golongan ini ialah
alumina, silicon karbida, silicon nitrida, komposite dan bahan
yang di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat potensi di
gunakan di dalam mesin diesel sebagai piston dan ruang pra
pembakaran, turbo charge dan turbin gas. Ia di gunakan juga
sebagai bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan
mata pahat potong logam (Cutting tool).
b) Keramik Putih
Keramik putih yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna
putih dan mempunyai tekstur jaringan yang halus. Keramik ini
dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks
dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-
15000C di dalam tanur (kiln). Contohnya keraamik tanah,
porselin, keramik china, ubin keramik putih,dan sebagainya.
c) Keramik Refraktori
Keramik refrakori yakni keramik yang mencakup bahan –
bahan yang digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimia
dan fisik. Refraktori dijual dalaam bentuk bata tahan api, bata
silica, magnesit,dan sebagainya.
d) Keramik Listrik
Yang termasuk dalam kategori keramik listrik mempunyai
fungsi elektromagnet dan optik dan juga fungsi kimia yang
berkaitan dengan penggunaannya secara langsung. Keramik ini
digunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer, dan
pensemikonduksi.
Keramik Modern
a) Keramik Oksida
Keramik oksida murni yang digunakan sebagai alat listrik
khusus dan komponen peleburan logam. Oksida yang umum
digunakan adalah alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2), Thoria
(ThO2), Berillia (BeO), Magnesia (MgO), Spinel (MgAl 2O4) dan
Forsterit (Mg2SiO4).
b) Keramik elektrooptik
Keramik elektrooptik seperti Lithium Niobate (LiNbO3)
dan Lanthanum Zirconat Titanat (PLZT) memberikan sebuah
media yang dapat merubah informasi elektrik menjadi
informasi optik atau yang dapat menggerakkan fungsi optik
dengan perintah dari sinyal elektrik.
c) Keramik magnetik
Keramik magnetik dengan komposisi dan penggunaan
yang bervariasi telah dikembangkan. Bahan ini merupakan
bahan dasar dari unit memori magnetik pada komputer yang
besar. Keunikan sifat elektriknya terutama digunakan pada
aplikasi elektronik gelombang mikro frekuensi tinggi.
d) Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida (UO2) sudah
sangat luas digunakan. Bahan tersebut mempunyai kemampuan
yang unik untuk menjaga sifat-sfat yang unggul setelah
penggunaan yang lama sebagai bahan bakar pada reaktor
nuklir.
e) Kristal tunggal dari berbagai jenis bahan sekarang mulai
diproduksi untuk mengantikan kristal alami. Rubi dan kristal
laser garnet dan tabung sapir dan substrat (substrat = sejenis
semikonduktor) dikembangkan dari sebuah peleburan: kristal
kwarsa (quartz) yang besar dikembangkan dengan proses
hidrotermal.
f) Keramik nitrida untuk refraktori (refractory = bahan tahan api),
dan turbin gas.
g) Enamel untuk aluminium pada industri arsitektur.
h) Komposit logam-keramik untuk refraktori.
i) Keramik karbida untuk bahan abrasif (abrasive = bahan
penghalus permukaan).
j) Keramik borida untuk kekuatan dan temperatur tinggi, tahan
terhadap oksidasi.
k) Keramik feroelektrik (barium titanat) mempunyai konstanta
dielektrik yang tinggi.
l) Gelas-gelas nonsilika misal transmisi infra merah, peralatan
semi konduktor.
m) Penyaring molekuler (molecular sieves)
n) Keramik gelas.
o) Polikristal bebas oksida dibuat berbahan baku pada alumina,
yttria, dan spinel.
Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan
jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada
keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi,
gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari
keramik
bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah,
walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama
jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik
dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan
sampai dengan suhu 12000C, keramik engineering seperti keramik
oksida mampu tahan sampai dengan suhu 20000C. Kekuatan tekan
tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian
tentang keramik terus berkembang.
Keramik memiliki karakteristik yang
memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi
termasuk :
➢ Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
➢ Tahan korosi.
➢ Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor
bahkan superkonduktor.
➢ Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
➢ Keras dan kuat, namun rapuh.
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas,
koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas
bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari
lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain
dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan
korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga
titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material
struktural yang menarik. Keterbatasan utama keramik adalah
kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan
deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila
bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Perbedaan dan
kelebihan diantara keramik dengan logam dan bahan polimer adalah
seperti berikut:
➢ Keramik: Bahan bukan organik (bukan metalik), keras, kuat,
tidak bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair tinggi.
➢ Logam: Bahan-bahan organik (metalik), kekerasan dan kekuatan
berbeda-beda, tidak stabil terhadap bahan kimia, Titik cair
berbeda- beda.
➢ Polimer: Bahan organik, kebiasaan lembut dan lemah, tidak
stabil terhadap bahan kimia, temperatur cair rendah.
Bahan Galian Industri Keramik
Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material
lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna
putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous
alumunium silikat (2H 2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral
penyerta. Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi
melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan
beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan
residual dan sedimentasi. Mineral yang termasuk dalam kelompok
kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit
(Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar
dan umumnya membentuk endapan tersendiri. Sifat-sifat mineral
kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,
plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta
pH bervariasi.
Felspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai
kerangka struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom
oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur
tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang
terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut
seperti penggantian silikon oleh aluminium. Terlepas dari bentuk
strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara kimiawi dibagi
menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8),
natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl 2Si2O8) dan barium
felspar (BaAl2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar
dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar. Plagioklas
merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi
komposisi natrium felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar
hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar
(lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya
komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral
felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-
plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit,
sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate
seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya
sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan
berdasarkan suhu kristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi),
ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral
mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi 3O8 dan (terutama)
ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain itu
ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil re-work pada
batuan sedimen. Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup
melimpah. Walaupun demikian untuk keperluan komersial dibutuhkan
felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain itu,
material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain
yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar
dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya
dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi
yang ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua
industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan, terutama
yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal
silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama
proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih
merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama,
seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa
oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3,
TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain
bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat
jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik
0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C. Dalam kegiatan industri,
penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung
sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel,
mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit
(ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal
dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan
api (refraktori), dan lain sebagainya.
Bahan baku pembuatan keramik ada tiga yaitu lempung (tanah
liat), pasir dan feldspar. Lempung merupakan alumunium silikat hidrat
yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan dari
bahan beku yang mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli
yang penting. Reaksinya :

K2O.Al2O3.6SiO2 CO2 H2O K2CO3 Al2O3.2SiO2.2H2O SiO2

Ada tiga jenis lempung atau tanah liat utama yang dibedakan oleh
warna, ukuran partikel, sifat keliatan dan komposisi kimianya yaitu
• Tanah liat kaolin berwarna putih, berukuran partikel sederhana,
kurang keliatannya/sifat plastis. Dan mengandungi komposisi besi
yang kurang dari 1%.
• Tanah liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran
partikel halus, keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida
diantara 0 – 2 %.
• Tanah liat api (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel
antara sederhana dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.

Tanah liat kaolin ini kebanyakan di gunakan dalam industri


keramik konvensional seperti industri pembuatan piring, mangkuk,
peralatan kamar mandi, lantai dan dinding, perhiasaan rumah seperti
pot bunga porselin, peralatan listrik untuk voltan rendah dan tinggi.
Beraneka ragamnya sifat fisik lempung dan kandungan tak
kemurniannya, sehingga biasanya harus ditingkatkan mutunya terlebih
dahulu melalui prosedur benafisiasi, yaitu menyingkirkan pasir dan
mika dari lempung.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O. Al2O3.SiO2),
soda (NaO. Al2O3.6SiO2), dan gamping (CaO. Al2O3.6SiO2), yang
kesemuanya dipakai dalam produk keramik. Feldspar sendiri berfungsi
sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik. Bahan – bahan
ini termasuk bahan mentah yang di gunakan dalam pembuatan barang
keramik konvensional seperti, feldspar, silicon, kalsium karbonat.
Selain dari pada bahan di atas, berbagai mineral lain, seperti garam
dan oksida juga digunakan sebagai bahan fluks dan perawis refraktori.
Seperti Alumina, Zirkonia, Silikon karbida, Silik on nitrida, Barium
titanat adalah merupakan sebahagian barangan keramik berteknologi
tinggi. Bahan mentah ini mempunyai kemurnian yang tinggi, mahal
dan kegunaannya tertumpu kepada industri teknik, mekanik,
biological, elektronik dan listrik. Bahan-bahan ini mempunyai potensi
dan reputasi masa depan yang tinggi bagi menggantikan bahan-bahan
yang telah ada seperti besi dan baja. Hasil penggunaan bahan mentah
ini dapat membentuk komponen atau produk yang mempunyai sifat-
sifat kekuatan yang amat tinggi, kekerasan yang kuat, tidak bertindak
balas
dengan bahan kimia, kadar kehalusan yang rendah, mempunyai unsur
ketahanan panas dan temperatur cair yang tinggi. Diantara bahan fluks
yang biasa digunakan untuk menurunkan suhu vitrifikasi, suhu lebur,
dan suhu reaksi adalah boraks (Na2B4O7. 10H2O), soda abu (Na2CO3),
tulang kalsinasi, fluorspar (CaF2), kriolit (Na3AlF6), oksida besi, mineral
litium, dll. Sedangkan beberapa bahan perawis refraktori khusus
misalnya alumina (Al2O3), magnesit (MgCO3), zirnkonia (ZrO2),
titania, alumunium silikat, dan lain-lain.
Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik
dan bahan utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik.
Contoh bahan mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar,
kuarsa, pyrophillit dan sebagainya. Sedangkan bahan keramik buatan
seperti mullit, SiC, Borida, Nitrida, H3BO3 dan sebagainya.

Gambar. Bahan Mentah dan Bahan Glasir


Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :
1. Bahan Pengikat, Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay
2. Bahan Pelebur, Contoh : felspar, kapur
3. Bahan Pengisi, Contoh : silika, grog (samot)
4. Bahan Tambahan, Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada
permukaan benda keramik setelah melalui proses pembakaran pada
suhu tertentu), diantaranya adalah :
□ bahan mengandung SiO2 - pasir kuarsa - lempung – felspar
□ bahan mengandung oksida basa - potas felspar - batu kapur – soda
abu·
□ bahan mengandung Al2O3 - kaolin – felspar
□ bahan tambahan Contoh :
- bahan pewarna, Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi,
senyawa nikel, senyawa chrom dan sebagainya.
- bahan perekat, Contoh : gum
- bahan penutup, Contoh :oksida sirkon, oksida seng
- bahan pelebur, Contoh : asam borat, borax, Na2CO3,
K2CO3, BaCO3 ,Pb3O4 dan sebagainya.
- untuk bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya.
2.2.4 Clay (Lempung)
Clay dikenal sebagai tanah liat (argiles), merupakan sejenis
mineral halus berbentuk kepingan, gentian atau hablur yang terbentuk
dari batuan sediment (sediment rock) dengan ukuran butir < 1/256
mm. pada umumnya ada 2 jenis clay yaitu: ball clay, dan fire clay. Ball
clay digunakan pada keramik karena memiliki plastisitas tinggi
dengan tegangan patah tinggi serta pernah digunakan sendiri. Fire
clay terdiri dari tiga jenis yaitu: flin fire clay yang memiliki struktur
kuat, plastic fire clay yang memiliki workability yang baik, serta high
alumina clay yang sering dipergunakan sebagai refraktori dan bahan
tahan api.

Pembuatan Keramik
Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai
kuantitas bahan baku, membentuknya lalu memanaskan sampai suhu
pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 7000C untuk beberapa glasir luar,
tetapi banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu 20000C. Pada suhu
vitrifikasi terjadi sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi
konversi kimia:
1. Dehidrasi atau “ penguapan air kimia” pada suhu 150-6500C
2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-9000C.
3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada suhu 350-9000C.
4. Pembentukan silica pada suhu 9000C lebih.
Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara
satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan
menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di
tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Cara-cara pembentukan (forming) berdasarkan kadar air antara
lain:
1. Kadar air 6-7 %
Dibentuk dengan dipres terhadap puder adonan dan dibuat dengan cara
spray drying atau penggilingan adonan.
2. Kadar air 20-25%
Dibenruk dengan jiggering (pengecoran) terhadap lumpur adonan.
Misalnya pada pembuatan piring dan mangkuk.
3. Kadar air 40-60%
Pembuatan dengan cara casting (peuangan) terhadap lumpur adonan.
Cetakan terbuat dari gips.
Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu :
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan
atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang
bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak
selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para
penggemar keramik.
d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak
bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan
dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara
keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar
tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin
bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentukbentuk yang sama
seperti gentong, guci dan lain-lain.
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang
dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk
dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah
berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan
jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel.
Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi
massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan
lain-lain. Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin
keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres,
seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan
dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Keramik Berbahan Dasar Lempung
Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang
plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C.
Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih
berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen
atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah
apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata,
genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik
jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang
menarik sehingga menambah kekuatannya.
Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang
dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi
(1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus
dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas
golongan menengah.
Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat
dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan
silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa
tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya,
porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih
tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan
rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya
rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu
tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi.
Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus,
disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan
kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang
terhadap warna-warna glasir.

Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis,


diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik,
konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal,
keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon,
bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis
ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan
benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti
isolator, bahan pelapis dan komponen teknislainnya.
BAB III
PEMBAHASAN

I. Bahan baku utama pembuatan keramik


Bahan baku keramik terdiri dari 3 jenis yaitu
a) Tanah liat (clay)
b) Pasir
c) Feldspar

II. Analisis material keramik


Untuk mementukan sifat-sifat dan kemampuan suatu bahan keramik
maka perlu dilakukan suatu pengujian atau analisa. Beberapa jenis pengujian
sifat-sifat fisis, sifat mekanik dan sifat termal (porositas, densitas, kekuatan patah,
kekerasan)

Struktur Kristal

Kristal yaitu zat padat yang terdiri dari atom-atom yang teratur dalam
pola periodik pada ruang tiga dimensi. Seluruh pembagian antara kristal dapat
dikategorikan ke dalam tujuh sistem Kristal yaitu ; triclinic, monoklinik,
ortorombic, tetragonal, kubic, trigonal (rombohedral) dan heksagonal.

Pengukuran Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah volum pori-


pori yang dimiliki zat padat (volum kososng) dengan jumlah volum yang
ditempati zat padat. Adanya volum kosong yang disebut pori menjelaskan bahwa
didalam keramik terjadi perubahan bentuk.

Perhitungan porositas dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut :

V1
prositas =
(V1 + V2)

Dengan V1 = volum kosong pada zat padat (cm3)


V2= volum yang ditempati zat padat (cm3)

Pada prakteknya perumusan di atas sulit dilakukan karena tidak mudah


untuk mengukur volum kosong yang terdapat pada zat padat, oleh sebab itu
pengukuran porositas dilakukan dengan Apparent porosity dengan persamaaan :

W2 — W1 x 100%
porositas =
W2 — W3

Dengan W1 : Berat sampel kering (gr), W2 : Berat sampel basah/ setelah


direndam air(gr), dan W3 : Berat sampel digantung dalam air(gr).

Pengukuran Densitas

Densitas didefinisikan sebagai massa persatuan volum. Persamaan umum


densitas adalah q = m/v. Bulk density dapat diukur dengan menggunakan prinsip
Archimedes. Dalam perhitungan, jika kawat penggantung diperhitungkan maka
dengan prinsip Archimedes diperoleh
x q air
Wk
Bulk Density (q) =
Wb — Wt

Dimana : Wk: Berat sampel kering (gr)


Wb: Berat sampel basah/ setelah direndam air (gr)
Wt : Berat ssampel digantung dalam air (gr)

Analisis menggunakan XRD


Proses awal untuk mengetahui kandungan mineral dari bahan dasar
keramik digunakan metode X-Ray Diffraction (XRD). XRD salah satu metode
karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan hingga
sekarang. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam
material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk
mendapatkan ukuran partikel. Difraktometer sinar-X merupakan instrumen yang
digunakan untuk mengidentifikasi cuplikan berupa kristal dengan memanfaatkan
radiasi gelombang elektromagnetik sinar-X.
Prinsip analisis dengan XRD adalah merekam dan memvisualisasikan pantulan
sinar X dari kisi-kisi kristal dalam bentuk grafik. Grafik tersebut kemudian
dianalisis, terdiri atas mineral apa saja dan relatif komposisinya. Analisis mineral
juga dapat dilakukan dengan contoh berupa serbuk halus (powder). Analisis ini
biasanya dilakukan untuk menganalisis pupuk, mineral standar, atau mineral
primer yang sulit diidentifikasi dengan mikroskop.

III. Proses pembuatan pada industri keramik


1. Penyiapan bahan baku
Bahan baku keramik terdiri dari 3 jenis yaitu
a) Tanah liat (clay)
b) Pasir
c) Feldspar
Bahan baku ini kemudian dihancurkan menjadi bubuk, lalu ditambahkan
pelarut untuk dapat menghilangkan pengotor-pengotornya. Endapan yang
terbentuk disaring dan bubuk material keramik dipanaskan untuk menghilangkan
impuritis dan air. Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan
berukuran sekitar 1 mikrometer (0.0001 centimeter).
2. Pembentukan Keramik
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk
melekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga
dapat ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu.
Bubuk tersebut dapat menjadi bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses
pembentukan (molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip
casting, pressure casting, injection molding, dan extruction.
a. Die pressing:
Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga mebentuk bubuk, lalu
dicampur dengan pengikat (binder) organic, kemudian dimasukkan kedalam
cetakan dan ditekan hingga mencapai bentuk padat yang cukup kuat. Metode ini
umumnya digunakan dalam pembuatan ubin, keramik elektronik, atau produksi
dengan cukup sederhana karena metode ini cukup murah.
b. Rubber mold pressing
Metode ini dilakukan untuk menghasilkan bubuk padat yang tidak seragam
dan disebutrubber mold pressing, karena dalam pembuatannya menggunakan
sarung yang terbuat dari karet. Bubuk dimasukkan kedalam sarung karet,
kemudian dibentuk kedalam cetakan hidrostatis.
c. Extrusion Molding.
Pembentukan keramik pada metode ini melalui lobang cetakan. Metode ini
bias digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reaktor, atau material lain
yang memiliki suhu normal untuk penampang lintang tetap.
d. Slip Casting
Metode ini dilakukan untuk memperkeras suspensi dengan air dari cairan
lainnya, dituang kedalam plaster berpori, air akan diserap dari daerah kontak
kedalam cetakan dan lapisan yang kuat akan terbentuk.
e. Injection molding
Bahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada
cetakan. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda yang
mempunyai bentuk yang kompleks.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik.Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting:
(1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti;
(2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
(3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.

4. Proses pembakaran (sintering)


Sintering merupakan proses pemanasan green compact pada suhu tinggi
dimana temperatur pemanasannya dibawah temperatur cair unsur utama. Green
compact terdiri dari partikel yang kecil dan mamiliki daerah permukaan luas.
Pada
proses sintering terjadi perubahan dimensi, baik berupa pemuaian maupun
penyusutan, bergantung pada bentuk dan distribusi ukuran partikel, komposisi
serbuk dan prosedur sintering. Ada 2 macam sintering, yaitu:

a. Solid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu dibawah temperatur cair, sehingga transport atom
dalam keadaan padat akan mengubah mechanical bonds menjadi metallurgical
bonds.

b. Liquid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu diatas temperatur cair. Liquid yang terbentuk akan
mengalir ke partikel.

Reaksi pembakaran keramik:


1. Dehidrasi, yaitu penghilangan dari air yang mengikat pada suhu (150-
650)°C. Reaksi: A12O3 + 2SiO2 ‹ Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
2. Kalsinasi, yaitu penguraian senyawa CaCO3 menjadi CaO dan CO2 pada suhu
(600-900)°C, di mana pada suhu 940°C alumina berubah menjadi kristal alumina
dan H2O.
3. Oksidasi, di mana oksidasi besi fero (Fe2+) dan bahan-bahan organik lainnya
pada suhu (350-900)°C.
4. Pembentukan silika pada suhu 900°C atau lebih, di mana pada suhu di atas
1000°C
aluminium + silika ‹ illit dan melepas panas.
Reaksi : 3A12O3.2SiO2.2H2O (kaolinit) ‹ 3A12O3.2SiO2 (mullit) + 4SiO2
(crytobalit) + 6SiO2
Proses sintering dapat berlangsung apabila :
1. Adanya perpindahan materi diantara butiran yang disebut proses difusi
2. Adanya sumber energi yang dapat mengaktifkan transfer materi, energi
tersebut digunakan untuk menggerakkan butiran hingga terjadi kontak dan ikatan
yang sempurna.
Ada beberapa mekanisme difusi selama proses sintering yaitu : difusi
volum, difusi permukaan, difusi batas butir dan difusi secara penguapan dan
kondensasi. Tiap-tiap mekanisme difusi tersebut akan memberikan efek terhadap
perubahan fisis bahan setelah sintering antara lain perubahan : densitas,
porositas, penyusustan dan pembesaran butiran.
Beberapa parameter yang dapat dijadikan acuan untuk mengevaluasi proses
sintering material keramik adalah : porositas, densitas, sifat fisik, kekuatan
mekanik, dan ukuran butir. Pengaruh suhu sintering terhadap perubahan densitas
dan porositas saling berlawanan, suhu sintering semakin tinggi maka densitas,
kekuatan mekanik dan ukuran butir semakin besar sedangkan porositas dan sifat
listrik menurun.
5. Tahap penyempuran
Keramik yang sudah jadi kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan yang
disesuaikan dengan produk yang digunakan. Bila produk yang dihasilkan berupa
keramik berupa guci dan keramik hiasan lainnya dilakukan proses pengglasiran
Proses pengglasiran ini dapat dilakukan dengan dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan,
supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.Bahan-bahan tambahan pada keramik meliputi:
■ Fluxing agent :
– Borax - fluorspar
– Boric acid - cyolite
– Soda abu - barium mineral
– Nepheline syenite - dll

■ Refractory ingredient
– Alumina - dolomit
– Olivine - chromite
– Zircona - magnesite
– Titania - dll
IV. Analisis limbah pada industri keramik
Salah satu limbah dari industri keramik ini adalah adanya sisa pemakaian
gypsum pada proses glasir keramik. Gypsum ini merupakan limbah padat yang
cukup banyak dan belum dimanfaatkan. Kemudian dilakukan analisis untuk
memurnikan gypsum ini agar dapat dimanfaatkan. Pemurnian dan pengaktifan
gypsum ini dilakukan secara kimia fisika, melalui pencucian dan pelarutan bahan
pengotor dengan air dan asam sulfat pada pH 4-5, sedangkan pengaktifan
dilakukan dengan pemanasan pada suhu 160-170oC. Hasil pemurnian
dikarakterisasi dengan difraktometer sinar X, analisa kimia basah dan uji fisika
dibandingkan dengan gypsum standar. Gypsum hasil pemurnian dan pengaktifan
memberikan sifat yang layak untuk dipakai kembali.
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan

a) Bahan baku utama dari pembuatan keramik ini adalah clay (lempung),
pasir kuarsa dan feldsper serta bahan tambahan.
b) Analisis material keramik ini adalah dengan menggunakan metode XRD,
ukuran porositasnya, densitas, dan struktur kristalnya.
c) Proses pembuatan keramik meliputi, penyiapan bahan baku, proses
pembentukan keramik dengan beberapa metode, proses pembakaran, dan
proses penyempurnaan.
d) Salah satu limbah yang dihasilkan dari industri ini adalah gypsum yang
kemudian dimurnikan menjadi gypsum yang dapat digunakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmayadi, Wirman, et al. 2007. Analisis termal dan Studi Transformasi Fase
Sistem Badan Keramik Lempung Batu Kumbung Lombok, Feldsper. Jurusan
Kimia ITS. Surabaya.
Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 7
Ramlan dan Akmal Johan. 2009. Identifikasi Keramik Na- þ”-Al2O3 dengan
Penambahan Variasi Komposisi (0%, 3%, dan 6%) Berat MgO . Jurnal
Penelitian Sains. Volume 12, Nomer 1(B), 12103

Suhanda, et al. 1997. Pemurnian dan Pengaktifan Gipsum Bekas dari Industri
Keramik Dengan Cara Kimia Dan Fisika. Jurnal Keramik & Gelas
Indonesia.
http:ƒƒwww.ceramicindustry.com

Anda mungkin juga menyukai